ketatanegaraan
negara
yang
mencakup
berbagai
bidang
kehidupan.Bagi bangsa Indonesia, dasar negara yang dianut adalah Pancasila. Dalam tinjauan
yuridiskonstitusional, Pancasila sebagai dasar negara berkedudukan sebagai norma obyektif dan
normatertinggi dalam negara, serta sebagai sumber segala sumber hukum sebagaimana tertuang di
dalamTAP.MPRS
No.
XX/MPRS/1966,jo.TAP.MPR
No.V/MPR/1973,jo.TAP.MPR
dalam Mukadimah atau Pembukaan Undang-Undang Dasar suatunegara. Dari dasar negara inilah
kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturanperundang-undangan diatur dan
diwujudkan. Salah satu perwujudan dalam mengatur danmenyelenggarakan kehidupan
ketatanegaraan suatu negara adalah dalam bentuk Konstitusi atauUndang-Undang Dasar.
KONSTITUSI NEGARA
1. PENGERTIAN KONSTITUSI
Secara etimologis, istilah konstotusi berasal dari bahasa perancis Constituer yang
artinyamembentuk. Dalam kaitan ini, konstitusi diartikan sebagai pembentuk Negara. Dalam
bahasabelanda Konstitusi disamakan denganistilah Grundwet (Grund = Dasar, Wet = Undangundang)Berikut ini endapat beberapa ahli mengenai pengertia kunstitusi, Yaitu ;
a.
Herman Heller Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas daripada undang-undang Dasar.
Konstitusi tidah hanyabersifat yuridis, tetapi mengandung pengertian sosiologisdan politis
b.
c.
d.
Prayudi AtmosudirdjoKonstitusi adalah hasil atau produk sejarah dan proses perjuangan
bangsa yang bersangkutan,Konstitusi merupakan rumusan dari filsafat, cita-cita,
kehendak dan perjuangan suatu bangsa.Konstitusi adalah cermin dari jiwa, jalan pikiran,
mentalitas dan kebudayaan suatu bangsa.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa konstitusi memiliki dua pengertian yaitu :
1. Konstitusi dalam arti sempti, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-undang
Dasar.
2. Konstitusi dalan arti luas, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-undang Dasar
danhukum dasar yang tidak tertulis / Konvensi.Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang
negara ( the foundingfathers ). Konstitusi memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa
dalam mengemudikannegara menuju tujuannya.
2. ISI / SUBSTANSI KONSTITUSI
Isi konstitusi umumnya hanya memuat aturan-aturan pokok, hana memuat garis-garis besar
sebagaiinstruksi kepada pusat dan lain-lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan
kehidupannegara dan kesejahteraan sosial. Aturan-aturan asng lebih rinci diserahkan
pengaturannya kepadaundang-undang yang berada dibawah konstitusi, yang lebih mudah
untuk dibuat, diperbaharui,maupun dicabut.Menurut Miriam Budiardjo, setiap Undang-undang
Dasar / Konstitusimemuat ketentuan-ketentuansebagai berikt :1. Organisasi Negara. Misalnya:
pembagian kekuasaan antara badan Eksekutif, Legeslatif danYudikatif. Masalah pembagian
kekuasaan antara pemerintah pusat / pemerintah federal denganpemerintah daerah / pemerintah
negara bagian; Prosedur penyelesaian masalah pelanggaranyurisdiksi lembaga negara.2. Hakhak asasi manusia3. Prosedur mengubah Undang-undang dasar 4. Adakalanya memuat
larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari Undang-undang Dasar.
