Oleh Kelompok 10 :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
Menurut paham Teokrasi, negara dan agama dipahami sebagai dua hal
yang tidak dapat dipisahkan, dijalankan berdasarkan firman-firman
Tuhan, sehingga tata kehidupan Masyarakat, bangsa dan negara
dilakukan dengan titah tuhan dalam kehidupan umat manusia. Oleh
karena itu, paham ini melahirkan konsep “negara agama.”
Secara universal agama ditinjau dari setiap korelasi hukum yang berlaku
di dalam sebuah Negara, maka Agama islam sendiri mempunyai falsafah
hidup, mempunyai satu idiologi sebagaimana Kristen mempunyai
falsafah hidup dan idiologi, seperti juga orang fasis atau komunis
mempunyai falsafah hidup dan idiologinya sendiri pula. (Natsir,2001).
Secara garis besar, Pancasila telah hadir didalam hubungan antara agama
dan Negara dan senantiasa menghadirkan kenyamanan terhadap
berbangsa dan bernegara dapat dipahami pada sila pertama yang
berbunyi “Ketuhanan yang maha esa” oleh karenanya Hubungan Agama
dan Negara yang ada di Indonesia telah diperjelas dalam beberapa pasal-
pasal dalam UUD yaitu: Pasal 28E UUD bahwa: “Setiap orang bebas
memeluk agama dan beribadat menurut agamanya ” serta Pasal 29 ayat
(1) UUD bahwa “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa” dan
Pasal 29 ayat (2) UUD bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
2. Wilayah
Wilayah adalah sebuah tanah dimana terdapat batasan-batasan yang
dikuasai negara. Karakteristik sebuah wilayah dapat berupa demografi,
kondisi alam, social budaya, dan ekonomi. Adapun beberapa contoh
wilayah yang terdapat di permukaan bumi antara lain:
a. Corn Belt (Regional Pertanian)
b. Zona Dataran Rendah Jakarta (regional Fisiografi)
c. Kepulauan Wallacea ( Regional Fauna)
d. Wilayah Hujan Tropis ( Regional Alamiah)
e. Amerika Latin (Regional Budaya)
Wilayah terbagi menjadi dua:
a. Wilayah Formal
Wilayah formal adalah suatu wilayah yang mendefinisikan wilayah
secara umum yaitu lokasi kawasan dari sebuah daerah di
permukaan bumi yang mempunyai karakteristik yang berbeda atau
khas sehingga bias dibedakan dari wilayah lainnya.
b. Wilayah Fungsional
Suatu kawasan yang terdiri dari beberapa pusat wilayah yang
fungsinnya berbeda, contohnya perkotaan.
3. Pemerintahan
Pemerintahan merupakan sebuah alat negara yang berfungsi
menjalankan structural dari pemerintah seperti legilsatif, ekekutif, dan
yudikatif yang sering berkordinasi satu sama lain. Fungsi
pemerintahan meliputi:
a. Pelayanan, contohnya pelayanan sipil dan pelayanan public yang
mengutamakan kesamaan dan ksetaraan tanpa membeda-
bedakan orang-perorang.
b. Pengaturan, merupakan sebuah aturan yang diatur oleh
perundang-undangan yang fungsinya mrengontrol atau mengatur
manusia dalam kehidupan bermasyrakat agar terjalin hubungan
yang dinamis dan harmonis.
c. Pembangunan, meliputi infrastruktur yang baik yang dipelopori
oleh pemerintah.
d. Pemberdayaan, adalah sebuah peranan dari pemerintah untuk
mendukung otonomi daerah yang dimaksudkan dapat mengelola
sumber daya alam di wilayah tersebut secara maksimal.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Hukum dan agama tidak dapat dipisahkan jika konteksnya wilayah
adalah wilayah Indonesia karena hukum agama, terutama agama
islam memiliki peran penting terhadap hukum yang ada di Indonesia,
dapat dilihat dengan dibentuknya pengadilan agama.
2. Negara dan agama dalam sistem Masyarakat Indonesia agama
merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sesuai dengan yang tertuang pada sila pertama Pancasila
yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Oleh karena itu,
walaupun Indonesia bukan merupakan negara berkedaulatan agama,
tetapi masyarakatnya memiliki sifat teokrasi yang dimana segala
kehidupan bermasyarakat selalu dihubungkan dengan agama atau
kereligiusan.
3. Mayoritas Masyarakat Indonesia menganut agama islam, akan tetapi
agama islam bukan merupakan satu-satunya agama yang diakui
negara Indonesia. Walaupun demikian, agama islam memiliki peran
penting dalam kehidupan bernegara.
4. Terdapat beberapa negara yang memisahkan huhum dan agama
ataupun negara dan agama, biasanya negara ini menganut paradigma
sekularistik, dimana terdapat pemisahan antara agama dan negara.
5. Hukum sebagai norma yang berfungsi menegakkan sanksi bagi
pelanggar. Terkadang, norma agama dibutuhkan dalam
penegakannya.
3.2 Saran
Diharapkan untuk penulisan selanjutnya agar dapat meneliti dengan lebih
rinci dan menggunakan sumber-sumber yang lebih banyak agar penulisan
mengenai tema yang diambil lebih terperinci.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. (2012). Hubungan Negara dan Agama dalam Negara Pancasila. Fiat Justicia
Jurnal Ilmu Hukum, Vol.8, (No.3), p. 410.
Abdullah. (2014). Hubungan Agama dan Negara: Konteks keindonesiaan. Jurnal Politik
Profetik, Vol. 4, (No. 2), pp. 22-23.
Abdillah, M. (2013). Hubungan Agama Dan Negara Dalam Konteks Modernisasi Politik Di
Era Reformasi. Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah,
Vol.13, (No. 2), pp. 252-253.
Mujahidin, A. (2012). Konsep Hubungan Agama dan Negara Studi Atas Tafsir Al-Misbah
Karya M. Quraish Shihab. Dialogia, Vol.10 (No.2). p. 172.
Supriadi, Y. (2016) Hubungan Agama dan Negara dalam perspektif Aksi Bela Islam.