Makalah ini Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Agama pada Program Studi S.1 Teknik Industri
Dosen Pengampu : Dewi siti aisyah,S.Pd.I.,M.Pd
Oleh:
Kelompok 3
1. Dwi Kusnandar 1510631140039
2. Fahmi Ridho 1510631140049
3. Fajar Bonar P H 1510631140051
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
Jl. H.S Ronggowaluyo Telukjambe Telp./Fax (0267) 641177 Ext. 102-Karawang 41361
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan semesta alam Allah Subhanahu
Wa Taala yang telah melimpahkan karunianya kepada kita semua, sehingga kita
masih diberi kesempatan untuk memperbanyak ibadah kita. Shalawat dan Salam
semoga selalu tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad Saw.
BAB II
PEMBAHASAN
Seluruh umat Islam telah sepakat bahwa hadis merupakan salah satu
sumber ajaran Islam menempati kedudukan setelah Al-Quran. Bagi umat
Islam merupakan keharusan untuk mengikuti hadis sama halnya dengan
mengikuti Al-Quran baik berupa perintah maupun larangan.
3. Bayan at-tasyri
Yang dimaksud bayan al-tasyri adalah mewujudkan suatu hukum atau
ajaran- ajaran yang tidak didapati dalam al-Quran hanya terdapat
pokok-pokoknya (ashl) saja. Bayan ini oleh Abbas Mutawalli
Hammadah dengan zaaid ala al- kitab al-kariim (tambahan
terhadap nash al-Quran). Hadis Rasulullah SAW yang termasuk ke
dalam kelompok ini, diantaranya hadis tentang penetapan haramnya
mengumpulkan dua wanita bersaudara (antara isteri dengan bibinya),
hukum syufah, hukum merajam pezina wanita yang masih perawan,
dan hukum tentang hak waris bagi seorang anak. Suatu contoh, hadis
tentang zakat fitrah, sebagai berikut:
Bahwasanya Rasul SAW telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat
Islam pada bulan ramadhan satu sukat (sha) kurma atau gandum
untuk setiap orang, baik merdeka atau hamba, laki-laki atau
perempuan Muslim.(HR. Muslim)
Ibnu al- Qayyim berkata, bahwa hadis-hadis Rasul SAW yang
berupa tambahan terhadap al-Quran, merupakan kewajiban atau
aturan yang harus ditaati, tidak boleh menolak atau mengingkarinya,
dan ini bukanlah sikap (Rasul SAW) mendahului al-Quran melainkan
semata-mata karena perintah-Nya.
4. Bayan al-Nasakh
Pada bayan jenis keempat ini, terjadi perbedaan pendapat yang
sangat tajam. Ada yang mengakui dan menerima fungsi hadis sebagai
nasikh terhadap sebagian hukum Al-Quran dan ada yang juga yang
Pada masa Nabi, sedikit sekali sahabat yang dapat menulis, sehingga
yang menjadi andalan mereka dalam menerima hadis adalah ingatan
mereka. Menurut Abd al-Nashr, Allah telah memberikan keistimewaan
kepada para sahabat kekuatan daya ingat dan kemampuan menghafal.
Mereka dapat meriwayatkan al-Quran, hadis, syair dan lain-lainnya dengan
baik. Seakan mereka membaca dari sebuah buku. Rasulullah tidak pernah
memerintah sahabat tertentu untuk menulis hadis dan membukukannya
sebagaimana al-Quran yang ditulis secara resmi oleh Zayd ibn Tsabit,
sekretaris pribadi beliau.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://muhsinf4.blogspot.com/2012/04/kedudukan-hadits-
sebagai-sumber-ajaran.html. jam 11.50, hari senin.
http://idha2793.blogspot.co.id/2012/09/makalah-sejarah-singkat-
perkembangan.html/jam 13.00/senin