Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

Tentang

KONSTITUSI dan UUD 1945

Disusun Oleh:

Muhammad Thariq 2214050031


Agil Putri Afriyan 2214050091
Ema Yusmita Siregar 2214050093

Dosen Pengampu:

RESVA INGRIZA, M. Pd

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS (C)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN IMAM BONJOL PADANG

1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Saya bangga menerbitkan makalah kewarganegaraan ini tentang konstitusi dan hubungannya
dengan UUD 1945. Dalam tulisan ini saya membahas berbagai aspek kewarganegaraan,
termasuk hak dan kewajiban kewarganegaraan, serta kaitannya dengan UUD dan UUD 1945.

UUD dan UUD 1945 merupakan landasan hukum negara Indonesia yang sangat penting.
Sebagai warga negara kita harus mengetahui hak dan kewajiban kita berdasarkan UUD dan
UUD 1945. Artikel ini akan membahas secara rinci hak dan kewajiban warga negara, serta
peran UUD dan UUD 1945 dalam menjamin penegakan hak dan kewajiban tersebut.

Besar harapan saya semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat yang
dapat membantu pembaca memahami pentingnya kewarganegaraan berdasarkan UUD dan
UUD 1945.

Terima kasih atas perhatian Anda.

Padang, Maret 2023

Pemakalah

i
DARTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II : PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


B. Alasan Perlunya Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
C. Sumber Historis, Sosiologi, dan Politis tentang Konstitusi dalam
Berbangsa dan Bernegara di Indonesia
D. Praktik kewarganegaraan

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Makalah tentang konstitusi dan UUD 1945 adalah sebuah tulisan yang membahas
mengenai dasar hukum tertinggi yang mengatur kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di Indonesia. Konstitusi dan UUD 1945 adalah dokumen yang sangat
penting dalam konteks hukum di Indonesia, karena kedua dokumen ini menjadi dasar
hukum bagi negara Indonesia.

Konstitusi adalah dokumen yang menyatakan hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban


yang diberikan kepada rakyat serta aturan-aturan yang mengatur hubungan antara
pemerintah dan rakyat. Konstitusi juga dapat diartikan sebagai sebuah perjanjian
sosial antara pemerintah dan rakyat yang menentukan struktur dan tugas-tugas dari
pemerintahan.

Sementara itu, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 adalah konstitusi Indonesia yang
berlaku saat ini. UUD 1945 pertama kali disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
telah mengalami beberapa kali amandemen. UUD 1945 mengatur tata cara
berjalannya negara Indonesia, termasuk mengatur pembagian kekuasaan, hak-hak dan
kewajiban warga negara, serta hak dan kewajiban pemerintah.

Makalah tentang konstitusi dan UUD 1945 dapat membahas sejarah pembuatan
konstitusi dan UUD 1945, peran dan fungsi konstitusi dalam suatu negara, struktur
dan isi UUD 1945, serta penjelasan mengenai hak dan kewajiban warga negara dan
pemerintah sesuai dengan UUD 1945. Selain itu, makalah juga dapat membahas
perkembangan dan tantangan dalam implementasi konstitusi dan UUD 1945 di
Indonesia, termasuk isu-isu kontroversial seperti reformasi hukum, perlindungan hak
asasi manusia, dan pemisahan kekuasaan antara lembaga-lembaga negara.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Konsep dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
2. Alasan Perlunya Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
3. Sumber Historis, Sosiologi, dan Politis tentang Konstitusi dalam
Berbangsa dan Bernegara di Indonesia
4. Praktik kewarganegaraan

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui Konsep dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
2. Mengetahui Alasan Perlunya Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
3. Mengetahui Sumber Historis, Sosiologi, dan Politis tentang Konstitusi dalam
Berbangsa dan Bernegara di Indonesia
4. Mengetahui Praktik kewarganegaraan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP dan URGENSI KONSTITUSI dalam KEHIDUPAN BERBANGSA


dan BERNEGARA
Istilah konstitusi dikenal dalam banyak bahasa, misalnya dalam bahasa Inggris sebagai
"Constitution", dalam bahasa Belanda sebagai "constitutie", dalam bahasa Latin sebagai
"contitutio, constiture", dalam bahasa Perancis sebagai "constituer", disebut "verfassung"
dalam bahasa Jerman dan "masyrutiyah". " di Arab.
Constituer dan Constitution, kata pertama berarti pembentukan, pembentukan atau pendirian,
dan kata kedua berarti organisasi atau lembaga (masyarakat). Dengan demikian, konstitusi
memiliki arti awal dari segala peraturan tentang suatu negara. Secara umum, langkah pertama
dalam mempelajari konstitusi suatu negara adalah memulai dengan konstitusi negara tersebut.
Mempelajari konstitusi adalah mempelajari konstitusi suatu negara, sehingga konstitusi
disebut juga hukum tata negara.1
Ditinjau dari segi etimologi, kata konstitusi memiliki tiga arti dalam
berbagai bahasa: arti luas, arti tengah dan arti sempit.
 Arti luas: Konstitusi mengacu pada hukum tata negara, yaitu semua aturan dan
peraturan (undang-undang) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu
negara.
 Arti tengah: Sebuah konstitusi mengacu pada hukum dasar, yaitu, semua
aturan dasar, tertulis dan tidak tertulis, yang mengatur cara pemerintahan suatu
negara
 Arti sempit: konstitusi mengacu pada undang-undang dasar, yaitu satu atau
beberapa dokumen yang memuat peraturan perundang-undangan yang
merupakan sifat utama atau dasar konstitusi suatu negara

Definisi Konstitusional
Konstitusi adalah seperangkat aturan atau undang-undang yang berisi ketentuan tentang
bagaimana pemerintahan diatur dan dijalankan.
Konstitusi adalah model norma politik, hukum yang terbentuk dalam pemerintahan suatu
negara, biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Undang-undang tidak
menentukan
1
Abdul Mukthie Fajar, Achmad Sodiki, jurnal konstitusi, volume.6, 2009, hlm 14

