Anda di halaman 1dari 6

Dinamika Lingkungan Indonesia, Januari 2018, p 34-39 Dinamika LingkunganVolume

Indonesia 81 1
5, Nomor
ISSN 2356-2226

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Padi Menjadi Perkebunan Kelapa


Sawit Terhadap Lingkungan, Ekonomi dan Sosial Budaya di Desa Jatibaru
Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak

Emilia Dharmayanthi1, Zulkarnaini2, Sujianto3


1
Kepala Seksi Statistik Ketahanan Sosial BPS Provinsi Riau. Jl. Pattimura No.12 Pekanbaru.
2
Dosen Pascasarjana Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Riau, Pekanbaru
3 Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru, 28293.
Telp 0761-63274

Abstract : Land conversion at Desa Jatibaru had widely impact on the rice planting area, it
decrease rice productivity. A research conducted to determine the impact of land conversion
from paddy fields to palm oil plantation at Desa Jatibaru, it affects not only to decreased of
rice productivity but also to environment, economic, social and cultural impact .The objective
of the research was to analyse the impact of land conversion from paddy fields to palm oil
plantation. The research use Case study approach by using observation and in-depth
interview methods. The result show that the number of animals and plants in paddy fields is
higher than oil palm plantations. The conversion of paddy to oil palm plantations will have an
impact on the sustainability of ecosystem diversity. The impact of land conversion
on the economy is the larger financial income on oil palm farmers compared to wetland
paddy farmers. The impact of land conversion to social and cultural is to give an increase on
the social status of oil palm farmers and the diminishing of mutual cooperation and harvest
activities in Jatibaru.
Key Words: Land Conversion, Environment Impact, Economic Impact, Social and Cultural
Impact

Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut menurut Dinas Pertanian Kabupaten Siak total
sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi wilayah sawah Kecamatan Bunga Raya sebesar
sebagian atau seluruh kawasan lahan dari 2.252 Ha dari total seluruh wilayah sawah di
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) Kabupaten Siak sebesar 5.241. Kecamatan
menjadi fungsi lain yang menjadi dampak Bunga Raya terdiri dari 10 Desa yaitu Desa
negatif (masalah) terhadap lingkungan dan Bunga Raya, Desa Jayapura, Desa Jatibaru,
potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga Desa Tuah Indrapura, Desa Buantan Lestari,
dapat diartikan sebagai perubahan untuk Desa Langsat Permai, Desa Kemuning Muda,
penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor Desa Temusai, Desa Suak Merambai, dan Desa
yang secara garis besar meliputi keperluan Dayang Suri. Kecamatan Bunga Raya terdapat
untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang Desa Jatibaru yang merupakan desa terluas di
makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya kecamatan tersebut, dengan luas wilayah 50,80
tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. km2 yang artinya luas Desa Jatibaru sebesar
Kecamatan Bunga Raya merupakan 25,99% dari luas wilayah Kecamatan Bunga
salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Raya (Badan Pusat Statistik, 2016).
Siak, Kecamatan Bunga Raya secara geografis Penduduk Desa Jatibaru terdiri dari
terletak 0039’- 1004’ Lintang Utara dan 101058’ 3.815 jiwa dan sebanyak 1.061 penduduk Desa
- 102013’ Bujur Timur. Luas wilayah Jatibaru merupakan petani. Desa Jatibaru telah
Kecamatan Bunga Raya sebesar 195,49 km2, menghasilkan berbagai komoditi pertanian
Kecamatan Bunga Raya merupakan daerah terbanyak di Kecamatan Bunga Raya dengan
penghasil padi terbesar di wilayah Kabupaten jumlah luas wilayah 50,80 km2 dan jumlah
Siak hal ini ditunjukkan pada Tahun 2016 petani sebanyak 1.061 jiwa. Berdasarkan data
Dinamika Lingkungan Indonesia 35

