Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Konstitusi Dan HAM


Pokok-Pokok Pikiran Terkait Konstitusi Dan HAM di Indonesia.
Dosen Pengampu:
Elly Nurlaili, S.H., M.H.

Disusun Oleh:
KHANSA ADZKIYA MIRANDA
2212011537

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB 1……………………………………………………………………………1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………1
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………3
1.3 TUJUAN……………………………………………………………………..4
BAB 2 ……………………………………………………………………………5
2.1 PEMBAHASAN……………………………………………………….. …..5
BAB 3……………………………………………………………………………9
KESIMPULAN………………………………………………………………….9
PENUTUP………………………………………………………………………10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tujuan pembentukan Negara Kesatuan RepublikIndonesia(NKRI)
adalah untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia” yangberdasarkan kepada
Pancasila yaitu “Kemanusiaan yang adil danberadab” dan “Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Nilai-nilai tersebut kemudian menjadi norma
yang diatur dalamhukumtertinggi di Indonesia yaitu konstitusi. Konstitusi
mengatur jaminandanperlindungan Hak Asasi Manusia (HAM), dan
perlindunganwargayangtelah disepakati sebagai konsensus kehidupan
berbangsa danbernegara.
Hak konstitusional yang dijamin diantaranya bahwa: “Setiaporangbebas
dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapundanberhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifatdiskriminatif itu”
(Pasal 28I Ayat (2) UUD 1945. Hak ini menegaskanprinsip nondiskriminasi
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsadanbernegara yang memastikan
bahwa tidak seorang pun dapat meniadakanhak asasi orang lain karena faktor-
faktor luar seperti ras, warnakulit,jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pandanganlainnya,kebangsaan, kepemilikan, status kelahiran atau lainnya.
Kekerasanseksual merupakan salah satu akibat diskriminasi terhadap
perempuan,yang dapat diperburuk dengan lapisan diskriminasi lainnya, seperti
anak,penyandang disabilitas, atau kelompok minoritas rentan.
Perwujudan mandat perlindungan hak asasi manusia, danhakkonstitusional
warga negara juga telah diturunkan melalui sejumlahUndang-Undang,
termasuk instrumen HAM yang telah disahkanmenjadi hukum nasional.
Indonesia telah mengesahkan Undang-UndangNomor39 Tahun 1999 tentang
HAM sebagai bentuk tanggung jawabmoral danhukum Indonesia sebagai
anggota PBB dalam penghormatan dan pelaksanaan Deklarasi Universal
HAM (DUHAM) dan berbagai instrumen HAM yang telah disahkan.
Pengesahan konvensi internasional tersebut mengamanatkan agar
Pemerintah Indonesia sebagai negarapihakberkewajiban untuk melakukan
sinkronisasi dan harmonisasi prinsip-prinsip universal ke dalam berbagai
peraturan perundang-undangandi Indonesia. Salah satunya adalah prinsip
nondiskriminasi yang menyatudalam prinsip kesetaraan. Prinsip ini
memastikan bahwa tidakseorangpun dapat meniadakan hak asasi orang lain
karena faktor-faktor luarseperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama,
politikataupandangan lainnya, kebangsaan, kepemilikan, status
kelahiranataulainnya. Dalam konteks hak asasi perempuan, untuk
memastikanpencapaian kesetaraan, terdapat prinsip diskriminasi positif
yangmengoreksi pendekatan persamaan formal menjadi pendekatanpersamaan
substantif.

Rumusan Masalah
1. Apa hubungan antara konstitusi dengan hak asasi manusia?
2. Bagaimana Pokok-pokok pikiran tentang HAM Di Indonesia?

Tujuan

1. Untuk mendeskripsikan hubungan antara konstitusi dengan hak asasi


manusia.
2. Mengetahui Pokok-pokok pikiran tentang HAM Di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Antara Konstitusi Dengan Hak Asasi Manusia.


Konstitusi bukan segala-galanya. Konstitusi tidak sekaligus mengandung
paham konstitusionalisme. Konstitusi belum tentu konstitusionalisme.
Walaupun paham konstitusionalisme diturunkan (derive) dari konstitusi, dan
dalam perkembangannya bahkan mendorong keberadaan constitutional state,
esensi konstitusionalisme mengagas pembatasan kekuasaan negara.
Constitutionalism atau konstitusionalisme membangun the limited state, agar
penyelenggaraan negara dan pemerintahan tidak sewenang-wenang dan hal
tersebut dinyatakan serta diatur secara tegas dalam pasalpasal konstitusi.
Hampir semua negara mengadopsi konstitusi dalam kehidupan
ketatanegaraan. Sejak abad XIX, beberapa kerajaan termasuk The British
Kingdom, memilih bentuk contitutional monarch. Konstitusi atau Grondwet,
Grundgesetz, Undang-Undang Dasar menempati tata urutan peraturan
perundang-undangan tertinggi dalam negara. Constitutie is de hoogste wet !
Istilah Constitution berasal dari kata bahasa latin: Constitution, bermakna a
degree, dekrit, permakluman. Dalam konteks institusi negara, konstitusi
merupakan permaklumam tertinggi yang menetapkan
a.l. pemegang kedaulatan tertinggi, struktur negara, bentuk negara, bentuk
pemerintahan, kekuasaan legislatif, kekuasaan peradilan dan pelbagai lembaga
negara, serta hak-hak rakyat. Djokosoetono memintakan perhatian atas
beberapa makna konstekstual pemahaman konstitusi sebagai berikut:
 Konstitusi dalam makna materil (constitutie in materiele zin), berpaut
dengan gekwalificeerde naar de inhoud, yaitu dititikberatkan pada isi konstitusi
yang memuat dasar (grondslagen) dari struktur (inrichting) dan fungsi
(administratie) negara.
 Konstitusi dalam makna formal (constitutie in formele zin), berpaut
dengan gekwalificeerde naar de maker, yaitu dititikberatkan pada cara dan
prosedur tertentu dari pembuatannya.