3
4

keadaan tertentu, tetapi hanya prinsip-prinsip yang menjadi dasar peraturan lainnya.
Konstitusi adalah tentang konstitusi atau ketentuan konstitusional dan aturan suatu negara.
Defenisi Konstitusi Menurut Para Ahli
1. Struycken: konstitusi adalah Undang-Undang Dasar. Konstitusi memuat garis-
garis besar dan asas tentang organisasi dari pada negara
2. Lord James Brice: konstitusi adalah kerangka masyarakat dalam dunia politik
yang diatur oleh hukum, dimana hukum menetapkan secara tetap terhadap
berbagai Lembaga yang memiliki fungsi dan hak yang diakui
3. Aristoteles: Membedakan antara istilah politica yang berarti konstitusi dan
monica adalah undang-undang
4. Richard S. Kay: konstitusi ialah pelaksanaan dari aturan-aturan hukum atau rule
of law dalam hubungan atara masyarakat dengan pemerintahan. Konstitualisme
menciptakan situasi yang bisa memupuk rasa aman karena adanya Batasan pada
wewenang pemerintah yang sudah ditetapkan lebih awal
5. Cf. Strong: Konstitusi ialah sekumpulan asas yang mengatur, menetapkan
pemerintah dan kekuasaannya, hak-hak yang diperintah, dan juga hubungan
antara pemerintah dengan yang diperintah.
6. Carl J. Friedrich: Konstitusi adalah seperangkat prinsip-prinsip atau aturan-
aturan yang menentukan susunan pemerintahan, hubungan antara pemerintah
dan rakyat, serta hak dan kewajiban individu.
7. Ferdinand Lassalle: Konstitusi adalah undang-undang dasar yang menentukan
kekuasaan apa yang dipegang oleh penguasa dan oleh siapa kekuasaan itu
dipegang.
8. Montesquieu: Konstitusi adalah sistem aturan dan peraturan yang menentukan
batas kekuasaan dan fungsi-fungsi berbeda dalam pemerintahan.
9. John Locke: Konstitusi adalah perjanjian antara pemerintah dan rakyat tentang
hak-hak, kewajiban, dan kekuasaan yang dipegang oleh pemerintah.
10. Hans Kelsen: Konstitusi adalah norma tertinggi dalam sistem hukum suatu
negara yang menentukan tata cara pembuatan hukum dan pembagian kekuasaan.

Konstitusi adalah dokumen tertulis atau sekumpulan aturan tertulis yang


menetapkan dasar hukum dan prinsip-prinsip dasar yang mengatur struktur
pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, serta hak asasi manusia dalam
5

sebuah negara. Konstitusi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik dalam negara demokratis maupun non-demokratis.

Berikut adalah beberapa konsep dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara:

1. Membentuk dasar hukum dan aturan yang mengatur negara


Konstitusi menjadi dasar hukum dan aturan yang mengatur negara. Konstitusi
menetapkan pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif,
serta hak dan kewajiban warga negara. Dalam sebuah negara demokratis,
konstitusi menjadi pedoman untuk pengambilan keputusan politik dan kebijakan
publik.

2. Melindungi hak asasi manusia


Konstitusi melindungi hak asasi manusia dalam sebuah negara. Konstitusi
menjamin hak-hak dasar seperti kebebasan berbicara, kebebasan beragama, dan
hak atas perlindungan hukum. Konstitusi juga melarang diskriminasi
berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, atau orientasi seksual.

3. Mencegah penyalahgunaan kekuasaan


Konstitusi dapat mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah.
Konstitusi menetapkan batasan-batasan kekuasaan pemerintah dan menjaga agar
pemerintah tidak melanggar hak-hak warga negara. Konstitusi juga menetapkan
mekanisme pengawasan pemerintah oleh lembaga-lembaga independen seperti
pengadilan dan badan legislatif.

4. Menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional


Konstitusi dapat membantu menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.
Konstitusi menetapkan prosedur untuk menggantikan pemimpin dan memilih
wakil-wakil rakyat melalui pemilihan umum. Dengan demikian, konstitusi dapat
memastikan bahwa perubahan kepemimpinan dilakukan secara damai dan tidak
merusak stabilitas politik.
6

5. Menjamin keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah


Konstitusi dapat menjamin keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah. Konstitusi
menetapkan hak warga negara untuk memperoleh informasi dari pemerintah dan
menjaga agar pemerintah tidak menutupi informasi yang penting. Konstitusi juga
menetapkan mekanisme pengawasan pemerintah oleh lembaga-lembaga
independen seperti media, badan audit, dan badan pengawas.

6. Menjamin hak-hak dan kebebasan individu


Konstitusi memberikan jaminan bahwa setiap orang memiliki hak-hak yang
sama dan kebebasan yang sama di dalam masyarakat. Konstitusi juga
memberikan perlindungan hukum terhadap tindakan diskriminasi atau
penyalahgunaan kekuasaan.

7. Menjaga keseimbangan kekuasaan


Konstitusi mengatur dan membatasi kekuasaan pemerintah sehingga tidak ada
satu pihak atau kelompok yang mendominasi keputusan. Konstitusi juga
menetapkan sistem pengadilan independen untuk menyelesaikan sengketa dan
menjamin keadilan bagi semua warga negara.

8. Menjamin kestabilan dan kontinuitas


Konstitusi memberikan kerangka kerja yang stabil dan dapat diprediksi bagi
pemerintah dan masyarakat. Ini memberikan kepastian hukum dan mengurangi
kemungkinan perubahan yang tidak terduga dalam kebijakan dan prosedur.

9. Menetapkan prinsip-prinsip demokrasi


Konstitusi sering menetapkan prinsip-prinsip demokrasi, seperti pemilihan bebas
dan adil, pengakuan hak-hak minoritas, dan perlindungan kebebasan berbicara.
Ini membantu memastikan bahwa keputusan pemerintah mencerminkan
keinginan mayoritas rakyat.