Dinas Pertanian Kabupaten Siak, Kecamatan padi. Waktu penelitian pada bulan September
Bunga Raya Desa Jatibaru pada Tahun 2016 2017 s/d November 2017.
menghasilkan berbagai komoditi pertanian Pendekatan penelitian ini adalah studi kasus
seperti Jagung, Ubi kayu, Kacang tanah, Kacang mengenai alih fungsi lahan pertanian padi
Hijau, Kedelai, Cabe, Kangkung, Bayam, menjadi perkebunan kelapa sawit dengan
Semangka , Melon, Padi dan lain sebagainya. menggunakan metode observasi dan wawancara
Komoditi pertanian terbesar di Desa Jatibaru mendalam.
adalah komoditi pertanian padi. Namun sejak
Tahun 1997 di Desa Jatibaru telah mengalami HASIL
alih fungsi sebagian besar lahan pertanian
padinya menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Desa Jatibaru merupakan salah satu desa
Desa Jatibaru memiliki areal perkebunan sawit terluas di Kecamatan Bunga Raya Kabupaten
seluas 2.510 Ha atau sebesar 49,41 % dari luas Siak Provinsi Riau dengan luas wilayah 50, 80
wilayah. Menurut Dinas Pertanian Pertanian km2. Jumlah penduduk Desa Jatibaru pada
Kabupaten Siak, luas lahan padi pada Tahun Tahun 2017 sebanyak 3.815 jiwa yang terdiri
2016 di Desa Jatibaru hanya tinggal 65 Ha. dari 1.943 laki-laki dan 1.872 perempuan.
Dengan demikian telah terjadi perbedaan yang Penduduk Desa Jatibaru sebagian besar bekerja
cukup tinggi antara luas wilayah perkebunan sebagai petani. Tingkat pendidikan penduduk
kelapa sawit dengan lahan pertanian padi yang Desa Jatibaru sebagian besar hanya tamat
ada di Desa Jatibaru. Sekolah Dasar /derajat yaitu berjumlah 823
Alih fungsi di Desa Jatibaru telah jiwa. Petani di Desa Jatibaru berada pada usia
berdampak terhadap luas tanam padi di Desa produktif dengan tingkat pendidikan rata-rata
Jatibaru yang artinya alih fungsi di Desa Sekolah Menengah Pertama/sederajat dan
Jatibaru telah menurunkan produktifitas padi. merupakan pendatang dari Pulau Jawa.
Penurunan produktifitas luas tanam padi di Desa Desa Jatibaru merupakan penyuplai
Jatibaru akan berdampak terhadap ketahanan beras terbanyak kedua setelah Desa Bunga Raya
pangan di Kecamatan Bunga Raya hal ini di Kecamatan Bunga Raya. Desa Jatibaru
karena Desa Jatibaru menurut Dinas Pertanian terbagi atas 4 dusun yaitu, Dusun Jatirejo,
Kecamatan Bunga Raya merupakan penyuplai Dusun Jatimulya, Dusun Medan Baru, dan
terbesar padi pada tahun 1990 – 2007. Dusun Sri Mersing. Keempat dusun
Tujuan dari penelitian ini yaitu: didominansi oleh para transmigran dari Pulau
1. Menganalisis dampak lingkungan akibat Jawa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa
alih fungsi lahan pertanian padi menjadi Jatibaru Tahun 2017 sebanyak 1.065 yang
perkebunan kelapa sawit dilihat dari tersebar di Dusun Jatirejo 392 KK, Dusun
banyaknya jenis hewan dan tumbuhan. Jatimulya 292 KK, Dusun Medan Baru 154 KK,
2. Menganalisis dampak ekonomi petani dan Dusun Sri Mersing 227 KK. Pada Tahun
akibat alih fungsi lahan pertanian padi 2017, hanya tinggal Dusun Jatirejo yang masih
menjadi perkebunan kelapa sawit dari segi ada pertanian padi sawah, sedangkan 3 dusun
perbandingan penghasilan petani padi dan lagi telah berubah menjadi perkebunan kelapa
penghasilan petani perkebunan kelapa sawit.
sawit. Hasil pengamatan di Lahan Pertanian Padi
3. Menganalisis dampak sosial budaya petani Sawah didapatkan 22 hewan dan 12 tumbuhan
akibat alih fungsi lahan pertanian padi di sawah. Jenis – jenis hewan yang di temukan
menjadi perkebunan kelapa sawit. di lahan pertanian padi sawah seperti Burung
Layang, Katak Hijau, Semut, Ikan Gabus,
Semut, Serangga, Burung Gereja, Bangau,
BAHAN DAN METODE Burung Raja Udang, Bebek, Ayam, Belalang,
Tikus, Jangkrik, Ikan Lele, Ikan Sepat Siam,
Penelitian dilakukan di Kecamatan Ikan Sepat, Ikan Pantau, Ular Air, Ular Piton,
Bunga Raya di Desa Jatibaru, di lahan pertanian Kura – Kura dan Ikan Toman. Berbagai jenis
padi dan lahan perkebunan kelapa sawit yang hewan yang berada di lahan pertanian padi
banyak mengalami alih fungsi lahan pertanian sawah sebagian besar keberadaanya alami dan
Dinamika Lingkungan Indonesia 36

sebagian kecil seperti Ayam, Bebek, Ikan Gabus Modal petani padi sawah di Desa
dan Ikan Lele memang sengaja dipelihara oleh Jatibaru untuk 1 hektar pada tahun 2017
para petani sebagai komoditi sekunder selain sebesar Rp. 10.210.000,- . Hasil panen petani
padi. Beberapa jenis burung seperti burung sawah di Desa Jatibaru sebelum terjadi alih
layang memang liar atau alami berada di fungsi 1 Ha sawah menghasilkan 6 - 9 ton gabah
persawahan, burung layang sering keluar saat basah dengan harga jual gabah basah di Desa
pemanenan padi, selain itu burung raja udang Jatibaru berkisar Rp. 4.500,-. Dengan demikian,
sering tampak di sekitar persawahan karena dari 9 ton gabah basah petani padi mendapatkan
sumber makanannya seperti ikan sepat dan ikan Rp. 34.200.000,-. Keuntungan petani padi
sepat siam berada di lahan pertanian padi sawah di Desa Jatibaru untuk 1 Ha sawah yaitu
sawah. Hasil pengamatan terhadap jenis pendapatan dikurangi pengeluaran atau Rp.
tumbuhan sekitar lahan pertanian padi sawah, 34.200.000,- – Rp. 10.210.000,- = Rp.
didapatkan 10 (sepuluh) jenis tumbuhan 23.990.000,-. Jika Panen dilakukan 6 bulan
budidaya yang berdampingan dengan sawah sekali, maka keuntungan petani sawah adalah
yaitu kacang panjang, terong hijau, cabai merah, Rp. 23.990.000,- : 6 bulan = Rp. 3.998.300,-.
cabai hijau, bayam, kangkung, kacang tanah, Artinya dalam 2 kali panen dalam 1 tahun,
ubi, jagung dan pisang. Selain tanaman yang petani padi sawah mampu mendapatkan
dibudidayakan ditemukan juga 2 (dua) jenis keuntungan sebesar Rp.47.980.000,-,
tumbuhan liar yaitu ilalang dan pakis. menunjukkan total modal awal dan biaya
Hewan di lahan perkebunan kelapa sawit operasional petani kelapa sawit setiap 1 Ha
ditemukan sebanyak 8 Jenis yaitu : Tikus, sebesar Rp. 8.560.250,-. Perkebunan kelapa
Burung Gereja, Burung Hantu, Lipan, Belalang, sawit di Desa Jatibaru sekali panen mampu
Jangkrik, Ular dan Semut. Lahan perkebunan menghasilkan 1 – 1,5 ton/hektar. Petani
kelapa sawit merupakan lahan yang lembab, perkebunan kelapa sawit melakukan panen
karena kanopi lahan perkebunan kelapa sawit kelapa sawit per 2 minggu atau sebanyak 2 kali
yang cukup lebat membuat kondisi lahan panen selama 1 bulan. Selama 1 bulan, dari 1
