Anda di halaman 1dari 10

UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI

Disusun Oleh :

ADITIO RAMADHAN

0217050231

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas dari


pada UUD, tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD.
Bagi para sarjana ilmu politik istilah constitutin merupakan sesuatu yang
lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara
bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi


dasar semua undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara yang
mengatur bentuk, sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, wewenang
badan-badan pemerintahan,dll.

Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum


dasar tertulis dan tidak ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar
tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik
sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu
pemeritahan diselenggarakan.

Undang-Undang Dasar berkedudukan sebagai benteng pemisah


antara rakyat dan penguasa yang selanjutnya ditentukan sebagai ideologi
yang melandasi negara. UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-
pusat kekuasaan ini melakukan kerjasama dan menyesuaikan diri satu
sama lain; UUD merekam hubungan kekuasaan dalam suatu negara.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,


atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis
(basiclaw), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana UUD 1945 Menjadi Konstitusi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan peranan konstitusi dan Undang-Undang Dasar dalam
praktik ketatanegaraan.
2. Mendeskripsikan tujuan dan fungsi konstitusi.
3. Mendeskripsikan kedudukan dan tujuan undang-undang di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Konstitusi
Secara etimologis antara kata” konstitusi” ,”konstitusional”,
dan,”konstitusionalisme” inti maknanya sama, namun penggunaan atau
penerapannya berbeda. Konstitusi adalah segala ketentuan da aturan
mengenai ketatanegaraan (Undang-undang Dasar, dan sebagainya), atau
Undang-Undang Dasar suatu negara. Dengan kata lain, segala tindakan
atau perilaku seseorang maupun penguasa berupa kebijakan yang
didasarkan atau tidak menyimpangi konstitusi, berarti tindakan
( kebijakan) tersebut adalah tidak konstitusional. Berbeda halnya dengan
konstitualisme, yaitu suatu paham mengenai pembatasan kekuasaan dan
jaminan hak – hak rakyat melalui konstitusi.
Catatan historis timbulnya negara konstitusional, sebenarnya
merupakan proses sejarah yang panjang dan selalu menarik untuk dikaji.
Konstitusi sebagai suatu kerangka kehidupan politik telah disusun melalui
dan oleh hukum, yaitu sejak jaman sejarah Yunani, di mana mereka telah
mengenal beberapa kumpulan hukum (secara kitab hukum). Pada masa
kejayaannya ( antara tahun 624-404 S.M.) Athena pernah mempunyai
tidak kurang dari 11 konstitusi. Koleksi Aristoteles sendiri berhasil
terkumpul sebanyak 158 buah konstitusi dari berbagai negara.

Pemahaman awal tentang”konstitusi” pada masa itu, hanyalah


merupakan suatu kumpulan dari peraturan serta adat kebiasaan semata-
mata. Kemudian pada masa kekaisaran Roma, pengertian constitusionnes
memperoleh tambahan arti sebagai suatu kumpulan ketentuan serta
peraturan yang dibuat oleh para kaisar atau para preator. Termasuk
didalamnya pernyataan-pernyataan pendapat dari para ahli
hukum/negarawan, serta adat kebiasaan setempat, disamping
undangundang. Konstitusi Roma mempunyai pengaruh cukup besar
sampai abad pertengahan. Dimana konsep tentang kekuasaan tertinggi
(ultimate power) dari para kaisar Roma, telah menjelma dalam bentuk
L’Etat general di prancis, bahkan kegandrungan orang Romawi akan ordo
et unitas telah memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham:” demokrasi
perwakilan” dan “Nasionalisme” . dua paham inilah merupakan cikal
bakal munculnya paham konstitusionalisme modern.

B. Pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar


Istilah konstitusi berasal dari bahasa Francis (constituer) yang
berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan adalah
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara.

Pengertian konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas dari


pada UUD, tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD.
Bagi para sarjana ilmu politik istilah constitutin merupakan sesuatu yang
lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara
bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

Sedangkan pengertian Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar


tertulis yang menjadi dasar semua undang-undang dan peraturan lain
dalam suatu negara yang mengatur bentuk, sistem pemerintahan,
pembagian kekuasaan, wewenang badan-badan pemerintahan,dll.

Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum


dasar tertulis dan tidak ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar
tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik
sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu
pemeritahan diselenggarakan.

