Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN

HUKUM ISLAM
Metodologi Studi Islam
Mundhori, M.E
PEMAKNAAN HUKUM ISLAM SECARA ISTILAH DAN BAHASA

Secara Bahasa Hukum Islam adalah peraturan dan ketentuan yang berkenaan dengan
kehidupan berdasarkan Alquran dan hadis; hukum syarak.
Secara istilah Pengertian hukum Islam atau syariat islam adalah sistem kaidahkaidah yang
didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf (orang
yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua
pemeluknya.
Menurut Abdul Ghani Abdullah dalam bukunya mengungkapkan bahwa hukum islam sebagai
hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama islam. Ia pun juga menyebutkan
bahwa konsepsi hukum islam sebagai dasar dan kerangka hukum yang ditetapkan oleh Allah.
Hukum islam menurut Abdul Ghani Abdullah, tidak hanya mengatur antara manusia dengan
Tuhannya saja. tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Juga
mengatur antara hubungan manusia dengan alam semesta.

2021 Kajian Hukum Islam 2


Pengertian Hukum Islam Menurut Ulama dan Ahli

Beda lagi dengan pendapat Amir Syarifuddin, hukum islam menurutnya sebagai perangkat
peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukalaf yang diakui
dan diyakini.
Sedangkan Hukum islam menurut Eva Iryani adalah syariat islam yang berisi sistem kaidah-
kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rosul mengenai tingkah laku
orang yang sudah dapat dibebani kewajiban, yang diakui dan diyakini, yang mengikat semua
pemeluknya.
Eva Iryani menjelaskan bahwa tingkah laku yang dimaksud adalah mengacu pada segala
perilaku dan sikap Rasulullah. Disebutkan pula syariat diambil berdasarkan pada istilah yang
merunut pada hukum-hukum yang diperintahkan Allah Swt untuk umat-Nya dengan amaliyah.
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian hukum islam dapat
diartikan sebagai kerangka dasar aturan islam yang merujuk pada Al-Quran dan Hadis.
Sesuai dengan namanya, hukum islam mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya.
Ataupun hubungan antara manusia dengan manusia bahkan dengan alam semesta.

2021 Kajian Hukum Islam 3


Definisi Hukum Islam

Syariat Islam menurut Bahasa berarti jalan yang dilalui umat manusia untuk menuju kepada
Allah Ta’ala dan ternyata Islam bukanlah hanya sebuah agama yang mengajarkan tentang
bagaimana menjalankan ibadah kepada Tuhannya saja. Keberadaan aturan atau sistem
ketentuan Allah swt untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah Ta’ala dan hubungan
manusia dengan sesamanya. Aturan tersebut bersumber pada seluruh ajaran Islam, khususnya
Al-Quran dan Hadits
Definisi hukum Islam adalah syariat yang berarti aturan yang diadakan oleh Allah untuk umat-
Nya yang dibawa oleh seorang Nabi SAW, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan
(aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan) yang
dilakukan oleh umat Muslim semuanya.

2021

Kajian Hukum Islam 4


SUMBER HUKUM ISLAM
Hukum Islam bukan hanya sebuah teori saja namun adalah sebuah aturan-aturan untuk
diterapkan di dalam sendi kehidupan manusia. Karena banyak ditemui permasalahan-
permasalahan, umumnya dalam bidang agama yang sering kali membuat pemikiran umat
Muslim yang cenderung kepada perbedaan. Oleh sebab itu diperlukan sumber hukum islam
sebagai solusinya:
a. Al Qur’an, Sejarah dan Pengumpulannya
Al qur’an berasal dari Bahasa arab, yaitu Qur’anan yg merupakan isim Masdar dari kata
qara’a-yaqra’u-qira’atan/qur’anan yang artinya membaca, menelaah, mempelajari.
Secara istilah Al-qur’an dapat diartikan sebagai kalam Allah yg diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan diturunkan secara mutawatir (berangsur-angsur). Sebagian ulama
berpendapat bahwa Al-qur’an adalah nama yang khusus bagi firman Allah yg diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW.

2021 Kajian Hukum Islam 5


Sejarah Pengumpulan Al-qur’an
Sejarah telah mencatat bahwa pada masa-masa awal kehadiran agama Islam, bangsa Arab -
tempat diturunkannya al-Qur’an tergolong ke dalam bangsa yang buta huruf; sangat sedikit di
antara mereka yang pandai menulis dan membaca. Mereka belum mengenal kertas,
sebagaimana kertas yang dikenal sekarang. Bahkan, Nabi Muhammad Saw sendiri dinyatakan
sebagai nabi yang ummi, yang berarti tidak pandai membaca dan menulis. Buta huruf bangsa
Arab pada saat itu dan ke-ummi-an Nabi Muhammad Saw, secara tegas di sebutkan di dalam
Al-qur’an surat Al-jumu’ah ayat 2:

Artinya: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmah [As Sunnah]. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata, (2)
2021 Kajian Hukum Islam 6
LANJUTAN
Meskipun bangsa Arab saat itu masih buta huruf pada awal penurunan al-Qur’an, tetapi
mereka dikenal memilki daya ingat (hafal) yang sangat kuat. sehingga, pada saat
diturunkannya al-Qur’an, Rasulullah menganjurkan supaya al-Qur’an itu dihafal, dibaca
selalu, dan diwajibkannya membacanya dalam shalat. Sedangkan untuk penulisan al-Qur’an,
Rasulullah Saw mengangkat beberapa orang sahabat, yang bertugas merekam dalam bentuk
tulisan semua wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. Di antara mereka ialah Abu
Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Ubay
bin Ka’ab, dan beberapa sahabat lainnya. Adapun alat yang digunakan untuk menulis wahyu
pada saat itu masih sangat sederhana. Para sahabat menulis al-Qur’an pada ‘usub (pelepah
kurma), likhaf (batu halus berwarna putih), riqa’ (kulit), aktaf (tulang unta), dan aqtab
(bantalan dari kayu yang biasa dipasang di atas punggung unta). Salah seorang sahabat yang
paling banyak terlibat dalam penulisan al-Qur’an pada masa nabi adalah Zaid bin Tsabit. Dan
juga Ia terlibat dalam pengumpulan dan pembukuan al-Qur’an masing-masing di masa Abu
bakar dan Utsman bin Affan

2021 Kajian Hukum Islam 7


Fungsi Dan Tujuan Al-qur’an
1. Al-Qur’an sebagai Hidayah
Al-qur’an merupakan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
petunjuk bagi seluruh manusia . Petunjuk merupakan sesuatu untuk menunjukkan atau
memberitahu seperti tanda, isyarat, dan sebagainya. Qur’an juga sebagai petunjuk bagi
manusia yang menunjukkan ke jalan lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah diberi
nikmat Allah seperti pada Nabi, Shiddiqin (pecinta kebenaran), orang2 yang mati syahid,
dan orang2 saleh. 4 hal yang harus di upayakan oleh seorang muslim terhadap Al-qur’an
yaitu: 1) Mampu membaca Al-Qur’an, 2) Mampu memahami Al-qur’an, 3) Mampu
menghafal Al-Qur’an, dan 4) Mampu mengamalkan Alqur’an, empat hal tersebut adalah
cara2 untuk menjadikan Al-qur’an sebagai hidayah dan pedoman hidup sehingga dapat
menjadi syafaat kelak di Akhirat.

2021 Kajian Hukum Islam 8


2. Al-Qur’an sebagai Sumber Rujukan Ilmu

Banyak ayat-ayat al-qur’an yang menjelaskan bahwa alquran merupakan sumber rujukan
bagi orang-orang yang beriman dalam melakukan segala aktivitas kehidupannya termasuk
aktivitas mencari ilmu atau melakukan penelitian. Tidak ada satu masalah pun yang tidak ada
dalam al-qur’an, nilai dasar semua hal tentang manusia dan alam raya ini telah ada dalam
qur’an.
Umat Islam dalam melakukan kajian ilmu apapun tidak bisa lepas dari pendekatan normative.
(menggunakan sudut pandang norma-norma yang diyakini umat Islam yaitu Al-qur’an),
karena pentingnya Al-quran sebagai petunjuk kehidupan manusia khususnya umat islam
belajar Al-qur’an merupakan kewajiban bagi muslim bukan untuk hal studi islam saja tapi
juga untuk studi apapun karena al-quran merupakan sumber ilmu. Karena Al-qur’an sendiri
merupakan Al-huda (petunjuk), Alfurqan (pembeda antara benar dan salah), As-syifa (obat
segala macam penyakit) dan juga Al-Mau’izah (nasihat) beberapa pokok ajaran dalam al-
quran, antara lain: Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum, Tadzkir dan Kisah

2021 Kajian Hukum Islam 9


HADITS DAN SEJARAH KODIFIKASINYA

Hadis adalah sumber hukum islam yang kedua setelah Al-qur’an. Hadis dan al-quran adalah
merupakan wahyu dari Allah. Bedanya jika Al-qur’an jika qur’an redaksinya langsung dari
Allah, sedangkan hadis redaksinya dari Rasul. Meski demikian tidak ada perkataan Rasul
yang tidak mendapat bimbingan dari wahyu, karena rasul adalah orang yang maksum yaitu
disucikan dari dosa.
Pada zaman Rasulullah masih hidup, beliau melarang untuk menuliskan hadis dan
memerintahkan untuk menuliskan Al-qur’an, dengan tujuan agar tidak bercampur antara al-
qr’an dan hadis. Hadis mulai dikumpulkan dan dibukukan pada masa khalifah Umar bin
Abdul Aziz karena merebaknya hadis palsu yang disebarkan orang munafik dengan tujuan
menghancurkan umat islam, dan untuk menjaga kemurnian hadis khususnya dan Agama
Islam pada umumnya.

2021 Kajian Hukum Islam 10


PENGERTIAN HADIS
Secara Bahasa hadis berasal dari kata hadatsa-yahdutsu-hadisan-haditsan yang berarti al-
jaded atau sesuatu yang baru, al-qarib, yaitu sesuatu yang dekat, dan dari kata haddatsa
artinya menceritakan atau memberitahukan.
Secara terminologi hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan), maupun sifat. Beberapa ulama menyebut
hadis dengan sebutan lain, seperti Sunah, khabar, atau atsar. Sunah secara Bahasa yaitu
menetapkan, membuat, meletakkan. Sunah memiliki arti ketetapan atau hukum Allah, secara
terminology sunah yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah SAW, baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan), sifat Khalaqah atau Khuluqiyah maupun
perjalanan Rasulullah SAW, baik sebelum maupun sesudah beliau diangkat menjadi Nabi dan
Rasul. Khabar secara Bahasa artinya berita secara terminology pengertian khabar dan atsar
menurut jumhur ulama yaitu sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW, sahabat dan Tabi’in.

2021 Kajian Hukum Islam 11


Sejarah Kodifikasi Hadis

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah periodesasi hadis, ada yg
membaginya menjadi tiga periode, empat periode, lima periode, bahkan tujuh periode. Di
masa awal, hadis diriwayatkan dari mulut ke mulut perawi ke perawi yang lainnya karena
memang ingatan orang arab kala itu terkenal kuat. Oleh karena waktu itu juga ada larangan
dari Nabi SAW pada para sahabat untuk menuliskan hadis karena takut bercampur dengan
Al-Qur’an. Pada masa awal para sahabat memperoleh hadis dari Nabi melalui ceramah,
khutbah, pengajian, dan juga penjelasan pertanyaan yang diajukan kepada Nabi SAW.
Periode kedua, adalah zaman khulafaurrasyidin yg dikenal dengan pembatasan dan
penyelidikan Riwayat hadis. Hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi kekeliruan dalam
hadis. Periode ketiga, yaitu periode penyebaran hadis yg terjadi pada masa sahabat dan
tabi’in dimasa ini penyebaran Islam telah sampai ke Syam, Irak, Mesir, Persia, Samarkand,
dan Andalusia. Periode keempat, yaitu periode penulisan dan pembukuan hadis yg terjadi
pada akhir abad pertama dan kedua hijriyah. Penulisan hadis dalam satu kitab yang
tersusun rapi dilakukan pada masa kekhalifahan bani umayah.