menjadi lembab. Sehingga hewan – hewan yang Ha perkebunan kelapa sawit mampu
ditemukan di lahan perkebunan kelapa sawit menghasilkan 2 – 3 ton sawit. Harga buah
sebagian besar adalah hewan yang suka tinggal kelapa sawit di Desa Jatibaru sekitar Rp 1.500,-
pada suhu lembab seperti lipan, tikus dan ular. – Rp 1.700,-. Harga tersebut adalah harga yang
Jenis tumbuhan di lahan perkebunan kelapa diberikan pemerintah setempat. Dengan
sawit ditemukan pakis, lumut dan ilalang. Jenis demikian, dalam 1 bulan petani perkebunan
tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan yang kelapa sawit Desa Jatibaru mampu
cocok dengan kelembaban lahan perkebunan menghasilkan Rp. 5.100.000,-. Pendapatan ini
kelapa sawit. memang belum memuaskan dilihat dari modal
Hasil wawancara mendalam terhadap 20 dan biaya operasional yang dikeluarkan petani
petani lahan pertanian padi sawah di Desa lahan perkebunan sawit di Desa Jatibaru.
Jatibaru, alih fungsi lahan pertanian padi Namun dalam waktu 3 bulan, sudah
menjadi lahan perkebunan sawit berdampak menghasilkan Rp. 15.300.000,-. Pendapatan ini
terhadap hasil padi mereka. Hal ini disebabkan sudah mengembalikan modal awal petani kelapa
di lahan perkebunan kelapa sawit banyak sawit di Desa Jatibaru.
terdapat hama tikus yang menyerang lahan – Pendapatan bersih petani padi sawah dan
lahan pertanian padi sawah milik petani di Desa petani kelapa sawit, jika diakumulasikan dalam
Jatibaru. Banyaknya hama tikus menyebabkan 1 tahun yaitu: petani padi sawah dapat
petani padi harus mengalami kerugian menghasilkan Rp 47.980.000,- sedangkan petani
penyusutan hasil lahan pertanian padi mereka. lahan perkebunan kelapa sawit dapat
Para petani padi harus mengeluarkan dana lebih menghasilkan Rp 54.000.000,- Artinya
untuk membeli anti hama tikus untuk lahan perbedaan pendapatan bersih petani padi sawah
mereka. Hama tikus ini berdatangan karena dan petani lahan perkebunan sawit sebesar Rp
lahan pertanian padi sawah berdampingan 6.020.000. Namun pendapatan bersih petani
dengan lahan perkebunan kelapa sawit. padi sebesar Rp 47.980.000,- dalam setahun
hanya didapatkan jika hasil panen gabah basah
Dinamika Lingkungan Indonesia 37

