Istilah negara ini muncul bersamaan dengan munculnya istilah Lo Stato yang
dipopulerkan Niccolo Machiavelli lewat bukunya II Principe. Saat itu, Lo Stato
didefinisikan sebagai suatu sistem tugas dan fungsi publik dan alat perlengkapan yang
teratur dalam wilayah tertentu.
Menurut Montesquieu
Menurut Goodnow
1) Policy making: membuat kebijakan negara pada waktu tertentu untuk seluruh
masyarakat.
2) Policy executing: melaksanakan kebijakan yang sudah ditentukan.
2. Terjadinya negara
Sejarah terbentuknya negara dimulai dari asal usul dan juga berbagai teori-
teori terbentuknya negara dari berbagai pendapat ahli. Setiap negara mengalami
pengalam yang berbeda dari terjadinya hingga diakui oleh negara lain. Ada beberapa
cara untuk mengetahui asal mula terjadinya suatu negara yang terbagi dalam beberapa
pandangan- pandangan dalam asal mula terjadinya negara seperti secara faktual,
secara teoritis, dan berdasarkan proses pertumbuhan.
Occupatie (pendudukan) adalah suatu daerah atau wilayah yang tidak bertuan
dan belum dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu. Contohnya liberia
diduduki oleh budak-budak Negro dan dimerdekakan pada tahun 1947.
Cessie (penyerahan) adalah suatu wilayah diserahkan pada negara lain
berdasarkan atas suatu perjanjian tertentu. Conohnya, Wilayah Sleeswijk
diserahkan oleh Austria pada Prusia (jerman) karena adanya perjanjian atas
negara yang kala dalam perang harus memberikan negara yang dikuasainya
pada negara yang menang. Austria adalah salah satu negara yang kalah dalam
Perang Dunia I.
Accesie (penaikan) adalah suatu wilayah akibat penaikan lumpur sungai atau
timbul dari dasar laut (delta). Wilayah yang dihuni oleh sekelompok orang
sehingga terbentuklah sebuah negara. Contohnya pada wilayah negara Mesi
yang terbentuk dari del Sungai Nil.
Fusi (peleburan), Beberapa negara mengadakan peleburan (fusi) dan
membentuk satu negara baru. Contohnya pada bersatunya Jerman Barat dan
Jerman Timur pada tahun 1990
Proklamasi adalah penduduk pribumi daru suatu wilayah yang diduduki oleh
bangsa lain dengan mengadakan suatu perjuangan (perlawanan) sehingga
berhasil dalam merebut wilayahnya kembali dan menyatakan
kemerdekaannya. Kemerdekaan Negara RI pada 17 Agustus 1945 dari
penjajahan Jepang dinyatakan dengan proklamasi
Innovatioan (pembentukan baru) adalah munculnya suatu negara baru diatas
wilayah suatu negara yang pecah dan lenyap karena atas suatu hal. Contohnya
pada lenyapnya negara Uni Soviet. Di wilayah negara tersebut muncul suatu
negara baru misalnya Chechnya, Uzbekistan, dan Rusia.
Anexatie (pencaplokan/penguasaan) adalah suatu negara dapat berdiri di suatu
wilayah yang dikuasai (dicaplok) oleh bangsa lain tanpa reaksi berarti. Negara
Israel terbentuk dengan mencaplok daerah Palestina, Mesir, Suriah dan
Yordania.
Secara teoritis adalah cara dalam mengetahui asal mula terjadinya negara
menurut/berdasarkan kajian teoritis yang dikenal dengan teori terbentuknya
negara. Teori-Teori Terbentuknya Negara adalah sebagai berikut..
Teori Ketuhanan, adalah teori yang didasarkan pada kepercayaan dari segala
sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan. Negara dengan sendirinya juga terjadi atas
kehendak Tuhan. Teori ini mendapat dukungan dari tokoh Kranenburg, Thomas
Auinas, dan Agustinus.
Teori Kekuasaan, adalah teori terbentuk negara yang berdasar dalam dasar
kekuasaan dimana kekuasaan adalah ciptaan orang yag paling kuat dan berkuasa.
Teori mendapat dukungan dari Karl Marx, Leon Duguit, dan Harold J. Laski
Teori Pernajian Masyarakat (Kontrak Sosial), adalah teori yang didasarkan
karena adanya perjanjian masyarakat. Semua negara mengikat diri dalam suatu
perjanjian bersama untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungi dan
menjamin kelangsungan hidup bersama. Teori ini juga didukung oleh
Monstequieu, Thomas Hobbes, John Locke, J.J.Rousseau.
Teori Hukum Alam, adalah teori yang didasarkan pada hukum alam bukan buatan
negara, melainkan kekuasaan alam yang berlaku dalam setiap waktu dan tempat,
serta bersifat universal dan tidak berubah.
c. Asal Mula Terjadinya Negara Berdasarkan Proses Pertumbuhan
Tujuan negara secara umum dapat dilihat pada perwujudan beberapa unsur,
seperti keadilan, kemakmuran, keamanan, dan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan
banyak teori yang ada, secara umum ada lima tujuan negara yang paling utama di
antaranya, yaitu sebagai berikut:
b. Fungsi
Fungsi-fungsi negara secara umum:
1) Melaksanakan ketertiban
3) Fungsi pertahanan
4) Fungsi keadilan
Fungsi negara ini dilaksanakan oleh badan penegak hukum, khususnya
badan-badan peradilan. Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas
dan tanpa adanya unsur kepentingan tertentu.
4. Unsur-unsur negara
a. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Leacock
mengatakan bahwa, "Negara tidak akan berdiri tanpa adanya sekelompok orang yang
mendiami bumi ini". Jumlah penduduk untuk membuat suatu negara membutuhkan
5040 penduduk atau orang menurut Plato. Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan
penduduk. Penduduk adalah semua orang yang ingin menetap di sebuah wilayah atau
negara tertentu.
Mereka yang ada dalam wilayah yang bertujuan tidak ingin menetap, tidak
dapat disebut penduduk. Misalnya orang yang ingin berkunjung karena wisata. Dan
ada juga beberapa istilah yang erat dengan pengertian rakyat yaitu:
1) Rumpun (ras)
2) Bangsa (volks)
Natie juga sering disebut sebagai bangsa akan tetapi mempunyai ciri-
ciri yang berbeda. Natie diartikan sebagai sekumpulan manusia yang
merupakan suatu kesatuan karena mempunyai kesatuan politik yang sama. Ciri
jasmaniah maupun kebudayaan bukan syarat mutlak bagi terbentuknya suatu
bangsa (natie). Oleh karena itu disebut sebagai nasional oleh karena, negara
didirikan atas keadaan nasional.
b. Wilayah
Wilayah tertentu adalah batas wilayah dimana kekuasaan negara itu tidak
berlaku diluar batas wilayahnya karena bisa menimbulkan sengketa internasional,
walaupun sebagai pengecualian dikenal apa yang disebut daerah eksteritorial yang
artinya kekuasaan negara bisa berlaku diluar daerah kekuasaannya sebagai
pengecualian misalnya di tempat kediaman kedutaan asing berlaku kekuasaan negara
asing itu.
Mengenai batas wilayah negara itu orang tidak dapat melihat dalam Undang-
Undang Dasar Negara, tapi merupakan perjanjian (traktat) antara dua negara atau
lebih yang berkepentingan dan biasanya merupakan negara tetangga. Jika hanya
antara dua negara maka perjanjian tersebut bersifat bilateral.
yaitu:
1) Wilayah formal
Wilayah ini identik dengan definisi wilayah secara umum, yaitu suatu
daerah atau kawasan di muka bumi yang memiliki karakteristik yang khas
sehingga dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya.