10. Meningkatkan partisipasi masyarakat


Konstitusi dapat mempromosikan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan pemerintah dengan menyediakan sarana untuk menyampaikan
7

pendapat dan keluhan. Konstitusi juga dapat menetapkan persyaratan dan


prosedur untuk inisiatif rakyat dan referendum.2

Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut:

1. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan


kekuasaannya tidak sewenang wenang terhadap rakyatnya
2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap berikutnya.
3.  Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya, baik penguasa
maupun rakyat (sebagai landasan struktural).
4. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara (a birth certificate of
new state).
5. Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi.
6. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional.
7. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga
suatu negara. 
8. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti
sempit hanya di bidang politik maupun dalam arti luas mencakup bidang sosial
dan ekonomi.
9. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga Negara.
10. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
(yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.3

B. ALASAN PERLUNYA KONSTITUSI dalam KEHIDUPAN BERBANGSA dan


BERNEGARA
Negara adalah suatu organisasi yang berada dalam suatu wilayah tertentu,
di dalamnya terdapat rakyat, adanya kekuasaan yang berdaulat dan adanya pengakuan
dari negara lain. Pada zaman modern saat ini pada umumnya setiap negara memiliki
konstitusi, karena berdirinya suatu negara tidak akan lepas dengan adanya konstitusi
yang mendasarinya. Dan salah satu fungsinya, yaitu membatasi kekuasaan
2
Abdul Mukthie Fajar, Achmad Sodiki, jurnal konstitusi, volume.6, 2009, hlm 14
3
Dr. Drs. Ismail, M.Si, Pendidikan Kewarganegaraan(PasuruanJawa Timur:Qiara Media, 2020), hlm.34.
8

pemerintahan agar tidak terjadi tindakan kesewenang-wenanganoleh pemerintah.


Dengan demikan hak-hak bagi warga negara dapat terlindungi dan tersalurkan.

Konstitusi pada dasarnya merupakan suatu aturan yang mengandung


norma-norma yang berkaitan dengan kehidupan negara dalam menjaga kekuasaan
yang ada dalam suatu Negara tidak disalahgunakan dan hak asasi manusia tidak
dilanggar. Konstitusi dapat mengalami perubahan sesuai dengan dinamika kehidupan
masyarakat, dalam artian konstitusi dapat berkembang sesuai kebutuhan masyarakat
dan tidak stagnan.4
Perubahan tersebut meliputi hal-hal yang berkaitan dengan struktur
kekuasaan, pembatasan kekuasaan, pembagian kekuasaan, jaminan perlindungan
terhadap hak asasi manusia, kekuasaan kehahiman, dan lain sebagainya. Seperti
halnya konstitusi yang berlaku di Indonesia yaitu undang-undang dasar 1945, telah
mengalami empat kali perubahan. Dan perubahan tersebut membawa pengaruh
terhadap struktur dan fungsi lembaga negara pemerintahan negara Republik
Indonesia. Dengan demikian konstitusi tersebut sangat penting dan berpengaruh
dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka semestinya konstitusi
tersebut dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara negara dan warga negara
Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa konstitusi adalah suatu norma
atau aturan hukum yang dijadikan dasar pegangan dan acuan dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara. Menurut Hermann Heller, dalam bukunya ‘’Staatsrecht’’,
Profesor Hermann Heller dikenal mengembangkan metode mendapatkan pengetahuan
yang dinamakan methode van kennis verkrijging. Di dalam bukunya ini Hermann
Heller mengemukakan tiga pengertian konstitusi. Pertama, die politische verfassung
als gesellschaftlich wirklichkeit.5
Konstitusi dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan
social-politik yang nyata dalam masyarakat. Kedua, die verselbstandigte
rechtsverfassung. Konstitusi dilihat dalam arti juridis sebagai suatu kesatuan kaedah
hukum yang hidup dalam masyarakat. Ketiga, die geschreiben verfassung. Konstitusi
yang tertulis dalam suatu naskah undang-undang dasar sebagai hukum yang tertinggi
yang berlaku dalam suatu negara.

4
Jimly Asshidiqqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme (Jakarta: Konstitusi Press. Hlm. 79
5
Anonym, “Federal Constitutional Court Of Germany” http:Wikipedia.com/, diakses pada tanggal 20 november
2010.
9

Konstitusi dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan


social-politik yang nyata dalam masyarakat. Kedua, die verselbstandigte
rechtsverfassung. Konstitusi dilihat dalam arti juridis sebagai suatu kesatuan kaedah
hukum yang hidup dalam masyarakat. Ketiga, die geschreiben verfassung. Konstitusi
yang tertulis dalam suatu naskah undang-undang dasar sebagai hukum yang tertinggi
yang berlaku dalam suatu negara.

Pentingnya Konstitusi

Konstitusi memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara. Konstitusi juga sebagai pemberi pegangan dan pemberi
batas agar penyelenggara negara tidak menyalahgunakan kekuasaan; sekaligus
dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara harus
dijalankan. Karena konstitusi merupakan jaminan yang penting dalam menjaga agar
kekuasaan yang ada di dalam suatu negara tidak disalahgunakan dan menjamin agar
hak asasi manusia tidak dilanggar.

Dengan demikian konstitusi harus ditaati, dijalankan, baik oleh pemegang


kekuasaan maupun masyarakat. Konstitusi memiliki arti penting bagi negara karena
kedudukannya dalam mengatur kekuasaan; membatasi kekuasaan, menjadi barometer
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; serta memberikan arahan dan pedoman
bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara.

Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lainnya
tidak terpisahkan. Karena eksistensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara merupakan suatu hal yang sangat urgen, bahkan disebutkan tanpanya bisa
jadi tidak akan terbentuk sebuah negara. Jika dilihat dalam lintasan sejarah hingga
awal abad ke-21 ini, hampir tidak ada negara yang tidak memiliki konstitusinya.
Sehingga hal ini menunjukkan betapa urgennya konstitusi sebagai perangkat suatu
negara.