mencapai 9 ton per hektar. Saat ini produksi kelapa sawit akan memberikan dampak terhadap
padi sawah di Desa Jatibaru mengalami keberlangsungan keanekaragaman ekosistem.
penurunan akibat alih fungsi lahan. Tahun 2017 Lahan perkebunan kelapa sawit menurunkan
menurut Dinas Pertanian Kabupaten Siak luas keanekaragaman karena kondisi lingkungan
tanam padi di Desa Jatibaru hanya sebesar 212 lahan sawit yang lembab dan tidak cocok bagi
Ha dan menghasilkan produksi 1.598 ton sekali sebagian besar hewan. Penurunan
panen yang artinya hanya 7,5 ton gabah basah keanekaragaman juga akan mengakibatkan
yang dihasilkan dari 1 hektar sawah untuk kerentanan kondisi alam.
sekali panen. Menurut Ankles (2002) lahan sawit akan
Hasil pengamatan didapatkan budaya mengakibatkan penurunan kualitas lahan
petani lahan pertanian padi sawah di Desa disertai erosi, hama dan penyakit bagi
Jatibaru masih sangat kuat, para petani padi lingkungan. Lahan perkebunan kelapa sawit
sawah di Desa Jatibaru saling gotong royong juga akan memberikan dampak kerusakan unsur
dalam mewujudkan kelestarian padi di tengah hara dan air tanaman monokultur, karena lahan
alih fungsi lahan pertanian padi sawah menjadi sawit satu batang menyerap air sebanyak 12
perkebunan kelapa sawit. Petani padi sawah liter. Di samping itu,lahan perkebunan kelapa
saling membantu dalam hal menanam padi sawit dirangsang oleh berbagai zat fertilizer
hingga pemanenan, mereka saling bertukar seperti pestisida dan bahan kimia lainnya yang
tenaga dalam membangkitkan semangat berbahaya bagi tanah. Lahan kelapa sawit akan
bertanam padi di Desa Jatibaru. Petani padi mengakibatkan munculnya hama migran baru
sawah tidak pernah meninggalkan tradisi Panen yang sangat ganas karena jenis hama baru ini
Raya. Masih adanya tradisi Panen Raya ini akan mencari habitat baru akibat kompetisi yang
berarti budaya melestarikan padi akan semakin keras dengan fauna lainnya. Ini disebabkan
baik. Petani padi sawah di Desa Jatibaru lebih karena keterbatasan lahan dan jenis tanaman
terlihat sederhana dibandingkan petani kelapa akibat monokulturasi. Hasil pengamatan
sawit. Dari hasil pengamatan sosial, terlihat menunjukkan hama tikus yang berada di
rumah seorang petani kelapa sawit lebih bagus perkebunan kelapa sawit juga menyerang lahan
dibandingkan petani padi sawah. Selain itu pertanian padi sawah. Lokasi lahan perkebunan
beberapa petani kelapa sawit juga mempunyai kelapa sawit di Desa Jatibaru berdampingan
usaha baru yaitu warung dan kedai dibanding dengan lahan sawah mengakibatkan hama lahan
petani sawah yang tidak mempunyai modal perkebunan kelapa sawit juga menyerang lahan
lebih untuk membuka usaha warung atau kedai. pertanian padi sawah. Hal ini yang
Dari segi yang lain, beberapa petani kelapa mengakibatkan kerusakan lahan pertanian padi
sawit memiliki kendaraan yang lebih dibanding sawah.
petani padi sawah. Petani kelapa sawit rata – Alih fungsi lahan pertanian padi menjadi
rata mampu membeli mobil dan sepeda motor. perkebunan kelapa sawit juga menurunkan
Hasil pengamatan di lapangan, petani padi keanekaragaman tumbuhan. Berdasarkan hasil
sawah hanya mampu mempunyai sepeda motor, pengamatan, tumbuhan jenis tumbuhan di lahan
hal tersebut terlihat perbedaan status sosial pertanian padi sawah lebih banyak jenisnya
antara petani padi sawah dan petani kelapa dibandingkan lahan perkebunan kelapa sawit.
sawit. Petani kelapa sawit sudah mirip dengan Lahan perkebunan kelapa sawit yang lembab
kehidupan orang perkotaan dibandingkan petani dan tertutup menyebabkan sulitnya sinar
padi sawah. matahari masuk ke permukaan tanah yang
menyebabkan tumbuhan seperti rumput sulit
tumbuh. Hal ini akan berdampak kepada
PEMBAHASAN keanekaragaman tumbuhan dan kelangsungan
ekosistem. Lahan perkebunan kelapa sawit
Jumlah hewan dan tumbuhan di lahan hanya ditumbuhi tumbuhan yang dapat tumbuh
pertanian padi sawah lebih banyak dikeadaan lembab seperti pakis dan lumut.
dibandingkan lahan perkebunan kelapa sawit. Keberadaan ilalang pun tidak terlalu signifikan
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan lahan di lahan perkebunan kelapa sawit. Menurut
pertanian padi sawah menjadi perkebunan Ankles (2002) matahari sebagai sumber energi
Dinamika Lingkungan Indonesia 38

