Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL

PARTISIPATORY ACTION RESEARCH


KONDISI LAHAN PERKEBUNAN SAYUR DAN KEHIDUPAN PETANI
DI TENGAH KOTA KELURAHAN BELENDUNG KECAMATAN
BENDA KOTA TANGERANG

Dosen Pengampun : Nana Kristiawan, M.Pd


Lokasih : Kebun Sayur
Kelurahan : Belendung
Kecamatan : Benda

No Nama Mahasiswa NIM


1. Ayu Dian Latifah Zamani 18170003

2. Nida Urrahmah 18170017


3. Ummu Kultsum 18170011
4. Wardah Tul Zanah 18170013

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NADHLATUL ULAMA INDONESIA
BAB I
PROFIL DESA/KELURAHAN

A. Kelurahan Belendung
Kelurahan Belendung merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan
Benda, kota Tangerang, provensi Banten. Kelurahan ini memiliki 48 rukun tetangga
dan 11 rukun warga. Mayoritas penduduk di kelurahan Belendung bergerak dibidang
perindustrian, pendidikan, pertanian dan perkebunan. Para penduduknya berprofesi
sebagai guru, buruh pabrik, petani, buruh tani, dan pekerja swasta, dan buruh harian
lepas.
Masyarakat Kelurahan Belendung bisa dikatakan masyarakat yang melek akan
teknologi, dapat dilihat dari bidang pertanian dan perkebunan, para petani
menggunakan pupuk super untuk tanaman dan menggunakan alat pembajak sawah atau
perkebunan menggunakan alat modern seperti traktor dan tidak lagi menggunakan alat
tradisonal. Selain itu juga para petani di kelurahan tersebut sangat mahir memainkan
telepon pintar atau Hp. Hp yang mereka gunakan untuk searching terkait pupuk yang
bagus untuk tanaman. Tidak hanya itu saja rumah-rumah di kelurahan tersebut rata-rata
sudah menggunakan akses WIFI.
Masyarakat di kelurahan belendung ini tidak hanya melek akan teknologi tetapi
sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kelurahan Belendung memiliki tanah
yang subur dan sangat tepat untuk bercocok tanam. Di kelurahan ini juga terletak di
pinggir kota yang jarang sekali ditemukan sawah dan kebun sayur tetapi justru
Belendung terdapat banyak sawah serta perkebunan sayur yang begitu luar. Selain
mempunyai tanah yang subur, kelurahan ini juga terdapat 25 pabrik industri.
B. Kondisi Lokasi Penelitian
1. Letak Geografi Kelurahan
Kelurahan Belendung sebagai wilayah Penelitian PAR (Partisipatory Action
Research) Mahasiswa UNUSIA Jakarta. Kelurahan ini merupakan salah satu 5
kelurahan menduduki urutan 1 yang berada di kecamatan Benda. Secara geografi
letak kelurahan Belendung memiliki luas 2,77 km2.
Kelurahan Belendung memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Batas Desa/Kelurahan Kecamatan


Utara Pajang Benda
Selatan Batu Jaya Batu Ceper
Timur Jurumudi Benda
Barat Karang Anyer Neglasari

Kelurahan Belendung memiliki 51 rukun tetangga (RT) dan 11 rukun warga (RW).
Jarak kelurahan Belendung dengan kecamatan Benda berkisar 5 km.

C. Kondisi Geografi dan Monografi Desa


a. Geografi Kelurahan
1. Jumlah penduduk kelurahan Belendung 14,733 jiwa, terdiri dari :
a. Laki-laki : 10, 737 jiwa
b. Perempuan : 10, 268 jiwa
2. Mata pencaharian
No Profesi
1. Guru ngaji
2. Petani
3. Buruh Tani
4. Peternak
5. Buruh lepas
6. Guru
7. Pedagang
8. Buruh Pabrik
9. PNS

