Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aldhi Maulana Malik

NIM : G011191166

Kelas : Agroteknologi C

Soal Jawab Mengenai Al-Qur’an, As-Sunnah dan Al-


Ijtihad
1. Jelaskan Al Quran secara etimologi dan terminalogi !
Jawaban:
Dari segi bahasa (etimologi), Al Qur’an berasal dari bahasa Arab, yakni bentuk jamak dari
kata benda atau masdar dari kata kerja qara’a – yaqra’u – qur’anan yang artinya adalah
“bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”.
Al Qur’an secara istilah (terminologi) berarti kitab suci umat Islam yang di dalamnya berisi
firman-firman Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai mukjizat.
2. Bagaimana cara kita agar dapat mencintai Alquran?
Jawaban:
 Senantiasa meluangkan waktu untuk membaca dan mempelajarinya.
 Memperlakukan Al-Qur’an dengan hormat, baik saat membawanya,
meletakkannya, maupun menyimpannya.
 Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan penuh hikmat.
 Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam menjalani hidup.
 Bersegera mengamalkan perintah dan menjauhi larangan yang ada dalam Al-
Qur’an.
3. Bagaimana cara agar kita dapat menikmati nikmatnya mukjizat Alquran ?
Jawaban:
Untuk bisa merasakan kemukjizatan Alquran dapat melalui beberapa pendekatan. Mukjizat
yang berkenaan dengan redaksi dapat kita pahami melalui pendekatan sastra Arab, analisis
terhadap bilangan atau angka. Sedangkan kemukjizatan yang terkait dengan isi, dapat
dipahami melalui pendekatan hukum, sains dan teknologi, hal-hal yang gaib, baik gaib pada
masa lalu maupun akan datang, seperti janji dan ancaman Tuhan, maupun pendekatan ilmu-
ilmu lain. Di sini diperlukan kesiapan orang yang ingin menangkap mukjizat itu. Sebab
kalau tidak ada kesiapan/kesediaan untuk menerima, seberapa banyak mukjizat pun tidak
akan ia rasakan.
4. Bagaimana hukum membaca Alquran tanpa mengerti maksudnya?
Jawaban:
Alquran adalah kitab suci yang apabila kita membacanya maka bacaan kita itu mengandung
nilai ibadah, meskipun kita tidak memahami artinya. Satu huruf Alquran yang kita baca
mendapat pahala 10 kali lipat. Tentu nilainya akan bertambah kalau kita berusaha
memahami maknanya (tadabbur).
5. Kenapa Alquran tidak disusun sesuai dengan urutan turunnya surah, seperti surah
pertama al-Alaq?
Jawaban:
Sistematika penyusunan Alquran ditetapkan langsung oleh Allah, bukan berdasar waktu
turunnya. Penyusunan urut-urutan ayat dan surat-suratnya sedemikian rupa, sehingga —
walaupun berbeda-beda waktu turunnya— masing-masing memiliki hubungan keterkaitan
yang sangat erat, bagaikan rantai yang sulit ditetapkan mana ujung dan mana pula
pangkalnya. Demikian penjelasan singkat, wallahu a'lam.
6. Jelaskan pengertian Ijtihad secara etimologi dan terminalogi!
Jawaban:
Arti Ijtihad Secara Etimologi adalah menurut bahasa, ijtihad berasal dari bahasa arab berarti
(bahasa Arab ‫ )اجتهاد‬Al-jahd atau al-juhd yang berarti la-masyaqat (kesulitan dan kesusahan)
dan akth-thaqat (kesanggupan dan kemampuan). Sedangkan definisi secara terminologi
adalah kata Ijtihad berarti "pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang
sulit." Atas dasar ini maka tidak tepat apabila kata "ijtihad" dipergunakan untuk melakukan
sesuatu yang mudah/ringan.
7. Jelaskan macam-macam ijtihad
Jawaban:
1. Ijma adalah suatu kesepakatan para ulama dalam menetapkan hukum agama Islam
berdasarkan Al-quran dan hadits dalam suatu perkara. Hasil dari kesepakatan para ulama
tersebut berupa fatwa yang dilaksanakan oleh umat Islam.
2. Qiyas adalah suatu penetapan hukum terhadap masalah baru yang belum pernah ada
sebelumnya, namun mempunyai kesamaan (manfaat, sebab, bahaya) dengan masalah lain
sehingga ditetapkan hukum yang sama.
3. Maslahah Mursalah adalah suatu cara penetapan hukum berdasarkan pada pertimbangan
manfaat dan kegunaannya.
4. Sududz Dzariah adalah suatu pemutusan hukum atas hal yang mubah makruh atau haram
demi kepentingan umat.
5. Istishab adalah suatu penetapan suatu hukum atau aturan hingga ada alasan tepat untuk
mengubah ketetapan tersebut.
6. Urf adalah penepatan bolehnya suatu adat istiadat dan kebebasan suatu masyarakat
selama tidak bertentangan dengan Al-quran dan hadits.
7. Istihsan adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya karena
adanya dalil syara’ yang mengharuskannya.
8. Bagaimana syarat saja yang bisa melakukan Ijtihad
Jawaban:
 Harus memahami tentang ayat dan sunnah terkait dengan hukum.
 Harus memahami berbagai masalah yang telah di-ijma’kan oleh para ahlinya.
 Harus mengerti bahasa Arab dan segala ilmunya dengan sempurna.
 Harus mengerti tentang nasikh dan mansukh.
 Harus mengetahui dan memahami tentang ushul fiqh.
 Harus memahami secara dalam tentang rahasia-rahasia tasyrie’ (Asrarusyayari’ah).
 Harus memahami secara mendalam tentang seluk-beluk qiyas.
9. Bagaimana fungsi ijtihad dalam kehidupan umat muslim?
Jawaban:
Ijtihad memiliki fungsi untuk membantu manusia dalam menemukan solusi hukum atas suatu
masalah yang belum ada dalilnya di dalam Al-quran dan hadits. Sedangkan tujuan Ijtihad
adalah untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam beribadah kepada Allah pada waktu dan tempat
tertentu.
10. Apa sajakah manfaat yang dapat kita proleh dalam mengamalkan ijtihad bagi umat
muslim ?
Jawaban:
 Ketika umat Islam menghadapi masalah baru, maka akan diketahui hukumnya.
 Menyesuaikan hukum yang berlaku dalam Islam sesuai dengan keadaan, waktu, dan
perkembangan zaman.
 Menentukan dan menetapkan fatwa atas segala permasalahan yang tidak
berhubungan dengan halal-haram.
 Menolong umat Islam dalam menghadapi masalah yang belum ada hukumnya dalam
Islam.
11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hadis/Sunnah!
Jawaban:
Hadis (bahasa Arab: ‫الحديث‬, har. 'berbicara, perkataan, percakapan', disebut juga sunnah,
adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad yang
dijadikan landasan syariat Islam. Hadis dijadikan sumber hukum Islam selain al-Qur'an,
dalam hal ini kedudukan hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur'an.
12. Bagaimana peran penting Hadis/Sunnah dalam mengembangkan hukum Islam di
masyarakat?
Jawaban :
 Memberikan penjelasan dan perincian terhadap ayat-ayat suci Al-Quran yang masih
bersifat umum.
 enetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati di dalam Al-Quran.
 Memberi pembatasan bagi ayat-ayat yang mutlak.
 Memberikan keterangan atas ayat-ayat suci Al-Quran yang Mujmal atau yang belum
terang.