2021 Kajian Hukum Islam 12


LANJUTAN

Periode keenam, adalah masa pemeliharaan, penertiban, penambahan dan penghimpunan


hadis. Periode ini berlangsung antara abad keempat sampai pertengahan abad ke-7 tahun
hijriyah. Pada masa ini banyak kitab hadis yang disusun antara lain: kitab shahih ibnu
khuzaimah, al-anma’wa at-taqsim karang ibnu hibban, al-musnad abu Amanah, al-
mustaqa ibnu jarud dan al mukhtara karangan Muhammad bin abdu alwahid al-maqdisi.
Periode Ketujuh, adalah periode yang berlangsung sejak abad ketujuh hijaiyah sampai
sekarang, pada periode ini upaya yang dilakukan para ulama yaitu melakukan
penghimpunan, pensyarahan, dan pen-takhrij-an. Syarah adalah suatu upaya memperjelas
dan mengomentari hadis tertentu yg sudah tersusun dalam kitab hadis sebelumnya,
sedangkan takhrij adalah upaya meriwayatkannya dengan sanad sendiri yang berbeda dari
sanad ulama hadis tersebut.

2021 Kajian Hukum Islam 13


MADZHAB SEBAGAI MODEL PENDEKATAN HUKUM DAN
KAJIAN HUKUMNYA

Pengertian Mazhab
Mazhab secara Bahasa berasal dari sigat masdar mimy (kata sifat) dan isim makan (kata
yang menunjukkan tempat) yang diambil dari fi’il zahaba,yazhabu, yangberarti pergi.
Mazhab juga berarti al-ra’yu (pendapat), view (pandangan), kepercayaan, ideologi, doktrin,
ajaran, paham, dan aliran.
Sementara pengertian mazhab menurut istilah meliputi dua hal : Pertama, mazhab adalah
jalan pikiran atau metode yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam menetapkan hukum
suatu peristiwa berdasarkan kepada Alquran dan Hadis. kedua, mazhab adalah fatwa atau
pendapat seorang mujtahid tentang hukum suatu peristiwa yang diambil dari Alquran dan
Hadis. Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa mazhab adalah pokok pikiran
atau dasar yang digunakan oleh mujtahid dalam memecahkan masalah atau
mengistinbatkan hukum Islam.

2021 Kajian Hukum Islam 14


LANJUTAN
Ada dua model dalam bermazhab yaitu manhaji dan qauli. Manhaj dipergunakan seorang
mujtahid dalam menggali (istinbat) ajaran hukum Islam berdasarkan Alquran dan Hadis.
Qauli adalah hasil istinbat yang dilakukan mujtahid dengan menggunakan manhaj (metode)
tersebut. Pengertian ini memaparkan bahwa jika seorang bermazhab Hanafi, berarti ia
mengikuti jalan pikiran Imam Hanafi tentang masalah yang diambil dari Alquran dan al-
Sunah atas analisis dan pendapatnya.
Imam Yahya dalam bukunya Dinamika Ijtihad NU menjelaskan bahwa paling tidak ada dua
pandangan dalam melihat realitas sosial timbulnya mazhab hukum dalam Islam, yaitu
perspektif politik dan perspektif teologi. Politik memiliki pengaruh timbulnya mazhab,
peristiwa politik dengan perkembangan fikih terjadi pada abad kedua hijriah. sejak akhir
pemerintahanBani Umayyah hingga masa munculnya khalifah Bani Abbasiyah. Kemudian
pada masa Bani Abbasiyah ulama dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ulama
Kuffah dan Madinah, dimana pemerintahan Bani Abasiyah lebih mendukung pada kelompok
ulama Kuffah. Setelah itu pada abad ketiga kelompok ulama tersebut lebih mengarah pada
penokohan pribadi, sebagai contoh: Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.
2021 Kajian Hukum Islam 15
PEMIKIRAN MAZHAB DALAM MEMAHAMI SUMBER HUKUM
ISLAM
Dalam bagian ini dikemukakan metode yang digunakan para Imam Ahlu Sunnah yang
terkenal dengan empat Imam mazhab ditambah dengan mazhab lainnya seperti mazhab
Auza’i, mazhab Tsauri, dan seterusnya. Kemudian menentukan istinbat hukumnya dengan
mengutip bukunya Abu Ameenah Philips. Berdasarkan pemaparan dalam buku tersebut
bahwa semua mazhab besar sepakat menerima Sunah sebagai sumber primer (setelah al-
Qur’an) hukum Islam. Mazhab Hanafi mensyaratkan bahwa Hadis yang bisa dipergunakan
harus masyhur (dikenal secara luas). Mazhab Maliki mensyaratkanbahwaHadistersebut
tidak bertentangan dengan Ijmak masyarakat Madinah. Mazhab Syafi’i mensyaratkan
bahwa Hadisnya harus sahih. Mazhab Hanbali hanya mensyaratkanbahwa Hadis tersebut
berasal dari Nabi Muhammad, bukan maudlu’ (palsu).Jadi, Hadis yang kesahihannya
diragukan tetap dianggap sebagai bagian dari Sunah.

