Desa Rajekwesi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kendit
Kabupaten Situbondo yang memiliki luas sekitar 1822 Ha. Desa Rajekwesi ini terdapat
4 (empat) dusun, yaitu tubo barat, tubo timur, krajan barat dan krajan timur. Dari empat
pembagian dusun ini didasarkan pada arah jalan, apabila posisi rumah terletak
disebelah barat jalan maka termasuk kedalam dusun tubo barat, begitupun dengan
dusun yang lainnya. Posisi balai desa terletak di sebelah barat jalan sehingga termasuk
kedalam dusun tubo barat. Jumlah penduduk Desa Rajekwesi yaitu sejumlah 2.228
(jiwa), dan dari sekian banyaknya penduduk hanya sedikit yang memiliki kesadaran
mengenai kebersihan. Selain itu desa Rajekwesi berbatasan dengan Desa Wonoboyo
Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso di sebelah selatan, dan di sebelah Barat
yaitu Desa Patemon Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo, di sebelah Utara yaitu
Desa Tambak Ukir Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo, di sebelah Timur yaitu
Desa Leprak Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso.
Pada umumnya bahasa yang digunakan adalah bahasa Madura, hampir semua
masyarakatnya berbahasa Madura yang menjadi cirri khas masyarakat Situbondo. Mengenai
bahasa Indonesia hanya sedikit masyarakat yang mengerti, itupun yang saat ini berusia
dibawah 40 tahun dan masyarakat yang sudah pernah merantau di kota orang lain yang
disana sangat memungkinkan untuk memahami berbagai bahasa terutama bahasa indonesia.
Masyarakat yang berusia sekitar 40 tahun keatas sangat sulit sekali untuk memahami bahasa
indonesia, yang mereka bisa hanya menggunakan bahasa Madura yang telah mereka gunakan
dalam kehidupan sehari-harinya sejak dulu.
Mata pencaharian masyarakat di desa rajekwesi yaitu peternak dan sedikitnya adalah
petani. Hewan ternak yang dipelihara yaitu mayoritas adalah sapi, sedangkan petani yang
ditanam yaitu padi dan jagung. Mereka menanam padi dan jagung hanya pada saat musim-
musim tertentu. Sebab memang di desa ini sangat sulit untuk melakukan perairan karena
memang permasalahan terbesar di desa ini terkait air. Disana terdapat banyak lahan kosong,
sedikitnya lahan kosong tersebut dimanfaatkan untuk tempat tinggal hewan ternak. Hampir
seluruh masyarakatnya memiliki hewan ternak sapi, namun pada saat hari raya besar I’d adha
sama sekali tidak ada hewan korban. Selain itu juga setiap terdapat lahan kosong, selalu ada
kotoran sapi bahkan di dekat tempat tinggal masyarakat dijadikan tempat pembuangan
kotoran sapi. Hal ini sangat memicu munculnya lingkungan kumuh dan pola hidup tidak
sehat.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah utama masyarakat di desa
rajekwesi yaitu minimnya kesadaran masyarakat mengenai kebersihan, sehingga kami dari
kelompok KKN 176 Unej berusaha melakukan usaha apapun yang dapat dilakukan agar
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan terutama PHBS (Pola Hidup
Bersih Sehat). Karena salah satu usaha untuk mencegah stunting yaitu melalui pola hidup
yang dimulai dari sejak usia dini, sehingga disini program kerja mengenai PHBS lebih
disarankan pada sekolah-sekolah SD dan MI yang ada di desa setempat. Selain itu usaha lain
yang harus dilakukan yaitu pada ibu-ibu hamil, ini merupakan hal penting yang harus
diperhatikan terutama masalah makanan sehat untuk ibu hamil agar mencegah munculnya
bayi stunting. Sehingga ibu-ibu hamil di desa rajekwesi terdapat penanganan khusus
misalkan adanya pertemuan tiap minggu yang diadakan oleh bidan setempat untuk memberi
sosialisasi kepada ibu-ibu hamil mengenai materi yang terkait dengan kehamilan, misalkan
persalinan dan lain sebagainya.