2) Wilayah fungsional
Suatu kawasan yang terdiri atas beberapa pusat wilayah yang berbeda
fungsinya. Contoh jelas dari wilayah fungsional adalah perkotaan. Dilihat dari
konsepnya, wilayah perkotaan terdiri atas tiga komponen, yaitu:
Demikian pula pengakuan dari luar ata negara lain. Pemerintah adalah
sekelompok orang atau organisasi yang diberikan kekuasaan untuk
memerintah serta memiliki kewenangan dalam membuat dan menerapkan
hukum di suatu wilayah. Pemerintah merupakan lembaga atau badan publik
yang bertugas mewujudkan tujuan negara. Lembaga itu juga diberikan
kewenangan untuk melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan
serta pembangunan masyarakat dari berbagai lembaga dimana mereka
ditempatkan.
2) Fungsi
a) Pelayanan, meliputi pelayanan publik dan pelayanan sipil yang
mengedepankan kesetaraan. Pelayanan yang dilakukan pemerintah
pusat mencakup masalah luar negeri, peradilan, keuangan, agama,
pertahanan dan keamanan.
b) Pengaturan, yakni membuat peraturan perundang-undangan yang
mengatur hubungan manusia di dalam masyarakat agar kehidupan
berjalan lebih harmonis dan dinamis.
c) Pembangunan, yakni pemerintah sebagai pemacu pembangunan, baik
di baik itu infrastruktur maupun pembangunan SDM di wilayahnya.
d) Pemberdayaan, yakni pemerintah berperan mendukung otonomi daerah
sehingga masing-masing daerah dapat mengelola sumber daya secara
maksimal.
3) Tujuan Pemerintahan
Suatu pemerintahan dibentuk pasti dengan beberapa tujuan. Yang pasti
pemerintah harus bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Adapun
beberapa tujuan pemerintahan adalah sebagai berikut:
1) Monarki 6) Teknokrasi
2) Tirani 7) Timokrasi
3) Aristokasi 8) Kleptokrasi
4) Oligarki 9) Oklokrasi
5) Demokrasi 10) Plutokrasi
5. Bentuk Negara
6. Bentuk pemerintahan
8. Pemisahan kekuasaan
2. Definisi Konstitusi
Pengertian konstitusi secara umum adalah asas-asas dasar serta hukum suatu
bangsa, negara atau kelompok sosial. Di mana yang menentukan kekuasaan, tugas
pemerintah dan menjamin hak-hak tertentu bagi warganya. bagi sebuah negara,
konstitusi merupakan kumpulan doktrin serta praktik yang membentuk prinsip
pengorganisasian fundamental.
Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tapa konstitusi, negara tidak mungkin
terbentuk, maka konstitusi menempati posisi yang penting dalam kehidupan suatu
negara. Konstitusi merupakan pemberi pegangan, pemberi batas sekaligus tentang
bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan (Thaib, 1999:37).
Dalam prakteknya, sering terjadi suatu konstitusi yang tertulis tidak berlaku
secara keseluruhan atau sempurna. Artinya, ada pasal yang ternyata tidak dijalankan
lagi atau konstitusi hanya berlaku untuk suatu golongan dalam masyarakat. Berkenaan
dengan hal tersebut, Karl Lowenstein berpendapat, terdapat tiga jenis penilaian
konstitusi sebagai berikut.
Suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka
konstitusi tersebut bukan hanya berlaku dalam arti hukum, akan tetapi juga
merupakan suatu kenyataan yang hidup dalam ari sepenuhnya diperlukan dan efektif.
Dengan kata lain, konstitusi dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Contohnya
konstitusi Amerika Serikat.
4. Sifat Konstitusi
Konstitusi memiliki dua sifat yakni luwes (flexible) atau kaku (rigid), dan
tertulis atau tidak tertulis. Sifat luwes atau kakunya sebuah konstitusi dapat dilihat
dari kemampuannya dalam mengikuti atau menyesuaikan perkembangan jaman.
Undang-Undang Dasar 1945 dapat memiliki dua sifat yakni luwes dan kaku.
Dikatakan kaku karena untuk mengubahnya terbilang cukup sulit, ini disebabkan
Pasal 37 ayat 1 UUD 1945 mengharuskan bahwa perubahan baru dapat terjadi jika
disepakati minimal 2/3 anggota MPR yang hadir. Sedangkan dikatakan luwes karena
terbukti bahwa MPR telah melakukan perubahan (Amandemen) sebanyak empat kali.