BAB 2
SISTEM POLITIK
sistem sistem modern dimana struktur struktur politik yang berbeda beda berkembangdan
mencerminkan aktivitas budaya politik. ALFIAN mengklasifikasikan sistem politik terbagi 4 yaitu
:sistem politik otoriter/totaliterysistem politik anarkiysistem politik demokrasi
sitem politik demokrasi dalam transisi.kata demokrasi dalam politik memiliki makna umum
yaitu,adanya perlindungan hak asasimanusia,menjunjung tinggi hukum,tunduk terhadap
kemampuan orang banyak ,tanpa mengabaikangolongan kecil agar tidak timbul diktator
mayoritas.pada setiap sistem politik negara negara dunia,akan selalu dijumpai adanaya
strukturpolitik.struktur politik didalam suatu negara adalah pelembagaan hubungan organisasi
antarakomponen komponen yang membentuk bangunan politik.struktur politik sebagai bagian
daristruktur yang pada umunya selalu berkenaan dengan alokasi nilai nilai yang bersifat
otoritatif,yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.permasalahan politik
menurut AFIAN dapat dikaji melalui berbagai pendekatan,yaitu dapat didekatidari sudut
kekuasaan,strukjtur
politik,komunikasi
politik,konstitusi,pendidikan,dan
keputusan-keputusan
yang
berkaitan
dengan
kepentingan
umum.Sedangkan
Infrastruktur Politik adalah Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, mediamassa,
Kelompok
kepentingan
Interest
Group),
Kelompok
Penekan
PresureGroup),
BAB 3
WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN
A. Pengertian Warga Negara
Warga Negara secara umum : Anggota suatu negara yang mempunyai keterikatan timbal balik
dengan negaranya
Warga Negara Indonesia menurut Pasal 26 UUD 1945 adalah : Orang-orang bangsa Indonesia
asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-undang sebagai warga negara
Bangsa Indonesia asli adalah Orang-orang pribumi / penduduk asli Indonesia yang ; (Lahir,
besar, berdomisili, berkarya di Indonesia, serta mengakui Indonesia sebagai tanah airnya)
Warga Negara Indonesia Menurut ( Pasal 4 UU No. 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganeggaraan ) yaitu:
Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangan dan/atau berdasarkan perjanjian
pemeirntah RI dengan negara lain sebelum Undang-undang ini berlaku sudah menjadi WNI.
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI .
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNI dan ibu WNA.
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ibu WNI dan ayah WNA.
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak
mepunya kewarganegaraan atau hukum asal ayahnya tidak memberiikan kewarganegaraan
pada anak tersebut.
Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari ibu WNI, dan jika ayahnya WNA maka
harusdisertai pengakuan dari ayahnya.
Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
Anak yang lahir di wilayah RI yang pada waktu lahir tidak jelass status kewarganegaraan ayah
ibunya.
Bangsa lain Menurut Penjelasan UUD 1945 adalah Peranakan Belanda, Cina, Arab, dll. Yang
menetap di wilayah RI dimana mereka mengakui Indonesia sebagai Tanah Air-nya, dan
bersikap setia kepada NKRI B. Dasar Hukum Di Negara Indonesaia di atur dalam: UUD
1945 pasal 26 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI + Peraturan
Pelaksananya
C. Cara Memperoleh Kewarganegaraan 1. Asas Kelahiran
a. Ius Soli (Menurut Tempat Kelahiran) yaitu; Penentuan status kewarganegaraan seseorang
berdasarkan tempat dimana ia dilahirkan. Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia
menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya adalah warga negara B. asas ini dianut oleh
negara Inggris, Mesir, Amerika dll b. Ius Sanguinis (Menurut Keturunan/Pertalian Darah)
yaitu; Penentuan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan dari negara mana
seseorang berasal Seseorang yg dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B,
maka orang tersebut menjadi warga negara B.(dianut oleh negara RRC)
2. Naturalisasi Adalah suatu perbuatan hukum yang dapat menyebabkan seseorang memperoleh
status kewarganegaraan, Misal : seseorang memperoleh status kewarganegaraan akibat dari
pernikahan,
mengajukan
permohonan,
memilih/menolak
status
kewarganegaraan
a.
KEDUDUKAN
WARGA
NEGARA
DALAM
KEHIDUPAN
ingin berkuasa, dan kekuasaan yg berada di satu tangan akan cenderung disalahgunakan (terjadi
kesewenang-wenangan). Toeri trias politika dari Montesquiue muncul sebagai reaksi balik
atas pelaksanaan pemerintahan monarki di Perancis yg bersifat absolute-otoriter.
a. Teori Marxis
Menurut teori Marxis Negara hanyalah sebuah panitia yg mengelola kepentingan kaum borjuis. Di
sini berate, sebenarnya Negara tidak memiliki kekuasaan yg nyata. Kekuasaan nyata ada pada
kelompok atau kelas yg dominan dalam masyarakat tersebut. Kelompok ini adlah keum borjuis
dalam system kapitalitas, kaum bangsawan dalam system feudal, kaum buruh dalam system
sosialis. Terdapat dua system kelas social (dalam perkumpulan khusus), yaitu mereka yg berperan
serta dalam struktur kekuasaan (sebagai penguasa) dan mereka yg tidak berpartisipasi dalam
kekuasaan (harus tunduk pada kekuasaan).
b. Teori Pluralis
Negara merupakan alat dari masyarakat, dalam masyarakat terdapat banyak kelompok yg berbeda
beda kepentingannya. Tidak ada kelompok yg terlalu dominan. Untuk menjadi mayoritas,
kepentingan yg beragam ini melakukan kompromi, misalnya kaum pengusaha menginginkan
pajak yg ringan. Sedangkan kaum pekerja menginginkan pajak yg tinggi bagi orang yg kaya
supaya Negara dapat membiayai proyek social. Semua kepentingan harus dikompromikan,
politikuslah yg bisa membuat formula di mana kepentingan sebagian besar masyarakat terpenuhi,
dialah yg mendapatkan kepercayaan untuk memimpin Negara.
c. Teori Organis
Teori ini bersumber pada pandangan Hegel, yg menyatakan bahwa Negara bukan merupakan alat
dari masyarakat. Negara merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara mempunyai misinya sendiri,
yakni misi sejarah untuk menciptakan masyarakat yg lebih baik daripada yg ada sekarang. Sebagai
lembaga di atas masyarakat,negaralah yg tahu apa yg lebih baik bagi masyarakat secara
keseluruhan. Pandangan ini merupakan alat dasar dari terbentuknya Negara-negara kuat yg sering
kali bersifat otoriter, bahkan totaliter.
d. Teori Elite Kekuasaan
Elite kekuasaan sebagai kelas social dari orang-orang yg memiliki asl-usul dan pendidikan yg
sama, yg memiliki dasar-dasar social dan psikologis yg menyatukan mereka atas kenyataan bahwa
mereka adalah tipe social yg serupa dan menjurus pada fakta kemudahan saling berbaur. Teori ini
pada dasarnya mengatakan bahwa meskipun masyarakat terdiri dari bermacam macam kelompok
yg pluralistis, tetapi dalam kenyataan kelompok elite penguasa datang hanya dari kelompok
masyarakat tertentu. Penerapan setiap teori akan menghasilkan kensekuensi hubungan yg berbeda
beda, misalnya jika pemerintah Negara yg mendominisi warga Negara/masyarakat atau memiliki
otonomi yg mutlak maka akan menimbulkan kehidupan politik yg mudah yang tidak demokratis
dan tentunya mudah sekali terjadi penindasan pemerintah terhadap warga negaranya. Atas dasar
pemikiran falsafah keseimbangan antara otonomi pemerintah dengan warga Negara perlu di
kembangkan secara harmonis untuk menghindarai akibat negative yg dapat di timbulkan karena
ketimpangan otonomi antara pemerintah Negara dengan sector masyarakat atau warga Negara.
2. Hubungan Warga Negara dengan Negara Menurut Bangsa Indonesia
Hubungan warga Negara dengan Negara menurut bangsa Indonesia berkembang dari waktu ke
waktu. Di antara para bapak pendiri (the founding fathers) Negara RI pada mulanya terdapat
perbedaan pandangan. Ir. Soekarno dalam pidato 1 juni 1945 di muka Sidang BPUPKI
menyatakan Negara Indonesia yg kita dirikan haruslah Negara gotong royong.sedangkan
Drs. Mohammad Hatta dalam tanggapannya tentang dimasukkannya hak-hak asasi dalam UUD
menyatakan kita menghendaki Negara pengurus, kita membangun masyarakat baru yh
berdasarkan kepada gotong-royong.
Tampak dari kedua tokoh pendiri Negara kita tersebut perbedaan konsep, meskipun tujuna dan
semangatnya sama. Ir. Soekarno yg sejak awal perjuangannya mengedepankan nasionalismenya
agar Indonesia yg bersemangatkan gotong-royong. Jauh dari individualism yg mengutanakan
kepentingan individu (warga Negara), dan jauh dari model dan konsep negara yg berbau Barat,
Negara yg akan didirikan hendaknya sesuai dengan jiwa asli Indonesia.
Drs. Mohammad Hatta dengan hati-hati mengingatkan bahwa bagaimanapun jaminan
perlindungan terhadap hak-hak warga Negara sangat diperlukan.
Sementara itu, Mr. soepomo dalam siding BPUPKI(31 Mei 1945) menunjukkan tiga pikiran
ideology, yaitu paham individualisme, paham kolektivisme, dan paham integralistik. Beliau
dengan sangat menyakinkan menolak paham interglastik yg diniai lebih sesuai dengan semangat
kekeluargaan yg berkembang di daerah pedesaan. Tentang teori interglastik,
Mr. Soepomo, menyatakan Negara merupakan suatu susunan masyarakat yg integlar,segala
golongan,segala bagian,segala anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan
persatuan masyarakat yg organis. Dalam pandangan Mr. Soepomo Negara tidak untuk
menjamin kepentingan seseorang atau golongan , akan tetapi menjamin kepentingan rakyat
seluruhnya sebagai persatuan.
Teori intergralistik yg di kemukakan Mr. Soepomo di atas , tidak sama dengan intergralistik di
Jerman atau kolektivisme di Russia, individualism di Eropa Barat dan Amerika Serikat, melainkan
suatu cara pandang intergralistik yg tidak menghendaki Negara kekuasaan dimana pada rakyatnya
masih di hargai hak untuk berserikat dan berkumpul dan menyatakan pendapat atau kemerdekaan
untuk berpikir.
Jadi dengan demikian, bangsa Indonesia memandang bahwa warga Negara memiliki hak dan
kewajiban yg sama untuk bersama-sama ikut menentukan jalannya pemerintahan dan untuk
berpartisipasi dalam pemerintahan sebagai salah satu cirri Negara demokratis.
3. Persamaan Jaminan Perlidungan Hak-hak Penduduk dan Warga Negara Dalam UUD 1945.
Dalam setiap konstitusi Negara terdapat ketentuan mengenai bentuk Negara, bentuk pemerintahan,
struktur pemerintahan, hubungan dan tata cara kerja Negara, dan hak dan kewajiban waga Negara.
Di samping hak warga Negara, secara otomatis terdapat juga hak dan kewajiban pemerintah
Negara. Semua itu dicantumkan untuk memberikan batasan-batasan hak dan kewajiban sehingga
jelas dan dapat dilaksanakan demi terlaksananya kehidupan bernegara secara baik sesuai dengan
tujuan Negara. Di dalam UUD 1945 terdapat pasal-pasal yg berisi jaminan persamaan kedudukan
yg dicantumkan dalam pasal-pasal tentang perlindungan hak-hak asasi warga Negara yakni pasal
27 sampai 34, dan setelah amendemen ke-4 tahun 2002 di tambah dengan pasal 28A sampai 28J.
4. Persamaan Kedudukan Warga Negara
a. Persamaan Kedudukan dalam Memiliki Hak hidup
Pada hakikatnya manusia berkedudukan sama di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, hanya keimanan
dan ketakwaannya yg mungkin berbeda. Harkat dan mertabat manusia sama. Oleh karena itu
bersamaan pula dalam memiliki hak untuk hidup dan kehidupannya. Hak hidup adalah salah satu
hak asasi manusia yg paling asasi sehingga tidak seorangpun berhak mengganggu dan apa lagi
merampasnya. Dengan persamaan kedudukan sesame warga Negara untuk hidup maka perilaku
warga Negara atau pemerintah yg merugikan hidup dan kehidupan warga Negara termasuk
perbuatan aniaya dapat di tuntut secara hukum di pengadilan.
b. Persamaan Kedudukan dalam Hidup Berkeluarga
Hidup berkeluarga menjadi hak bagi setiap orang (warga Negara). Suatu keluarga akan hidup
tenteram dan bahagia apabila dapat di tinggal menjadi satu tanpa di bebani status
kewarganegaraan anggota keluarga yg bermasalah. Dengan undang-undang kewarganegaraan yg
baru disahkan dan berlaku sejak tahun 2006 di harapkan tidak ada lagi warga Negara yg
direpotkan oleh persoalan sttus warga Negara anak-anaknya.
