Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah adalah mengkritik diri sendiri
atau orang lain, gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting berlebihan, perasaan
tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung, atau berlebihan, perasaan takut
mengenal tubuhnya ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesmis,
keluhan, pandangan hidup yang berlebihan, penolakan terhadap kemampuan sosial,
perguruan dan menjauh diri secara sosial, pengurungan diri, menaruh diri secara sosial,
penyalahgunaan zat (Stuart dan Sundeen, 2013)
Berdasarkan tanda dan gejala yang didapat melalui observasi, wawancara atau
pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, perawat dapat merumuskan
diagnosis keperawatan gannguan konsep diri : Harga Diri Rendah.
Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi :
1) Resiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.
E. Penatalaksanaan Medis
Menurut Hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi:
1. Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat
b) Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil
c) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif
maupun gejala negative skizofrenia
d) Lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti
e) Tidak menyebabkan kantuk
f) Memperbaiki pola tidur
g) Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi
h) Tidak menyebabkan lemas otot.
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya
diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical).Obat yang termasuk
golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL,
dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone,
Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan aripiprazole.
2. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan
yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
(Maramis,2005).
3. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial
dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua
temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan denga
terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
(Maramis, 2005).
4. Keperawatan
Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana
pengobatan untuk skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan
klien.Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal.Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan
pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi
aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat
dan Akemat, 2005). Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling
relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah
adalah therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok
(TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai
stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat, 2005).
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma–norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang masih berlaku di masyarakat dimana
individu dalam menyelesaikan masalahnya masih dalam batas normal.
a. Menyendiri ( solitude)
Adalah respon yang dibutuhkan individu untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan dilingkungan sosialnya dan suatu cara mengevalusi diri
untukmenentukan langkah – langkah berikutnya.
b. Otonomi
Adalah kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran,
perasaan dalam hubungan sosial.
c. Bekerjasama
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut
mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Interdependen
Adalah saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina
hubungan interpersonal
Respon maladaptive adalah respon yang diberikan dalam menyelesaikan
masalahnya menyimpang dari norma –norma sosial dan kebudayaan suatu tempat.
Respon maladaptive yang sering ditemukan :
1) Menarik diri, terjadi apabila individu menemukan kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain.
2) Tergantung (dependen), terjadi bila individu gagal mengembangkan rasa percaya
diri atau kemampuan untuk berfungsi secara sukses.
3) Manipulasi, terdapat pada individu yang menggap orang lain sebagai obyek
individu serta tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
4) Curiga, terjadi apabila individu gagal mengembangkan rasa percaya dengan
orang lain.
3. Penyebab
Ada beberapa hal yang menyebabkan gangguan jiwa pada prilaku menarik diri yaitu
faktor predisposisi merupakan faktor pendukung munculnya prilaku menarik diri
faktor presifitasi yang merupakan faktor pencetus munculnya prilaku menarik diri .
1) Faktor predisposisi
a) Faktor tumbuh kembang
b). Faktor komunikasi dalam keluarga
2) Faktor presifitasi
beberapa pencetus terjadinya gangguan hubungan sosial yaitu :
a) Sosial budaya
b) Hormonal
c) Virus
d) Biologikal lingkungan sosial
e) Stressor psikologik
4. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang muncul pada gangguan hubungan sosial : menarik diri
yaitu kurang spontan, apatis (acuh terhadap lingkungan), ekspresi wajah kurang
berseri, tidak merawat diri, dan tidak memperhatikan kebersihan diri, afek tumpul,
menurun atau tidak ada komunikasi secara verbal, mengisolasi diri, tidak atau kurang
sadar dengan lingkungan sekitarnya, intake makanan dan minuman
terganggu,aktifitas menurun, kurang energi (tenaga), harga diri rendah, posisi janin
saat tidur, menolak berhubungan dengan orang lain, gairah seksual menurun dan ragu
terhadap kenyakinan.
5. Mekanisme Koping.
Mekanisme koping yang digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan
yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme yang
sering digunakan pada klien menarik diri adalah Regresi, Represi dan isolasi.
6. Penatalaksanan Medis
Pengobatan harus secepat mungkin harus diberikan, disini peran keluarga sangat
penting karena setelah mendapatkan perawatan di RSJ Propinsi Bali dan klien
dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat penting
didalam hal merawat klien, menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan
sebagai pengawas minum obat (Maramis,2004)
a. Farmakoterapi
b. Terapi kejang listrik
c. Psikoterapi dan Rehabilitass
5. Faktor Predisposisi
1. Faktor Biologis
Genetik, status nutrisi, kondisi kesehatan secara umum, sensivitas Biologi, dan
paparan terhadap Racun
2. Faktor Psikologis
Intelegensi, ketrampilan verbal, moral, kepribadian, pengalaman masa lalu, konsep
diri, motivasi, pertahanan psikologi, self Kontrol, dan pencapaian tujuan terhambat
3. Factor social budaya
Latar belakang budaya, agama dan kenyakinan, keikutsertaan dalam politik,
pengalaman sosial, peran sosial, dan adanya budaya atau norma yang menerima suatu
ekspresi marah.
6. Faktor Presipitasi
Ancaman terhadap biologis, psikologis dan sosial budaya yang terjadi pada saat ini,
seperti :
1. Ancaman terhadap fisik : pemukulan, penyakit fisik.
2. Ancaman terhadap konsep diri ; frustasi, harga diri rendah, kegagalan
3. Ancaman terhadap psikologi : kehilangan perhatian dan kasih sayang
4. Ancaman sosial ; Kehilangan orang/benda yang berarti
7. Manifestasi Klinik
menurut Keliat (2006) adalah:
a. Klien mengatakan benci / kesal dengan seseorang
b. Suka membentak
c. Menyerang orang yang sedang mengusiknya jika sedang kesal atau kesal
d. Mata merah dan wajah agak merah
e. Nada suara tinggi dan keras
f. Bicara menguasai
g. Pandangan tajam
h. Suka merampas barang milik orang lain
i. Ekspresi marah saat memnicarakan orang
8. Penatalaksanaan
Adapun penalaksanaan medik menurut MIF Baihaqi, dkk (2005) sebagai berikut:
1. Somatoterapi
Dengan tujuan memberikan pengaruh-pengaruh langsung berkaitan dengan badan,
biasanya dilakukan dengan :
a. Medikasi psikotropik.
1) Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ/HLP)
2) Obat anti depresi, amitriptyline
3) Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
4) Obat anti insomnia, phneobarbital
b. Terapi Elektrokonvulsi (ECT)
c. Somatoterapi yang lain
2. Psikoterapi
3. Manipulasi lingkungan