Anda di halaman 1dari 24

PRINSIP KESELAMATAN PASIEN

(PATIENT SAFETY)
DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
Page 1
Pentingnya Keselamatan Pasien

Pelayanan Kesehatan/Keperawatan – Bermutu dan


Terpenuhinya Keselamatan Pasien dalam Pelayanan

Peningkatan Adeverse Event (kejadian yang tidak


diinginkan) – Kajian IOM 2000

WHO memulai program keselamatan pasien melalui World


Alliance for Patient Safety pada tahun 2004
Keselamatan pasien merupakan fundamental dlm yankes
komponen kritis dalam manajemen mutu
Kebijakan Nine Life Saving Patient Safety Solution dan tujuh
langkah keselamatan pasien
Page 2
Pentingnya Keselamatan Pasien

Pelayanan Kesehatan/Keperawatan – Bermutu dan


Terpenuhinya Keselamatan Pasien dalam Pelayanan

Peningkatan Adeverse Event (kejadian yang tidak


diinginkan) – Kajian IOM 2000

WHO memulai program keselamatan pasien melalui World


Alliance for Patient Safety pada tahun 2004
Keselamatan pasien merupakan fundamental dlm yankes
komponen kritis dalam manajemen mutu
Kebijakan Nine Life Saving Patient Safety Solution dan tujuh
langkah keselamatan pasien
Page 3
Definisi Keselamatan Pasien
(patient Safety)
Keselamatan pasien aspek Mutu/ Kualitas
Pelayanan Keperawatan

The Institute of Medicine (IOM): keselamatan


didefinisikan sebagai freedom from accidental injury.
CNA (2009) keselamatan pasien adalah mengurangi
dan meringankan tindakan yang tidak aman dalam
Yan Kes melalui penggunaan penampilan praktek yang
baik untuk mengoptimalkan outcome pasien.
Hughes (2008) keselamatan pasien merupakan
pencegahan cedera Page 4
KKP-RS (2008), keselamatan/safety adalah bebas dari
bahaya atau resiko (hazard).

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu


sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem ini meliputi: assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan menindaklanjuti insiden serta implementasi
solusi untuk mengurangi dan meminimalkan timbulnya
resiko (Depkes, 2008; Undang-undang No. 44 tahun 2009).
Page 5
Definisi Keselamatan Pasien

Keselamatan Pasien bagian penting dalam mutu


pelayanan yang menekankan pada suatu kondisi yang
tidak merugikan pasien, mengurangi dan
meminimalkan resiko melalui berbagai upaya sistemik
yang berorientasi pada optimalisasi hasil pelayanan
yang diterima pasien.

PMK No. 11/2017 tentang Keselamatan PasienPage 6


Tujuan Keselamatan Pasien
(patient Safety)
Tujuan Keselamatan Pasien (patient Safety)
menurut KKP-RS (komite Keselamatan Pasien RS)
2008:
1.Memperbaiki identifikasi pasien
2.Meningkatkan komunikasi efektif
3.Mengurangi kesalahan pemberian obat
4.Meniadakan kesalahan dalam melakukan operasi,
pasien dan prosedur
5.Pencegahan infeksi nasokomial
6.Pencegahan pasien jatuh dari tempat tidur
Page 7
Beberapa Pengertian berhubungan
denganPatient Safety
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau Adverse
Event : Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera
yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu
tindakan (commission) atau karena tidak bertindak
(omission), ketimbang karena underlying disease atau
kondisi pasien (PMK, 2017)

KTD yang tidak dapat dicegah (Unpreventable


Adverse Event) :Suatu
: KTD akibat komplikasi yang
tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang
mutakhir (KKP-RS, 2008) Page 8
Beberapa Pengertian berhubungan
denganPatient Safety
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) atau Near Miss
Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera
serius tidak terjadi, karena “keberuntungan” (misal pasien
menerima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi
obat), karena ”pencegahan” (suatu obat dengan over dosis
lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan), atau ”peringanan”
(suatu obat dengan over dosis lethal diberikan, diketahui secara
dini lalu diberikan anti dotenya). (KKP-RS, 2008)
Page 9
Beberapa Pengertian berhubungan
denganPatient Safety
Kesalahan Medis atau Medical Errors: Kesalahan yang terjadi
dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan
termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau
menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya.
Dapat juga akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission) (KKP-RS, 2008)

Kejadian Sentinel (Sentinel Event)


Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius;
Page 10
Peran Perawat dalam Patient Safety

Considine (2005) Peran perawat untuk mencegah


KTD beserta dampaknya adalah dengan
peningkatan kemampuan perawat untuk
melakukan pencegahan dini, deteksi resiko dan
koreksi terhadap abnormalitas yang terjadi pada
pasien.

Page 11
Responsibilitas perawat terhadap
keselamatan pasien menurut ICN
1. Menginformasikan potensial resiko terhadap pasien dan
keluarga.
2. Melaporkan KTD secara tepat dan tepat
3. Peran serta yang aktif dalam keselamatan dan mutu
4. Mengembangkan komunikasi.
5. Negosiasi untuk pemenuhan level staf yang adekuat.
6. Mendukung langkah-langkah pengembangan
keselamatan pasien.