Sejalan dengan hal tersebut, Bagir Manan mengatakan bahwa; ‘’Hakikat


konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi atau konstitusionalisme
yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap
hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak lain’’.
10

Menurut A. Hamid S. Attamimi bahwa ; ‘’Konstitusi dalam negara sangat penting


sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan
dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan’’. Dari hal tersebut
menunjukkan bahwa pentingnya konstitusi sebagai instrumen untuk membatasi
kekuasaan dalam suatu negara.

Miriam Budiardjo juga mengatakan; ‘’Di dalam negara-negara yang mendasarkan


dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang
khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang’’.

Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan,


Moh. Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi ke dalam
dua bagian; yaitu membagi kekuasaan dalam negara, dan membatasi kekuasaan
pemerintahan atau penguasa dalam negara.

Menurut Moh. Kusnardi bahwa; ‘’Bagi mereka yang memandang negara dari sudut
kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat
dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana
kekuasaan dibagi di antara beberapa lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga
legislatif, eksekutif dan yudikatif.6

Selain sebagai pemberi batas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai


penjamin hak-hak warga negara. Hak-hak konstitusional warga yang dijamin dalam
Undang-Undang Dasar; yaitu hak atas kewarganegaraan, hak atas hidup, hak untuk
mengembangkan diri, hak atas kemerdekaan pikiran dan kebebasan memilih, hak atas
informasi, hak atas kerja dan penghidupan yang layak, hak atas kepemilikan dan
perumahan, hak atas kesehatan dan lingkungan sehat, hak berkeluarga, hak atas
kepastian hukum dan keadilan, hak bebas dari ancaman, diskriminasi dan kekerasan,
hak atas perlindungan, hak memperjuangkan berekspresi dan menyampaikan
pendapat, dan hak atas pemerintahan.7

6
Moh. Mahfud MD, 2010, Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu, Jakarta: PT. RadjaGrafindo Persada,
Hlm. 287.
7
Dr. Drs. Ismail, M.Si, Pendidikan Kewarganegaraan(PasuruanJawa Timur:Qiara Media, 2020), hlm.34.
11

Mengingat pentingnya konstitusi bagi suatu negara; Struycken dalam


bukunya ‘’Het Staatscrecht van Het Koninkrijk der Nederlanden’’ menyatakan bahwa
Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal
yang berisikan hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau, tingkat-tingkat
tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa, pandangan tokoh-tokoh bangsa yang
hendak diwujudkan baik untuk sekarang maupun untuk waktu yang akan datang, dan
suatu keinginan di mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa yang
hendak dipimpin. Berdasarkan hal tersebut, dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara sejatinya semua hal penting mengenai kenegaraan serta prinsip-
prinsipnya telah diatur dalam konstitusi.

Konstitusi memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara karena:

1. Sebagai pedoman bagi pemerintah dan warga negara

Konstitusi berisi tentang prinsip-prinsip dasar dan aturan hukum yang harus diikuti
oleh pemerintah dan warga negara. Konstitusi menjadi panduan bagi pemerintah
untuk menjalankan tugasnya dalam memimpin negara, dan bagi warga negara untuk
memahami hak dan kewajibannya dalam memenuhi tugas-tugasnya sebagai warga
negara.

2. Menjamin hak-hak individu

Konstitusi juga berisi tentang hak-hak individu yang harus diakui dan dilindungi oleh
pemerintah, seperti hak atas kebebasan berbicara, hak atas perlindungan hukum, hak
atas pendidikan, dan hak atas kesehatan. Konstitusi memastikan bahwa hak-hak ini
tidak akan dilanggar atau disalahgunakan oleh pemerintah atau pihak lain.

3. Menjaga keseimbangan kekuasaan

Konstitusi menetapkan pembagian kekuasaan antara cabang-cabang pemerintah,


seperti kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Konstitusi memastikan bahwa
tidak satu cabang pemerintah yang memiliki kekuasaan yang berlebihan dan bahwa
kekuasaan pemerintah tetap seimbang.

4. Mencegah penyalahgunaan kekuasaan


12

Konstitusi mengatur kekuasaan pemerintah dan memberikan batasan-batasan pada


tindakan-tindakan yang dapat diambil oleh pemerintah. Konstitusi juga menetapkan
mekanisme untuk memastikan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas tindakan-
tindakannya.

5. Menetapkan prinsip-prinsip dasar negara

Konstitusi menetapkan prinsip-prinsip dasar negara yang mencakup nilai-nilai


fundamental seperti kebebasan, kesetaraan, keadilan, dan kepastian hukum. Prinsip-
prinsip ini menjadi pijakan bagi pembuatan undang-undang dan kebijakan-kebijakan
pemerintah.

6. Menjamin hak asasi manusia

Konstitusi menjamin hak asasi manusia dan melindungi warga negara dari
penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah. Konstitusi juga melindungi hak-hak
individu dan kelompok minoritas dari penindasan oleh mayoritas.

7. Menetapkan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah

Konstitusi menetapkan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah serta pembagian


kekuasaan antara cabang-cabang pemerintahan, seperti eksekutif, legislatif, dan
yudikatif. Hal ini mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan oleh satu cabang
pemerintahan atau individu.

8. Memberikan kepastian hukum

Konstitusi memberikan kepastian hukum dengan menetapkan hukum-hukum dan


peraturan-peraturan dasar yang mengatur sistem hukum dan peradilan. Konstitusi juga
menetapkan prosedur-prosedur yang harus diikuti dalam pengambilan keputusan
hukum, sehingga mencegah terjadinya ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan.

9. Mengatur hubungan antara pemerintah dan warga negara

Konstitusi mengatur hubungan antara pemerintah dan warga negara, serta menetapkan
hak dan kewajiban warga negara. Hal ini memastikan bahwa warga negara memiliki
hak-hak yang diakui dan dihormati oleh pemerintah, serta menjaga keseimbangan
antara kepentingan individu dan kepentingan umum.

10. Menentukan bentuk negara dan sistem pemerintahan


13

Konstitusi menetapkan bentuk negara dan sistem pemerintahan yang dianut oleh
sebuah negara, seperti republik atau monarki, dan sistem pemerintahan presidensial
atau parlementer. Hal ini membantu menentukan kekuasaan dan kewenangan yang
dimiliki oleh pemerintah, dan memastikan bahwa pemerintah bertindak sesuai dengan
peraturan dan prinsip-prinsip dasar negara.

11. Memberikan hak-hak dasar dan kebebasan individu

Konstitusi juga memberikan hak-hak dasar dan kebebasan individu yang harus
dilindungi oleh negara, seperti hak atas kebebasan berbicara, beragama, berpendapat,
berkumpul, dan hak-hak lainnya. Ini membantu melindungi hak-hak individu dari
penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah atau kelompok lain.

Secara keseluruhan, konstitusi sangat penting dalam kehidupan berbangsa


dan bernegara karena menetapkan prinsip-prinsip dasar, menjamin hak asasi manusia,
menetapkan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah, memberikan kepastian
hukum, dan mengatur hubungan antara pemerintah dan warga negara. Tanpa
konstitusi, negara akan mengalami ketidakpastian hukum, ketidakadilan, dan mungkin
bahkan kekacauan

C. SUMBER HISTORISs, SOSIOLOGI, dan POLITIS tentang KONSTITUSI


dalam BERBANGSA dan BERNEGARA di INDONESIA

Konstitusi adalah hukum dasar atau aturan dasar yang mengatur tata kelola
negara. Konstitusi memuat prinsip-prinsip, nilai, dan aturan yang mengatur bagaimana
suatu negara harus berfungsi dan beroperasi. Di Indonesia, konstitusi diatur dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945).

Sumber historis tentang konstitusi di Indonesia dapat ditemukan dalam


perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Pada masa penjajahan, Indonesia diatur oleh
pemerintah kolonial Belanda dengan menggunakan aturan-aturan tertentu. Pada saat
kemerdekaan, para pendiri bangsa Indonesia merumuskan konstitusi sebagai landasan
14

hukum dan tata kelola negara. Konstitusi Indonesia pertama kali ditetapkan pada tahun
1945, yang kemudian diubah beberapa kali, termasuk pada tahun 1949 dan 1950.

Sumber historis tentang konstitusi dalam berbangsa dan bernegara di


Indonesia dapat ditemukan dalam sejarah panjang Indonesia sebagai sebuah negara.
Berikut ini adalah beberapa sumber historis yang terkait dengan konstitusi di Indonesia:

1. Piagam Jakarta - Dokumen ini ditandatangani pada 22 Juni 1945 oleh para
pemimpin Indonesia yang menjadi cikal bakal kemerdekaan Indonesia. Piagam
Jakarta menjadi cikal bakal bagi pembentukan Konstitusi Indonesia yang
pertama.
2. Konstitusi RIS - Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Indonesia
memutuskan untuk membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yang memiliki
konstitusi tersendiri. Konstitusi RIS ditetapkan pada tanggal 27 Desember 1949.
3. Konstitusi UUD 1945 - Konstitusi Indonesia saat ini, yaitu UUD 1945,
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Konstitusi ini telah mengalami
beberapa perubahan dan amandemen sejak pertama kali ditetapkan.
4. Proklamasi Kemerdekaan - Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan
Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di
Jakarta. Proklamasi ini menjadi tonggak penting dalam sejarah konstitusi
Indonesia karena menjadi dasar untuk pembentukan Konstitusi Indonesia yang
pertama.
5. Tap MPRS No. II/MPRS/1960 - Pada tahun 1960, Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara (MPRS) menetapkan Tap MPRS No. II/MPRS/1960 yang
berisi tentang Ketetapan tentang Pelaksanaan Konstitusi Republik Indonesia
Tahun 1945. Tap MPRS ini menegaskan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan menetapkan bahwa konstitusi harus selalu ditaati dan
dihormati.

Sumber-sumber historis tersebut memberikan gambaran tentang bagaimana


konstitusi Indonesia dibentuk dan berkembang dari waktu ke waktu. Perubahan dan
amandemen konstitusi juga mencerminkan perubahan politik dan sosial yang terjadi di
Indonesia.
15

Sumber historis tentang konstitusi dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia mencakup
beberapa peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, di antaranya:

1. Proklamasi Kemerdekaan: Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan


kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Pada saat itu, para tokoh nasionalis
menyusun naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD
NRI) sebagai landasan hukum negara Indonesia yang baru merdeka.
2. Sidang BPUPKI: Pada bulan Mei 1945, diadakan sidang Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sidang ini
membahas tentang rancangan UUD dan berakhir dengan pembentukan Panitia
Kecil yang bertugas menyusun rancangan UUD.
3. Pidato Soekarno di Sidang BPUPKI: Pada tanggal 1 Juni 1945, Presiden
Soekarno menyampaikan pidato dalam sidang BPUPKI yang terkenal dengan
istilah "Pancasila sebagai Dasar Negara". Pidato ini menjadi dasar filosofis UUD
NRI dan menetapkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
4. Sidang PPKI: Pada tanggal 18 Agustus 1945, diadakan sidang PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sidang ini menetapkan UUD NRI sebagai
landasan hukum negara Indonesia yang baru merdeka.
5. Amandemen UUD NRI: UUD NRI telah mengalami beberapa kali perubahan
dan amandemen, terakhir pada tahun 2002. Perubahan-perubahan ini dilakukan
untuk mengikuti perkembangan situasi dan kondisi yang ada di Indonesia.

Dari sumber-sumber historis ini, dapat dilihat bahwa konstitusi Indonesia dibentuk dalam
konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan dari
penjajahan Belanda. UUD NRI memuat prinsip-prinsip dasar negara, seperti Pancasila,
demokrasi, dan hak asasi manusia, yang menjadi landasan bagi tata kelola negara
Indonesia.

Sumber sosiologi tentang konstitusi di Indonesia mencakup pemahaman


tentang nilai-nilai dan norma-norma sosial yang mempengaruhi pembentukan konstitusi. Hal
ini melibatkan studi tentang masyarakat, budaya, agama, dan faktor-faktor sosial lainnya
yang membentuk konstitusi Indonesia. Sebagai contoh, konstitusi Indonesia menganut prinsip
Pancasila sebagai dasar negara, yang menunjukkan adanya pengaruh nilai-nilai dan norma-
norma sosial dalam pembentukan konstitusi.
16

Sumber sosiologi tentang konstitusi dalam berbangsa dan bernegara di


Indonesia mencakup studi tentang nilai-nilai, norma-norma sosial, dan faktor-faktor sosial
lain yang mempengaruhi pembentukan konstitusi Indonesia. Beberapa sumber sosiologi yang
dapat dijadikan referensi antara lain:

1. Budaya dan masyarakat Indonesia


Indonesia terbentuk dalam konteks budaya dan masyarakat Indonesia yang
majemuk. Dalam konteks ini, konstitusi harus mempertimbangkan perbedaan-
perbedaan yang ada dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman tentang budaya dan masyarakat
Indonesia menjadi sangat penting dalam memahami konstitusi Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila
Konstitusi Indonesia mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Oleh karena itu,
pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, persatuan, dan
kemanusiaan yang adil dan beradab, menjadi sangat penting dalam memahami
konstitusi Indonesia.
3. Faktor agama
Agama memainkan peran penting dalam membentuk konstitusi Indonesia.
Meskipun konstitusi Indonesia bukanlah konstitusi agama, nilai-nilai agama
sangat mempengaruhi pembentukan konstitusi. Oleh karena itu, pemahaman
tentang faktor agama menjadi penting dalam memahami konstitusi Indonesia.
4. Faktor sosial-politik
Konstitusi Indonesia tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor sosial-politik yang
mempengaruhi pembentukannya. Pemahaman tentang faktor-faktor sosial-
politik, seperti kekuatan politik, kelompok kepentingan, dan peran masyarakat
dalam proses politik, juga menjadi penting dalam memahami konstitusi
Indonesia.

Secara keseluruhan, sumber sosiologi memberikan pemahaman yang luas


tentang bagaimana nilai-nilai dan norma-norma sosial membentuk konstitusi Indonesia. Oleh
karena itu, pemahaman tentang sumber sosiologi menjadi sangat penting dalam memahami
dan menerapkan konstitusi Indonesia.
17

Sumber politis tentang konstitusi di Indonesia meliputi proses pembentukan


dan pengambilan keputusan yang terkait dengan konstitusi. Hal ini mencakup studi tentang
partai politik, proses legislasi, dan proses konstitusionalisme. Dalam konteks politis,
konstitusi dianggap sebagai alat untuk memastikan bahwa kekuasaan negara tidak
disalahgunakan dan bahwa hak-hak rakyat dijamin dan dihormati.

Konstitusi dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia diatur dalam


Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 adalah konstitusi yang menjadi
dasar hukum negara Indonesia dan mengatur tata cara negara, hak-hak rakyat, dan asas-asas
negara. Berikut adalah beberapa sumber politis yang berkaitan dengan konstitusi di
Indonesia:

1. Undang-Undang Dasar 1945


Ini adalah sumber politis utama tentang konstitusi di Indonesia. Konstitusi ini
mengatur tentang sistem pemerintahan, hak asasi manusia, agama, hukum,
politik, ekonomi, sosial, dan budaya di Indonesia.
2. UUD 1945 Amandemen
Sejak disahkan pertama kali pada tahun 1945, konstitusi Indonesia telah
mengalami beberapa kali perubahan. Amandemen pertama UUD 1945 dilakukan
pada tahun 1999 dan telah diubah sebanyak empat kali. Amandemen terakhir
dilakukan pada tahun 2002.
3. Putusan Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi Indonesia adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk
menyelesaikan sengketa konstitusional di Indonesia. Putusan Mahkamah
Konstitusi dapat dijadikan sumber politis dalam memahami konstitusi di
Indonesia.
4. Undang-Undang
Selain UUD 1945, undang-undang lainnya yang berkaitan dengan konstitusi juga
dapat dijadikan sumber politis. Beberapa undang-undang yang berkaitan dengan
konstitusi di Indonesia antara lain Undang-Undang tentang Mahkamah
Konstitusi, Undang-Undang tentang Pemilihan Umum, dan Undang-Undang
tentang Partai Politik.
5. Pandangan Para Ahli
18

Pandangan para ahli hukum konstitusi juga dapat dijadikan sumber politis dalam
memahami konstitusi di Indonesia. Beberapa ahli hukum konstitusi yang
terkenal di Indonesia antara lain Jimly Asshiddiqie, Mahfud MD, dan Yusril Ihza
Mahendra.

Konstitusi Indonesia adalah dokumen hukum yang mengatur struktur dan


fungsi pemerintahan Indonesia, serta melindungi hak-hak dasar warga negara. Konstitusi
Indonesia pertama kali diundangkan pada tanggal 18 Agustus 1945, dan telah mengalami
beberapa perubahan sejak saat itu.

Sebagai sumber politik, konstitusi Indonesia memberikan landasan hukum


yang kuat untuk menjalankan pemerintahan dan sistem demokrasi di Indonesia. Konstitusi
Indonesia menetapkan prinsip-prinsip dasar negara, seperti kedaulatan rakyat, supremasi
hukum, dan hak asasi manusia. Konstitusi juga menetapkan struktur dan fungsi pemerintah,
termasuk pembagian kekuasaan antara cabang-cabang pemerintah, dan hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah.

Konstitusi Indonesia telah menjadi topik perdebatan politik selama


bertahun-tahun. Beberapa kelompok politik telah mengkritik isi konstitusi, seperti ketentuan
tentang kewenangan presiden dan hak-hak daerah. Namun, konstitusi Indonesia tetap menjadi
sumber penting dalam membentuk kebijakan publik dan menyelesaikan sengketa politik di
Indonesia.

Konstitusi Indonesia adalah undang-undang dasar tertulis yang menetapkan


prinsip-prinsip dasar yang mengatur sistem politik, ekonomi, dan sosial Indonesia. Konstitusi
Indonesia yang sekarang adalah UUD 1945, yang telah mengalami beberapa perubahan sejak
pertama kali diadopsi pada tahun 1945.Sumber politis penting yang terkait dengan konstitusi
dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila adalah dasar negara
Indonesia, yang terdiri dari lima prinsip yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia8.

Selain Pancasila, partai politik juga memainkan peran penting dalam


pembentukan dan pelaksanaan konstitusi di Indonesia. Partai politik dapat menjadi

8
Manan Bagir, Teori dan Politik Konstitusi (Yokyakarta: FH UII Press, hlm. 56
19

pengusung dan pembuat undang-undang serta peraturan perundang-undangan lainnya yang


berkaitan dengan konstitusi.

Selain itu, lembaga negara seperti Mahkamah Konstitusi, DPR (Dewan


Perwakilan Rakyat), dan presiden juga memainkan peran penting dalam menjalankan
konstitusi di Indonesia. Mahkamah Konstitusi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
hukum dan tindakan pemerintah sesuai dengan konstitusi, sementara DPR dan presiden
bertanggung jawab untuk membuat kebijakan dan mengambil tindakan yang sesuai dengan
konstitusi.Dalam rangka untuk memperkuat konstitusi Indonesia, partisipasi aktif dari warga
negara dan masyarakat sipil sangat penting. Melalui partisipasi ini, masyarakat dapat
membantu memastikan bahwa pemerintah mematuhi konstitusi dan bahwa peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yang diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
tercantum dalam konstitusi.9

D. PRAKTIK KEWARGANEGARAAN

Praktik kewarganegaraan merujuk pada tindakan atau perilaku yang


menunjukkan bahwa seseorang memahami dan mempraktikkan nilai-nilai dan kewajiban
sebagai warga negara. Dalam konteks ini, praktik kewarganegaraan mencakup tindakan
konkret yang dilakukan oleh individu untuk memberikan kontribusi positif bagi negara
dan masyarakat di sekitarnya.

Praktik kewarganegaraan mencakup berbagai hal, seperti mematuhi hukum


dan peraturan, menghargai hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi, terlibat dalam
kegiatan sosial dan bermasyarakat, menjaga lingkungan hidup, dan berpartisipasi aktif
dalam kehidupan politik, sosial, dan ekonomi negara.

Praktik kewarganegaraan yang baik sangat penting bagi keberlangsungan


suatu negara. Ketika individu mempraktikkan kewarganegaraan yang baik, mereka dapat
membantu membangun suatu masyarakat yang lebih harmonis, sejahtera, dan
berkelanjutan. Selain itu, praktik kewarganegaraan yang baik juga membantu
memperkuat demokrasi dan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat secara
keseluruhan.

Praktik kewarganegaraan dapat dilakukan melalui beberapa cara, di antaranya:


9
Hamdan Mansoer, Pendidikan Kewarganegaraan Bagian I (Jakarta: Depdiknas), hlm. 74
20

1. Mengikuti kegiatan sosial dan bakti masyarakat di lingkungan sekitar. Kegiatan


ini dapat berupa membersihkan lingkungan, membantu orang yang
membutuhkan, atau mengorganisir kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
2. Mengikuti kegiatan organisasi kemasyarakatan atau politik. Kegiatan ini dapat
membantu memperkuat jaringan sosial dan meningkatkan pemahaman terhadap
kebijakan-kebijakan publik.
3. Mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan negara, seperti
mengikuti program-program pembangunan yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau organisasi non-pemerintah.
4. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang meningkatkan pemahaman tentang sejarah,
budaya, dan nilai-nilai nasional. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
mengunjungi tempat-tempat bersejarah, mengikuti kegiatan budaya, atau belajar
tentang bahasa dan sastra Indonesia.
5. Mematuhi hukum dan aturan yang berlaku dalam suatu negara.
6. Menghargai hak asasi manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi,
seperti kebebasan berpendapat, hak pilih, dan kebebasan berserikat.
7. Terlibat dalam kegiatan sosial dan bermasyarakat, seperti kegiatan kebersihan
lingkungan, kegiatan sosial untuk membantu orang-orang yang membutuhkan,
dan sebagainya.
8. Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, serta menghargai dan
melestarikan warisan budaya dan alam.
9. Menjalin hubungan baik dengan sesama warga negara dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi negara.10

Dengan mempraktikkan kewarganegaraan yang baik, seseorang dapat


memberikan kontribusi positif bagi negara dan masyarakat di sekitarnya, serta membantu
membangun suatu negara yang lebih baik dan lebih sejahtera. Dengan melakukan praktik
kewarganegaraan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam
kehidupan negara serta memperkuat rasa kecintaan terhadap tanah air.

