Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mas Adatul Afifah

Npm : 2001011063
Kelas : E

1. Bagiamana cara kita membuat seluruh umat Islam kembali kepada Al Qur’an dan
hadits, karena pada dasarnya Al Qur’an dan hadits itu mukjizat yang abadi sepanjang
masa karena didalamnya terkandung berbagai aturan hidup bagi manusia baik dari
segi ibadah, hukum, sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan lain lain. Hal ini
diperkuat dengan adanya hadist – hadist Rasulullah Saw berdasarkan bimbingan Allah
SWT, oleh karena itu kita harus berpegang teguh kepada nya, Allah akan menjamin
hidup selamat di dunia dan di akhirat. Dan kita harus menyakini bahwa. Mau tidak
mau peranan penting hadits terhadap Al-Qur’an dalam melahirkan hukum Syariat
Islam tidak bisa di kesampingkan lagi, karena tidak mungkin umat Islam memahami
ajaran Islam dengan benar jika hanya merujuk pada Al-Qur’an saja, melainkan harus
diimbangi dengan Hadits, lebih-lebih dapat disempurnakan lagi dengan adanya
sumber hukum Islam yang mayoritas ulama, yakni ijma’ dan qiyas. Sehingga, seluruh
khalayak Islam secara umum dapat menerima ajaran Islam secara utuh dan
mempunyai aqidah yang benar, serta dapat dipertangung jawabkan semua praktik
peribadatannya kelak. Jadi kita sebagai umat Islam harus bisa mengajak saudara dan
umat muslim lain nya untuk kembali kejalan Allah, kembali keajaran ajaran Allah
SWT. Bahwasanya Al Qur’an yang hadist itu sumber utama yang telah di tetapkan
oleh Allah untuk para umatnya, agar dapat di amalkan dan di patuhi segala perintah
dan dijauhi segala larangannya.
2. Ibnu kasir mengatakan “ menafsirkan Al Qur’an dengan logika semata-mata
hukumnya haram.( Tafsir Al Qur’an Al-azhim, 1:11).
Ibnu Katsir menunjukkan bagaimana cara terbaik menafsirkan Al Qur’an
- Menafsirkan Al Qur’an dengan Al Qur’an
- Jika tidak didapati, maka Al Qur’an bisa bertemu dengan Sunnah dan hadits
- Jika tidak didapati, maka Al Qur’an harus membaca dengan sahabat-sahabat
sahabat karena mereka lebih tahu maksud ayat tersebut
menafsirkan Al-Qur’an dengan asal logika akal pikiran saja Haram hukumnya.
Bahaya menafsirkan ayat tanpa memahami konteks latar belakang turunnya ayat
(asbab al-nuzul) dan hadis (sabab wurud). Tanpa memahami sabab nuzul ayat dan
sabab wurud hadis, maka peluang terjadinya kekeliruan di dalam pemahaman teks Al-
Qurdan dan hadis sangat besar. Adapun dampak akibat salah tafsir Al-Qur’an dan
hadits yang dapat kita rasakan adalah menyesatkan kejalan yang tidak benar dan
mendapat dosa.
Ada beberapa cara yang baik dan benar untuk menanggulangi masalah salah
menafsirkan Al-Qur’an yaitu :
A). Metode ijmali (global)
B). Metode tahlili (analitis)
C). Metode Muqorin (perbandingan)
D). Metode Maudhu’I (tematik)
Maka dari itu kita sebagai umat muslim harus berhati hati dalam menafsirkan Al
Qur’an jika kita sembarangan atau asal asalan dalam menafsirkan Al Qur’an maka
hukumnya haram ataupun dosa besar. Maka dari itu bila kita orang awam sebaiknya
kita serahkan pada para ulama atau para ahlinya saja agar tidak mengubah makna,arti
serta maksud dari ayat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai