Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 9

Merupakan Bagian dari Mata Kuliah


Teknik Pemeliharaan & Perbaikan berupa Maintenance pada Mesin

Disusun oleh:
Uwais Alqurniy Hasibuan
ME-3H

Program studi Maintenance


Jurusan Teknik Mesin

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


2021
BAB I

Turbin uap
Merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi
energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi
reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung
pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat digunakan pada
berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik
dan untuk transportasi. Pada proses perubahan energi potensial menjadi energi
mekanisnya yaitu dalam bentuk putaran poros dilakukan dengan berbagai cara.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor
yang merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen
lainnya yang meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu
lainnya agar kerja turbin dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan
energi kinetik dari fluida kerjanya yang bertambah akibat penambahan energi
termal.

Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi
mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan
bantuan elemen lain, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan.
Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan turbin uap dapat digunakan
pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.
Sebuah sistem turbin uap – generator yang digunakan untuk pembangkit
listrik tenaga uap berfungsi untuk mengkonversikan energi panas dari uap air
menjadi energi listrik. Proses yang terjadi adalah energi panas yang ditunjukkan
oleh gradien/perubahan temperatur dikonversikan oleh turbin menjadi energi
kinetik dan sudu-sudu turbin mengkonversikan energi kinetik ini menjadi energi
mekanik pada poros/shaft. Pada akhirnya, generator mengkonversikan energi
mekanik menjadi energi listrik. Panas dari uap air yang tidak terkonversi
menater yang dihasilkan oleh boiler masuk ke turbin High Pressure (HP), dan
keluar pada sisi exhaust menuju ke boiler lagi untuk proses reheater. Uap air
yang dipanaskan kembali ini dimasukkan kembali ke turbin uap sisi
Intermediate Pressure (IP), dan uap yang keluar dari turbin IP akan langsung
masuk ke Turbin Low Pressure (LP). Selanjutnya uap air yang keluar dari turbin
LP masuk ke dalam kondenser untuk mengalami proses kondensasi.

Steam turbin

Komponen-komponen Turbin Uap


Shaft Seal
Shaft seal adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi
untuk mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara
poros dengan casing akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara
masuk ke dalam turbin (terutama turbin LP karena tekanan uap air yang lebih
vakum) selama turbin uap beroperasi.
Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft seals. Sistem ini
berupa bagian yang berkelak-kelok pada poros dan casing-nya yang kedua
sisinya saling bertemu secara berselang-seling. Antara labyrinth poros dengan
labyrinth casing ada sedikit rongga dengan jaraj tertentu. Sistem ini bertujuan
untuk mengurangi tekanan uap air di dalam turbin yang masuk ke sela-sela
labyrinth sehingga tekanan antara uap air dengan udara luar akan mencapai nilai
yang sama pada titik tertentu. Selain adanya sistem labyrinth seal, ada satu
sistem tambahan bernama sistem seal & gland steam. Sistem ini bertugas untuk
menjaga tekanan di labyrinth seal pada nilai tertentu terutama pada saat start up
awal atau shut down turbin dimana pada saat tersebut tidak ada uap air yang
masuk ke dalam turbin uap.
Turbine Bearings
Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:
 Menahan diam komponen rotor secara aksial
 Menahan berat dari rotor
 Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu
turbin
 Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau
ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi)
 Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi
Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing,
journal bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan
sebuah sistem pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus
disirkulasi dan didinginkan untuk melumasi bearing yang terus mengalami
pergesekan pada saat turbin uap beroperasi normal.
Balance Piston
Pada turbin uap, ada 50% gaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan
gaya aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang
perlu dilawan oleh sistem balance piston.
Turbine Stop Valves
Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi
turbin dari supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan
atau juga overspeed.
Turbine Control Valve
Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin
sesuai dengan sistem kontrol yang bergantung pada besar beban listrik.
Turning Device
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal
atau pada saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi/bending
akibat dari proses pemanasan atau pendinginan yang tidak seragam pada rotor.
Prinsip kerja turbin uap
Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram
yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap
bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan
menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas. Uap tersebut kemudian dibagi
dengan menggunakan control valve yang akan dipakai untuk memutar turbin
yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya dikopel dengan
sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi
muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh
kondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan
kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah
jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi
thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap
yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan
temperatur kondensor 200C sampai 300C. Turbin inilah nanti yang dicouple
dengan generator untuk menghasilkan listrik sebagai output generator.

Kerusakan Pada Turbin Uap


Turbin Uap sangatlah sensitif terhadap kualitas steam yang di gunakan. Tetapi
ini tergantung dari jenis dan type Turbin yang kita gunakan. Pada intinya adalah
suplai steam (uap) baik tekanan ataupun temperature haruslah terpenuhi. Dan
jangan sampai terjadi carry over karna hal ini sangatlah berbahaya.
Adapun beberapa kerusakan akibat kualitas steam yang buruk, antara lain:

a. Getaran tinggi pada turbin


Getaran tinggi ini harus segara di repon baik anda sebagai operator, sebagai
supervisi ataupun penanggung jawab lainnya. Karena hal ini merupakan tanda
bahwa ada sesuatu yg mengalami kerusakan. Jika anda menemukan kondisi ini
segera untuk di lakukan pengechekan. Dan jika anda paksakan bisa berakibat
fatal.

b. Kerusakan Sudu-sudu Turbin


Kerusakan pada sudu turbin penyeban utamanya adalah karena carry over. Sudu
turbin yang seharusnya di dorong oleh steam kering tetapi ini bercampur dengan
air. Mengakibatkan kerusakan pada sudu-sudu. Bisa berupa bintik-bintik lubang
kecil bahkan sampai keausan yang tinggi.

Sudu turbin
c. Kerusakan Thrust Bearing
Kerusakan Thrust bearing ini akan sangat berakibat besar kepada kerusakan
shaft turbin. Jika dibiarkan shaft Turbin akan mengalami bending, keausan
karna gesekan, getaran.

Thrust bearing aus Metal bearing aus

d. Bending pada Shaft


Shaft Turbin sangaylah penting. Jika bagian ini mengalami kerusakan, bisa di
pastikan anda akan memerlukan biaya yang besar untuk melakukan perbaikan

Shaft turbin aus


1. Pemeliharaan berdasar periode atau Time Based Maintenance
Umumnya ada 3 jenis pemeliharaan secara periodik yang ada pada turbin uap
diantaranya :
- Simple Inspection (SI) = 8.000 jam operasi
- Mean Inspection (ME) = 16.000 jam operasi
- Serious Inspection (SE) = 32.000 jam operasi
Didalam ME, terdapat pekerjaan yang sama dengan SI kemudian ditambah
dengan beberapa pekerjaan lain yang diperlukan, begitu juga halnya sama
dengan SE akan ada pekerjaan yang sama dengan ME yang ditambah dengan
beberapa pekerjaan lainnya yang harus dilakukan sesuai dengan maintenance
manual book. SI juga dilakukan diawal tahun pertama operasi, biasanya disebut
First Year Inspection. Ini penting dilakukan untuk mengamati adanya
kemungkinan kerusakan yang terjadi dan juga dapat digunakan untuk
mendapatkan jaminan/garansi dari kontraktor atau pabrikan.

SI diatas jika dihitung dari saat mulainya operasi turbin uap maka akan
berurutan sebagai berikut :

1. Pemeliharaan berdasarkan kondisi atau Condition Based Maintenance


Condition Based Maintenance adalah pemeliharaan yang pelaksanaannya telah
direncanakan sebelumnya, berdasarkan data operasi dan unit diberhentikan
(shut down) beberapa saat sebelum sampai rusak. Jika pemberhentian mesin
dilaksanakan atas hasil data disebut juga dengan pemeliharaan prediktif.
Pemeliharaan berdasarkan kondisi dibagi menjadi 2 macam yaitu :
- Pemeliharaan dalam keadaan operasi atau In Service Maintenance
- Pemeliharaan dalam keadaan tidak operasi atau Outage Maintenance

a. Pemeliharaan dalam keadaan operasi (In Service Maintenance)


Merupakan pekerjaan atau maintenance yang dilakukan tanpa menganggu
operasinya turbin. Umumnya pekerjaan dilakukan yaitu pekerjaan-pekerjaan
ringan seperti cleaning, pengukuran, pengamatan dsb baik pada turbin maupun
peralatan bantunya.
In Service Maintenance mencakup :
- Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan apabilan turbin beroperasi, yaitu :
1. Penambahan grease pada bagian yang memerlukan
2. Penambahan minyak pelumas ke dalam tangki
3. Cleaning minyak pelumas melalui instalasi pemurni minyak pelumas
4. Membuang air serta lumpur melalui darin tangki minyak pelumas serta
memeriksa kondisi minyak pelumas
5. Mengencangkan baut-baut yang longgar
6. Menutup kebocoran pada seal katup atau valve
- Peralatan stand by
Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap harus memiliki unit
cadangan atau stand by, sehingga jika peralatan bantu tersebut memiliki
cadangan, maka unit cadangan tersebut dapat dipelihara seperti dalam keadaan
stop atau shut down.

- Pengaman turbin
Pemeliharaan lengkap dari turbin serta sistemnya dapat dilakukan pada saat
turbin tidak dioperasikan, tetapi untuk melihat unjuk kerja peralatan pengaman
tersebut, banyak pabrikan turbin membuatkan peralatan pengamatan yang dapat
diuji saat turbin bekerja dengan cara pengujian simulasi

- Turbin Supervisory
Pengamatan dari pengukuran yang diperoleh dari peralatan turbine supervisory
harus dicatat, diamati dan dievaluasi dengan tepat untuk melihat gejala
kerusakan yang terjadi dan parameter-parameter itu tidak boleh
dilampaui.Peralatan turbin supervisory merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur eksentrisitas, getaran, temperaturbantalan, kecepatan, posisi rotor dan
pemakaian trhust bearing.

- Kebersihan
Pada pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar pengaruhnya terhadap
keamanan dari operasi turbin, oleh sebab itu kebersihan pada saat turbin
beroperasi tidak boleh ditinggalkan,seperti kebocoran minyak pelumas

b. Pemeliharaan dalam keadaan tidak operasi


Biasanya pemeliharaan dalam keadaan tidak operasi dapat dilakukan saat
periodic inspection adalah pada simple inspection (SI), mean inspection (ME)
dan seirous inspection (SE). Pada kondisi tertentu dapat dilakukan juga
pemeliharaan tak terjadwal, tetapi tidak boleh melampaui lama waktu yang
diperlukan oleh kegiatan utama serta hanya dilakukan pada peralatan yang pada
pengamatan sebelumnya menunjukkan adanya kelainan. Dalam pemeliharaan
seperti ini harus memperhatikan schedule inspection (SI) yang baik sehingga
urutan satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya dapat dilaksanakan
dengan sebaiknya tanpa ada waktu yang terbuang sia-sia.

Pemeliharaan dalam keadaan tidak operasi mencakup :


- Pemeliharaan Rotor Turbin
Pemeliharaan SI pada rotor turbin dilakukan tanpa harus mengangkat upper
casingnya. Tetapi hanya berupa pemeriksaan pada sudu turbin tingkat akhir
dengan melihatnya dari bagian atas kondensor setelah mainhole disisi turbin
eshaust dibuka. Pemeriksaannya diantaranya :
1. Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu-sudu turbin
2. Keretakan
3. Gesekan
4. Kerusakan dari benda asing
5. Korosi dan erosi
Sedangkan pada ME dan SE, seluruh bagian atas rotor diperiksa dan diperbaiki.
Pemeriksaan dilakukan dengan membuka upper casing, melepas
kopling,membuka bantalan dan komponen lainnya hingga rotor dapat diangkat
dan ditopang pada dudukan khusus yang telah disediakan. Pengangkatan harus
dilakukan dengan hati-hati karena sangat sempitnya clearance antara rotor dan
stator turbin.

- Pemeliharaan Stator Turbin


Pemeliharaan ini dilakukan dengan cara membuka upper casing, kemudian
angkat rotor dengan hati-hati. Pemeliharaan stator meliputi :
1. Periksa adanya kerak pada sudu tetap, lalu bersihkan dengan sand blast
2. Lakukan pemeriksaan pada permukaan flanges upper dan lower casing
3. Bersihkan ulir pada baut serta mur
4. Periksa bekas bocoran uap yaang melalui celah pada flanges antara upper dan
lower casing
5. Periksa akibat korosi serta erosi pada labyrinth dan sudu
6. Perbaiki dan periksa kerusakan pada sudu-sudu tetap
7. Periksa keretakan pada setiap stator
Setelah pekerjaan maintenance selesai, rakitlah kembali. Perlu diperhatikan
urutan pemasangan baut terutama pada flange antara upper dan lower casing.