13. Jelaskan macam macam hadis


Jawaban:
Hadits ditinjau dari segi jumlah rawi atau banyak sedikitnya perawi yang menjadi
sumber berita, maka dalam hal ini pada garis besarnya hadits dibagi menjadi dua macam,
yakni a) Hadits mutawatir, dan b) Hadits Ahad.
Para ulama membagi hadis ahad dalam tiga tingkatan, yaitu hadits sahih, hadits
hasan, dan hadis daif. Pada umumnya para ulama tidak mengemukakan, jumlah rawi,
keadaan rawi, dan keadaan matan dalam menentukan pembagian hadis-hadis tersebut
menjadi hadis sahih, hasan, dan daif.
Hadits ahad ahad ditinjau dari segi dapat diterima atau tidaknya terbagi menjadi 2
(dua) macam yaitu hadits maqbul dan hadis mardud.
14. Al-qur’an membahas segala aspek kehidupan lalu untuk apa As-sunnah dijadikan
dasar hukum islam?
Jawaban :
Perlu diketahui bahwa Alquran yang diturunkan pada Nabi SAW, ada yang bersifat
mutashabihat dan ada yang bersifat muhkamat. Artinya ayat-ayat Alquran ada yang masih
butuh penjelasn dan perincian lebih lanjut tentang hukum dan perintah-Nya. Sebagai contoh,
perintah sholat, zakat, puasa dan haji, dalam Alquran hanya menjelaskan secara umum saja,
namun bagaimana cara dan pelaksanaannya diterangkan dan dicontohkan dalam sunah
rasulullah SAW, oleh karenanya As-Sunnah dijadikan dasar hukum Islam sebagai penjelas
Alquran, pengkususan ayat yang umum, membatasi makna Alquran yang bersifat mutlak,
memperkuat hukum yang ditentukan Alquran dan menetapkan hukum yang tidak ditetapkan
dalam Alquran.

15. Mengapa kita harus mempelajari hadis


Jawaban:
Kewajiban Mempelajari Hadist
Inti ajaran Islam dibangun di atas dua pondasi: Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya memiliki
kaitan yang sangat erat Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak bisa diartikan dengan benar
dan tepat tanpa bantuan keterangan dari Sunnah Nabi Saw. Salah satu contoh adalah tentang
tata cara shalat yang tidak mungkin diraktekan tanpa bantuan dari Sunnah Nabi. Karena Al-
Qur’an sendiri tidak menyebutkan tata cara shalat itu dan Al-Qur’an hanya menegaskan
hanya wajibnya shalat lima waktu itu saja.
Karena pentingnya pengetahuan tentang hadist ini, Imam Abu Hanifah pernah berujar: ”
Tanpa Sunnah tak seorangpun dari kita yang dapat memahami Al-Qur’an.”
Mempelajari hadits Nabi SAW mempunyai keistimewaan tersendiri sebagaimana dijanjikan
oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya bahwa orang yang mempelajari dan menghafal
hadits-haditsnya akan dianugerahi oleh Allah Swt wajah yang bercahaya, penuh dengan
pancaran nur keimanan yang menandakan ketenangan hati dan keteduhan batin. Sabda
beliau Saw: Allah membuat bercahaya wajah seseorang yang mendengar dari kami sebuah
hadits, kemudian menghafalnya dan menyampaikannya …” (Abu Daud dalam Sunannya dan
At-Tirmidzi dalam Sunannya).s

Anda mungkin juga menyukai