Sebalum tahun 2006 sering terdapat bahwa suatu keluarga di mana anak-anak hasil perkawinan
dengan suami berkewarganegaraan asing tidak mendapatkan status sebagai warga Negara
Indonesia dan harus mendapatkan surat izin tinggal sementara di Indonesia.
c. Persamaan Kedudukan untuk Bertempat Tinggal.
Sentiment dan isu penduduk asli dan pendatang (perantau) di beberapa daerah di Indonesia sering
menjadi pokok penyebab konflik berdarah akhir-akhir ini. Sesugguhnya apabila masyarakat
Indonesia menyadari bahwa semua warga Negara berkedudukan yg sama dalam hidup dan
menempati atau tinggal di wilayah kedaulatan Republik Indonesia maka hal demikian tidak akan
terjadi. Kesadaran bahwa warga Negara Indonesia beranekaragam (multietnis) hendaknya menjadi
kesadaran semua pihak. Syarat putera bagi calon kepala daerah bukanlah berdasarkan semangat
nasionalisme yg luas.
d. Persamaan Kedudukan dalam Memperoleh Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi
Kemanusiaan.
Setiap warga Negara berhak untuk berusaha dan mengusahakan kehidupan yg layak. Untuk itu
sesuai dengan ketentuan alenia ke-4 Pembukaan UUD 1945, Negara berkewajiban untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta berkewajiban
pula untuk memajukan kesejahteraan umum. Penagaturan dalam pengelolaan sumber alam akan
dapat menyejahterakan rakyat apabila ada keberpihakan kepada rakyat dan warga Negara. Karena
itulah pengusaan sumber-sumber kekayaan alam oleh Negara di maksudkan untuk mengatur agar
tidak jatuh ke tangan orang perseorangan atau pihak asing sehingga merugikan kepentingan rakyat
banyak.
e. Persamaan Kedudukan dalam Beragama
Sesuai sengan ketentuan Pasal 29 ayat (2) UUD 1945, tiap-tiao warga Negara berhaj memilih dan
memeluk agama serta kepercayaan serta berhak menjalankan ibadah menurut agama dan
keyakinannya. Tidak ada seorangpun dapat melarang atau memaksa kepada seseorang atau
kelompok masyarakat untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama tertentu.
Hak beragama adalah hak asasi yg merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa.
f. Persamaan Kedudukan dalam Menunaikan Hak dan Kewajiban Membela Negara.
Hak ikut bela Negara dalam kehidupan masyarakat dapat diwujudkan dengan siskamling. Dalam
pelaksanaan siskamling dapat terlihat secara nyata menfaat keikut sertaan warga dalam menjaga
keamanan lingkungannya. Dalam kenyataan di masyarakat dapat terjadi orang yg melakukan
siskamling hanya orang-orang tertentu saja, sementara sebagian orang yg lain hanya membayar
denda. Di sisi lain juga terjadi adanya warga yang tidak pernah melakukan siskamling juga tidak
mau membayar denda. Bila hal ini terjadi maka sebaiknya diselidiki dahulu apakah ia memang
warga yg tidak mampu ataukah ia warga yg sengaja tidak mentaati aturan. Lain masalah apabila
yg tidak mau mentaati aturan tersebut adalah orang yg secara sengaja dan tidak mempunyai
halangan seperti hal-hal tersebut di atas aturan maka mereka patut di berikan sanksi, misalnya
denda di lipat gandakan dengan aturan yg di sepakati bersama.
g. Persamaan Hak untuk Berusaha di Bidang Ekonomi.
Selaku warga Negara, kita berhak mengembangkan usaha ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
hidup kita. Negara Indonesia yg berdasar Pancasila mengembangkan ekonomi Pancasila atau
demokrasi ekonomi. Sistem demokrasi ekonomi tidak mengenal monopoli baik oleh swasta
mupun Negara. Warga Negara (swasta) dapat berusaha dan mengembangkan kerja sama dalam
lembaga dengan semangat gotong royong dan kekeluargaan (kooperatif). Karena itulah UU NO. 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat harus di
dukung dan diimplementasikan secara nyata.
h. Persamaan Hak untuk Berkumpul dan Mengeluarkan Pendapat.
Kebebasan menyampaikan pendapat di jamin sepenuhnya dalam UUD dan peraturan hukum
lainnya. Di Indonesia setiap warga Negara berhak untuk menyuarakan aspirasi dan
kepentingannya selaras dengan jiwa demokrasi Pancasila. Dalam UU Menyampaikan Pendapat di
muka Umum disebutkan hak setiap orang untuk menyampaikan pendapat dalam bentuk unjuk
rasa, rapat umum, pawai, dan mimbar bebas. Siapapun bisa menggunakan hak berpendapat selama
dengan cara-cara yg sopan, tertib,dan tidak mengganggu kepentingan umum (anarkis).
i. Persamaan Hak untuk Memperoleh Pendidikan dan Perlindungan Anak.
Sebagau warga Negara setiap anak berhak tumbuh berkembang sesuai dengan kodratnya sebagai
menyampaikan pendapat bagi warga Negara terhadap pemerintah maupun terhadap sesama warga
Negara dengan sesuai batasan-batasan selayaknya sesuai dengan system dan nilai-nilai budaya
bangsa Pancasila.
d. Persamaan Hak untuk Berpolitik/ Mendirikan Partai Politik dan Ikut Serta dalam Pemilihan
Umum.
Setiap warga Negara di jamin hak-hak politiknya sepeti mendirikan partai politik, ikut serta
menggunakan hak pilih, baik hak pilih aktif (memilih) maupun pasif (di pilih) dalam pemilihan
umum dan sebagainya. UU No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik mengatur lebih rinci tentang
partai politik.
e. Persamaan Hak untuk Mengembangkan Kebudayaan.
Pada masa Presiden KH Abdurrhaman Wahid dikeluarkan pencabutan larangan menggunakan
bahasa Cina. Dengan pencabutan itu, berarti peluang untuk memakai bahasa Cina oleh warga
Negara keturunan di buka kembali. Sepanjang kesenian atau kebudayaan tersebut tidak
bertentangan dengan norma hukum dan aturan masyarakat setempat maka pengembangan
kebudayaan tersebut dapat di lestarikan dan di kembangkan oleh warga Negara di wilayah itu. Di
harapkan pengembangan kebudayaan dapat mempercepat persatuan dan kesatuan bangsa sejalan
dengan kebhinekaan bangsa Indonesia. Tidak hanya simbol-simbol lahirlah yg dikembangkan,
namun secara substansial dapat menyatu padukan semangat nasionalisme sejati. Untuk itu di
perlukan kesadaran semua pihak demi membangun dan memajukan Negara dan bangsa Indonesia
yg adil,makmur, sejahtera, dan demokratis.
f. Persamaan Hak Mendapat Perlindungan Keamanan dan Bebas dari Penyiksaan.
Selama ini perlindungan keamanan bagi para pekerja Indonesia baik di g.dalam maupun di luar
negeri relative kurang. Tidak jarang terjadi mereka mengalami penyiksaan fisik bahkan sampai
meninggal dunia. Untuk itu keterampilan dan pengetahuan para buruk harus ditinggkatkan. Biro
jasa pengiriman tenaga kerja Indonesia harus lebih di tertibkan, jangan sampai pengiriman tenaga
kerja ilegal yg selalu menimbulkan masalah di luar negeri terulang dan selalu menjadi masalah
pemerintah dan bangsa Indonesia. Selain itu peran Kedutaan Besar Republic Indonesia di Negara
di mana di mana buruh Indonesia ditempatkan harus memikirkan nasib mereka dan mempunyai
konseling,pembiaan serta pembelaan tehadap para buruh tersebut. Mereka sebagai warga Negara
berhak mendapatkan fasilitas, layanan, dan perlindungan hak-hak asasinya.
memiliki kebebasan, ketertaraan serta hal-hal lain yg tidak diskriminatif. Untuk itu kemerdekaan
mengeluarkan pendapat di Indonesia terlebih-lebih di era reformasi sekarang, kecuali telah di
jamin dalam UUD 1945 Pasal 28, juga di jabarkan dalam UU organiknya secara lebih luas dan
bebas. Kita sebagai bangsa yg besar semakin kuat dan berkarya besar apabila dapat memupuk dan
menghargai prinsip-prinsip persamaan sesama warga Negara Indonesia, yaitu prinsip bahwa ;
1. Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya di hadapan hokum
2. Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya tanpa memandang suku dan daerahnya.
