I. Pendahuluan
Konstitusi memiliki peran penting sebagai jaminan dan perlindungan secara
tertulis yang dibentuk oleh negara yang berisi berbagai nilai untuk digunakan oleh
lembaga peradilan dalam melakukan interpretasi serta elaborasi hak-hak yang melekat
pada setiap warganegara.
Penempatan hak asasi manusia dalam konstitusi tidak semata-mata
menjadikannya sebagai hak-hak fundamental yang bersifat mendasar, melainkan pula
sebagai hak-hak konstitusional yang tertinggi.
A. Konstitusi
1. Pengertian
Secara etimologi konstitusi berarti membentuk. ‘Pembentukan’ yang
berasal dari kata kerja constituer (Bahasa Perancis); dalam Bahasa Latin/Italia
digunakan istilah constitutio; dalam Bahasa Inggris digunakan istilah constitution;
dalam Bahasa Jerman dikenal dengan istilah verfassung; dam Bahasa Arab
digunakan istilah masyrutiyah; dalam Bahasa Belanda digunakan istilah constitutie
dan Bahasa Belanda juga menamakannya dengan grondwet yang berarti suatu
undang-undang yang menjadi dasar (ground) dari segala hukum.
Dalam hidup bernegara, Anda dapat menemukan beberapa aturan yang
mengatur bagaimana pemerintahan dijalankan. Misalnya, siapa yang menjalankan
kekuasaan pemerintahan dan bagaimana kekuasaan tersebut diperoleh? Anda juga
dapat menemukan adanya beberapa aturan yang sama sekali tidak berhubungan
dengan cara-cara pemerintahan dijalankan. Misalnya, bagaimana aturan
mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya dan bagaimana cara mencari
keadilan jika hak dilanggar orang lain.
Pada saat Anda menemukan aturan atau hukum yang berisi ketentuan yang
mengatur bagaimana pemerintahan dijalankan, artinya Anda telah menemukan
bagian atau isi dari konstitusi.
Di bagian ini Anda akan mempelajari nilai dan norma konstitusional UUD
RI 1945 dan konstitusionalitas peraturan perundangan di bawah UUD. Sejalan
dengan kaidah pembelajaran ilmiah, Anda akan diajak untuk menelusuri konsep dan
urgensi konstitusi, menanyakan alasan mengapa diperlukan konstitusi, menggali
sumber historis, sosiologis, politik tentang konstitusi, membangun argumen tentang
Latihan
Materi muatan UUD RI 1945 dijabarkan lebih lanjut dalam suatu UU. Hal ini
karena norma yang ada dalam UUD RI 1945 berisi aturan yang bersifat pokok dan garis-
garis besar saja. Misalnya, aturan tentang HAM dalam Pasal 28 ayat 5 berbunyi “Untuk
menegakkan dan melindungsi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum
yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan”.
Doktrin tentang HAM se dunia ini sekarang telah diterima secara universal
sebagai ‘a moral, political, legal framework, and as a guide line’ dalam
membangun dunia yang lebih damai dan bebas dari ketakutan, penindasan,
serta perlakuan tidak adil. Negara – negara di dunia sudah meratifikasi
deklarasi ini yang disesuaikan dengan kondisi serta peraturan perundang –
undangan yang berlaku di negara masing – masing, termasuk Indonesia.
4. Polarisasi HAM
Sekalipun tekad bangsa Indonesia serius dalam melaksanakan Piagam HAM
PBB, namun kondisi politik, ekonomi, sosial – budaya dan keamanan tidak
mengherankan kalau implementasi HAM tersebut mengalami polarisasi.
Sejarah HAM dimulai dari permulaan kisah manusia dalam pergaulan hidup
di dunia ini, yaitu mulai saat ia sadar akan hak yang dimilikinya dan sadar akan
Pelaksanaan HAM sampai saat ini belum seragam pada semua bangsa.
Semua negara mengakui adanya nilai – nilai yang bersifat universal dalam HAM.
Namun, dalam penerapannya harus diakui adanya polarisasi HAM dengan alasan
bahwa setiap bangsa mempunyai budaya yang berbeda.
Di Indonesia polarisasi itu mengakibatkan makin memburuknya
pelanggaran HAM dan maraknya kekerasan. Pada akhirnya, masalah – masalah,
baik yang berdimensi internasional maupun nasional, bermuara pada kebuntuan
komunikasi. Kebuntuan itu hanya bisa dipecahkan kalau masing – masing
mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi.
Walaupun pelaksanaan HAM merupakan tanggung jawab masing – masing
negara, tetapi mereka perlu menaati segala kesepakatan dan pengertian bersama
yang dicapai di forum – forum PBB. Semua negara anggota PBB wajib melindungi
dan memajukan HAM. Bukan untuk kepentingan para pemimpin bangsa itu, tetapi
untuk kepentingan seluruh masyarakat.
5. HAM di Indonesia
Bangsa Indonesia sangat memahami makna dan hakikat HAM karena
pernah dijajah ratusan tahun. Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,
hakikatnya merupakan suatu deklarasi HAM yang menyatakan kebebasan dan
kemerdekaan adalah hak segala bangsa, yang sekaligus pernyataan untuk
menentukan nasib sendiri.
Bangsa Indonesia yang dulunya dikenal ramah tamah, rukun, gotong
royong, saling menghormati dan bersatu padu dalam semboyan Bhinneka Tunggal
Ika tampaknya telah mengubah wajah menjadi bangsa yang menampilkan
kekerasan, gemar melanggar HAM dan merendahkan peradaban.
Hal demikian tidak boleh berlanjut, harus dicegah dan dikembalikan harkat
martabatnya sebagai bangsa yang besar dan berbudaya tinggi serta menjunjung
tinggi HAM.
Bercermin dari dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila yang
menegaskan betapa pentingnya HAM nampak dalam Sila ‘Kemanusiaan yang adil
dan beradab’. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah fundamental NKRI,
menegaskan pemahaman bangsa Indonesia terhadap HAM dan karena termuat di
Latihan.
1. Jelaskan mengapa hak asasi manusia perlu diatur dalam suatu pernyataan internasional
yang berlaku secara universal/seragam?
2. Hak-hak apa saja yang menjadi inspirasi dibentuknya Deklarasi Universal tentang Hak
Asasi Manusia oleh PBB?
3. Jelaskan bagaimana praktik penerapan HAM di beberapa negara termasuk Indonesia.
1. Abdul Mukthie Fadjar, 2006, Hukum Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi. Jakarta:
Konstitusi Press dan Yogyakarta: Citra Media.
2. Aswanto, 1999, Jaminan Perlindungan HAM dalam KUHAP dan Bantuan Hukum
Terhadap Penegakan HAM di Indonesia, Disertasi, Makassar: Perpustakaan FH-Unair.
3. Astim Riyanto, 2003, Teori Konstitusi. Yapemdo.
4. Asshiddiqie, Jimlly 2006, Perihal Undang-Undang. Konstitusi Press. Jakarta.
5. Effendi, A. Mansyhur. Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia (HAM) dan Proses
Dinamika Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia. Ghalia Indonesia.
6. El-Muhtaj, Majda, 2009, HAM Dalam Konstitusi Indonesia, Jakarta: Kencana.