3
 Konstitusi dalam makna UUD (grondwet) selaku pembuktian
(constitutie als bewijsbaar), agar menciptakan stabilitas (voor stabiliteit) perlu
dinaskahkan dalam wujud UUD atau Grondwet. Djokosoetono mengingatkan
agar makna konstektual ketiga pemahaman konstitusi tidak dibaurkan,
misalnya kadangkala konstitusi dalam makna formal tidak dibedakan dengan
konstitusi dalam wujud naskah UUD atau Grondwet.Tidak berarti,
pemberlakuan konstitusi dengan sendirinya mengandung esensi pemerintahan
rakyat. Sejak pembaharuan Grondwet voor het Koninkrijk der Nederlander di
tahun 1922 (dan kelak di tahun 1938), negeri Hindia Belanda tidak lagi disebut
kolonien en bezittingen dari het Koninkrijk der Nederlander.
Pasal 1 Grondwet voor het Koninkrijk der Nederlander menetapkan
bahwasanya Het Koninkrijk der Nederlander omvak het grondgebried van
Nederland, Nederlansich Indie, Suriname en Curacao. Dikatakan, het
Koninkrijk der Nederlander merupakan staat yang berdaulat, meliputi wilayah-
wilayah (grongelieden): het Rijk in Europa, Nederlandsich Indie, Suriname dan
Curacao yang bersifat mandiri (otonom). Dalam kenyataan, struktur
kenegaraan Het Koninkrijk der Nederlander masih merupakan hubungan negeri
pertuanan (oppergezag, opperbestuur) antara Kerajaan Belanda dengan Hindia
Belanda, Suriname dan Curacao.
Pelaksanaan pemerintahan di wilayah Hindia Belanda adalah atas dasar in
naam der Konings, ditugaskan kepada Gouverneur General, berdasarkan wet
op Staatsinrichting van Nederlands Indie atau Indische Staatsregeling (I.S.).
Gouverneur General bertanggung jawab kepada Raja selaku oppergezag,
dengan menyampaikan laporan-laporan berkala serta segala keterangan yang
diperlukan kepada Minister van Kolonien, lazim disebut Menteri Jajahan.
Konstitusi bukan segala-galanya. Konstitusi tidak sekaligus mengandung
paham konstitusionalisme. Konstitusi belum tentu konstitusionalisme.
Constitutionalism should be limited government. Konstitusi Kerajaan
Manchu (1910) memuat beberapa pasal konstitusi tentang kedaulatan kaisar,
sebagai berikut:
1. The Taching Dynasty shall rule over the Taching forever and ever, and
be honored through all ages.

4
2. The Emperor’s person is sacred and inviolable.
3. The Emperor alone has power to make laws and to decide what matters
shall be placed before parliament for discussion.
4. The Emperor shall convoke, inaugurate, open and close, prorogue and
suspect parlianment
(Mingchen Joshua Bau, Modern Democracy in China, Commercial Press
Ltd, Shanghai 1923, halaman 379). Konstitusi Kerajaan Manchu (1910) adalah
konstitusi namun tidak mengandung paham konstitusionalisme. 484 Jurnal
Konstitusi, Volume 8, Nomor 4, Agustus 2011.
Dalam pada itu, UUD 1945 (redaksi lama) tak dapat dikatakan sepenuhnya
memuat paham konstitutsionalisme. UUD 1945 (redaksi lama) tidak
membatasi masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden. Pasal 7 UUD 1945
(redaksi lama) hanya menentukan, bahwasanya Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali. Pasal konstitusi dimaksud, berpeluang dipilihnya seorang Presiden
secara berkali-kali, terus menerus dan tanpa batas. Pernah terjadi, Ir. Soekarno
Presiden I RI memerintah selama 22 tahun, sejak tahun 1945 sampai dengan
tahun 1967.
Pada era pemerintahan Soekarno tersebut TAP MPRS Nomor
III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Pemimpin Besar Revolusi Indonesia
Bung Karno menjadi Presiden RI Seumur Hidup. Letjen (Purn) Soeharto ,
Presiden II RI memerintah selama 31 tahun, terhitung sejak diangkatnya
menjadi Pejabat Presiden RI pada Sidang Istimewa MPRS tahun 1967 dan baru
berhenti pada tahun 1998. UUD 1945 (redaksi lama) memang suatu revolutie
grondwet, konstitusi revolusi, suatu UUD sementara, UUD kilat, dijanjikan Ir.
Soekarno, Ketua PPKI, bakal diganti dengan UUD yang lebih sempurna dan
lengkap, dalam Sidang Pertama PPKI, di gedung Komonfu, Pejambon No. 2,
Jakarta di kala itu.

B. Pokok-pokok pikiran tentang HAM Di Indonesia

Konstitusi di Indonesia: Dasar Hukum: Konstitusi Indonesia didasarkan pada UUD


1945, yang telah mengalami beberapa perubahan. Pemahaman dan implementasi
konstitusi juga melibatkan putusan Mahkamah Konstitusi. Amandemen UUD

5
1945: Proses amandemen UUD 1945 menunjukkan respons terhadap
perkembangan sosial, politik, dan hukum. Amandemen berfokus pada pemantapan
demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan pemerintahan yang baik.

Pembagian Kekuasaan: Konstitusi Indonesia menetapkan prinsip


pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Prinsip ini untuk
mencegah kekuasaan absolut dan menjaga keseimbangan antar lembaga. Negara
Hukum: Konstitusi menegaskan Indonesia sebagai negara hukum, di mana hukum
berlaku untuk semua, termasuk penguasa. Pemahaman ini penting untuk menjamin
keadilan dan kepastian hukum. Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia:
Penetapan HAM dalam UUD 1945: UUD 1945 mengakui dan menjamin hak asasi
manusia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hak asasi manusia universal.
Hak-hak ini melibatkan kebebasan, keadilan, dan perlindungan dari diskriminasi.

Komitmen terhadap HAM Internasional: Indonesia adalah pihak dalam


berbagai instrumen internasional yang mengatur HAM, seperti Deklarasi Universal
HAM dan Konvensi HAM Internasional. Lembaga Perlindungan HAM: Di
Indonesia, terdapat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang
bertugas memantau dan melindungi HAM. Peran lembaga ini mencakup
penyelidikan pelanggaran HAM dan memberikan rekomendasi. Isu Perlindungan
HAM: Beberapa isu perlindungan HAM di Indonesia melibatkan kebebasan
berpendapat, hak atas keadilan, perlindungan minoritas, dan hak perempuan.

Pendekatan Budaya dan Keberagaman: Konsep kebhinekaan dan


keberagaman budaya diakui sebagai bagian dari implementasi HAM di Indonesia.
Perlindungan HAM juga melibatkan penghormatan terhadap hak-hak kelompok
masyarakat yang memiliki kearifan lokal dan tradisi budaya. Tantangan dan
Perbaikan: Tantangan perlindungan HAM melibatkan kebijakan pemerintah,
penegakan hukum, dan budaya. Reformasi terus dilakukan untuk memperbaiki
kebijakan dan praktik-praktik yang tidak sejalan dengan prinsip HAM. Pendidikan
HAM: Pendidikan HAM diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat akan hak-hak mereka dan pentingnya
menghormati hak-hak orang lain. Penting untuk diingat bahwa implementasi
konstitusi dan HAM di Indonesia terus mengalami perkembangan dan evaluasi

6
sesuai dengan dinamika sosial dan politik. Pemerintah, masyarakat sipil, dan
lembaga-lembaga terkait memiliki peran penting dalam memastikan pemenuhan
dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

7
Konstitusi bukan segala-galanya. Konstitusi tidak sekaligus mengandung
paham konstitusionalisme. Konstitusi belum tentu konstitusionalisme.
Walaupun paham konstitusionalisme diturunkan (derive) dari konstitusi,
dan dalam perkembangannya bahkan mendorong keberadaan
constitutional state, esensi konstitusionalisme mengagas pembatasan
kekuasaan negara.

B. Saran
Jangan menganggap konstitusi sebagai segalanya karena belum pasti
mengandung Ham. . Penting untuk diingat bahwa implementasi konstitusi
dan HAM di Indonesia terus mengalami perkembangan dan evaluasi
sesuai dengan dinamika sosial dan politik. Pemerintah, masyarakat sipil,
dan lembaga-lembaga terkait memiliki peran penting dalam memastikan
pemenuhan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Komnas Ham,dkk.(2022). Pokok-Pokok Pikiran Penyelenggaraan Kordinasi


Dan Pemantauan Terhadap Pencegahan Dan Penanganan Tindak Pidana
Kekerasan Seksual. https://komnasperempuan.go.id/download-file/849
Harun Alrasid., Kuliah Hukum Tata Negara Prof. Mr. Djokosoetono, Penerbit
Ghalia Indonesia, Jakarta. Jordan,

8
Terry L. (ed.), The US Constitution And Fascinating Facts About It., Oak Hill
Pbulishing Company, 2001
Mingchen, Joshua Bau.,Modern Democracy In China, Commercial Press Ltd.,
Shanghai, 1923. Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008.

Anda mungkin juga menyukai