Di susun Oleh :
Nurul Amalia
Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan makalah Hadis yang
membahas “Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama Islam “ Secara khusus
pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang
disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan
dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi .
oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak dosen mata kuliah Ulumul Hadis Bapak Azhar.Sh.I MA yang telah
memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan
menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.
1
Penyususun
(Nurul Amalia)
DAFTAR IS
2
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHSAN.........................................................................................................2
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara bahasa, hadits dapat berarti baru, dekat dan khabar (cerita).
Sedangkan dalam tradisi hukum Islam, hadits berarti segala perkataan, perbuatan
dan keizinan Nabi Muhammad SAW (aqwal, af’al wa taqrir). Akan tetapi para
ulama Ushul Fiqh, membatasi pengertian hadits hanya pada ”ucapan-ucapan Nabi
Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum”, sedangkan bila mencakup, pula
perbuatan dan taqrir yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka
namai dengan ”Sunnah”.
Beranjak dari pengertian-pengertian di atas, menarik dibicarakan tentang
kedudukan Hadits dalam Islam. Seperti yang kita ketahui, bahwa Al-Qur’an
merupakan sumber hukum primer/utama dalam Islam. Akan tetapi dalam
realitasnya, ada beberapa hal atau perkara yang sedikit sekali Al-Qur’an
membicarakanya, atau Al-Qur’an membicarakan secara global saja, atau bahkan
tidak dibicarakan sama sekali dalam Al-Qur’an. Nah jalan keuar untuk
memperjelas dan merinci keuniversalan Al-Qur’an tersebut, maka diperlukan Al-
Hadits/As-Sunnah. Di sinilah peran dan kedudukan Hadits sebagai tabyin atau
penjelas dari Al-Qur’an atau bahkan menjadi sumber hukum
sekunder/kedua_setelah Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHSAN
A. Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama Islam
Seluruh umat Islam telah sepakat bahwa hadis merupakan salah satu
sumber ajaran Islam menempati kedudukan setelah Al-Qur’an. Bagi umat Islam
merupakan keharusan untuk mengikuti hadis sama halnya dengan mengikuti Al-
Qur’an baik berupa perintah maupun larangan. Tanpa memahami dan menguasai
hadits, siapapun tidak akan bisa memahami Al-Qur’an. Sebaliknya, siapapun tidak
akan bisa memahami Hadits tanpa memahami Al-Qur’an karena Al-Qur’an
merupakan dasar hukum pertama yang didalamnya berisi garis besar syariat dan
hadits merupakan dasar hukum kedua yang didalamnya berisi penjabaran dan
penjelasan Al-Qur’an. Dengan demikian antara Hadits dan Al-Qur’an memiliki
kaitan yang sangat erat, yang satu sama lain tidak bisa dipisah-pisahkan atau
berjalan sendiri-sendiri.
2
Allah, maka Sunnah Rasul adalah petunjuk dari Allah yang di ilhamkan kepada
beliau, kemudian beliau menyampaikannya kepada umat dengan cara beliau
sendiri.
ت نوالكزبرهر نوأ نن منزل مننا هإل ني منك الكذك منر لهتربني كنن هللكناهس نما ن ركزنل هإل ني مههمم نول ننعل كرهمم ي نتننفك كررونن
هبال مبني كننا ه
عن مره نفان متنرهوا نواتكنرقوا نونما آنتاك ررم ال ك نررسورل نف ر....
خرذوره نونما ن ننهاك رمم ن
“Apa-apa yang didatangkan oleh Rasul kepada kamu, hendaklah kamu ambil dan
apa yang dilarang bagimu hendaklah kamu tinggalkan” (QS. Al-Hasyr 7).
Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa sunnah/ hadits merupakan penjelasan
Al-Qur’an. Sunnah itu diperintahkan oleh Allah untuk dijadikan sumber hukum
dalam Islam.2 Dengan demikian, sunnah adalah menjelaskan Al-Qur’an,
membatasi kemutlakannya dan mentakwilkan kesamarannya. Allah menetapkan
bahwa seorang mukmin itu belum dapat dikategorikan beriman kepada Allah
sebelum mereka mengikuti segala yang diputuskan oleh Rasulullah SAW dan
dengan putusannya itu mereka merasa senang.
3
sebagai sumber hukum Islam, maka secara otomatis harus percaya bahwa Sunnah
juga merupakan sumber hukum Islam. Bagi mereka yang menolak kebenaran
Sunnah sebagai sumber hukum Islam, bukan saja memperoleh dosa, tetpai juga
murtad hukumnya. Ayat-ayat Al-Qur’an sendiri telah cukup menjadi alasan yang
pasti tentang kebenaran Al-Hadits, ini sebagai sumber hukum Islam. Di dalam Al-
Quran dijelaskan umat Islam harus kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah,
diantara ayatnya adalah sebagai berikut :3
1)Setiap Mu’min harus taat kepada Allah dan kepada Rasulullah. (Al-Anfal: 20,
Muhammad: 33, an-Nisa: 59, Ali ‘Imran: 32, al- Mujadalah: 13, an-Nur: 54, al-
Maidah: 92).
2)Patuh kepada Rasul berarti patuh dan cinta kepada Allah. (An-Nisa: 80, Ali
‘Imran: 31).
3)Orang yang menyalahi Sunnah akan mendapatkan siksa. (Al-Anfal: 13, Al-
Mujadilah: 5, An-Nisa: 115).
4)Berhukum terhadap Sunnah adalah tanda orang yang beriman. (An-Nisa: 65).