Berikut ini pendapat ahli hukum yang mendukung antara yang


membedakan dan yang menyamakan pengertian konstitusi dengan UUD.
Penganut paham yang membedakan pengertian konstitusi dengan dengan
UUD antara lain sebagai berkiut:
1. Herman Heller
Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu:
a. Konstitusi adalah mencerminkan kehidupan politik didalam
masyarakat sebagai suatu kenyataan. Jadi mengandung pengertian
politis dan sosiologis.
b. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam
masyarakat. Jadi mengandung pengertian yuridis.
c. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang
yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.

Dari pendapat Herman Heller tersebut dapatlah disimpulkan bahwa


jika pengertian undang-undang itu harus dihubungkan dengan
pengertian konstitusi, maka artinya UUD itu baru merupakan sebagian
dari konstitusi, yaitu konstitusi yang tertulis saja. Disamping itu
konstitusi tidak hanya bersifat yuridis semata-mata, tetapi mengandung
pengertian logis dan poitis.

Kelihatannya para penyusun UUD 1945 menganut pemikiran


sosiologis diatas, sebab dal0061m penjelasan UUD 1945 dikatakan: “UUD
suatu negara adalah hanya sebagian dari hukumnya dasar negara itu. UUD
adalah hukum dasar yang tertulis , disamping UUD itu berlaku juga
hukum dasar yang tidak tetulis, ialah aturanaturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelengaraan negara,
meskipun tidak tertulis.

C. Tujuan Konstitusi
1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang –
wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi
tidak akanberjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan
merajalelaDan bisa merugikan rakyat banyak.
2. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati
HAMorang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
3. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

Fungsi Dan Ruang Lingkup Konstitusi


Fungsi UUD 1945 Sebagi Konstitusi tentulah UUD 1945 memiliki
fungsi, bila dijabarkan fungsi UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan perundang-
undangan yang tertinggi.
2. Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.
3. Sebagai pedoman yang memberi arah bangsa.
4. Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan penyelenggaraan
pemerintah negara.
Fungsi tersebut adalah suatu acuan dalam melakukan segala
kehidupan berbangsa dan keseimbangan dalam berprilaku bila diterapkan
dengan baik.
Dalam berbagai literature hukum tata Negara maupun ilmu politik
ditegaskan bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan
alat untuk membentuk system politik dan hokum Negara. Oleh karena itu
ruang lingkup undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis
sebagaimana dikemukakan oleh A.A.HY Struycken memuat tentang :
1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau.
2. Tingkat-tingkat tinggi pembangunan ketatanegaraan bangsa.
3. Pandangan tokoh bangsa yang hendak di wujudkan, baik sekarang
maupun masa yang akan dating.
4. Suatu keinginan yang mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa hendak dipimpin.
D. Kedudukan dan Tujuan Undang-Undang Dasar
Undang-Undang Dasar berkedudukan sebagai benteng pemisah
antara rakyat dan penguasa yang selanjutnya ditentukan sebagai ideologi
yang melandasi negara. Sedangkan tujuan Undang-Undang Dasar adalah
sebagai berikut:

1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang –


wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi
tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan
merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak.
2. Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak menghormati
Ham orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
3. Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konstitusi dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada UUD,
tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Istilah
constitutin merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari
peraturan-perturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang
mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pengertian Undang-
Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi dasar semua
undang-undang dan peraturan lain dalam suatu negara.

Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum


dasar tertulis dan tidak tertulis sedangkan UUD adalah hukum dasar
tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik
sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu
pemeritahan diselenggarakan.

Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi


konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan kekuasaan
tidak bersifat sewenang-wenang, dengan demikian hak warga negara akan
terlindungi.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi
http://wennduut.blogspot.com/2011/05/konstitusi-negara-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang
http://indopedia.gunadarma.ac.id/content/12/127/id/undang_undang-dasar-
1945.html

http://pandidikan.blogspot.com/2011/04/sejarah-konstitusi-dan-amandemenuud.
html
http://news.detik.com/read/2006/07/12/200512/634568/10/uud-hasil-
amandemenbanyak-
kelemahan?nd992203605
http://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Permusyawaratan_Rakyat
http://jakarta45.wordpress.com/2009/08/25/politik-amandemen-kelima-uud-1945/
http://id.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Konstitusi_Indonesia
http://www.scribd.com/doc/23377266/makalah-pancasila

Anda mungkin juga menyukai