10. TKK
11. THL

3. Kondisi Ekonomi
Kelurahan Belendung merupakan kelurahan yang kaya akan hasil alam.
Sebagian masyarat kelurahan Belendung bekerja sebagai petani. Hasil
pertanian yang diperoleh berupa beras, bayam, kangkung, pakcoi, sesin, daun
bawang, bawang merah, sawi putih, dan tanaman sayur lainnya, yang
nantinya akan dipasarkan ke beberapa pasar terdekat.
Selain itu juga masyarakat di kelurahan ini sebagian pedagang kaki lima
atau pedang toko kelontong. Lokasi pedang kaki lima disekitaran persawahan
tepatnya di kampung darussalam dan di pinggir jalan raya dan ada juga yang
sudah mempunyai kios sendiri. Dan ada juga yang memilih bekerja di pabrik
industri terdekat karena kelurahan ini banyak pabrik industri yang beroprasi.
4. Kondisi keberagamaan
Mayoritas agama penduduk di kelurahan Belendung adalah Islam.
Banyaknya kegiatan keagamaan yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat
sekitar. Di antaranya yasinan, khotmil Qur’an, pengajian ibu-ibu, pengajian
bapak-bapak, serta pengajian anak-anak. Selain itu kelurahan ini banyak
pondok pesantren dan kelurahan Belendung terkenal dengan kelurahan yang
melahirkan Qori dan Qori’ah serta ustad dan ustadzah.
Beberapa diantaranya merangkap madrasah diniyah. Masyarakat pun
sangat merespon dengan sangat baik dan antusias masyarakat pun baik. Setiap
peringatan hari besar Islam mengadakan lomba antar TPQ yang bertujuan
untuk meningkatkan bakat dan motivasi anak untuk tetap melanjutkan belajar
ilmu agama. Dan dikalangan dewasa menengah setiap kamis malam Jum’at
yasnan dan tahlil bersama.
5. Kondisi Pendidikan
Jika dilihat dari data kependudukan kondisi pendidikan di kelurahan
Belendung belum dikatakan penduduk terpelajar. Angka buta huruf sudah
tidak ada. Tetapi masih banyak masyarakat yang mengenyam pendidikan
hanya sampai SMP, SD, dan paling standar SMA untuk tingkat perguruan
tinggi sangat sedikit. Melihat kondisi ini penulis beropini bahwa faktornya
berdasar dari kurang minatnya untuk melanjutkan pendidikan.
6. Kondisi Kesehatan dan Lingkungan Hidup

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus salah satu


investasi terpenting bagi negara ini. Kesehatan merupakan layanan sosial
dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Dari segi kesehatan dan
lingkungan hidup kelurahan Belendung sudah menerapkannya dengan
perogram keluarga bersih. Dan program tersebut sangat diapresiasikan oleh
wali kota Tangerang. Hampir setiap rumah mempunyai halaman penuh
dengan tanaman warna-warni dan lingkungan yang bersih. Pada bulan maret
2019 Rw 09 tepatnya di kelurahan belendung mendapat penghargaan dari
wali kota Tangerang yaitu bapak H. Arif. R. Wismansyah sebagai kampung
KB atau kampung keluarga bersih
Penghargaan Kampung KB (Keluarga Bersih)
BAB II

TINDAKAN YANG DILAKUKAN

A. Kondisi Petani Sayur di Kelurahan Belendung

Petani sayur yang terdapat dikelurahan belendung tangerang ini menanam


terdapat macam sayur-sayuran yang terdiri dari bayam, kangkung, daun bawang. Petani
sayuran di kelurahan belendung tangerang ini masih belum dapat bantuan dari
pemerintah, yang mana petani tersebut memiliki 1 hektar tanah milik petani tersebut.
Petani sayur juga sangat bergantung dengan air, di desa belendung ini terdapat aliran
yang sangat besar yaitu kali kinjin dimanah pengairan tersebut banyak yang memakai
pengairan tersebut karena di desa belendung ini banyak sekali sawah, sering kali petani
tersebut kekurangan air.

Berbagai jenis benih sayur disawah dengan mudah dijumpai dan diperjualkan
di pasar tradisonal yaitu pasar anyar dan pasar induk yang terdapat di daerah tangerang.
Jenis-jenis benih sayur yang beredar dipasar diantaranya : bayam, kangkung.

Petani sayur di desa belendung tangerang sendiri mengalami hal yang sama
dengan petani sayur yang lain, petani tersebut berharap lebih dengan benih yang
disediakan oleh pabrik. Padahal secara kualitasnya petani sayur tersebut bisa membuat
benih secara mandiri.

Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan suatu produksi pertanian


tanaman pangan untuk mencapai produksi tanaman industri, untuk menciptakan suatu
lapangan kerja, serta berusaha meningkatkan suatu pendapatan petani.

Demikian petani tetap berjuang untuk mempertahankan hidupnya melalui


pertanian sayur. Dengan keadaan geografis yang sangat rendah dan curah hujan yang
tidak terlalu tinggi para petani menanam berbagai macam sayur diantaranya itu bayam,
kangkung, dan daun bawang.

Pentingnya sayuran ini sebagai bahaan pangan manusia karena berbagai


manfaatnya telah diketahui sejak lama. Masyarakat indonesia pada umumnya begitu
akrab dengan sayur mulai dari sayuran yang dikonsumsi mentah hingga berbagai aneka
menu sayuran yang olahan. Fenomena yang pasti ini adalah sayuran yang dikonsumsi
oleh semua lapisan masyarakat, tua-muda tak peduli jenis kelaminnya, tingkat
pendidikan maupun tingkat pendapatan. Ciri penting pada petani kecil ini adalah
terbatasnya sumberdaya yang dimiliki, dimana pada umumnya mereka hanya
menguasai sebidang lahan yang sempit yang terkadang disertai dengan ketidakpastian
pengelolaannya, lahan yang dikelola sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam
beberapa petak.

Desa belendung kecamatan benda adalah salah satu desa yang produksi sayuran.
Usaha tani merupakan ciri khas desa belendung kecamatan benda merupakan sumber
pendapatan utama rumah tangga yang diwariskan secara turun temurun dan terus
dilaksanakan hingga saat ini sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
Perkembangan produksi tanaman sayuran desa belendung kecamatan benda cukup baik
tetapi hasil akhir yang diberikan sangat tergantung pada kondisi lingkungan fisik, pasar
dan harga yang terjadi. Walaupun kondisi pasar dan harga komoditi sayuran cenderung
tidak stabil, tetapi permintaan selalu ada dan hal ini juga yang menjadi faktor dominan
bagi petani sayuran untuk tetap produksi disamping faktor lainnya.

Peralihan sistem pertanian yang dilakukan petani desa belendung kecamatan


benda ini tidak hanya terbatas cara bertanam saja, tetapi juga membuat sendiri
pupuknya. Bibit yang dibeli dari toko pertanian biasanya dilakukan khusus terlebih
dahulu agar tetap terjamin tidak mengandung unsur-unsur kimia. Perawatan sayuran
organik tergolong lebih muda dibandingkan dengan sistem pertanian tradisonal.
Pemupukan dilakukan hanya satu kali pada saat awal memulai bertanam, saat lahan
pertanian sudah terbebas dari unsur-unsur kimia, maka kesuburan tanah tetap terjaga.
Para petani didesa belendung kecamatan benda ini percaya bahwa hama yang terdapat
pada saat produksi sayuran organik akan hilang dengan sendirinya dimangsa oleh
predetor. Hanya saja pada saat banyak hama akan ditanggulangi dengan pembasmian
alami yang telah dihasilkan masing-masing.

Pola penerimaaan pendapatan dan pengeluran juga merupakan ciri khas


kehidupan petani, dimana pendapatan hanya diterima pada setiap musim panen
sedangkan pengeluaran terjadi disetiap hari, setiap minggu atau kadang dalam waktu
yang sangat mendesak sebelum panen tiba. Kondisi ini yang membuat petani sangat
berkepentingan untuk meningkatkan pertaniannya dan penghasilan keluarganya. Selain
itu bagi pertanian kecil juga merupakan suatu cara hidup sehingga tidak hanya aspek
ekonomi tetapi aspek-aspek sosial dan budaya, kepercayaan, keagamaan, dan lain-lain.
Walaupun demikian dari segi ekonomi pertanian, berhasil tidaknya produksi petani dan
tingkat harga yang diterima oleh petani untuk hasil produksinya merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku dan kehidupan petani.

