A. Kelurahan Belendung
Kelurahan Belendung merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan
Benda, kota Tangerang, provensi Banten. Kelurahan ini memiliki 48 rukun tetangga
dan 11 rukun warga. Mayoritas penduduk di kelurahan Belendung bergerak dibidang
perindustrian, pendidikan, pertanian dan perkebunan. Para penduduknya berprofesi
sebagai guru, buruh pabrik, petani, buruh tani, dan pekerja swasta, dan buruh harian
lepas.
Masyarakat Kelurahan Belendung bisa dikatakan masyarakat yang melek akan
teknologi, dapat dilihat dari bidang pertanian dan perkebunan, para petani
menggunakan pupuk super untuk tanaman dan menggunakan alat pembajak sawah atau
perkebunan menggunakan alat modern seperti traktor dan tidak lagi menggunakan alat
tradisonal. Selain itu juga para petani di kelurahan tersebut sangat mahir memainkan
telepon pintar atau Hp. Hp yang mereka gunakan untuk searching terkait pupuk yang
bagus untuk tanaman. Tidak hanya itu saja rumah-rumah di kelurahan tersebut rata-rata
sudah menggunakan akses WIFI.
Masyarakat di kelurahan belendung ini tidak hanya melek akan teknologi tetapi
sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kelurahan Belendung memiliki tanah
yang subur dan sangat tepat untuk bercocok tanam. Di kelurahan ini juga terletak di
pinggir kota yang jarang sekali ditemukan sawah dan kebun sayur tetapi justru
Belendung terdapat banyak sawah serta perkebunan sayur yang begitu luar. Selain
mempunyai tanah yang subur, kelurahan ini juga terdapat 25 pabrik industri.
B. Kondisi Lokasi Penelitian
1. Letak Geografi Kelurahan
Kelurahan Belendung sebagai wilayah Penelitian PAR (Partisipatory Action
Research) Mahasiswa UNUSIA Jakarta. Kelurahan ini merupakan salah satu 5
kelurahan menduduki urutan 1 yang berada di kecamatan Benda. Secara geografi
letak kelurahan Belendung memiliki luas 2,77 km2.
Kelurahan Belendung memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Kelurahan Belendung memiliki 51 rukun tetangga (RT) dan 11 rukun warga (RW).
Jarak kelurahan Belendung dengan kecamatan Benda berkisar 5 km.
10. TKK
11. THL
3. Kondisi Ekonomi
Kelurahan Belendung merupakan kelurahan yang kaya akan hasil alam.
Sebagian masyarat kelurahan Belendung bekerja sebagai petani. Hasil
pertanian yang diperoleh berupa beras, bayam, kangkung, pakcoi, sesin, daun
bawang, bawang merah, sawi putih, dan tanaman sayur lainnya, yang
nantinya akan dipasarkan ke beberapa pasar terdekat.
Selain itu juga masyarakat di kelurahan ini sebagian pedagang kaki lima
atau pedang toko kelontong. Lokasi pedang kaki lima disekitaran persawahan
tepatnya di kampung darussalam dan di pinggir jalan raya dan ada juga yang
sudah mempunyai kios sendiri. Dan ada juga yang memilih bekerja di pabrik
industri terdekat karena kelurahan ini banyak pabrik industri yang beroprasi.
4. Kondisi keberagamaan
Mayoritas agama penduduk di kelurahan Belendung adalah Islam.
Banyaknya kegiatan keagamaan yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat
sekitar. Di antaranya yasinan, khotmil Qur’an, pengajian ibu-ibu, pengajian
bapak-bapak, serta pengajian anak-anak. Selain itu kelurahan ini banyak
pondok pesantren dan kelurahan Belendung terkenal dengan kelurahan yang
melahirkan Qori dan Qori’ah serta ustad dan ustadzah.
Beberapa diantaranya merangkap madrasah diniyah. Masyarakat pun
sangat merespon dengan sangat baik dan antusias masyarakat pun baik. Setiap
peringatan hari besar Islam mengadakan lomba antar TPQ yang bertujuan
untuk meningkatkan bakat dan motivasi anak untuk tetap melanjutkan belajar
ilmu agama. Dan dikalangan dewasa menengah setiap kamis malam Jum’at
yasnan dan tahlil bersama.
5. Kondisi Pendidikan
Jika dilihat dari data kependudukan kondisi pendidikan di kelurahan
Belendung belum dikatakan penduduk terpelajar. Angka buta huruf sudah
tidak ada. Tetapi masih banyak masyarakat yang mengenyam pendidikan
hanya sampai SMP, SD, dan paling standar SMA untuk tingkat perguruan
tinggi sangat sedikit. Melihat kondisi ini penulis beropini bahwa faktornya
berdasar dari kurang minatnya untuk melanjutkan pendidikan.
6. Kondisi Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Berbagai jenis benih sayur disawah dengan mudah dijumpai dan diperjualkan
di pasar tradisonal yaitu pasar anyar dan pasar induk yang terdapat di daerah tangerang.
Jenis-jenis benih sayur yang beredar dipasar diantaranya : bayam, kangkung.
Petani sayur di desa belendung tangerang sendiri mengalami hal yang sama
dengan petani sayur yang lain, petani tersebut berharap lebih dengan benih yang
disediakan oleh pabrik. Padahal secara kualitasnya petani sayur tersebut bisa membuat
benih secara mandiri.
Desa belendung kecamatan benda adalah salah satu desa yang produksi sayuran.
Usaha tani merupakan ciri khas desa belendung kecamatan benda merupakan sumber
pendapatan utama rumah tangga yang diwariskan secara turun temurun dan terus
dilaksanakan hingga saat ini sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
Perkembangan produksi tanaman sayuran desa belendung kecamatan benda cukup baik
tetapi hasil akhir yang diberikan sangat tergantung pada kondisi lingkungan fisik, pasar
dan harga yang terjadi. Walaupun kondisi pasar dan harga komoditi sayuran cenderung
tidak stabil, tetapi permintaan selalu ada dan hal ini juga yang menjadi faktor dominan
bagi petani sayuran untuk tetap produksi disamping faktor lainnya.
Tindakan yang kami lakukan pada saat kami meneliti adalah pertama kita
membantu para petani untuk memanen hasil panennya yaitu panen kangkung dan
bayam, karena pada saat itu yang harus di panen hanya baru dua sayuran yang bisa
dipanen, kemudian setelah di panen kita juga membantu untuk mengikatkan persatu
ikat sama dengan 1 kepalan orang dewasa, dan menurut kami itu berbeda dengan ikatan
yang kita beli di tukang sayur, seperti satu ikat di bagi dua. Dan kemudian setelah
semuanya selesai di panen dalam satu hari itu tanpa target harus selesai di panen semua,
tetapi seselesainya saja. Nah kemudian setelah sudah selesai dikumpulkan jadi satu
kemudian di bawa ke samping aliran air yang dekat sawah untuk di masukan kedalam
aliran tersebut secara satu persatu, lalu kemudian setelah itu semua selesai baru
kemudian sayuran itu didiamkan sejenak sampai air nya mengering baru kemudian di
sore hari diantarkan ke pasar Anyer dan pasar induk untuk di distribusikan kepedagang-
pedagang yang ada disitu.
Dan ternyata pada saat kita melakukan penelitian ada juga sayuran bayam yang
tidak layak untuk di jual dikarenakan sudah terlalu tua dan ada sebagian yang terkena
hama. Sehingga tidak bisa di jual kepasar lalu kemudian para petani setempat memberi
saran kepada kita untuk sayur bayam yang sudah terlalu besar itu untuk di jadikan
kripik bayam dan kemudian kita memetiknya untuk di bawa pulang dan kita buat kripik
bayam. Nah kebesokannya kita buat kripik bayam itu bersama-sama dan kita bagikan
kripik bayam itu ke para petani nya juga untuk bisa coba juga dari hasil yang sudah
mereka tanam untuk di jadikan kripik. Lalu di hari yang bersamaan juga kita bukan
hanya sekedar memberikan kripik buatan kita, Pada hari Sabtu tepatnya hari terakhir
kami Penelitian kami kembali ke lokasi tersebut untuk memberikan sedikit cendramata
berupa sembako sebagai ucapan terima kasih kami kepada para petani yang sudah mau
meluangkan waktu dan mau kita repotkan untuk penelitian kami. Dan sembako itu
berisi 1 dus mie kuah, kopi 4 renceng, Minuman sashet 3, biskuit 9 renceng dan juga
kripik bayam 3 bungkus plastik sedang.
Hasil Wawancara
Umur : 40 tahun
Di desa belendung ini sangat bagus sekali masih ada yang namanya sebuah hektar
perkebunan atau sawah dimana bisa membuka lapangan pekerjaan bagai penduduk di
desa tersebut ataupun dari desa lain, ditengah-tengah bangunan yang besar-besar dan
menjulang tinggi tetapi masih ada sebuah desa yang mempunyai perkebunan dan sawah
yang dimana akan dipasarkan di konsumsi oleh masyarakat.
Alangkah baiknya desa ini bisa menghasilkan sebuah sayur yang biasa kita
konsumsi yang dibeli dipasar dan dimakan bersama-sama keluarga.
Lampiran-lampiran foto ketika kami melakukan PARTISIPATORY ACTION
RESEARCH.