bagi tumbuhan sangat diperlukan bagi 1. Ketersediaan lapangan kerja baru bagi
tumbuhan, jika intensitas sinar matahari sejumlah petani terutama buruh tani yang
terhalang makan sulit tumbuhan untuk tumbuh terkena alih fungsi lahan.
dengan baik. Tumbuhan sangat diperlukan bagi 2. Meningkatkan kualitas pertumbuhan
keberadaan keaneragaman serangga sebagai ekonomi masyarakat.
sumber makanan beberapa hewan lainnya. Dampak negatif yang dirasakan masyarakat
Lahan perkebunan kelapa sawit akan sekitar alih fungsi lahan pertanian adalah:
memberikan dampak bagi unsur tanah yang 1. Mengurangi produktivitas beras.
merupakan tempat tinggal beberapa jenis hewan 2. Rusaknya sumber-sumber ekonomi
seperti semut dan cacing. Kelembaban tanah di masyarakat seperti sawah, kebun dan
lahan perkebunan kelapa sawit akan ladang.
memberikan dampak sulitnya semut dan cacing Utami et al (2013), menyatakan bahwa
bertahan hidup di tanah yang lembab. ketimpangan pendapatan keluarga petani kelapa
Penurunan keanekaragaman yang terjadi sawit rakyat yang relatif tinggi disebabkan oleh
yang dilihat dari perbandingan keaneragaman tingginya variasi pendapatan yang berasal dari
jenis hewan dan tumbuhan antara lahan pekerjaan non-usaha tani sedangkan keluarga
pertanian padi sawah dan lahan perkebunan petani padi sawah umumnya tidak punya cukup
kelapa sawit. Penurunan keanekaragaman waktu untuk melakukan pekerjaan non-usaha
karena berkurangnya lahan pertanian padi tani. Kondisi ini sesuai dengan hasil yang
sawah akibat alih fungsi. Hal ini sesuai dengan didapatkan di lapangan, petani padi sawah
Lestari (2009), keanekaragaman jenis hewan waktunya lebih banyak tersita untuk mengurus
dan tumbuhan di lahan pertanian padi sawah pertanian padi sawahnya sehingga tidak bisa
sangat tinggi dibanding lahan perkebunan membuka usaha lain. Sedangkan petani kelapa
kelapa sawit. Namun jika lahan pertanian padi sawit selain mendapatkan keuntungan yang
sawah terus hilang akibat alih fungsi berdampak tinggi dari hasil bertani kelapa sawit, juga
terhadap penurunan atau berkurangnya lahan mempunyai usaha lain seperti membuka usaha
pertanian padi sawah yang mengakibatkan kedai atau warung. Petani kelapa sawit selain
menurunnya keanekaragaman jenis hewan dan mendapatkan keuntungan yang tinggi dari hasil
tumbuhan karena lahan untuk hidupnya telah bertani kelapa sawit, juga mempunyai usaha lain
hilang. seperti membuka usaha kedai atau warung.
Hasil penghitungan ekonomi antara Menurut Howlan (2012) seorang petani
petani padi sawah dan petani kelapa sawit akan mengalami perubahan sosial akibat
didapatkan bahwa keuntungan petani kelapa kegiatan alih fungsi lahan, salah satunya adalah
sawit lebih besar dibandingkan dengan petani perubahan sosial dari segi pendapatan yang
padi. Hal ini disebabkan setelah panen selama 4 merubah status sosial seorang petani. Petani
bulan petani sawit mampu mengembalikan padi sawah di Desa Jatibaru lebih terlihat
modal, terlebih lagi jika bibit sawit yang sederhana dibandingkan petani kelapa sawit.
ditanami adalah bibit unggul. Dengan adanya Dari hasil pengamatan sosial, terlihat rumah
perkebunan kelapa sawit di Desa Jatibaru, dapat seorang petani kelapa sawit lebih bagus
menyediakan lapangan kerja baru bagi sejumlah dibandingkan petani padi sawah.
petani terutama buruh tani yang terkena alih Petani kelapa sawit memiliki hubungan
fungsi lahan. Selain itu, dengan adanya interaksi sosial yang lebih rendah dibanding
perkebunan kelapa sawit di Desa Jatibaru, dapat petani padi sawah, petani kelapa sawit
menyediakan lapangan kerja baru bagi sejumlah cenderung bersifat invidual terhadap petani
petani terutama buruh tani yang terkena alih kelapa sawit lainnya. Hal ini disebabkan sistem
fungsi lahan. Menurut Sudirja (2008), bekerja petani kelapa sawit berbeda dengan
mengklasifikasikan dampak alih fungsi lahan petani padi sawah hal ini dapat dilihat dari cara
pertanian terhadap perekonomian menjadi dua bertani kelapa sawit. Petani kelapa sawit tidak
yaitu dilihat dari sisi positif dan negatif. memerlukan tenaga lebih untuk menanam dan
Dampak positifnya antara lain : memanen tanaman kelapa sawit. Mereka
mempunyai pekerja sendiri untuk melakukan
penanaman dan pemanenan sawit dan
Dinamika Lingkungan Indonesia 39

