A. Latar Belakang
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Memahami konsep dasar tentang konstitusi.
2. Mengetahui beberapa hal yang dimuat dalam konstitusi.
3. Menetahui tujuan adanya konsitusi.
4. Mengetahui beberapa klasifikasi Konstitusi dari beberapa perspektif.
5. Mengetahui proses perubahan konstitusi ( amandemen).
6. Mengetahui sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstitusi
Kata Konstitusi berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja “Constituer” (bahasa
Prancis) yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah sebuah negara. Maka, Konstitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara. Maka dapat dipahami,
bahwa bahasa Belanda menggunakan kata “Grondwet”, yang berarti suatu undang- undang
yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Sedangkan di Indonesia menggunakan kata “
Undang- Undang Dasar” seperti grondwet tadi.
Menurut K. C. Wheare, konstitusi adalah kumpulan hukum, institusi dan adat
kebiasaan, yang ditarik dari prinsip- prinsip rasio tertentu yang membentuk sistem umum,
dengan mana masyarakat setuju untuk diperintah. Sedangkan Abu Daud Busroh membagi
pengertian konstitusi menjadi 2 macam:
1. Konstitusi dalam arti luas adalah peraturan- peraturan yang membentuk, mengatur dan
memerintah negara baik yang tertulis maupun tidak.
2. Konstitusi dalam arti sempit adalah peraturan negara yang tertuang dalam satu
dokumen.
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok (fundamental)
mengenai soko-soko guru atau sendi-sendi pertama untuk menegakkan bangunan besar yang
bernama “Negara”. Konstitusi di Indonesia adalah Undang- Undang Dasar 1945.
B. Isi Konstitusi
Berdasarkan pengertian diatas, sudah dapat dipastikan bahwa konstitusi memuat
berbagaimacam hal yang sangat penting dalam terbentuknya suatu negara. Dengan melihat
sekilas pada konstitusi- konstitusi dari berbagai negara, akan nampak jelas bahwa orang-
orang berbeda pemikiran menyangkut apa yang harus menjadi isi konstitusi. Orang Norwegia
mengatakan bahwa memerlukan kira- kira 25 halaman, sementara bangsa India
membutuhkan kira- kira 250 halaman untuk konstitusi mereka tahun 1950.
Sedangkan bangsa Indonesia sendiri membutuhkan 37 pasal untuk merumuskan
berbagaimacam hal yang fundamental dalam berdirinya NKRI. Secara global, isi UUD 1945
adalah sebagai berikut:
1. Bentuk dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Sistem pemerintahan.
3. Sistem pertahanan negara.
4. Hak asasi manusia.
5. Kewarganegaraan.
C. Tujuan Konstitusi
Hukum pada Umumnya bertujuan untuk mengadakan tatatertib guna keselamatan
masyarakat, yang penuh dengan bentrokan antara berbagai kepentingan yang tersebar di
tengah-tengah masyarakat. Maka dari itu, tujuan konstitusi secara global adalah:
1. Mengadakan tata tertib dalam berbagai lembaga kenegaraan, baik dalam hal
2. kewenangannya maupun cara bekerjanya.
3. Mengadakan tata tertib dalam hal hak-hak asasi manusia yang harus dijamin
perlindungannya.
Dalam satu situs mengatakan bahwa tujuan konstitusi adalah sebagai berikut:
1. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan bekerjanya lembaga-lembaga negara.
2. Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah.
3. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah, karena itu juga berfungsi mencegah
kekuasaan yg sewenang-wenang.
4. Konstitusi menetapkan dan melindungi hak-hak dasar warganegara.
1. wet
2. algemeen maatregel van bestuur
3. Ordonnantie
4. regeerings verordening
Pada masa pendudukan Jepang sejak bulan Maret 1942 hingga 17 Agustus 1945,
sistem ketatanegaraan Indonesia tidak jauh berbeda dengan masa penajahan Belanda.
Diantaranya Gubernur Jenderal diganti oleh Gun- Sei kan, Departemen kehakiman diubah
menjadi sihoo-bu. Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ditetapkan suatu
undang- undang 1945. Persiapan itu telah dilakukan sejak akhir Mei 1945. Oleh PPPKI
(Panitia Persiapan Penyelidikan Kemerdekaan Indonesia) yang dipimpin oleh Dr. K. R. T.
Radjiman Wedioningrat.
Setelah kekalahan Jepang dari sekutu pada Perang Dunia II, Belanda berusaha
kembali ke wilayah Indonesia dengan NICA (Netherlands Civil Affairs). Akibatnya, beberapa
daerah di Indonesia diberi status Negara Bagian dari suatu negara federasi, yaitu Belanda.
Kemudian pada tanggal 17 Nopember 1945, terjadilah perundingan pertama Indonesia-
Belanda yang diwakili oleh Van Mook dan Sutan Syahrir dengan pimpinan Jenderal Inggris
Christison yang tak menghasilkan apa-apa. Dilanjutkan dengan persetujuan linggarjati pada
tanggal 25 Maret 1947 yang intinya adalah:
1. Pemerintah Belanda mengakui Pemerintah Republik Indonesia berkuasa de facto atas
Jawa, Madura, dan Sumatera.
2. Kedua pemerintah akan bekerjasama untuk waktu singkat untuk membentuk negara
federasi yang berdaulat dan demokratis, bernama Republik Indonesia Serikat.
Berlanjut dengan Agresi Militer I, Persetujuan Renville, dan Agresi Militer II oleh
Belanda. Hingga akhirnya pada tanggal 28 Januari 1949 DK PBB menerima resolusi yang
memuat:
1. Supaya segera dilakukan “cease fire” (pemberhentian tembak-menembak).
2. Membebaskan pemimpin- pemimpin Republik Indonesia.
Namun hal itu tak pernah dihiraukan. Hingga akhirnya terjadilah KMB pada tanggal
13 Agustus 1949 di Den Haag. Tidak lama kemudian, Indonesia menjadi Negara Kesatuan.
Setelah itu, muncullah UUDS 1950. Hingga akhirnya berubah menjadi UUD 1945.
A. Kesimpulan
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok (fundamental)
mengenai soko-soko guru atau sendi-sendi pertama untuk menegakkan bangunan besar yang
bernama “Negara”. Sendi- sendi ini haruslah kuat dan tidak mudah runtuh, agar bangunan
Negara tetap berdiri, walaupun ada angin taufan menerjang. Maka dari itu, Konstitusi harus
tahan uji, kalau ada serangan dari tangan- tangan jahil yang akan menggantikan sendi- sendi
itu dengan tiang- tiang yang lain coraknya dan yang akan merubah wajah negara, sehingga
bangunan yang asli dan molek menjadi jelek. Konstitusi di Indonesia memilki sejarah
panjang dan cukup berliku. Hingga akhirnya, Bangsa Indonesia berkomitmen dengan UUD
1945 yang memuat 37 pasal.
B. Saran
Penulisan makalah ini, penulis berharap agar pembaca yang tentunya akan menjadi
calon guru dapat memahami apa saja unsur-unsur yang ada dalam sebuah indikator. Kelak
makalah tentang indikator ini dapat membatu calon guru dalam kegiatan proses
pengembangan pembelajaran. Penulis sadar makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu kami harapkan kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Prodjodikoro, Wirjono. 1983. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia. Jakarta: Dian
Rakjat.
Wheare, K. C.2003. Konstitusi- Konstitusi Modern. Surabaya: Pustaka Eureka.
Busroh, Abu Daud.2005. Intisari Hukum Tatanegara Perbandingan Konstitusi 9 Negara.
Jakarta: Bina Aksara.