Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG-UNDANGAN


INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING:

Ahmad Zakaria, M.H.I

DI SUSUN OLEH:
TANU WIJAYA
ANTON DEWA SAPUTRA
DWIKA SEFITRI

PRGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai
ketatanegaraan.sesuatu Berdirinya sebuah negara tidak lepas dari adanya konstitusi yang
mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut Undang-
Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi merupakan dasar dari tatanan hukum
sebuah negara, yang di dalamnya terdapat perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
(HAM) dan mengatur tentang distribusi kekuasaan (Distribution of Power) dalam
penyelenggaraan negara. Konstitusi biasanya juga disebut sebagai hukum fundamental
negara, sebab konstitusi ialah aturan dasar. Aturan dasar yang nantinya akan menjadi
acuan bagi lahirnya aturan-aturan hukum lain yang ada dibawahnya. Konstitusi dalam arti
formal adalah suatu dokumen resmi, seperangkat norma hukum yang hanya dapat diubah di
bawah pengawasan ketentuanketentuan khusus, yang tujuannya adalah untuk menjadikan
perubahan normanorma ini lebih sulit. Konstitusi dalam arti material terdiri atas peraturan.
peraturan yang mengatur pembentukan norma-norma hukum yang bersifat umum, terutama
pembentukan undang-undang.2 Jimly Asshiddiqie mengatakan dalam bukunya, konstitusi
adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.3
Penting bagi sebuah negara memiliki konstitusi sebagai landasan hukum dalam
penyelenggaraan sebuah negara. Untuk itu dalam penyusunan konstitusi harus merupakan
hasil dari nilai-nilai dan norma berbangsa dan bernegara yang hidup dalam masyarakat.
Dengan demikian, penyusunan konstitusi menjadi sebuah pekerjaan yang mendasar bagi
sebuah negara untuk menentukan sistem hukumnya. Di Indonesia, konstitusi yang
digunakan merupakan konstitusi tertulis yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 atau biasa disebut UUD 1945. UUD 1945 pertama kali disahkan
sebagai konstitusi negara Indonesia dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945. Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan mempertegas
kedudukan Undang-Undang Dasar sebagai sebuah Hukum Dasar. Namun dalam perjalanan
proses penyelenggaraan negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 telah mengalami empat perubahan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Konstitusi.?
2. Tujuan Dan Fungsi Konstitusi.?
3. Sejarah Perkembangan Konstitusi.?

4. Sejarah Lahir Perkembangan Konstitusi Indonesia.?


BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Konsititusi
Konstitusi berasal dari kata constitution (Bhs. Inggris) – constitutie (Bhs. Belanda) –
constituer (Bhs. Perancis), yang berarti membentuk, menyusun, menyatakan. Dalam bahasa
Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau disamakan artinya dengan UUD. Konstitusi
menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang disebut negara.
Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa
kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah negara. Peraturan-
peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang, dan ada
yang tidak tertulis berupa konvensi. Dalam konsep dasar konstitusi, pengertian konstitusi

1) .Kontitusi itu berasal dari bahasa para AAncis yakni constituer yang berarti
membentuk.
2) Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu “Cume” berarti
bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat sesuatu agar berdiri atau
mendirikan, menetapkan sesuatu, sehingga menjadi “constitution”.
3) ) Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki makna yang lebih luas
dan undang-undang dasar. Yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturn-
peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat
cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakat
4) Dalam terminilogi hokum islam (Fiqh Siyasah) konstitusi dikenal dengan sebutan
DUSTUR yang berati kumpulan faedah yang mengatur dasar dan kerja sama antar
sesame anggota masyarakat dalam sebuah Negara.
5) Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai suatu kerangka
masyarakat politik (Negara yang diorganisir dengan dan melalui hokum. Dengan kata
lain konstitusi dikatakan sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintahan, hak-hak rakyat dan hubungan diantara keduanya
Dalam perkembangannya, istilah konstitusi mempunyai dua pengertian, yaitu:
1) Dalam pengertian luas (dikemukakan oleh Bolingbroke), konstitusi berarti
keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Seperti halnya
hukum pada umumnya, hukum dasar tidak selalu merupakan dokumen tertulis atau
tidak tertulis atau dapat pulacampuran dari dua unsur tersebut. sebagai hukum dasar
yang tertulis atau undang-undang Dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis /
Konvensi.
Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan bearnegara mempunyai sifat ;
a.Merupakan kebiasaan yang berulangkali dalam prektek penyelenggaaraan
Negara.
b.Tidak beartentangan dengan hukum dasar tertulis/Undang-undang Dasar dan
bearjalan sejajar.
c.Diterima oleh rakyat negara.
Bersifat melengkapi sehingga memungkinkan sebagai aturan dasar yang tidak
terdapat dalam Undang-undang Dasar. Konstitusi sebagiai hukum dasar memuat
aturan-aturan dasar atau pokok-pokok penyelenggaraan bernegara, yang masih
bersifat umum atau bersifat garis besar dan perlu dijabarkan lebih lanjut kedalam
norma hukum dibawahnya.

2) Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi berarti piagam dasar
atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar
negara. Contohnya adalah UUD 1945.

Sesungguhnya pengertian konstitusi berbeda dengan Undang Undang Dasar, hal


tersebut dapat dikaji dari pendapat L.J. Apeldorn dan Herman Heller. Menurut Apeldorn,
konstitusi tidaklah sama dengan UUD. Undang-Undang Dasar hanyalah sebatas hukum
yang tertulis, sedangkan konstitusi di samping memuat hukum dasar yang tertulis juga
mencakup hukum dasar yang tidak tertulis.
Adapun menurut Herman Heller, konstitusi mencakup tiga pengertian, yaitu:
1. Die politische verfassung als gesselchaffliche wirklichkeit, yaitu konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kewajiban.
2. Die verselbstandigte rechtverfassung, yaitu mencari unsur-unsur hukum dari konstitusi
yang hidup dalam masyarakat tersebut untuk dihadirkan sebagai suatu kaidah hukum.
3. Die geschriebene verfassung, yaitu menuliskan konstitusi dalam suatu naskah sebagai
peraturan perundangan yang tertinggi derajatnya dan berlaku dalam suatu negara.
Konstitusi sebagai hukum dasar berisi aturan-aturan dasar atau pokok-pokok
penyelenggaraan negara. Aturan-aturan itu masih bersifat umum. 
2.2 Istilah Konstitusi
Istilah konstitusi secara umum menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan
suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur atau
memerintah negara, peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis dan ada yang tidak
tertulis.
Sehubungan dengan konstitusi ini para sarjana dan Ilmuan Hukum Tata Negara terjadi
perbedaan pendapat:
1. Kelompok yang menyamakan konstitusi dengan undang-undang;
2. Kelompok yang membedakan konstitusi dengan undang-undang.
Menurut paham Herman Heller, konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari undang-
undang.

 Dia membagi konstitusi dalam tiga pengertian antara lain:


a. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan
(Die Polotiche Verfasung Als Gesellchaftliche)
b. Unsur-unsur hukum dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat dijadikan sebagai suatu
kesatuan hukum dan tugas mencari unsur-unsur hukum ” Abstraksi ”.
c. Ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi dan berlaku dalam
suatu negara.
Menurut Lord Bryce, terdapat empat motif timbulnya konstitusi :
1. Adanya keinginan anggota warga negara untuk menjamin hak-haknya yang mungkin
terancam dan sekaligus membatasi tindakan-tindakan penguasa;
2. Adanya keinginan dari pihak yang diperintah atau yang memerintah dengan harapan
untuk menjamin rakyatnya dengan menentukan bentuk suatu sistem ketatanegaraan
tertentu;
3. Adanya keinginan dari pembentuk negara yang baru untuk menjamin tata cara
penyelenggaraan ketatanegaraan;
4. Adanya keinginan untuk menjamin kerja sama yang efektif antar negara bagian.
2.3 Sifat Dan Fungsi Konsititusi

Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit (kaku). Konstitusi
negara memiliki sifat fleksibel / luwes apabila konstitusi itu memungkinkan adanya
perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan jaman /dinamika masyarakatnya.
Sedangkan konstitusi negara dikatakan rigit / kaku apabila konstitusi itu sulit untuk diubah
kapanpun.

Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa


sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Pemerintah
sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, terkait
oleh beberapa pembatasan dalam konstitusi negara sehigga menjamin bahwa kekuasaan
yang dipergunakan untuk memerintah itu tidak disalahgunakan. 

Dengan demikian diharapkan hak-hak warganegara akan terlindungi. Sesuai dengan


istilah konstitusi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diarti kan sebagai:
1) Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan;
2) Undang-undang Dasar suatu negara. Berdasarkan pengertian tersebut, konstitusi
merupakan tonggak atau awal terbentuknya suatu negara dan menjadi dasar utama bagi
penyelenggara negara. Oleh sebab itu, konstitusi menempati posisi penting dan strategis
dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Konstitusi juga menjadi tolok ukur
kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu sekaligus memuat ide-ide dasar yang digariskan oleh pendiri negara     ( the
founding fathers ). Konstitusi memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa dalam
mengemudikan negara menuju tujuannya.
2.4 Tujuan Konstitusi

Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan sewenang-


wenangpemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan menetapkan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Sehingga pada hakekatnya tujuan konstitusi
merupakan perwujudan paham tentang konstitusionalisme yang berate pembatasan
terhadap kekuasaan pemerintah diastu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga Negara
maupun setiap penduduk dipihak lain.

Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wanang pemerintah dan


menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasan yang
berdaulat. Menurut Bagir Manan, hakekat dari konstitusi merupakan perwujudan paham
tentang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan
pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap
penduduk di pihak lain.
Sedangkan, menurut Sri Soemantri, dengan mengutip pendapat Steenbeck, menyatakan
bahwa terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu:
1. Jaminan hak-hak manusia;
2. Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar;
3. Pembagian dan pembatasan kekuasaan.
Dalam paham konstitusi demokratis dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:
1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
3. peradilan yang bebas dan mandiri.
4. pertanggungjawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi utama dari asas
kedaulatan rakyat.
Keempat cakupan isi konstitusi di atas merupakan dasar utama dari suatu pemerintah yang
konstitusional. Namun demikian, indikator suatu negara atau pemerintah disebut demokratis
tidaklah tergantung pada konstitusinya. Sekalipun konstitusinya telah menetapkan aturan
dan prinsip-prinsip diatas, jika tidak diimplementasikan dalam praktik penyelenggaraan tata
pemerintahan, ia belum bisa dikatakan sebagai negara yang konstitusional atau menganut
paham konstitusi demokrasi.
Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tujuan, yaitu :

1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan pembatasan sekaligus


pengawasan terhadap kekuasaan politik;

2. .Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri;

3. .Konstitusi berjuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa


dalam menjalankan kekuasaannya. 
2.5 Sejarah Perkembangan Konstitusi

a) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis


1. Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang dapat dijumpai
pada sejumlah hokum dasar yang diadopsi atau dirancang oleh para penyusun
konstitusi dengan tujuan untuk memberikan ruang lingkup seluas mungkin bagi
proses undang-undang biasa untuk mengembangkan konstitusi itu sendiri dalam
aturan-aturang yang sudah disiapkan.
2. Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan proses yang
panjang misalnya dalam penentuan Qourum, Amandemen, Referendum dan
konvensi.
b) Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku
1. Ciri-ciri konstitusi fleksibel yaitu
 Elastic
 Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama.
2. Cirri-ciri konstitusi yang kaku
 Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-undang
yang lain.
 Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan yang
berat.
c) Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi
1. Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai derajat kedudukan yang
paling tinggi dalam Negara dan berada diatas peraturan perundang-undang yang
lain.
2. Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta
derajat.
d) Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
1. Jika bentuk Negara itu serikat maka akan didapatkan system pembagian kekuasaan
antara pemerintah Negara serikat dengan pemerintah Negara bagian.
2. Dalam Negara kesatuan, pembagian kekuasaan tidak dijumpai karena seluruh
kekuasaannya terpusat pada pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.
e) Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi system pemerintahan
parlementer.