10
Ahmad Syahrizal, Peradilan Konstitusi Suatu Studi tentang Konstitusional (Jakarta:Pt. Pradnya Paramita), hlm.
87
21

Melakukan praktik kewarganegaraan yang baik dapat memberikan berbagai


manfaat bagi individu dan masyarakat di sekitarnya. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

1. Meningkatkan kepedulian sosial


Dengan melakukan praktik kewarganegaraan, individu dapat memperluas
cakupan kepedulian mereka dari diri sendiri ke masyarakat di sekitarnya. Hal ini
dapat membantu memperbaiki hubungan antarindividu dan masyarakat secara
keseluruhan.
2. Memperkuat demokrasi
Praktik kewarganegaraan yang baik, seperti memilih dalam pemilu atau
berpartisipasi dalam debat publik, dapat membantu memperkuat demokrasi dan
meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
3. Membantu membangun masyarakat yang lebih baik
Praktik kewarganegaraan dapat membantu membangun masyarakat yang lebih
harmonis, sejahtera, dan berkelanjutan. Melalui praktik kewarganegaraan yang
baik, individu dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan
membantu mengatasi berbagai masalah sosial.
4. Meningkatkan kualitas hidup individu
Dengan melakukan praktik kewarganegaraan, individu dapat merasa lebih
berguna dan merasa bahwa tindakan mereka memiliki arti dan dampak positif
bagi masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kualitas hidup
individu secara keseluruhan.
5. Meningkatkan rasa bangga sebagai warga negara
Dengan melakukan praktik kewarganegaraan, individu dapat merasa lebih
terlibat dan berkontribusi dalam membangun negaranya. Hal ini dapat
meningkatkan rasa bangga sebagai warga negara dan membantu memperkuat
identitas nasional.

Dalam keseluruhan, melakukan praktik kewarganegaraan yang baik dapat membantu


memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat secara keseluruhan dan memberikan manfaat
bagi individu serta masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Istilah konstitusi dikenal dalam banyak bahasa, misalnya dalam bahasa Inggris
sebagai "Constitution", dalam bahasa Belanda sebagai "constitutie", dalam bahasa
Latin sebagai "contitutio, constiture", dalam bahasa Perancis sebagai "constituer",
disebut "verfassung" dalam bahasa Jerman dan "masyrutiyah". "

•Arti tengah: Sebuah konstitusi mengacu pada hukum dasar, yaitu, semua aturan
dasar, tertulis dan tidak tertulis, yang mengatur cara pemerintahan suatu negara
•Arti sempit: konstitusi mengacu pada undang-undang dasar, yaitu satu atau
beberapa dokumen yang memuat peraturan perundang-undangan yang merupakan
sifat utama atau dasar konstitusi suatu negara

Lord James Brice: konstitusi adalah kerangka masyarakat dalam dunia politik yang
diatur oleh hukum, dimana hukum menetapkan secara tetap terhadap berbagai
Lembaga yang memiliki fungsi dan hak yang diakui 3.
Strong: Konstitusi ialah sekumpulan asas yang mengatur, menetapkan pemerintah dan
kekuasaannya, hak-hak yang diperintah, dan juga hubungan antara pemerintah dengan
yang diperintah.
John Locke: Konstitusi adalah perjanjian antara pemerintah dan rakyat tentang hak-
hak, kewajiban, dan kekuasaan yang dipegang oleh pemerintah.
Konstitusi pada dasarnya merupakan suatu aturan yang mengandung norma-norma
yang berkaitan dengan kehidupan negara dalam menjaga kekuasaan yang ada dalam
suatu Negara tidak disalahgunakan dan hak asasi manusia tidak dilanggar.

Maka semestinya konstitusi tersebut dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara
negara dan warga negara Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa konstitusi
adalah suatu norma atau aturan hukum yang dijadikan dasar pegangan dan acuan
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.

22
23

Konstitusi yang tertulis dalam suatu naskah undang-undang dasar sebagai hukum
yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.
Karena konstitusi merupakan jaminan yang penting dalam menjaga agar kekuasaan
yang ada di dalam suatu negara tidak disalahgunakan dan menjamin agar hak asasi
manusia tidak dilanggar.

Konstitusi memiliki arti penting bagi negara karena kedudukannya dalam mengatur
kekuasaan; membatasi kekuasaan, menjadi barometer dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara; serta memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus bangsa
dalam menjalankan suatu negara.
Menurut A. Hamid S. Attamimi bahwa ; ‘’Konstitusi dalam negara sangat penting
sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan
dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan’’.

Sumber sosiologi tentang konstitusi di Indonesia mencakup pemahaman tentang nilai-


nilai dan norma-norma sosial yang mempengaruhi pembentukan konstitusi.
Secara keseluruhan, sumber historis, sosiologi, dan politis memberikan pemahaman
yang luas dan mendalam tentang konstitusi di Indonesia dan bagaimana konstitusi
tersebut membentuk tata kelola negara di Indonesia.

Praktik kewarganegaraan mencakup berbagai hal, seperti mematuhi hukum dan


peraturan, menghargai hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi, terlibat dalam
kegiatan sosial dan bermasyarakat, menjaga lingkungan hidup, dan berpartisipasi aktif
dalam kehidupan politik, sosial, dan ekonomi negara.

B. SARAN
Tentunya penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam proses
penulisan makalah ini yang jauh dari kata sempurna. Adapun untuk kedepannya,
penulis akan segera melakukan perbaikan terhadap penyusunan artikel ini berdasarkan
petunjuk dari berbagai sumber dan kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mukthie Fajar, Achmad Sodiki. 2009. Konstitusi dalam Kehidupan Indonesia.
jurnal konstitusi, 6(3): 10-14
Anonym, “Federal Constitutional Court Of Germany”,http:Wikipedia.com/, diakses
pada tanggal 20 november 2010.
hmad Syahrizal, 2006, Peradilan Konstitusi Suatu Studi tentang Adjudikasi
Konstitusional Sebagai Mekanisme Penyelesaian Sengketa Normatif,
Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Ismail. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan. Pasuruan Jawa Timur: Qiara Media
Jimly Asshiddiqqie, (2005), Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Penerbit
Konstitusi Press Jakarta.
Manan, Bagir. 2003. Teori dan Politik Konstitusi. Yogyakarta: FH UII Press.
Mansoer, Hamdan (Pnyt). 2002. Kapita Selekta PendidikanKewarganegaraan Bagian I.
Jakarta: Depdiknas.
Moh. Mahfud MD, 2010, Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu, Jakarta: PT.
RadjaGrafindo Persada, Hlm. 287.

Anda mungkin juga menyukai