Page 12
Responsibilitas perawat terhadap
keselamatan pasien menurut ICN
7. pengendalian infeksi.
8. negosiasi standarisasi kebijakan dan protokol
pengobatan
9. Meloibatkan tenaga farmasi, dokter dan lainnya untuk
mengembangkan pengemasan dan penamaan obat-
obatan.
10. sistem pelaporan untuk mencatat, menganalisis dan
belajar dari KTD.
11. Mengembangkan suatu mekanisme, evaluasi
 

Page 13
Budaya Keselamatan

Page 14
Pengertian Budaya Keselamatan

Pelayanan yang bermutu dan aman dibangun atas budaya


keselamatan pasien (Hughes, 2008).

Tantangan Melakukan perubahan Blamming Culture


Menjadi “Safety Culture”

Budaya Keselamatan (Safety Culture) adalah kesadaran


staf yang konstan dan aktif tentang hal yang potensial
menimbulkan kesalahan, Staf maupun organisasi mampu
membicarakan kesalahan, belajar dari kesalahan dan mau
memperbaiki kesalahan.
Page 15
Faktor yang mempengaruhi budaya
keselamatan

1. Blaming Culture
Blaming culture merupakan karakteristik budaya kerja yang
ditandai dengan proses analisis yang berakhir pada
human faktor tanpa mengembangkan pendekatan sistem
atas adverse event yang terjadi;
2. Kompetisi yang tidak sehat
3. Kurang SDM
3. Cost for Patient Safety
4. Retensi atas perubahan
5. Lemahnya Komitmen Kebijakan
6. Budaya Cover Up
Page 16
Komponen Budaya Keselamatan

1. Komitmen individu dan organisasi terhadap budaya


keselamatan (safety culture)
2. Tersedianya sumber daya yang diperlukan
3. Insentif dan penghargaan
4. Kebijakan organisasi sebagai prioritas utama bagi
keselamatan pasien
5. Komunikasi antar karyawan dan antar tingkatan
6. Terdapat keterbukaan tentang kesalahan dan masalah
serta dilaporkan bila terjadi.
7. Keselamatan dijadikan sebagai suatu prioritas utama,
8. Personil rumah sakit diberi penghargaan atas pelaporan
kesalahan di bidang keselamatan pasien,
Page 17
Safe Staffing

Page 18
Safe staffing

Aspek keselamatan pasien sebagai penerima jasa juga staf


kepeawatan sebagai customer internal dalam pelayanan
keperawatan di rumah sakit

Keselamatan pasien serta angka morbiditas dan mortalitas


telah diyakini dipengaruhi oleh faktor keamanan dan
keselamatan perawat dalam bekerja.

Keterbatasan Tenaga, Jenjang karier yang tidak jelas, opini


publik atas profesi keperawatan, lingkungan keperawatan yang
tidak positif bagi – upaya keselamatan dan Keamanan
Pelayanan Keperawatan Page 19
Pengertian Safe staffing

ICN (2006) merumuskan bahwa Safe Staffing merupakan


suatu hal yang berhubungan dengan situasi pelayanan
keperawatan dan elemen-elemen yang tergantung pada
jumlah tenaga keperawatan yang sesuai dengan rentang
kompleksitas kebutuhan pasien.

Safe staffing mengandung makna bahwa perawat bekerja


dalam lingkungan keperawatan yang mampu memberikan
perlindungan keselamatan bagi para staf keperawatan

Page 20
Faktor yang mempengaruhi Safe
staffing
1. Ketersediaan SDM Keperawatan yang Kompeten:
Analisis Ketenagaan rasio Pasien Perawat 4:1 (ICN) ,
rekrutment, seleksi dan penempatan yang memberikan
jaminan kualitas perawat disamping upaya-upaya
pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan yang
terprogram, sistem jenjang karier, reward sistem
2. Lingkungan Kerja Keperawatan yang Kondusif:
pendapatan perawat, flexible roster sistem untuk
kesesuaian rasio perawat-pasien, skill mix, manajemen dan
lingkungan organisasi yang baik, budaya kerja dan pola
hubungan kerja, pleksibel dalam pola kerja, keamanan
dalam bekerja bebas dari kekerasan verbal dan fisik,
ketersediaan alat yang adekuat, perlindungan hukumPage( 21
Faktor yang mempengaruhi Safe
staffing
3. Sistem yang ada dalam organisasi
keadaan sistem yang ada dalam pelayanan meliputi. Tekanan
waktu, beban kerja, tidak terampil, perencanaan dan
penjadwalan yang tidak adekuat, komunikasi yang tidak
adekuat, hambatan hirarki,, supervisi tidak adekuat, tidak
adanya sistem pendidikan dan pelatihan yang beroriantasi pada
upaa untuk membangun kapasitas perawat selaku professional
dlm penerapan keselamatan pasien,

Page 22
Upaya Mengembangkan Safe Staffing

1. Kebijakan yang mengedepankan keselamatan


pasien dan staf keperawatan
2. Manajmenen Sumber Daya Manusia yang
efektif
3. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif

Page 23
Terima Kasih

Page 24

Anda mungkin juga menyukai