Anda di halaman 1dari 7

Makalah Agama Islam

Kedudukan Alqur`an dan Hadist sebagai pedoman hidup bagi


manusia

Disusun oleh :

Nama : Uwais Alqurniy Hasibuan


Kelas : ME-1E
NIM : 2005012010
Nama : Muhammad Wahyudi
Kelas : ME-1G
NIM : 2005012103

Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidup

1. 1. Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadistt sebagai pedoman hidup

A. PENGERTIAN AL-QURAN
Dalam Segi Bahasa, Al Qur’an  berasal dari kata qara’a , yaqra’u, qira’atan,
qur’atanan, yang mempuyai arti sesuatu yang dibaca atau bacaan. Dalam segi istilah, Al
Qur’an merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam Bahasa Arab, yang sampai kepada kita secata muttawattir, ditulis
dalam mushaf, dimulai dengan surah al – Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas,
membacanya mempunyai fungsi sebagi ibadah, sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Dan sebaggai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia itulah Pengertian Al-Qur'an. Allah
SWT. Berfirman :

Artinya :  “Sungguh, al-Qur’ān ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa
mereka akan mendapat pahala yang besar.” (Q.S. alIsrā/17:9)
Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari
Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi
berita- berita dan hukum-hukum. Sedangkan secara terminologi Al-Quran adalah firman
atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara
melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa,
bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab Taurat, Zabur
dan Injil yang diturunkan melalui para Rasul. Hal ini juga senada dengan pendapat yang
menyatakan bahwa Al-Qur'an kalam atau wahyu Allah yang diturunkan melalui perantaraan
malaikat Jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di
gua Hira pada tanggal 17 Ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun yaitu surat
Al-Alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir Alqu'an turun yakni pada tanggal 9
Zulhijjah tahun 10 Hijriah yakni surah Almaidah ayat 3. Allah ta’ala menyebut Alqur’an
dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan keagungan, keberkahan,
pengaruhnya dan universalitasnya serta menunjukkan bahwa ia adalah pemutus bagi kitab-
kitab terdahulu sebelumnya.

B. FUNGSI AL-QURAN
1. Petunjuk bagi Manusia. Allah swt menurunkan Al-Qur’an sebagai petujuk umat manusia,
seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S AL-Baqarah 2:185) (QS AL-Baqarah 2:2) dan (Q.S AL-
Fusilat 41:44)

2. Sumber pokok ajaran islam. Fungsi AL-Qur’an sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini
dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun ajarannya meliputi persoalan
kemanusiaan secara umum seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, social, budaya,
pendidikan, ilmu pengethuan dan seni.

3. Peringatan dan pelajaran bagi manusia. Dalam AL-Qur’an banyak diterangkan tentang
kisah para nabi dan umat terdahulu, baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah
maupun yang mereka yang menentang dan mengingkari ajaran Nya. Bagi kita, umat yang
akan datang kemudian tentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah
yang diterangkan dalam Al-Qur’an.

4. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW. Turunnya Al-Qur’an merupakan salah satu
mukjizat yang dimilki oleh nabi Muhammad SAW. Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang
berfungsi sebagai mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad SAW, sebagai pedoman hidup bagi
setiap Muslim dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang
sebelumnya, dan bernilai abadi. Sebagai mu'jizat, Al-Qur'an telah menjadi salah satu sebab
penting bagi masuknya orang-orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama Islam, dan
menjadi sebab penting pula bagi masuknya orang-orang sekarang, dan (Insya Allah) pada
masa-masa yang akan datang.

Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al-
Qur'an adalah firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi
Muhammad SAW. Demikian juga ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti
tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba'. Tsamud, 'Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam,
Musa dan lain-lain dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu
Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus
yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya
Kristen dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah
SWT. Bahasa Al-qur'an adalah mu'jizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa dan
kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa Arab lainnya.
Gaya bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti adalah merupakan ciri dari gaya bahasa Al-
Qur'an. Karena gaya bahasa yang demikian itulah ‘Umar bin Khattab masuk Islam setelah
mendengar Al-Qur'an awal surat Thaha yang dibaca oleh adiknya Fathimah.

Bahkan Abu Jahal musuh besar Rasulullah, sampai tidak jadi membunuh Nabi karena
mendengar surat Adh-Dhuha yang dibaca Nabi.

C. PENGERTIAN HADITS
Menurut bahasa Hadits adalah Jadid, yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu
yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti Khabar, artinya berita, yaitu sesuatu
yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.
Selain itu, hadits juga berarti Qarib, artinya dekat, tidak lama lagi terjadi. Menurut ahli
hadits, pengertian hadits adalah “Seluruh perkataan, perbuatan, dan hal ihwal tentang Nabi
Muhammad SAW”, sedangkan menurut yang lainnya adalah “Segala sesuatu yang
bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuataan, maupun ketetapannya.” Adapun
menurut muhadditsin, hadits itu adalah “Segala apa yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW, baik itu hadits marfu’ (yang disandarkan kepada Nabi), hadits mauquf
(yang disandarkan kepada sahabat) ataupun hadits maqthu’ (yang disandarkan kepada
tabi’in).

D. FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QURAN


Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah. Kitab Al-Qur’an
adalah sebagai penyempurna dari kita-kitab Allah yang pernah diturunkan sebelumnya. Al-
Qur’an dan Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan merupakan rujukan umat
Islam dalam memahami syariat. Pada tahun 1958 salah seorang sarjana barat yang telah
mengadakan penelitian dan penyelidikan secara ilmiah tentang Al-Qur’an mengatan bahwa :
“Pokok-pokok ajaran Al-Qur’an begitu dinamis serta langgeng abadi, sehingga tidak ada di
dunia ini suatu kitab suci yang lebih dari 12 abad lamanya, tetapi murni dalam teksnya”.
(Drs. Achmad Syauki, Sulita Bandung, 1985 : 33).

Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an meliputi tiga fungsi pokok, yaitu :

1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an.


2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang mutlak dan
mentakhsiskan yang umum(‘am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang
dikehendaki Al-Qur’an. Rasulullah mempunyai tugas menjelaskan Al- Qur’an sebagaimana
firman Allah SWT dalam QS. An-Nahl ayat 44: “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an,
agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka
dan supaya mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44)

3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Hukum
yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak ditunjukan oleh Al- Qur’an.
Contohnya seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram
memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-
laki.

E. ALQURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

Menjadikan Al-Quran sebagai pdoman hidup itu mengharuskan kita untuk


mengambil dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum yang diberikan oleh
Al-Quran dan Hadits Nabi SAW, yakni hukum-hukum syariah Islam. Sebab Al-Quran juga
memerintahkan kita untuk mengambil apa saja yang dibawa Nabi SAW dan meninggalkan
apa saja yang beliau larang (QS al-Hasyr [33]: 7). Ketentuan dan hukum yang dibawa oleh al-
Quran dan hadits itu mengatur seluruh segi dan dimensi kehidupan (QS. an-Nahl [16]: 89).
Berbagai interaksi yang dilakukan manusia, baik interaksi manusia dengan Tuhannya,
dengan dirinya sendiri, maupun dengan sesamanya, semua berada dalam wilayah hukum Al-
Qur’an dan Hadits. Hanya saja, ada sebagian hukum itu yang hanya bisa dilakukan oleh
negara, semisal hukum-hukum yang berkaitan dengan pemerintahan dan kekuasaan,
ekonomi, sosial, pendidikan, politik luar negeri, sanksi pidana, dsb. Hukum-hukum seperti
itu tidak boleh dikerjakan individu dan hanya sah dilakukan oleh imam yakni khalifah atau
yang diberi wewenang olehnya. Karena itu, menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup
itu tidak akan sempurna kecuali sampai pada penerapan hukum-hukum syariah Islam dalam
seluruh aspek kehidupan secara utuh dan totalitas. Dan itu tidak mungkin kecuali melalui
kekuasaan pemerintahan dan dalam bingkai sistem yang menerapkan syariah, yang tidak
lain sistem Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah.
Alquran bagi orang Islam adalah pedoman hidup, sumber segala hukum yang harus
diikuti dalam hidupnya. Aturan apapun dan pendapat atau fatwa ulama manapun tidak
boleh bertentangan dengan Alquran. Dan jika ada perbedaan pendapat diantara umat Islam
termasuk pendapat para ulama harus kembali kepada Alquran agar umat Islam tidak saling
menyalahkan.
Alquran sebagai pedoman hidup memberikan petunjuk lengkap terhadap aturan-
aturan hidup manusia yang dapat menciptakan kehidupan yang nyaman, bahagia dan
sejahtera. Aturan yang paling inti adalah kewajiban kepada setiap individu untuk menjaga
keselamatan agama, agama Allah, jiwa (nyawa), akal, keturunan, dan harta.
Dalam rangka menjaga keselamatan hal-hal tersebut kemudian dirinci penjelasannya
dalam berbagai ayat. Tentang ini memang dijelaskan oleh ayat Alquran sendiri. “Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk, bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dengan yang
batil.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Penjelasan ayat-ayat tersebut hampir setiap hal yang dibutuhkan petunjuk oleh
manusia. Misalnya bagaimana manusia hidup berkeluarga. Hal ini diatur mulai dari
hubungan bersuami istri, kehidupan dengan anak-anaknya, mulai dari kewajiban mendidik
sampai pada harta warisan. Bagaimana manusia agar hidup bermartabat, selain keharusan
berakhlak yang baik, Alquran juga memerintahkan agar manusia belajar untuk
meningkatkan kualitas hidupnya (QS. Al-Qalam: 1-5 dan Al-Mujadalah: 11).
Belajar juga tidak dibatasi hanya belajar tentang bagaimana beribadah mahzah saja,
tetapi semua hal yang menyangkut kerperluan hidup manusia di dunia ini. Mengenai hal ini
Allah meminta agar manusia memperhatikan berbagai gejala alam agar dapat digunakan
untuk keperluan hidupnya. Karena itu kita dapati berulang kali Alquran menghargai orang-
orang yang suka berpikir (meneliti). Demikian juga Alquran berulang kali mempertanyakan
orang-orang yang tidak mau berpikir. Jadi untuk memahami Alquran sehingga menjadi
pedoman hidup bagi kita umat Islam, tidak cukup menguasai ilmu fikih saja. Karena, begitu
banyak hal-hal yang harus kita jalani dalam kehidupan kita yang memerlukan ilmu. Misalnya
bagaimana agar anak-anak kita menjadi anak yang baik, kita harus mengajarkan anak kita
hal-hal yang baik. Tetapi bagaimana cara kita mengajar anak yang terus berkembang mulai
0-3 tahun, 4-6 tahun dan seterusnya kita harus memiliki ilmu jiwa perkembangan. Kita harus
memiliki ilmu psikologi dan metodologi mengajar yang tepat menurut perkembangan anak,
dll. Kalau tidak, akan berakibat tidak normal pada masa depannya.
Baik teori maupun pengalaman bahwa mengajarkan anak-anak sangat efektif melalui
permainan. Tetapi film permainan yang paling banyak diproduksi sekarang adalah oleh Barat
yang tidak memiliki batas halal haram, atau bertema syirik. Kita mengatakan itu haram,
tetapi film itu hadir disetiap saat di rumah-rumah kita. Kalau kita ingin menjadikan Alquran
sebagai pedoman hidup umat Islam seharusnya belajar bagaimana membuat film
permainan yang sesuai Alquran.
Demikian juga Alquran sudah mengatakan riba itu haram. Riba ini ada dalam praktek
kehidupan ekonomi. Bagaimana agar kita tidak terjebak hidup dalam dunia riba, kita harus
menguasai ilmu ekonomi, sehingga kita dapat menciptakan suatu sistem dan praktik
ekonomi yang tidak ribawi. Kalau tidak, kita hanya dapat mengatakan itu riba dan haram,
tetapi kita makan juga. Misalnya ada fatwa bahwa bunga bank itu riba, credit card haram,
tetapi hampir tidak ada umat manusia sekarang termasuk umat Islam, yang dapat
melepaskan diri dari dunia perbankkan, termasuk menggunakan credit card.
Beberapa tahun yang lalu umat Islam diributkan dengan vaksin yang berasal dari
unsur babi. Tetapi kita tidak dibenarkan naik haji tanpa divaksin. Seharusnya umat Islam
memiliki ilmu tersendiri bagaimana membuat vaksin yang halal. Jangan hanya bisa
mengatakan haram, tapi tidak ada jalan keluarnya.
Demikian juga bagaimana agar hidup kita menjadi indah, umat Islam harus ada yang
mampu mengusai ilmu seni. Sehingga hidup tidak kaku dan menoton. Hal ini dapat kita lihat
dalam sejarah Islam betapa ulama Islam pada masa lalu telah melahirkan berbagai
keindahan yang mengagumkan. Tidak hanya seni bangunan, tetapi juga hasil cetakan kitab-
kitab yang bertulisan kaligrafi indah dan syair-syair seperti syair yang didendangkan oleh
Imam Syafii.
Hal yang paling penting lagi adalah ketika Alquran telah disepakati sebagai pedoman
hidup umat Islam, maka semua hal dalam kehidupan umat Islam harus menjadikan Alquran
sebagai pedomannya. Termasuk, ketika ada perbedaan pendapat di kalangan umat Islam
sendiri dalam menerjemahkan Alquran dan hadis Nabi, termasuk dalam hal hukum fikih, kita
harus kembali kepada Alquran.
Alquran sendiri memesankan, jika terjadi perbedaan diantara kamu maka kembalilah
kepada Allah (Alquran) dan Rasul (hadis). Paling tidak pesan Alquran “agar umat Islam
bersatu dan jangan berpecah belah” (Ali Imran: 103) dan “sesungguhnya orang-orang
mukmin adalah bersaudara” (QS. Al-Hujurat: 10)

F. CARA MEMFUNGSIKAN ALQURAN DAN HADIST

Al-quran dan hadist merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan
sebagai panduan hidup sepanjang masa serta bukti akan kebenaran Nabi Muhammad SAW.
Didalamnya terkandung sebagai aturan hidup bagi manusia baik dari sisi ibadah, hukum,
sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Hal ini diperjelas dan diperkuat dengan
adanya hadist-hadist Nabi saw berdasarkan bimbingan dari Allah swt.

G. Kedudukan Al Qur’an sebagai Sumber Hukum Islam


Karena Al-Qur’an dijadikan Sumber hukum Islam, dan Al-Qur’an mempunyai
kedudukan atau posisi yang sangat tinggi atau mulia. Al-Qur’an adalah sumber utama dan
pertama sehingga semua persoalan harus merujuk dan berpedoman kepada Al-Quran.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Al-Qur’an :

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul-Nya
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu
berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Swt. (al-Qur’ān) dan
Rasu-Nyal (sunnah), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”  (Q.S. an-Nisā’/4:59)
Ada juga ayat lain Allah SWT. Menyatakan :

 
Artinya : “Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad)
membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dan apa yang telah diajarkan
Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah),
karena (membela) orang yang berkhianat.” (Q.S. an-Nisā’/4:105)
 
Dari ayat diatas kita bisa memahami bahwa Al-Qur’an merupakan kitab yang berisi
sebagai petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. Dan Al-Qur’an merupakan
sumber dari segala sumber hukum baik dalam konteks hukum yang terdapat dalam Kitab
Suci Al-Qur’an.
Karena al-qur’an juga bersifat rinci dan sangat jelas pengertiannya. Dan juga ada
yang bersifat umum dan perlu pemahaman yang mendalam untuk memahaminya.

H. Kandungan Hukum dalam Al-Quran

Al-Qur’an mempunyai tiga bagian yang sudah di kelompokkan oleh para Ulama,
seperti berikut :

1. Akidah atau Keimanan


Akidah atau Keimanan merupakan keyakinan yang menempel kuat di dalam hati
manusia. Akidah mempunyai hubungan dengan keimanan terhadap hal-hal yang gain yang
terangkum dalam rukun iman yaitu :

1. Iman Kepada Allah SWT.


2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman Kepada Kitab Suci
4. Iman kepada Para Rasul
5. Iman kepada hari Kiamat
6. Iman kepada Qada atau Qadar
 
2. Syari’ah atau Ibadah
Dalam ibadah itu sudah ada aturannya atau tata cara ibadah yang baik untuk
berhubungan langsung kepada Allah SWT yang disebut ibadah mahdah. Ada juga ibadah
yang berhubungan dengan sesama makhluknya yang disebut ibadah gairu mahadah. Dan
Ilmu yang mempelajari tat acara ibadah disebut ilmu fikih.

1. Hukum Ibadah
Hukum Ibadah ini mengatur apa yang harus dilakukan oleh orang-orang muslim. Seperti :
Shalat, Haji, Zakat, Puasa, dan Lain sebagainya.

2. Hukum Mu’amalah
Hukum Mu’amalah ini mengatur interaksi antara manusia dan sesame, seperti hukum
tentang cara jual-beli, hukum pidana, hukum perdata, hukum warisan, pernikahan, politik,
dan lain sebagainya.

3. Akhlak atau Budi Pekerti


Akhlak atau budi perkerti ini menuntun manusia agar bisa berakhlak atau berperilaku,
baik berperilaku kepada Allah SWT atau ke sesame ataupun makhluk lainnya. Pada intinya
Akhlak ini berarti Hukum dalam perbuatan manusia yang tampak, seperti gerakan mulut
(ucapan), tangan, dan kaki.
 

Anda mungkin juga menyukai