Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber ajaran islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman
syariat islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari
Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunnah Rasulullah.
Komponen utama agama Islam atau unsur utama ajaran agama Islam (akidah, syari’ah dan
akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat runtuk
mengembangkannya. Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban
pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang
dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok
masyarakat.
Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh dengan memperguna kan seluruh
kemampuan akal pikiran, pengetahuan dan pengalaman manusia yang memenuhi syarat
untuk mengkaji dan memahami wahyu dan sunnah serta mengalirkan ajaran, termasuk ajaran
mengenai hukum (fikih) Islam dari keduanya. Dalam upaya memahami ajaran Islam,
berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat
menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena
kualitas pemahaman ke Islaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan
tindakan ke Islaman yang bersangkutan. Untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk
mendapatkan pemahaman tentang Islam.
Sumber ajaran Islam yang pokok adalah al-Qur’an dan hadis. Keduanya memiliki
peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Walaupun terdapat perbedaan dari
segi penafsiran dan aplikasi, namun setidaknya ulama sepakat bahwa keduanya harus
dijadikan rujukan. Dari keduanya ajaran Islam diambil dan dijadikan pedoman utama. Oleh
karena itu, kajiankajian terhadapnya tidak pernah keruh bahkan terus berjalan dan
berkembang seiring dengan kebutuhan umat Islam. Akan tetapi terdapat perbedaan yang
mendasar antara al-Qur’an dan Hadis. Untuk al-Qur’an, semua periwayatan ayatayatnya
berlangsung secara mutawatir, sedangkan untuk Hadis sebagian periwayatannya berlangsung
secara mutawatir dan sebagian berlangsung secara ahad.
Selain itu al-Qur’an sudah ditulis sejak zaman Rasulullah saw dan dilakukan oleh
sekretaris resmi yang di tugaskan langsung oleh Rasulullah. Sedangkan, secara keseluruhan
hadis belum ditulis di zaman Nabi Muhammad saw, bahkan beliau dalam suatu kesempatan
melarang sahabat yang menulis hadis. Namun, upaya sahabat dalam menulis hadis sudah ada

1
sejak masa Rasulullah saw. Hadis, yaitu ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan nabi. Tidak
diragukan lagi bahwa nabi adalah manusia yang paling baik dalam memahami maksud-
maksud Kitab suci. Dia dapat secara tepat menafsirkan ayat-ayat tersebut dan bertindak
sesuai dengan apa yang diperintahkannya. Dia juga seorang petunjuk par excellence bagi
umat Islam.
Umat Islam akan datang kepada nabi dan bertanya tentang perbagai persoalan dan
mencari petunjuk di hampir semua masalah. Nabi memberikan petunjuk langsung kepada
mereka, atau menunggu wahyu dari Allah. Ketika dia berkata atau bertindak sesuatu, hal itu
secara hati-hati dicatat dan kata-katanya dihafal untuk disampaikan kepada orang lain.
Perjalanan panjang pembukuan hadis dan adanya beberapa kecenderungan yang mewabah di
dunia Islam menyebabkan tidak di pungkiri adanya pemalsuan hadis, berangkat dari kondisi
obyektif tersebut maka para ulama muslim termotivasi untuk melakukan usaha-usaha
penelitian guna menyaring dan membersihkan hadis dari segala usaha pemalsuan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dan prinsip ajaran silam?
2. Apakah Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam?
3. Apakah sunnah sebagai ajaran islam?
4. Apakah ijtihat sebagai sumber ajaran islam?
5. Bagaimana membangun paradigma Qur’ani dalam kehidupan modern?

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian dan prinsip ajaran silam.
2. Untuk mengetahui Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam.
3. Untuk mengetahui sunnah sebagai ajaran islam.
4. Untuk mengetahui ijtihat sebagai sumber ajaran islam.
5. Untuk mengetahui membangun paradigma Qur’ani dalam kehidupan modern.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Prinsip Ajaran Islam