UUD 1945 hanya berisi hal-hal pokok saja dimana peraturan atau hal-hal yang lebih
rinci diatur oleh perundang-undangan yang derajatnya lebih rendah ( Baca juga:
Penyimpangan Konstitusi di Indonesia ).
Sifat lainnya yakni konstitusi tertulis dan tidak tertulis. Dikatakan sebagai
konstitusi tertulis jika ditulis dalam suatu naskah. Sedangkan dinyatakan tidak tertulis
yakni jika konstitusi tidak tertulis dalam suatu naskah melainkan dalam suatu
konvensi atau Undang-Undang biasa. Yang menerapkan konstitusi tidak tertulis
adalah negara Inggris.
Sistem kedua, bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi asli
yang tetap berlaku. Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen
dari konstitusi yang asli tadi. Perubahan konstitusi yang menggunakan sistem pertama
berarti terjadinya pergantian suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) yang
lama dengan adanya konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang baru. Perubahan
konstitusi yang menggunakan sistem kedua yang berarti dilakukan amandemen dari
konstitusi atau Undang-Undang Dasar juga pernah dialami di Indonesia, yaitu terjadi
amandemen terhadap UUD 1945, yaitu amandemen UUD 1945 yang pertama tahun
1999, yang kedua tahun 2000, yang ketiga tahun 2001, yang keempat tahun 2002.
Hubungan antara konstitusi dengan negara sangat erat. Negara dalam hal ini
pemerintah tidak dapat melaksanakan kekuasaan tanpa konstitusi. Demikian
sebaliknya, konstitusi tidak akan lahir tanpa adanya negara. Akan tetapi, kelahiran
sebuah konstitusi adalah kehendak dari rakyat, sebab rakyatlah yang memiliki
kedaulatan atas Negara. Dalam pandangan K.C. Wheare,
Konstitusi digambarkan sebagai sistem ketatanegaraan dari
suatu Negara dan kumpulan dari berbagai peraturan yang membentuk serta
mengatur pemerintahan. Tulisan ini mengkaji dan menganalisis secara yuridis
berbagai peraturan perundang-undangan berdasarkan teori untuk menjawab
permasalahan hubungan Konstitusi dan Negara dalam Paham
Konstitusionalisme.
Kesadaran ini muncul karena pengaruh dari hasil pendidikan yang diterima
sebagai dampak dari politik etis (Ethische Politiek). Dengan kata lain, unsur
pendidikan sangatlah penting bagi pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan
kebangsaan sebagai identitas nasional. Pembentukan identitas nasional melalui
pengembangan kebudayaan Indonesia telah dilakukan jauh sebelum kemerdekaan.
Pada saat itulah dinyatakan identitas nasional yang lebih tegas bahwa “Bangsa
Indonesia mengaku bertanah air yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Identitas
nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional.
2. Sumber Sosiologis
Sedangkan aspek psikis dapat dikenali dari unsur-unsur seperti kebiasaan, hobi
atau kesenangan, semangat, karakter atau watak, sikap, dan lain-lain.
3. Sumber Politik
Semua bentuk identitas nasional ini telah diatur dan tentu perlu
disosialisasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Empat identitas nasional
pertama meliputi
bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan diatur dalam peraturan
perundangan khusus yang ditetapkan dalam Undang-Undang No.24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Dasar
pertimbangan tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan
Indonesia diatur dalam undang-undang karena (1) bendera, bahasa, dan lambang
negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan
wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945; dan (2) bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
UUD NRI 1945 (Masa 18 Agustus 1945 sampai dengan Agustus 1950,
Kemerdekaan) dengan catatan, mulai 27 Desember 1949 sampai
dengan 17 Agustus hanya berlaku di wilayah RI
Proklamasi
Pada pertengahan 1997, negara kita dilanda krisis ekonomi dan moneter yang
sangat hebat. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia ketika itu
merupakan suatu tantangan yang sangat berat. Akibat dari krisis tersebut adalah
harga- harga melambung tinggi, sedangkan daya beli masyarakat terus menurun.