cenderung memakai sistem penyuplai bibit, Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak. 2016.
menanam hingga pemanenan. Hal ini sesuai Kecamatan Bunga Raya Dalam Angka
dengan Seno (2003) , yang menyatakan bahwa Tahun 2016.
petani kelapa sawit cenderung untuk melakukan Dinas Pertanian Kabupaten Siak. 2016. Data
bertani secara individualisme dibanding gotong Pertanian Padi Sawah dan Perkebunan
royong, ketersediaan jasa dalam pengelolaan Kelapa Sawit Tahun 2016. Kabupaten
kelapa sawit menjadikan petani kelapa sawit Siak.
lebih individualisme dibanding petani padi Howlan. F. 2012. Dampak Alih Fungsi. Jurnal
sawah yang bersifat gotong royong. Ilmiah Indonesia. Vol. 23, Hal : 45 – 50.
Kesejahteraan petani kelapa sawit lebih baik Lestari, T. 2009. Dampak Konversi Lahan
dibandingkan petani padi sawah. Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani. IPB.
Bogor.
Seno. T. 2003. Ekosistem Sawah dan Ekosistem
SIMPULAN Sawit. Kumpulan Jurnal Ilmiah
Indonesia. Vol 22 Hal: 34 – 35.
Hasil penelitian mengenai “Dampak Alih Sudirja. 2008. Alih Fungsi dan Ekosistem.
Fungsi Lahan Pertanian Padi menjadi Kumpulan Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol
Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Lingkungan, 90 Hal : 9 – 10.
Ekonomi dan Sosial – Budaya di Desa Jatibaru Utami, N.A., Thomson, S., Diana, S. 2013.
Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak “ Perbandingan Distribusi Pendapatan
didapatkan kesimpulan sebagai berikut yaitu : 1) Keluarga Petani Kelapa Sawit Rakyat
Dampak alih fungsi lahan pertanian padi dengan Petani Padi Sawah (Studi Kasus :
menjadi perkebunan kelapa sawit berdampak Desa Ujung Kubu, Kecamatan Tanjung
terhadap lingkungan adalah berkurangnya jenis Tiram, Kabupaten Batubara). Journal on
hewan dan tumbuhan di lahan perkebunan Social Economic of Agriculture and
kelapa sawit; 2) Dampak alih fungsi lahan Agribusiness. Vol. 2, No. 3.
pertanian padi menjadi perkebunan kelapa sawit
berdampak terhadap ekonomi adalah
meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit
di Desa Jatibaru; 3) Dampak alih fungsi lahan
pertanian padi menjadi perkebunan kelapa sawit
terhadap sosial – budaya, dari segi sosial alih
fungsi memberikan dampak peningkatan status
sosial petani kelapa sawit di Desa Jatibaru. Dari
segi budaya, akibat alih fungsi lahan budaya
gotong royong dan panen raya mulai berkurang
dilakukan di Desa Jatibaru.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada Bapak Rakip selaku Kepala Desa Jatibaru,
Sekretaris Desa Jatibaru, Masyarakat Desa
Jatibaru, Dinas Pertanian Kabupaten Siak, BPS
Kabupaten Siak dan pihak-pihak lain yang telah
membantu dalam masa terlaksananya penelitian
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ankles. T. R. 2002. Pengaruh Alih Fungsi dan


Penanggulanganya. Jurnal Ekologi Vol.
34, Hal : 15 – 40.

Anda mungkin juga menyukai