B. Tindakan Ketika Turun Langsung ke Lapangan

Tindakan yang kami lakukan pada saat kami meneliti adalah pertama kita
membantu para petani untuk memanen hasil panennya yaitu panen kangkung dan
bayam, karena pada saat itu yang harus di panen hanya baru dua sayuran yang bisa
dipanen, kemudian setelah di panen kita juga membantu untuk mengikatkan persatu
ikat sama dengan 1 kepalan orang dewasa, dan menurut kami itu berbeda dengan ikatan
yang kita beli di tukang sayur, seperti satu ikat di bagi dua. Dan kemudian setelah
semuanya selesai di panen dalam satu hari itu tanpa target harus selesai di panen semua,
tetapi seselesainya saja. Nah kemudian setelah sudah selesai dikumpulkan jadi satu
kemudian di bawa ke samping aliran air yang dekat sawah untuk di masukan kedalam
aliran tersebut secara satu persatu, lalu kemudian setelah itu semua selesai baru
kemudian sayuran itu didiamkan sejenak sampai air nya mengering baru kemudian di
sore hari diantarkan ke pasar Anyer dan pasar induk untuk di distribusikan kepedagang-
pedagang yang ada disitu.

Dan ternyata pada saat kita melakukan penelitian ada juga sayuran bayam yang
tidak layak untuk di jual dikarenakan sudah terlalu tua dan ada sebagian yang terkena
hama. Sehingga tidak bisa di jual kepasar lalu kemudian para petani setempat memberi
saran kepada kita untuk sayur bayam yang sudah terlalu besar itu untuk di jadikan
kripik bayam dan kemudian kita memetiknya untuk di bawa pulang dan kita buat kripik
bayam. Nah kebesokannya kita buat kripik bayam itu bersama-sama dan kita bagikan
kripik bayam itu ke para petani nya juga untuk bisa coba juga dari hasil yang sudah
mereka tanam untuk di jadikan kripik. Lalu di hari yang bersamaan juga kita bukan
hanya sekedar memberikan kripik buatan kita, Pada hari Sabtu tepatnya hari terakhir
kami Penelitian kami kembali ke lokasi tersebut untuk memberikan sedikit cendramata
berupa sembako sebagai ucapan terima kasih kami kepada para petani yang sudah mau
meluangkan waktu dan mau kita repotkan untuk penelitian kami. Dan sembako itu
berisi 1 dus mie kuah, kopi 4 renceng, Minuman sashet 3, biskuit 9 renceng dan juga
kripik bayam 3 bungkus plastik sedang.
Hasil Wawancara