Alasan lain mengapa umat Islam berpegang pada hadits karena selain
memang di perintahkan oleh Al-Qur’an juga untuk memudahkan dalam
menentukan (menghukumi) suatu perkara yang tidak dibicarakan secara rinci atau
sama sekali tidak dibicarakan di dalam Al Qur’an sebagai sumber hukum utama.
Apabila Sunnah tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum Muslimin
akan mendapatkan kesulitan-kesulitan dalam berbagai hal, seperti tata cara shalat,
kadar dan ketentuan zakat, cara haji dan lain sebagainya. 4
4
Asy-Syafi’i berkata :
إذا وجدتم في كتابي خلف سنة رسول الله ص م فقولوا بسنة رسول الله ص
م ودعوا ما قلت
Tetapi Tidak semua perbuatan Nabi Muhammad merupakan sumber hukum yang
harus diikuti oleh umatnya, seperti perbuatan dan perkataannya pada masa
sebelum kerasulannya.
1.Dalil Al-Qur’an
5 Zufran Rahman, ,Kajian Sunnah Nabi SAW Sebagai Sumber Ajaran Islam,
(Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya,1995).hlm 27.
5
Firman Allah Swt dalam surah Ali Imran ayat 179 yang berbunyi :
Artinya:
Selain Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam agar percaya kepada
Rasulullah Saw. Allah juga memerintahkan agar mentaati segala peraturan dan
perundang-undangan yang dibawanya. Tuntutan taat kepada Rasul itu sama
halnya dengan tuntutan taat dan patuh kepada perintah Allah Swt. Banyak ayat al-
Qur’an yang mnyerukan seruan ini.
6
Perhatikan firman Allah SWT. Dalam surat Ali-Imran ayat 32 dibawah ini:
Artinya:
2. Dalil Hadits
(تركت فيكم أمرين لن تضلوا أبداما إن تمسكتم بهما كتاب الله وسنة رسوله)رواه الحاكم
Artinya :
“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat
selam-lamanya, selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab
Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”
(HR. Malik).
Hadits di atas telah jelas menyebutkan bahwa hadits merupakan pegangan
hidup setelah Al-Qur’an dalam menyelesaikan permasalahan dan segalah hal yang
berkaitan dengan kehidupan khususnya dalam menentukan hukum.6
6 Ibid.hlm.28
7
Umat Islam telah sepakat menjadikan hadits menjadi sumber hukum kedua
setelah Al-Qur’an. Kesepakatan umat muslimin dalam mempercayai, menerima,
dan mengamalkan segala ketentuan yang terkandung di dalam hadits telah
dilakukan sejak jaman Rasulullah, sepeninggal beliau, masa khulafaurrosyidin
hingga masa-masa selanjutnya dan tidak ada yang mengingkarinya.
Kerasulan Muhammad SAW, telah diakui dan dibenarkan oleh umat Islam.
Di dalam mengemban misinya itu kadangkala beliau menyampaikan apa yang
datang dari Allah SWT, baik isi maupun formulasinya dan kadangkala atas
inisiatif sendiri dengan bimbingan wahyu dari Tuhan. Namun juga tidak jarang
beliau menawarkan hasil ijtihad semata-mata mengenai suatu masalah yang tidak
dibimbing oleh wahyu. Hasil ijtihad ini tetap berlaku hingga akhirnya ada nash
yang menasakhnya.7
Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran
dalam islam, antara satu dengan yang lainya tidak dapat dipisahkan. Keduanya
merupakan satu kesatuan. Al-qur’an sebagai sumber pertama dan utama banyak
memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global. Oleh karena itu kehadiran
hadis, sebagai sumber ajaran kedua tampil untuk menjelaskan keumuman isi al-
Qur’an tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :8
7 Ibid.hlm 29-30
8 Bisr Affandi,Ilmu Tafsir dan Hadits,(Surabaya:CV Aneka Bahagia Offset,1993). hlm
76
8
Artinya :
a.Bayan At-Tafsir
b.Bayan At-Taqrir
Bayan At-Taqrir atau sering juga disebut bayan at-ta’kid dan bayan al-
itsbat adalah hadist yang berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat
pernyataan Al-Qur’an. Dalam hal ini, hadis hanya berfungsi untuk memperkokoh
isi kandungan Al-Qur’an.
9 Ibid.hlm.77
9
c.Bayan At-Tasyri’
Hadits bayan at-tasyri’ ini merupakan hadits yang diamalkan sebagaimana dengan
hadits-hadits lainnya. Ibnu Al-Qayyim pernah berkata bahwa hadits-hadits
Rasulullah Saw itu yang berupa tambahan setelah Al-Qur’an merupakan
ketentuan hukum yang patut ditaati dan tidak boleh kitaa tolak sebagai umat
Islam.
d.Bayan An-Nasakh
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Hadis merupakan salah satu sumber hukum dan sumber ajaran Islam yang
menduduki urutan kedua setelah Al-Qur’an.
2.Hadits yang wajib dijadikan hujah atau dasar hukum sama dengan Al-Qur’an
dikarenakan adanya dalil-dalil syariah yang menunjukkannya. Al-Qur’an dan
hadist sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran dalam Islam, antara
yang satu dengan yang lainya tidak dapat dipisahkan. Al-Qur’an itu adalah pokok
hukum syari’at, pegangan umat Islam yang secara rinci menerima penjelasan dari
sunnah.
a.Bayan al-Taqrir (penjelasan memperkuat apa yang telah ditetapkan dalam Al-
Qur’an.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Bintang
13