Sementara itu nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, terutama Dolar Amerika,
semakin merosot. Menyikapi kondisi seperti itu, pemerintah berusaha
menanggulanginya dengan berbagai kebijakan.
Namun kondisi ekonomi yang tidak kunjung membaik. Bahkan semakin hari
semakin bertambah parah. Krisis yang terjadi meluas pada aspek politik. Masyarakat
sudah mulai tidak lagi mempercayai pemerintah. Oleh karena itu timbullah krisis
kepercayaan pada Pemerintah. Gelombang unjuk rasa secara besar-besaran terjadi di
Jakarta dan di daerah-daerah. Unjuk rasa tersebut digagasi oleh mahasiswa, pemuda,
dan berbagai komponen bangsa lainnya.
Pemerintah sudah tidak mampu lagi mengendalikan keadaan. Maka pada 21
Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya. Berhentinya
Presiden Soeharto menjadi awal era reformasi di tanah air.
Sikap politik pemerintah yang diperkuat oleh MPR berkehendak untuk tidak
mengubah UUD NRI 1945. Seandainya muncul juga kehendak untuk mengubah UUD
1945, terlebih dahulu harus dilakukan secara referendum (meminta pendapat rakyat)
dan dengan persyaratan yang sangat ketat. Karena persyaratannya yang sangat ketat
itulah maka kecil kemungkinan untuk berhasil melakukan perubahan UUD NRI 1945.
Perubahan UUD NRI 1945 yang dilakukan oleh MPR, selain merupakan
perwujudan dari tuntutan reformasi, sebenarnya sejalan dengan pemikiran pendiri
bangsa (founding father) Indonesia. Ketua panitia Penyusun UUD NRI 1945, yakni Ir.
Sukarno dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 18 Agustus 1945, di
antaranya menyatakan sebagai berikut:
Hingga saat ini perubahan yang dilakukan terhadap UUD NRI 1945 telah
dilakukan sebanyak 4 kali yakni pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Perubahan
yang dilakukan bertujuan untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan tantangan yang
dihadapi saat itu.
Hasil perubahan UUD 1945 setelah melewati proses yang panjang, akhirnya
MPR RI berhasil melakukan perubahan UUD NRI 1945. Perubahan UUD NRI 1945
yang pada mulanya merupakan tuntutan reformasi, dalam perjalanannya telah menjadi
sebuah kebutuhan seluruh komponen bangsa.
Dalam empat (4) kali masa sidang MPR, UUD NRI 1945 mengalami
perubahan sebagai berikut: Hasil perubahan UUD 1945, yaitu:
Perubahan Pertama UUD NRI 1945 dihasilkan pada Sidang Umum MPR
1999 (tanggal 14 sampai 21 Oktober 1999).
Perubahan Kedua UUD NRI 1945 dihasilkan pada Sidang Tahunan MPR
2000 (tanggal 7 sampai 18 Agustus 2000).
Perubahan Ketiga UUD NRI 1945 dihasilkan pada Sidang Tahunan MPR
2001 (tanggal 1 sampai 9 November 2001)
Perubahan Keempat UUD NRI 1945 dihasilkan pada Sidang Tahunan MPR
2002 (tanggal 1 sampai 11 Agustus 2002).
Tabel di atas menunjukkan perubahan UUD NRI 1945 di mana sebelum diubah
terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 49 ayat, dan 4 pasal Aturan Peralihan, serta 2 ayat Aturan
Tambahan. Setelah diubah, UUD NRI 1945 terdiri atas 21 Bab, 73 pasal, 170 ayat, dan
3 pasal Aturan Peralihan, serta 2 pasal Aturan Tambahan.
Kusnardi & Harmaily Ibrahim. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta:
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
2010.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/teori-dan-hukum
konstitusi/teori-konstitusi/21491280
https://www.siswapedia.com/pengertian-dan-sifat-sifat-konstitusi/?amp
https://repository.uir.ac.id/3792/5/BAB II.pdfhttps://id.berita.yahoo.com/tujuan-dan-
fungsi-negara-secara-064032998.html