Kata prinsip dapat berarti dasar, asas, ataupun kebenaran yang menjadi dasar
oranguntuk berpikir, bertindak, dan sebagainya. Prinsip ajaran Islam juga digunakan
sebagaisandaran dalam membangun sesuatu atau sebagai landasan yang digunakan
untukmengembangkan konsep atau teori. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam ajaran Islam
tentunya bersumber kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Ajaran Islam sebagai ajaran yang kuat,
kokoh,dan lengkap memiliki prinsip terhadap ayat-ayat Al-qur’an, Al-hadits, Al-Ra’yu, dan
fakta Sejarah. Adapun prinsip ajaran islam yaitu:
1. Ilmu. Maksud dari ilmu di sini adalah mengenal Allah swt, mengenal
Nabi Muhammad saw, serta mendalami agama Islam. Secara definisi ilmu adalah
pengetahuan atas segala sesuatu yang sesuai dan bersifat yakin lagi pasti. Setiap
Muslim ketika mencari ilmu, maka harus dilakukan step by step. Tidak boleh ada
perasaan ingin segera menguasai ilmu. Dengan demikian, setiap Muslim jangan
pernah merasa “puas” dalam mencari ilmu, tetapi harus selalu haus akan ilmu.
2. Amal. Sesuatu yang telah diketahui (ilmu) memiliki konsekuensi
untuk diamalkan. Cara pengamalannya adalah dilakukan dengan iman –karena Allah
swt— yaitu dengan melakukan ketaatan pada-Nya, melaksanakan segala perintah-
Nya, menjauhi larangan-Nya. dengan demikian, amal merupakan buah dari pada ilmu.
3. Dakwah. Dakwah berarti aktifitas untuk mengajak manusia kepada kebaikan
dengan bashirah (ilmu & dalil-dalil) sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah
swt dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 108 dan dengan cara yang bijak (sesuai dengan
objek dan tempat dakwah) sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an surat an-
Nahl ayat 125.
4. Kesabaran. Sabar adalah sikap menahan emosi dari keinginan, bertahan dalam situasi
sulit, dan tidak mengeluh. Ketika belajar mencari ilmu, beramal, dan berdakwah mesti
diiringi dengan kesabaran. Secara umum para ulama membagi kesabaran menjadi tiga
jenis; sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi maksiat, dan sabar
dalam menerima semua ketentuan Allah swt.

B. Al-Qur’an sebagai Sumber Ajaran Islam

3
Al-Qur’an adalah sumber ajaran islam yang pertama, memuat kumpulan wahyu Allah
swt. Yang disampaikan kepada nabi Muhammad SAW. Di antara kandungan isinya ialah
peraturan hidup untuk mengatur kehidupan manusia, dan hubungannya dengan alam serta
makhluk-Nya. Mengingat pentingnya mempelajari al-Qur’an maka pengenalan al-Qur’an itu
bukan hanya diketahui dari segi fisik dan aspek sejarah semata, namun yang lebih penting
adalah bagaimana mampu membaca sekaligus bisa memahami makna yang terkandung dalam
ayat demi ayat dalam al-Qur’an.
Membaca alQur’an hendaknya dibaca dengan tartil (pelan) dan fasih. Maka aspek
kemampuan baca al-Qur’an merupakan hal pokok yang semestinya diketahui oleh setiap
muslim, baik manusia pada umumnya dan juga kalangan peserta didik pada khususnya.
Adapun yang berkaitan dengan hikmah mempelajari al-Qur’an ada di hadist Rasulullah yang
diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dengan terjemahannya: “Sebaik-baik kalian adalah
orang yang mempelajari al-Qur‟an dan mengajarkannya kepada orang lain” (HR. Bukhari).

C. Sunnah sebagai Sumber Ajaran Islam


Secara etimologis, Sunnah berasal dari kata kerja Sanna yang berarti
membentuk,menentukan, atau melembagakan. Jadi, Al-Sunnah diartikan sebagai proses
pembentukkan suatu kebiasaan, lalu ditiru oleh generasi selanjutnya. Secara terminologis,
kata
Hadith berarti segala sabda, perbuatan, taqrìr dan hal-ihwal yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad. Jadi, hadits atau Al-Sunnah adalah segala perbuatan danketetapan dari Nabi
SAW. Sunnah menurut pemknaan terminologis para muhadditsin, sunnah adalah sabda,
perbuatan, ketetapan, sifat (watak budi atau jasmani) baik sebelum menjadi Rasulullah SAW.
Maupun sesudahnya.
Jadi, sunnah adalah segala perbuatan serta perkataan Nabi Muhammad SAW, dari
sebelum hingga sesudah menjadi Nabi. Seluruh umat Islam sepakat, bahwa Al-Qur’an adalah
sumber hukum utama dan sunnah adalah sumber hukum kedua. Dari penjelasan di atas dapat
dipahami bahwasanya sumber hukum atausumber ajaran bagi umat Islam bukkan hanya ada
satu saja, akan tettapi ada lebih dari satu. Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang pert ama
dan paling utama, lalu Al-Sunnah atau Al-Hadits ini dijadiikan sebagai sumber hukum yang
kedua, yaittu sumber hukum setelah Al-Qur’an.