3. Warga Negara bersamaan kedudukannya tanpa membedakan jenis kelaminnya.
4. Seriap warga Negara bersamaan kedudukannya tanpa membedakan agama yg di anutnya.
5. Setiap warga Negara bersama tanpa membedakan warna kulit.
6. Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya tanpa membedakan tinggi rendahnya tingkat
pendidikan, jabatan, maupun gelarnya.
Dengan mencermati isi atau kandungan pasal-pasal UUD 1945, kita dapat menyimpulkan bahwa
UUD 1945 mengakui persamaan hak dan kewajiban warga Negara di berbagai bidang kehidupan,
hanya penerapannya yg perlu diusahakan berama. Hal ini memerlukan semangat persatuan,
semangat pengorbanan, kerja keras bersama untuk membangun Indonesia yg lebih sejahtera sesuai
dengan cita-cita kemerdekaan.
SYARAT MENJADI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
Syarat
dan
tata
cara
memperoleh
kewarganegaraan
Republik
Indonesia;
Kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia; Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan
Republik Indonesia; Ketentuan pidana . Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara. Dalam
kehidupan bermasyarakat, kedudukansetiap warga negara adalah sama, yaitu menjadi anggota
masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa harus dibeda- bedakan.
Menghargai
Persamaan
Kedudukan
Warga
Negara.
Dalam
kehidupan
bermasyarakat,
kedudukansetiap warga negara adalah sama, yaitu menjadi anggota masyarakat yang memiliki hak
dan kewajiban yang sama tanpa harus dibeda-bedakan. . Kasus-kasus kewarganegaraan di
Indonesia juga banyak yang tidak sepenuhnya dapat diselesaikan melalui cara pertama dan kedua
saja. Sebagai contoh, banyak warganegara Indonesia yang karena sesuatu, bermukim di Belanda,
di Republik Rakyat Cina,
Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara di Indonesia Dalam NKRI, semua warga negar
mempunyai kedudukan yang sama dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, agama
dan pertahanan keamanan. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Berbagai Aspek
Kehidupan Kedudukan Warga Negara dan Pewarganegaraan Indonesia Persamaan Kedudukan
Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara Menghargai
Persamaan Kedudukan Warga Negara Kedudukan dan Status Warga Negara Kewarganegaraan
Indonesia Cara Memperoleh dan Hilangnya Warga Negara Syarat dan Tata Cara Memperoleh
Kewarganegaraan Indonesia Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Politik Persamaan Kedudukan
Dalam Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan 5
sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh Mahkamah Internasional 5.3 Menghargai
Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa Menghargai Persamaan Kedudukan Warga
Negara Kedudukan dan Status Warga Negara Kewarganegaraan Indonesia Cara dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara
Kedudukan dan Status Warga Negara Kewarganegaraan Indonesia Cara MENGHARGAI
PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA Bagaimana Cara orang asing bisa masuk
menjadi warga negara Indonesia? Tentunya melalui Cara Kerja Answers; Poin & Tingkat;
Pedoman Komunitas; Leaderboard; Papan MENGHARGAI PERSAMAAN KEDUDUKAN
WARGA NEGARA Pemahaman rakyat Penduduk Warga negara
Documents that related with MENGHARGAI PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA
NEGARA FILETYPE:DOC EdyWinarno.Com rumus togel tahun 2011-2012 com-cerita mami
hyper sek-contok cara Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara . Tahun 2006
merupakan tahun yang direncanakan akan disosialisasikannya pemberlakuan Kurikulum Berdasar
Standar Isi 2006. Dengan disosialisasi Cara download materi. penyajian materi di blog ini dibagi
menjadi 2 cara: ditulis apa adanya Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam
berbagai aspek kehidupan. Kompetensi Dasar : 5.1. Mendeskripsikan kedudukan warga negara
dan pewarganegaraan di Indonesia. 5.2. Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, .. b. Isteri seorang warga negara. c. Keturunan dari seorang warga
negara yang kawin dengan wanita warga negara Asing. d. Anak yang lahir dalam daerah RI yang