- Pemeriksaan Bantalan
Turbin uap memiliki 2 bantalan yaitu bantalan journal aksial dan bantalan aksial
(thrust bearing).
Pemeriksaan yang perlu dilakukan yaitu :
1. Pengukuran clearance
2. Pemeriksaan terhadap bekas kontak atau gesekan antara journal dengan
bearing
3. Goresan pada permukaan white metal
4. Babbit (white metal) yang terkelupas
5. Keretakan
6. Cacat pada cathodic

- Pemeriksaan labyrinth atau gland seal


Pada pemeliharaan SI, labyrinth tidak dibuka karena tidak ada pemeriksaan,
tetapi hanya dilakukan pemeriksaan pada sistem uap perapatnya saja.
Sedangkan pada ME dan SE dilakukan pemeriksaan pada kondisi labyrinth-nya.

- Penyetelan clerance rotor dan stator


Clerance antara rotor turbin dan stator, terutama pada sisi tekanan tinggi
sangatlah sempit dan dapat menyebabkan gesekan antara rotor dan stator jika
celah ini tidak disetel dengan baik. Pengukuran clerance dapat dilakukan
dengan fuller gauge, dial gauge, kawat timah dan alat ukur lainnya.

Perbaikan pada turbin uap


BAB II
Case Study

ANALISIS TURBIN UAP PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


PANAS BUMI
Turbin uap termasuk mesin-mesin konversi energi yang mengubah energi
tekanan uap menjadi energi kinetis pada nosel dan selanjutnya diubah menjadi
energi mekanis pada sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros turbin. Metode
yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah dengan cara pengambilan data
pada control room di PT. Indonesia Power Kamojang POMU. PT. Indonesia
Power Kamojang POMU bergerak dalam bidang pembangkitan listrik dengan
memanfaatkan uap alam sebagai fluida kerjanya. Turbin uap ini mampu
menghasilkan daya sebesar 55,3061 mW dan mempunyai tingkat efisiensi yang
baik yaitu sebesar 71,48%.

1. PENDAHULUAN
Energi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan manusia dalam usaha
meningkatkan taraf hidup. Seiring meningkatnya taraf hidup maka semakin
meningkat pula energi yang dibutuhkan. Energi listrik menjadi salah satu
bentuk energi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari, karena energi listrik dapat dengan mudah diubah kebentuk energi
yang lainnya. Kebutuhan energi saat ini berhubungan langsung dengan tingkat
perekonomian serta perkembangan suatu industri disebuah negara.
Untuk mengikuti perkembangan industri maka sangat dibutuhkan penghasil
energi alternatif baru. Energi alternatif seperti surya dan nuklir merupakan
trobosan di masa yang akan datang. Namun energi alternatif tersebut sulit untuk
diterapkan karena membutuhkan biaya yang besar dan resiko yang tinggi.
Dalam mengatasi kekurangan ini maka alternatif lain yang dapat ditempuh salah
satunya dengan menggunakan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP).
Pembagkit Listrik Tenaga Panas Bumi dalam menghasilkan listrik
membutuhkan berbagai komponen salah satunya tubin uap. Turbin uap
mengubah energi tekanan uap menjadi energi kinetik pada nosel (turbin impuls)
dan sudu-sudu gerak (turbin reaksi) dan diubah menjadi energi mekanik pada
poros turbin. Turbin uap bisa digunakan dalam berbagai bidang, sebagai contoh
pada bidang industri, transportasi, dan pembangkit listrik.
2. METODE
1 Diagram Alir
Penelitian ini adalah penelitian yang besifat kualitatif. Penelitian yang
digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif
adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (case
study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu
yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari
semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan
dari berbagai sumber.
2 Alat dan Bahan
1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam proses penelitian ini antara lain adalah:
Turbin
Turbin uap yang digunakan ialah turbin uap yang berada di PT. Indonesia
Power Kamojang POMU dengan spesifikasi turbin seperti ditunjukkan dibawah
ini :
Tabel 1. Spesifikasi Turbin Uap

Turbin uap
2. Generator
Generator yang digunakan ialah turbin uap yang berada di PT. Indonesia Power
Kamojang POMU. Generator ini digunakan untuk mengetahui variabel beban
turbin uap.
Tabel 2. Spesifikasi Generator

Generator
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses penelitian ini antara lain adalah :
a. Data Log Sheet harian karyawan.
b. Data design dari manual book.

Metode Pengumpulan Data


Metode-metode yang dilakukan dalam rangka memperoleh data-data dan
informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Data Teknis
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap
alat yang dijadikan objek permasalahan. Data-data yang dikumpulkan meliputi
laju aluran uap masuk turbin (ṁ), tekanan uap masuk turbin (P1), suhu uap
masuk turbin (T1), tekanan uap keluar turbin (P2), efisiensi generator, dan
beban generator.

2. Metode literatur
Pengumpulan data diperoleh dari buku design manual sistem pembangkit dan
buku-buku pendukung lainnya yang tersedia di perpustakaan PT Indonesia
Power Kamojang POMU.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


1 Kualitas Uap Terhadap Efisiensi Turbin
Pengaruh kualitas uap terhadap efisiensi turbin ditunjukkan oleh grafik 1.

Berdasarkan grafik 1, pada saat kualitas uap kecil yaitu 0,8014, nilai efisiensi
turbin sebesar 65,96%. Sedangkan saat kualitas uap besar, yaitu 0,8158, nilai
efisiensi turbin sebesar 71,48 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan
kualitas uap akan mempengaruhi, nilai efisiensi turbin. Apabila kualitas uap
lebih tinggi maka, nilai efisiensi turbin akan meningkat, begitu juga sebaliknya
apabila kualitas uap rendah maka , nilai efisiensi turbin akan menurun. Oleh
karena itu menjaga kualitas uap supaya tetap optimal sangatlah diperlukan
supaya efisiensi turbin maksimal. Karena turbin uap bisa bekerja secara optimal
apabila kualitas uap yang dihasilkan yaitu uap jenuh kering (superheated).

2 Laju Aliran Uap Terhadap Efisiensi Turbin


Pengaruh laju aliran uap terhadap efisiensi turbin ditunjukkan oleh grafik 2.
Berdasarkan grafik 2, pada saat laju aliran uap kecil yaitu 92,2 kg/s, nilai
efisiensi turbin sebesar 65,96%. Sedangkan saat laju aliran uap besar, yaitu
119,5 kg/s, nilai efisiensi turbin sebesar 71,48%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa perubahan laju aliran uap akan mempengaruhi, nilai efisiensi turbin.
Apabila laju aliran uap lebih tinggi maka, nilai efisiensi turbin akan meningkat,
begitu juga sebaliknya apabila laju aliran uap rendah maka , nilai efisiensi
turbin akan menurun.

4. PENUTUP
1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Ketika laju aliran uap masuk turbin itu semakin tinggi, maka kerja turbin
semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan efisiensi turbin meningkat.
2. Semakin tinggi kualitas uap maka semakin tinggi daya turbin yang
dihasilkan. Ketika daya turbin yang dihasilkan semakin tinggi, maka
efisiensi turbin meningkat.
2 Saran
1. Perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai turbin uap.
2. Melakukan pengecekan secara berkala pada instrumen-instrumen turbin
uap dan melakukan pergantian perangkat yang sudah rusak atau kurang
optimal kinerjanya.
3. Upaya dalam menjaga kualitas uap supaya tetap optimal sangat
diperlukan supaya efisiensi turbin uap maksimal.
Daftar Pustaka
 Google. 2021. Turbin Uap. https://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_uap. (31
Okt. 21)
 Alwepo. 2018. Kerusakan Turbin. https://alwepo.com/kerusakan-turbin-uap/.
(31 Okt. 21)
 Google. 2019. Pemeliharaan Turbin Dan Generator Uap.
https://www.duniapembangkitlistrik.com/2019/05/pemeliharaan-turbin-dan-
generator-uap.html. (31 Okt. 21)
 Misbakhul Habib, Dhefrizal. 2020. Analisi Turbin Uap Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi.
http://eprints.ums.ac.id/86132/19/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. (31 Okt.
21)

Anda mungkin juga menyukai