Nama narasumber : Darus

Umur : 40 tahun

Perkebunan milik siapa : Kebun milik sendiri

1. Sejak kapan anda menjadi petani penggarap?


Jawaban : 4 tahunan
2. Apakah perkebunan ini milik anda?
Jawaban : Milik sendiri
3. Selain menjadi petani, apakah anda mempunyai pekerjaan lain?
Jawaban : Tidak ada pekerjaan kami hanya sebagai petani saja
4. Berapakah luas lahan yang anda garap?
Jawaban : 3000rb hektar
5. Berapakah modal yang anda keluarkan dalam bertani? Biasanya pukul
berapa dan sampai pukul berapa anda berada di kebun? Dan apa-apa saja
yang anda lakukan di kebun?
Jawaban : Dari jam 8 atau jam 9 sampai jam 5 tetapi tergantung kalau harus
penyemprotan rumpun dari jam 8
6. Dalam menanam bibit, biasanya anda butuh waktu berapa lama? Setelah
menananm bibit, butuh berapa lama untuk memanen?
Jawaban : 30-35 hari tergantung cuaca.a
7. Jenis sayur apa sajakah yang anda tanam?
Jawaban : Sayur Bayam, kangkung, daun bawang, pakcoy
8. Berapa kali anda panen dalam setahun? Dan dalam sekali panen biasanya,
berapa keuntungan yang anda dapatkan?
Jawaban : Dalam sebulan 1 kali panen untuk 4 jenis sayuran
9. Di mana saja sayur anda di pasarkan? Bagaimana proses penjualannya?
Jawaban : Di pasar induk dan pasar Anyer
10. Apakah hasil panennya selain untuk dijual digunakan untuk apa lagi ?
Apakah dijadikan usaha makanan atau seperti apa?
Jawaban : Hanya untuk di jual saja
11. Apakah ada waktu tertentu anda menanam sayuran. Misalnya saat musim
kemarau anda menanam jenis sayuran apa dan saat musim hujan
menanam sayuran jenis apa?
Jawaban : Tergantung pemasaran.
12. Berapa jangka waktu anda bekerja di kebun orang lain?
Jawaban : tergantung kebutuhan panen saja
13. Apakah anda melakukan perjanjian bagi hasil dan berapakah hasil yang
anda dapatkan dalam sekali panen sayuran?
Jawaban : tidak tetapi system nya gaji harian untuk para petani sebesar 70 ribu
persatu orang
14. Berapa pendapatan bersih anda, apakah cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga anda?
Jawaban : Alhamdulillah mencukupi
15. Siapakah yang menyediakan alat bibit, pupuk dan biaya perawatannya
selama anda bekerja sebagai petani penggarap?
Jawaban : saya yang menyediakan (pemilik lahan)
16. Apakah pernah terjadi gagal panen atau mengalami kerugian, siapakah
yang menanggung kerugian tersebut?
Jawaban : Ada ajah klo gagal, hampir semua gagal dan biasanya terjadi
kegagalan itu di musim hujan
17. Apa saja hambatan dan kendala anda dalam bekerja di kebun orang lain?
Jawaban : Pernah sekali, kekeringan karena kekeringan air pengeringan air di
kali di tahun kedua dan hasilnya berkurang walaupun tetap berjalan
18. Bagaimana hubungan anda dengan pemilik lahan? Apakah hubungan
kerjasama anda terjalin dengan baik? dan Bagaimana hubungan anda
dengan para petani lainnya?
Jawaban : Alhamdulillah baik, tidak ada perbedaan antara kami semuanya
sama sebagai teman kerja
19. Pemilik lahan dan terjun langsung bersama dengan para petaninya
Jawaban : iya saya terjun langsung
20. Dalam satu perkebunan berapa jumlah petani yang bekerja dilahan
tersebut?
Jawaban : 3 – 4 Orang
BAB III
KESIMPULAN HASIL DARI PENILITIAN

Kelurahan Belendung merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan


Benda, kota Tangerang, provensi Banten. Kelurahan ini memiliki 48 rukun tetangga
dan 11 rukun warga. Dimana sebagian warganya mencari mata pencaharian dengan
menjadi petani, ada yang mempunyai kebun sendiri maupun yang bekerja dikebun
orang lain, walaupun upah yang didapatkan tidak sebanding dengan kerja mereka yang
dimulai dari pukul 9 pagi hingga 5 sore tetapi ketika mereka diwawancarai mereka
sudah mengatakan cukup untuk kebutuhan sehari-hari, sebenarnya di desa belendung
ini mempunyai keadaan geografis yang sangat rendah dan curah hujan yang tidak
terlalu tinggi, jadi jika terjadinya kemarau para petani akan sangat sedih karna yang
harusnya sudah panen harus tertunda karna tidak ada pemasukan air untuk menyiram
apa yang sudah ditanam, antara lain ada kangkung, bayem, daun bawang dan pakcoi.

Di desa belendung ini sangat bagus sekali masih ada yang namanya sebuah hektar
perkebunan atau sawah dimana bisa membuka lapangan pekerjaan bagai penduduk di
desa tersebut ataupun dari desa lain, ditengah-tengah bangunan yang besar-besar dan
menjulang tinggi tetapi masih ada sebuah desa yang mempunyai perkebunan dan sawah
yang dimana akan dipasarkan di konsumsi oleh masyarakat.

Mereka biasanyah melakukan pendistribusian hasil panen mereka ke pasar induk


dan pasar anyer, ketika melakukan penilitian disana ada saja bayem yang terbuang sia-
sia atau yang tidak bisa dipasarkan, petani tidak kehabisan akal untuk bayem yang tidak
bisa dipasarkan agar bisa diolah menjadi keripik bayem yang bisa kita konsumsi jadi
tidak terbuang walaupun masih ada saja sisa-sisa hasil sayur yang kebuang karna sudah
tidak layak dipasarkan dan dikonsumsi.

Alangkah baiknya desa ini bisa menghasilkan sebuah sayur yang biasa kita
konsumsi yang dibeli dipasar dan dimakan bersama-sama keluarga.
Lampiran-lampiran foto ketika kami melakukan PARTISIPATORY ACTION
RESEARCH.

Anda mungkin juga menyukai