2021 Kajian Hukum Islam 16


DISIPLIN UTAMA STUDI HUKUM DAN RUANG LINGKUPNYA

Membicarakan syariat dalam arti hukum Islam, maka terjadi pemisahan-pemisahan bidang
hukum sebagai disiplin ilmu hukum. Sesungguhnya hukum Islam tidak membedakan secara
tegas antara wilayah hukum privat dan hukum publik, seperti yang dipahami dalam ilmu
hukum Barat. Hal ini karena dalam hukum privat Islam terdapat segi-segi hukum publik;
demikian juga sebaliknya. Ruang lingkup hukum Islam dalam arti fiqih Islam meliputi:
ibadah dan muamalah.
Ibadah mencakup hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan muamalat
dalam pengertian yang sangat luas terkait dengan hubungan antara manusia dengan
sesamanya. Dalam konteks ini, muamalah mencakup beberapa bidang, di antaranya: (a)
munâkahat, (b) wirâtsah, (c) mu’âmalat dalam arti khusus, (d) jinâyat atau uqûbat, (e) al-
ahkâm as-shulthâniyyah (khilafah), (f) siyâr, dan (g) mukhâsamat.

2021 Kajian Hukum Islam 17


LANJUTAN
Apabila Hukum Islam disistematisasikan seperti dalam tata hukum Indonesia, maka akan
tergambarkan bidang ruang lingkup muamalat dalam arti luas sebagai berikut:
1. Hukum Perdata
Hukum perdata Islam meliputi:
a. Munâkahât, mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan dan
perceraian serta segala akibat hukumnya;
b. Wirâtsat, mengatur segala masalah dengan pewaris, ahli waris, harta peninggalan, serta
pembagian warisan. Hukum warisan Islam ini disebut juga hukum farâidh;
c. Mu’âmalah dalam arti yang khusus, mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas
benda, tata hubungan manusia dalam masalah jual beli, sewa-menyewa, pinjam-
meminjam, perserikatan, kontrak, dan sebagainya.

2021 Kajian Hukum Islam 18


2. Hukum Publik
Hukum publik Islam meliputi:
a. Jinâyah, yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam
dengan hukuman, baik dalam jarîmah hudûd (pidana berat) maupun dalam jarîmah
ta’zîr (pidana ringan). Yang dimaksud dengan jarîmah adalah tindak pidana. Jarîmah
hudûd adalah perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumnya
dalam al-Quran dan asSunnah (hudûd jamaknya hadd, artinya batas). Jarîmah ta’zîr
adalah perbuatan tindak pidana yang bentuk dan ancaman hukumnya ditentukan oleh
penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya (ta’zîr artinya ajaran atau pelajaran);
b. Al-Ahkâm as-Shulthâniyyah, membicarakan permasalahan yang berhubungan dengan
kepala negara/ pemerintahan, hak pemerintah pusat dan daerah, tentang pajak, dan
sebagainya;
c. Siyâr, mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk agama lain
dan negara lain;
d. Mukhâsamat, mengatur soal peradilan, kehakiman, dan hukum acara.

2021 Kajian Hukum Islam 19


THANK YOU
Mirjam Nilsson

mirjam@contoso.com

www.contoso.com

2021 Kajian Hukum Islam 20

Anda mungkin juga menyukai