D. Ijtihat sebagai Sumber Ajaran Islam


Sumber hukum Islam merupakan rujukan, landasan, atau dasar yang utama dalam
pengambilan hukum Islam. Oleh karena itu, segala ketentuan dalam kehidupan harus

4
bersumber atau berpedoman pada hukum tersebut. Sumber hukum dalam Islam digolongkan
menjadi tiga, yaitu Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad. Al-Qur’an merupakan sumber pertama
hukum Islam yang memuat panduan kehidupan manusia. Adapun hadis merupakan sumber
hukum Islam setelah Al-Qur’an yang berisi perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi
Muhammad saw. Sementara itu, ijtihad memiliki kedudukan sebagai sumber hukum Islam
ketiga setelah Al-Qur’an dan hadis. Ijtihad digunakan untuk menetapkan suatu hukum Islam
yang belum disebutkan secara tegas dalam Al-Qur’an dan hadis. Akan tetapi, harus
memenuhi kaidah berijtihad dan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadis.
Setiap muslim seharusnya berpegang teguh pada ketiga sumber hukum tersebut agar
memiliki pedoman dalam menjalani kehidupan.

E. Membangun Paradigma Qur’ani dalam Kehidupan Modern


Al-Qur’an memiliki perbendaharaan yang luas dan besar bagi pengembangan
kebudayaan umat manusia. Kitab ini merupakan sumber pendidikan yang terlengkap,
baik itu pendidikan sosial, moral, spritual, material serta alam semesta. Al-Qur’an merupakan
sumber nilai yang absolut dan utuh. Eksistensinya tidak akan pernah mengalami
perubahan. Kemungkinan terjadi perubahan hanya sebatas interpretasi manusia
terhadap teks ayat yang menghendaki kedinamisan pemaknaannya, sesuai dengan konteks
zaman, situasi, kondisi, dan kemampuan manusia dalam melakukan interpretasi.
Isinya mencakup seluruh dimensi manusia dan mampu menyentuh seluruh potensi
manusia. Segala hal yang ditawarkan Allah Swt. dalam Al-Qur’an ini bertujuan agar manusia
dapat menarik kesimpulan dan melaksanakan semua petunjuk tersebut dalam
kehidupannya sebaik mungkin. Kandungan ajarannya sangat sempurna dan tidak
bertentangan dengan hasil penemuan sains modern. Dari penafsiran terhadap ide-ide yang
tertuang dalam Al-Qur’an, sains modern dapat berkembang dengan pesat dan memainkan
peranannya dalam membangun dunia ini.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber ajaran islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman
syariat islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari
Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunnah Rasulullah.
Komponen utama agama Islam atau unsur utama ajaran agama Islam (akidah, syari’ah dan
akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat runtuk
mengembangkannya. Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban
pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang
dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok
masyarakat.
Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh dengan memperguna kan seluruh
kemampuan akal pikiran, pengetahuan dan pengalaman manusia yang memenuhi syarat
untuk mengkaji dan memahami wahyu dan sunnah serta mengalirkan ajaran, termasuk ajaran
mengenai hukum (fikih) Islam dari keduanya. Dalam upaya memahami ajaran Islam,
berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat
menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena
kualitas pemahaman ke Islaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan
tindakan ke Islaman yang bersangkutan. Untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk
mendapatkan pemahaman tentang Islam.

B. Saran
Penulisan makalah ini, penulis berharap agar pembaca yang tentunya akan menjadi
calon guru dapat memahami apa saja unsur-unsur yang ada dalam sebuah indikator. Kelak
makalah tentang indikator ini dapat membatu calon guru dalam kegiatan proses
pengembangan pembelajaran. Penulis sadar makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu kami harapkan kritik dan saran dari pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Akmansyah, M. 2015. Al-Qur’an dan Al-Sunnah sebagai Dasar Ideal Pendidikan Islam.
Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. Vol 8 (2). 127-142.
Asmuni, M.Y. 1997. Dirasah Islamiyah I (Pengantar Studi Al-Qur’an Hadits Fiqh dan
Pranata Sosial). Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Kuntowijoyo, Priyono, A.E. 2008. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Jakarta:
PT. Mizan Publika.
Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaripudin, A. 2016. Al-Qur’an sebagai Sumber Agama Islam. NUKHBATUL ’ULUM:
Jurnal Bidang Kajian Islam, 2(1), 132-139.

Pendidikan Agama Islam.


Surabaya: Litera Jannata
Perkasa

Anda mungkin juga menyukai