2.6 Sejarah Lahir Dan Perkembangan Konstitusi Di Indonesia


Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945
sampai 16 Juni 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dalam bahasa Jepang yang
beranggotakan 21 orang, diketuai Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sebagai wakil dengan 19
orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa,3 orang dari Sumatra, dan masing-
masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. BPUPKI ditetapkan berdasarkan
Maklumat Gunseikan Nomor 23 bersamaan dengan ultah Tenno Heika pada tanggal 29
April 1945.
BPUPKI menentukan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia
merdeka yang dikenal dengan nama UUD 1945. tokoh-tokoh perumusnya antara lain
Dr.Rajman Widiodiningrat, Ki Bagus Hadi Koesemo, Oto Iskandardinata, Pangeran purboyo,
Pangeran Soerjohamindjojo dan lain-lain.
UUD 1945 dibentuk untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian
hari. Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak
bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan sehingga lengkaplah Indonesia
menjadi sebuah Negara yang berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah
ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan
sidangnya yang pertama kali dan menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut :
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil dari
rancangan Undang – Undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 Juni
1945.
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya diambil
dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni 1945.
3. Memilih ketua persiapan Kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai presiden dan
wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden.
4. Pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia(Komite Nasional).

Dengan terpilihnya atas dasar UUD 1945 ,maka secara formal Indonesia sempurna menjadi
sebuah Negara, sebab syarat – syarat yang lazim diperlukan oleh setiap Negara telah ada,
yaitu adanya :
1. Rakyat .
2. Wilayah.
3. Kedaulatan.
4. Pemerintahan
5. Tujuan Negara.
6. Bentuk Negara.

Konstitusi sebagai satu kerangka kehidupan politik telah lama dikenal yaitu sejak zaman
yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum (semacam kitab hokum pada 624 – 404
SM) sehingga, sebagai Negara hokum Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal sebagai
UUD 1945 yang telah dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 oleh badan
penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKU) yang mana tugas
pokok badan ini sebenarnya menyusun rancangan UUD. Namun dalam praktik
persidangannya berjalan berkepanjangan khususnya pada saat membahas masalah dasar
Negara.diakhir siding I BPUPKIberhasil membentuk panitia kecil yang disebut panitia
sembilang, panitia ini pada tanggal 22 juni 1945 berhasil mencapai kompromi untuk
menyetujui sebuah naskah mukhodimah UUD yang kemudian diterima dalam siding II
BPUPKI tanggal 11 Julu 1945. Setelah itu Ir. Soekarno membentuk panitia kecil pada
tanggal 16 juli 1945 yang diketuai oleh Soepomo dengan tugas menyusun rancangan UUD
dan membentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan 21
orang. Sehingga UUD atau konstitusi Negara republic Indonesia diatukan ditetapkan oleh
PPKI pada hari sabtu tanggal 18 Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu Indonesia telah
menjadi suatu Negara modern karena telah memiliki suatu system ketatanegaraan yaitu
dalam UUD 1945.

Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah mengalami beberapa kali


pergantian baik nama maupun subtansi materi yang dikandungnya, yaitu :
1) UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949.
2) Konstitusi republic Indonesia serikat yang lazim dikenal dengan sebutan konstitusi RIS
(17 Desember 1949 – 17 Agustus 1950).
3) UUD 1950 (17 Agustus 1950 – 05 Juli 1959).
4) UUD 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi pertama Indonesia dengan
masa berlakunya sejak dekrit presiden 05 Juli 1959 – Sekarang.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Konstitusi merupakan seperangkat aturan kehidupan bernegara yang mengatur hak


dan kewajiban warga negara. Konstitusi negara biasa disebut dengan Undang-Undang
Dasar (UUD)
Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah,
menjaminhak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang
bertahap.
Fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional, alat untuk membentuk system
politik, dan system hukum Negara Indonesia.

3.2 SARAN

Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang ikut andil dalam penulisan makalah ini. Tak lupa kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
yang membangun selalu kami tunggu dan kami perhatikan untuk perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairul, Konstitusi dan kelembagaan Negara, Jakarta: CV. Novindo Pustaka
Mandiri, 1999.

Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro, Asas-asas Hukum Tata Negara,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983, cet. Ke-1

Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000,


cet.ke-4.

Felita hapsari, http://pkn19-8g.blogspot.com/2011/02/pengertian-dan-tata-


urutan-perundang.html, Diakses : 31 Austus 2015

Ratih,http://ratih24eka.blogspot.com/2014/03/makalah-kewarganegaraan-
konstitusi.html,Diakses :1 Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai