Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Gambaran Umum Desa dan Analisis Situasi

Desa Rajekwesi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kendit
Kabupaten Situbondo yang memiliki luas sekitar 1822 Ha. Desa Rajekwesi ini terdapat
4 (empat) dusun, yaitu tubo barat, tubo timur, krajan barat dan krajan timur. Dari empat
pembagian dusun ini didasarkan pada arah jalan, apabila posisi rumah terletak
disebelah barat jalan maka termasuk kedalam dusun tubo barat, begitupun dengan
dusun yang lainnya. Posisi balai desa terletak di sebelah barat jalan sehingga termasuk
kedalam dusun tubo barat. Jumlah penduduk Desa Rajekwesi yaitu sejumlah 2.228
(jiwa), dan dari sekian banyaknya penduduk hanya sedikit yang memiliki kesadaran
mengenai kebersihan. Selain itu desa Rajekwesi berbatasan dengan Desa Wonoboyo
Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso di sebelah selatan, dan di sebelah Barat
yaitu Desa Patemon Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo, di sebelah Utara yaitu
Desa Tambak Ukir Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo, di sebelah Timur yaitu
Desa Leprak Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso.

Rajekwesi merupakan daerah tertinggi di kecamatan kendit karena terletak di


pegunungan, jalan menuju desa tersebut sangat jauh apabila dari jarak kecamatan waktunya
sekitar 35-40 menit, tidak hanya jauh tetapi medan jalannya yang juga tidak mudah dan
banyak rintangan. Meskipun desa ini terbilang cukup jauh dari kota dan termasuk desa yang
sulit untuk ditempuh, namun desa ini memiliki suatu keindahan yaitu di sekitar jalan
pemandangannya sangat indah, desa yang aman dan nyaman. Desa ini berbeda dengan desa
yang lainnya karena salah satu desa yang terletak paling atas, menuju desa ini harus melewati
jalan yang medannya cukup menantang dan diiringi dengan pemandangan yang indah.
Disana suasananya cukup sejuk dan dapat dikatakan bahwa tidak pernah mengalami
kepanasan, sebab memang berada di dataran tinggi. Namun anehnya, air sangat sulit untuk
didapatkan. Usaha masyarakat sekitar untuk memperoleh air bersih dikatakan kurang, karena
mereka hanya mengandalkan pihak perairan saja. Dari pihak kecamatan berusaha agar
masyarakat sekitar dapat menikmati air bersih dengan cara memberikan kamar mandi umum
di sekitar tempat tinggal masyarakat yang memiliki lahan kosong luas disertai dengan
jamban. Diberikan jamban sebab mayoritas masyarakat disana tidak memiliki kamar mandi
sendiri dan jambannya. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk berperilaku bersih dan
sehat, karena sebelumnya masyarakat disana apabila ingin membuang air besar tidak pada
tempatnya namun mereka lebih pada membuang di semak-semak atau pekarangan belakang
rumah dengan ditutupi tanah agar tidak terlihat dan berbau. Itulah yang menjadi salah satu
latar belakang pihak kecamatan membangun kamar mandi dan jamban secara gratis di lahan
kosong sekitar masyarakat. Berbicara mengenai kebersihan, masyarakat disana masih
dikatakan sangat kurang karena melihat realita yang terjadi, masih banyak masyarakat yang
tidak sadar akan pentingnya kebersihan dan kesehatan misalnya tidak membuang sampah
pada tempatnya, dan lain sebagainya. Terlihat sangat jelas bahwa dengan dibangunkannya
kamar mandi umum dan jamban, oleh sebagian masyarakat terutama yang bertampat tinggal
disekitar rumahnya dirusak. Jamban yang tadinya telah dibangun ditutup menggunakan batu
agar tidak dapat digunakan lagi. Mereka menganggap pembangunan jamban hanya
meningkatkan lingkungan yang tidak sehat sebab tiap orang berbeda karakter, terdapat orang
yang memang sudah terbiasa menggunakan pola hidup bersih dan ada yang tidak, sehingga
pembangunan jamban akan merugikan masyarakat yang selalu menerapkan pola hidup bersih
dan sehat dalam kehidupan sehari-harinya.

Melihat gambaran umum masyarakat disana berdasarkan hasil wawancara sesuai


dengan tematik yaitu mengenai “Desa Bebas Stunting dan Sanitasi”. Hal utama yang
dilakukan yaitu mengenai PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat), memberikan kesadaran pada
masyarakat agar dapat menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat) dalam kehidupan
sehari-hari. PHBS ini harus dimulai sejak usia dini agar ketika tumbuh dewasa sudah terbiasa
menerapkan pola hidup sehat. Sasaran utama yaitu pada tiap-tiap sekolah memberikan
penyuluhan terkait pembuangan sampah pada tempatnya, cuci tangan dengan baik dan benar,
dan terkait makanan 4 sehat 5 sempurna yang dimana di desa ini terkenal dengan sebutan “isi
piringku”.

Mahasiswa KKN 176 melakukan beberapa usaha untuk dapat meningkatkan


kesadaran masyarakat mengenai pola hidup sehat agar tercipta desa bebas stunting dan
sanitasi yang sesuai dengan tematik. Program kerja selain ditujukan untuk anak-anak yaitu
diadakannya penyuluhan kepada tempat-tempat sekolah SD dan MI, juga ditujukan pada ibu-
ibu hamil yang tidak lepas dari bantuan bidan setempat yaitu tentang penyuluhan stunting
disini juga ditemani oleh pihak kesehatan dari puskemas beserta ibu camat.

Pada umumnya bahasa yang digunakan adalah bahasa Madura, hampir semua
masyarakatnya berbahasa Madura yang menjadi cirri khas masyarakat Situbondo. Mengenai
bahasa Indonesia hanya sedikit masyarakat yang mengerti, itupun yang saat ini berusia
dibawah 40 tahun dan masyarakat yang sudah pernah merantau di kota orang lain yang
disana sangat memungkinkan untuk memahami berbagai bahasa terutama bahasa indonesia.
Masyarakat yang berusia sekitar 40 tahun keatas sangat sulit sekali untuk memahami bahasa
indonesia, yang mereka bisa hanya menggunakan bahasa Madura yang telah mereka gunakan
dalam kehidupan sehari-harinya sejak dulu.

Mata pencaharian masyarakat di desa rajekwesi yaitu peternak dan sedikitnya adalah
petani. Hewan ternak yang dipelihara yaitu mayoritas adalah sapi, sedangkan petani yang
ditanam yaitu padi dan jagung. Mereka menanam padi dan jagung hanya pada saat musim-
musim tertentu. Sebab memang di desa ini sangat sulit untuk melakukan perairan karena
memang permasalahan terbesar di desa ini terkait air. Disana terdapat banyak lahan kosong,
sedikitnya lahan kosong tersebut dimanfaatkan untuk tempat tinggal hewan ternak. Hampir
seluruh masyarakatnya memiliki hewan ternak sapi, namun pada saat hari raya besar I’d adha
sama sekali tidak ada hewan korban. Selain itu juga setiap terdapat lahan kosong, selalu ada
kotoran sapi bahkan di dekat tempat tinggal masyarakat dijadikan tempat pembuangan
kotoran sapi. Hal ini sangat memicu munculnya lingkungan kumuh dan pola hidup tidak
sehat.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah utama masyarakat di desa
rajekwesi yaitu minimnya kesadaran masyarakat mengenai kebersihan, sehingga kami dari
kelompok KKN 176 Unej berusaha melakukan usaha apapun yang dapat dilakukan agar
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan terutama PHBS (Pola Hidup
Bersih Sehat). Karena salah satu usaha untuk mencegah stunting yaitu melalui pola hidup
yang dimulai dari sejak usia dini, sehingga disini program kerja mengenai PHBS lebih
disarankan pada sekolah-sekolah SD dan MI yang ada di desa setempat. Selain itu usaha lain
yang harus dilakukan yaitu pada ibu-ibu hamil, ini merupakan hal penting yang harus
diperhatikan terutama masalah makanan sehat untuk ibu hamil agar mencegah munculnya
bayi stunting. Sehingga ibu-ibu hamil di desa rajekwesi terdapat penanganan khusus
misalkan adanya pertemuan tiap minggu yang diadakan oleh bidan setempat untuk memberi
sosialisasi kepada ibu-ibu hamil mengenai materi yang terkait dengan kehamilan, misalkan
persalinan dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai