Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

I.          Latar Belakang
Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga aktif dirasakan mulai terbentuk sejak

pemerintah  menerbitkan pedoman umum penyelenggaraan Desa/Kelurahan Siaga

Aktif dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010

Tahun 2010 yang merupakan kerjasama antara Kemenkes dengan Kemendagri

Republik Indonesia. Desa/Kelurahan Siaga Aktif adalah desa/kelurahan yang

penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang

memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau

sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti Puskesmas Pembantu

(Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), atau sarana kesehatan lainnya

serta penduduknya mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarkat (meliputi pemantauan

penyakit , kesehatan Ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan

kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga

masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat/PHBS.


Pendidikan kesehatan Berbasis Masyarakat melalui desa siaga adalah
pendidikan kesehatan yang dalam proses pembelajarannya sebanyak
mungkin sehingga memanfaatkan potensi desa, serta melibatkan masyarakat
setempat, yang menggunakan system pemberdayaan masyarakat secara mandiri.
Kader desa siaga harus terus ditingkatkan kemampuannnya secara
mandiri, karena peran kader dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat
terutama dibidang kesehatan,dan kesejahteraan oleh karena itu untuk meningkatkan
keterampilan kader kita harus membekali mereka dengan pengetahuan yang salah
satunya adalah mengadakan pertemuan rutin kader desa siaga yang diadakan satu
bulan sekali berdasarkan wilayah kerja atau desa masing-masing, sehingga masalah
ataupun potensi yang ada di desa lebih dapat diperhatikan.

BAB II
DATA DASAR / GAMBARAN UMUM DESA / KELURAHAN
SIAGA AKTIF

A.       MONOGRAFI DESA NGILE SEBAGAI DESA SIAGA AKTIF


Letak geografis desa Ngile terletak di Kecamatan Tulakan dengan ketinggian
60 - 100 meter diatas permukaan air laut. Pada dasarnya desa Ngile terdapat
kesamaan dengan desa di wilayah Kecamatan Tulakan lainnya, baik geografi,
penduduk maupun kondisi lain pada umumnya.  Adapun desa Ngile mempunyai
batas-batas pemerintahan sebagai berikut  :
         -  Sebelah Utara                      :  Desa Ngreco Kec. Tegalombo
         -  Sebelah Selatan                  :  Desa Gasang
         -  Selebah Timur                     :  Desa Bubakan
         -  Sebelah Barat                      :  Desa Kalikuning
Sedangkan luas desa Ngile 756,38 Ha dengan pemanfaatan lahan adalah sebagai
berikut :
-  Permukiman                                    :  36,86       Hektar
-  Persawahan                                    :  136,068   Hektar
-  Perkebunan                         :  388,345   Hektar
-  Makam                                  :  2,75         Hektar
-  Pekarangan                         :  184,14     Hektar
-  Perkantoran                         :  1,00         Hektar
-  Prasarana Umum lainnya  :  17,22       Hektar

Desa Ngile terbagi menjadi 5 (lima)  Dusun :
1.     Dusun Krajan
2.     Dusun Bulu
3.     Dusun Pagerjo
4.     Dusun Jenggring
5.     Dusun Sumberjo
Desa Ngile berada disebelah Utara dari ibukota Kecamatan Tulakan dengan jarak
tempuh ± 5 Km.  Sedangkan jarak tempuh menuju Ibu Kota Kabupaten 23 Km yang
memerlukan waktu rata-rata 1 Jam dengan kendaraan ( sepeda motor dan Mobil )
dengan kondisi jalan yang beraspal.

B.       DESA SIAGA SEHAT BERKARYA DESA NGILE


Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile merupakan suatu organisasi yang
bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat dengan berkedudukan atau
sekretariat di Poskesdes Desa Ngile kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.
Penguatan kelembagaan, peningkatan motivasi, partisipasi masyarakat dan
swadaya gotong royong masyarakat serta Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat, di
desa Ngile  merupakan landasan dasar terbentuknya kegiatan pemberdayan
masyarakat melalui Desa Siaga Aktif, yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, secara terarah, terkoordinasi, terpadu dan berkelanjutan.
Dengan diawali sebagai desa siaga percontohan dan adanya
Perlombaaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat  pada hakekatnya adalah sebagai
salah satu upaya untuk mendorong masyarakat atas dasar tekad dan kekuatan
sendiri untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan Desa / kelurahan  Siaga aktif
dimasyarakat Desa Ngile..
Desa siaga Sehat Berkarya Desa Ngile mempunyai pembagian tugas di masing-
masing pokja yang terdiri dari ;

1.    Pokja Pemberdayaan Masyarakat


Dengan susunan tugas pokok dan fungsi diantaranya ketua, bidang administrasi,
Promosi,…
Pokja Pemberdayaan Masyarakat merupakan innovasi Desa Siaga Sehat Berkarya
dimana pokja ini dianggap sangat penting untuk menjembatani semua hasil
kegiatan-kegiatan  yang ada dipokja-pokja lainnya serta hasil kegiatan dikelompok
masyarakat yang ada di desa Ngile, seperti kegiatan karang taruna,  kelompok
EDIPENI untuk pembuatan boxasi/kompos,hasil krajinan sampah, Pengelolalan hasil
ikan. Semua hasil kegiatan ini akan dipromosikan dan diolah dengan system
manajemen yang baik melalui pokja Pemberdayaan, dan pada pertengahan tahun
2016 nanti Desa Siaga Sehat berkarya Desa Ngile telah melakukan kerjasama
dengan Dinas Perikan dan kelautan untuk membentuk kelompok Kolam ikan Desa
Siaga Sehat Berkarya, yang pendahulunya telah berjalan adalah desa Gasang dan
Losari.

2.    Pokja Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Pokja ini sama dengan pokja KIA Desa siaga yang lainnya karena dipokja ini
meliputi kegiatan ; Dasolin,Pencatatan….donor darah
Dalam Pokja KIA Ini yang membendakan dari Desa siaga yang lainnya adalah
adanya rambu-rambu untuk penandaan Ibu hamil dengan alat yang sederhana yaitu
Kentongan Tradisional yang diwarnai sesuai kondisi Ibu hamil dangan tanda nada
bunyi suara kentongan, yang kemudian di Perdeskan oleh Desa Ngile, sehingga
bumil bukan hanya untuk ditandai atau diketahui seperti Pokja KIA Desa Siaga
ditempat/daerah lainnya, tetapi di Pokja KIA Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile
ini wajib untuk diketahui dan segera ditolong apabila ada tanda nada bunyi
kentongan  dari rumah Ibu hamil.

3.    Pokja Sanitasi dan PHBS


Melalui Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile Kegiatan  Sanitasi dan PBHS
merupakan kunci dasar yang sangat penting untuk mengubah perilaku masyarakat
baik berupa edukasi, sosialisasi, pelatihan, dan pemberdayaan, banyak hal yang
telah diterapkan oleh masyarakat Desa Ngile dalam kehidupan sehari-harinya
seperti adanya Pengolahan sampah ditingkat rumah tangga, minggu bebas jentik,
kader jumantik bagi siswa sekolah dasar yang ada didesa Ngile, Pemeriksaan Jentik
Berkala Ibu Balita (PJIB), dimana Ibu Balita berkewajiban untuk melakukan PSN dan
pemeriksaan Jentik Nyamuk dirumahnya sendiri dan hasil pemeriksaan dengan form
blangko PJIB wajib diserahkan kepada kader ketika acara atau ada kegiatan
posyandu, area merokok yang diletakan tempat masyarakat berkumpul (Poskamling)
ataupun warung makan, Tempat cucu tangan dengan logo panduan 7 (tujuh) cara
cuci tangan yang baik dan benar yang ditempelkan pada media Bambo, yang
diletakan di setiap rumah, Stiker PHBS Innovasi yang pembuatannya dikelola oleh
masyarakat, kelompok pembuatan boxasi, arisan jamban, dan pembuatan Toga
yang bekerjasama dengan kelompok PKK. serta spanduk atau banner yang
menginggatkan masyarakat untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi
berprilaku hidup bersih dan sehat.

4.    Pokja Kadarsi
Membangun dan menciptakan kelompok keluarga sadar gizi bukan suatu yang
gampang untuk dilakukan, hal ini perlu peran dan dukungan masyarakat, banyak
kegiatan yang telah dilakukan oleh pokja Kadarsi Desa Siaga Sehat Berkarya Desa
Ngile diantaranya adanya suatu pemetaan kadarsi, pendataan kelompok kadarsi,
arisan pokja kadarsi yang dinamai dengan MILUR.

5.    Pokja Kegawatdaruratan dan Bencana


Letak dan geografis Desa ngile sangat berpotensi untuk terjadinya suatu bencana
baik tanah longsor, kecelakan bersepeda motor, hal ini ditunjukkan dari data yang
ada di Desa ataupun puskesmas bubakan. Pokja Kegawatdaruratan dan Bencana
melakukan pendataan dan pemetaan didaerah-daerah mana yang sangat berpotensi
terjadinya bencana, sehingga melihat kondisi geografis desa ngile ini maka pokja
Kegawatdaruratan dan Bencana dalam hal ini di naungi oleh Desa Siaga Sehat
Berkarya telah melakukan beberapa pelatihan dan edukasi ke kader dan masyarakat
baik berupa simulasi P3K cidra ringan, evakuasi bagi Ibu hamil menggunakan Tandu
darurat apabila lokasinya sulit dijangkau dengan kendaraan, dan penyiapan
ambulance desa yang dikelola oleh masyarakat yang mempunyai kendaraan dan
bekerjasama dengan pokja KIA.

6.    Pokja Intelegent
Pokja Intelegent sebenarnya adalah pokja surveilans, karena kalimat surveilans
belum begitu familier dimasyarakat maka Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile
Mengubah nama surveilans menjadi Pokja Intelegent agar masyarakat lebih bisa
menerima untuk penyederhanaan kata. Pokja Intelegent sedikit berbeda dengan
kegiatan surveilans Desa siaga yang ada di daerah lain, dimana pokja ini lebih
mengutamakan TINDAKAN dibandingkan PENGAMATAN, hal ini dikarena
karakteristik masyarakat Desa Ngile yang banyak merantau kedaerah endemis
malaria sehingga Pokja Intelegent ini lebih sering ikut berperan aktif dalam
menyukseskan Pacitan Bebas Malaria melalui program Elminasi Migrasi Malaria
bersama UPT Puskesmas Bubakan. Selain Tindakan, Pencatatan merupakan hal
yang tak kalah penting dalam kegiatan Pokja Intelegent baik berupa data
perantau,penyakit serta pemetaan wilayah.

7.    Pokja HIV/AIDS
Tingginya angka penemuan kasus dan factor resiko penyakit HIV/AIDS di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Bubakan, dan Desa Ngile merupakan salah satu wilayah
penemuan kasus yang cukup tinggi dengan karakteristik masyarakatnya adalah
perantau, sehingga hal ini menuntut Desa Siaga Sehat Berkarya untuk membentuk
Pokja HIV/AIDS di Desa Ngile. Dengan adanya pendampingan edukasi masalah
penyakit HIV/AIDS terus menerus oleh petugas kesehatan kepada kader dan
masyarakat Desa Ngile, baik melalui pelatihan mudin dengan simulasi cara
tatalaksana pemulasaran jenazah HIV/AIDS ataupun bukan, sehingga sampai
terbentuknya kebijakan desa dalam membuat Peraturan Desa (Perdes) yang
mengatur proses pelaksanaan pemulasaran jenazah yang harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD), dan persamaan perlakuan pemulasaran jenazah baik
penderita HIV/AIDS ataupun bukan. Dalam hal ini desa tidak hanya memberikan
Perdes tetapi juga mendukung dana untuk keperluan APD dengan rincian 1 stel
untuk petugas (mudin) dan 3 stel untuk keluarga yang ikut memandikan jenazah
dimasing-masing dusun. Pelatihan edukasi dan sosialisai pun sering diadakan oleh
pokja HIV/AIDS baik ketika masyarakat perantau pulang kekampung halamannya
atau melalui wadah karang taruna yang ada di Desa Ngile. Selain Kegiatan diatas
Desa Ngile juga telah tergabung dalam organisasi dalam Komisi Penanggulangan
HIV/AIDS Kecamatan (KPAK).

Selain pokja-pokja yang ada di Desa Siaga Sehat Berkarya, ada juga
kegiatan UKBM lainnya yang menunjang kegiatan Desa Siaga Sehat Berkarya
diantaranya seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu), Taman Posyandu, Pos Malaria Desa (Posmaldes), Kelompok EDIPENI
boxasi, (pengelolaan limbah sampah organik dan an-organik), Kelompok Wanita
Mandiri (kreaktifitas bahan limbah dari plastik), Kelompok arisan telur kadarsi,
Masyarakat peduli PHBS, dan dalam waktu yang dekat akan terbentuk kelompok
Kolam ikan Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile, yang dalam hal ini telah dibina
oleh penyuluh perikanan dan didukung dengan telah tersedianya alat pengolahan
produk ikan yang diperbantukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Pacitan.
Publikasi Desa Siaga Sehat Berkarya tidak hanya digaungkan diwilayah Desa
Ngile tetapi telah dipublikasikan melalui situs-situs internet dengan
alamat wibesite.SIP Desa Siaga Ngile.com, publikasi ini hanya bertujuan untuk
saling berbagi ilmu dengan organisasi Desa Siaga yang ada di Indonesia, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan ilmu-ilmu baru demi perkembangan
dan berkesinambungan kegiatan-kegaiatan yang ada di desa siaga. Secara tingkat
perkembangan Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile tahun 2015 berada pada
tingkat PURNAMA, dengan dukungan dana kegiatan dari Desa sebesar lima juta
rupiah dan pengaadaan APD mudin sebesar tiga juta rupiah, sedangkan untuk
partisipasi masyarakat berupa pengada an stiker/blangko PHBS modifikasi yang
perlembarnya seharga seribu rupiah yang digunaka setahun sekali.
Berdasarkan rasa solidaritas dan gotong royong masyarakat yang tinggi di
Desa Ngile terutama kepedulian masyarakat Desa Ngile terhadap Kesehatan, maka
ditahun 2015 Desa Ngile juga dijadikan pioner sebagai Desa Siaga Percontohan di
wilayah kerja UPT Puskesmas Bubakan, selain Desa Siaga Percontohan, pada
tahun yang bersama dengan selang beberapa bulan kemudian Desa Ngile juga
ditunjuk sebagai kandidat untuk mewakili lomba PHBS di tingkat Kabupaten Pacitan.
Dengan adanya Desa Siaga Sehat Berkarya di Desa Ngile diharapkan akan
lebih meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan sehingga derajat
kesehatan di wilayah Desa ngile dapat terwujud secara mandiri dimasyarakat.

BAB III
JENIS DAN HASIL KEGIATAN
DESA SIAGA SEHAT BERKARYA
PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA SEHAT BERKARYA
a. Hasil yang dicapai berdasarkan indikator antara lain  :
I. Pokja Pemberdayaan
pokja ini dianggap sangat penting untuk menjembatani semua hasil
kegiatan-kegiatan  yang ada dipokja-pokja lainnya serta hasil kegiatan
dikelompok masyarakat yang ada di desa Ngile, seperti kegiatan
karang taruna,  kelompok EDIPENI untuk pembuatan
boxasi/kompos,hasil krajinan sampah, Pengelolalan hasil ikan. Semua
hasil kegiatan ini akan dipromosikan dan diolah dengan system
manajemen yang baik melalui pokja Pemberdayaan, dan pada
pertengahan tahun 2016 nanti Desa Siaga Sehat berkarya Desa Ngile
telah melakukan kerjasama dengan Dinas Perikan dan kelautan untuk
membentuk kelompok Kolam ikan Desa Siaga Sehat Berkarya, yang
pendahulunya telah berjalan adalah desa Gasang dan Losari.
II. Pokja KIA
 Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan mencapai
98 %, hal ini bisa dicapai karena adanya penyuluhan dan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi terhadap kesehatannya dan kepatuhan
warga melaksanakan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat
yang salah satu programnya HAMIL PINTER  dimana setiap ibu hamil
di wilayah Desa Ngile selain wajib memeriksakan kehamilannya di
sarana kesehatan terdekat di Desa Ngile yaitu di Pustu Ngile, ibu hamil
juga berhak setidak-tidaknya dalam masa kehamilannya melakukan
kontak dengan dokter di Puskesmas bubakan serta untuk
mendapatkan pemeriksaan ANC terpadu. Dengan Program Hamil
Pinter ini diharapkan kualitas deteksi dini untuk kasus resiko tinggi
pada ibu hamil dapat lebih di tingkatkan dan diharapkan dapat
membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

             Akses masyarakat ke fasilitas kesehatan di Desa Ngile sangat


terbatas mengingat medan geografis dan infrastruktur yang belum
memadai. Untuk mencegah keterlambatan penanganan
dan  pertolongan perslinan bagi ibu hamil,  desa siaga menyiapan
moda transportasi berupa ambulance desa baik berupa mobil, motor
ataupun tandu.
             Calon pendonor darah  bagi bumil sudah dipersiapkan dan
didata sesuai dengan lokasi ibu hamil masing-masing dusun,hal ini
digunakan apabila ibu hamil memerlukan donor darah, jadi desa siaga
telah siap memberikan bantuan donor darah sesuai golongan darah
ibu hamil tersebut melalui program donor darah hidup.
Struktur organisasi pokja P4K telah terbentuk sesuai dengan
kebutuhan dan berjalan sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-
masing.
            Cakupan ASI Eksklusif mencapai 83,7 %, hal ini bisa dicapai
karena adanya Penyuluhan secara terus menerus kepada masyarakat,
motivator yang tergabung dalam kelompok Pendamping ASI dan
sudah diaturnya dalam Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat
yaitu ibu menyusui wajib memberikan ASI EKSKLUSIFNYA pada anak
usia 0 s/d 6 bulan.
           Cakupan penimbangan bayi dan balita setiap bulan mencapai
87, 15%. Pencapaian ini telah melebihi target dan merupakan indikator
peran serta masyarakat yang sangat baik dalam pelaksanaan
Posyandu. Hal ini dapat tercapai dengan adanya inovasi Tabungan
KUDAPAT yaitu setiap datang ke Posyandu ibu balita diharuskan
untuk menabung sebesar Rp. 1.000,- dan apabila selama 6 bulan
berturut-turut balita selalu hadir di Posyandu, Tabungan bisa diambil
utuh, sebaliknya jika sekali saja tidak hadir,  maka tabungan masuk ke
Kas Posyandu.
         Untuk meningkatan keterampilan dibutuhkan suatu pelatihan baik
berupa APN, Manejemen asfeksia, Manejemen BBLR dan pelithan
CTU. untuk itu desa siaga telah.

        Pelayanan yang telah dilakukan di Poskesdes Desa Siaga Sehat


Berkarya berupa pelayanan kesehatan dan kegawatdaruratan dasar,
dengan menyediakan perlengakapan P3K yang di sediakan di
Poskesdes berupa betadin,repanol,perban/kassa,minyak kayu putih.
Semua pelayanan sudah berdasarkan Standart OPerasional Prosedur
(SOP)
     Untuk dokumen pencatatan sudah ada pencatatn khusus dan
kematian Ibu hamil,nifas,bersalinan dan rujukan, kematian bayi, dan
pecatatan pelaporan P4K.
 
III. Pokja Kadarsi
Untuk memudahkan pemantauan dan pendataan Kadarsi maka
dibutuhkan pemetaan kadarzi, namun di desa Ngile tidak ada Kasus
gizi buruk.Untuk menunjang kebutuhan gizi balita di setiap Posyandu
se Desa Ngile dibuatkan Pos Gizi dengan menanam sayur – sayuran
selain untuk memenuhi gizi balita juga sebagai contoh atau motivasi
keluarga untuk memanfaatkan Karang Kitri sebagai pemenuhan gizi
Keluarga yang keanggotaannya Pos gizi adalah semua Ibu balita di
Posyandu yang bersangkutan.
Berkat Keberhasilan penyuluhan yang diberikan oleh Kader Pokja
kadarzi dan Bidan Desa Ngile masyarakat Desa Ngile sadar akan
pentingnya garam beryodium sehingga masyakat desa Ngile 100%
memakai garam beryodium untuk kebutuhan sehari-hari sebagai
sarana konsumsi memasak.
program MILUR (Minggu Bertelur), Arisan telur setiap Minggu Pon,
hasil arisan dimanfaatkan untuk menambah gizi keluarga, hal ini berkat
pemanfaatan pekarangan kosong selain untuk tanaman sayur juga
digunakan salah satunya adalah untuk peternakan ayam sesuai
dengan Perdes Desa Ngile Nomor 04 tahun 2015 tentang Rumah
Pangan Lestari, hasil arisan telur selain digunakan untuk peningkatan
gizi keluarga juga untuk meningkatkan kwalitas Jamban semi
permanen.
Dengan dilaksanakannya Perdes nomor 2 tahun 2013 tentang Desa
Sehat Ibu hamil wajib memeriksakan kehamilannya minimal  4 kali  di
Sarana Kesehatan atau Tenaga Kesehatan setempat dan 1 kali di
Dokter Puskesmas serta mengikuti program HAMIL PINTER sehingga
kebutuhan tablet Fe 90 untuk Ibu Hamil di desa Ngile tercapai 100%
IV. Pokja Sanitasi/PHBS

   Kader pokja Sanitasi/PHBS telah dilatih tentang sanitasi Total


Berbasisi masyarakat (STBM) sehingga kader sudah mengetahui dan
dapat mengikuti proses pemicuan pilar kesatu STBM yaitu stop Buang
air besar sembarangan.
          Dalam kegiatan pemicuan tersebut kader telah mendampingi
masayarakat untuk membuat komitmen perubahan perilaku
masyarakat yang tidak sehat dalam membuang BAB menjadi
berperilku BAB yang sehat di jamban yang sehat.
          Kader telah mampu membimbing masyarakat untuk membentuk
komite yang menjadi naturalider dimasyarakat, dari proses pemicuan,
selanjutnya kader dan naturalider melakukan monitoring dan evaluasi
serta verifikasi perilaku masyarakat yang telah disepakati bersama
ditandai dengan penempelan stiker STBM dirumah warga.

       Setelah kegiatan monev selesai selanjutnya dilakukan deklarasi


ODF masyarakat Ngile bersama Bupati Pacitan.
       
        Cakupan Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Air Bersih Di Desa
Ngile Tahun 2015 Sebesar 82,5%. Akses Air Bersih Masyarakat
Tersebut ke Sarana Sumur Gali, Perlindungan Mata Air, dan
Perpipaan. Dan setiap hari Jum’at Pemerintah Desa Ngile
Melaksanakan Jum’at Bersih Sesuai Dengan Perdes No. 02 Tahun
2013, tentang Desa Sehat, yaitu dengan mengadakan gotong royong
membersihkan sumber-sumber air bersih dilingkungan masing-masing.

       Pencapaian sanitasi khususnya akses jamban masyarakat desa


Ngile telah mencapai 100% sedangkan kepemilikan jamban sehat
mencapai 91,3 %, hal ini diperkuatkan dengan perdes Nomor 3 tahun
2013.
     
       Selain program diatas untuk pengelolaan sampah tingkat rumah
tangga telah dilakukan pembinaan oleh puskesmas bubakan dan
bekerjasama dengan kantor Lingkungan Hidup Pacitan, serta Dinas
Tanaman Pangan dalam pengelolaan sampah organic dan an organik
untuk sampah organic berupa pembuatan pupuk kompos dan bokasi
oleh kelompok EDIPENI Desa Ngile, sedangkan untuk pengelolaan
sampah an organic oleh kelompok bank sampah WANITA MANDIRI
Desa Ngile.
      Untuk mendukung pengaadaan jamban sehat permanen maka
dibentuk satu kelompok arisan jamban sehat dengan nama KARJAN
SEHAT (Kelompok arisan jamban sehat).
     Adapun untuk adaptasi perubahan iklim yang berdanpak terhadap
kesehatan masyarakat yang terkait dengan penyakit DBD dan malaria
Desa Siaga Sehat berkarya membentuk pemeberdayaan masyarakat
berupa pemberantasan sarang nyamuk dengan nama MBETIK
(minggu bebas jentik)
Hasil Kajian 10 (sepuluh) indikator PHBS yang dicapai :
1.       Persalinan
Cakupan Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan mencapai 98 %,
hal ini bisa dicapai karena adanya penyuluhan dan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi terhadap kesehatannya dan kepatuhan
warga melaksanakan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat
yang salah satu programnya HAMIL PINTER  dimana setiap ibu hamil
di wilayah Desa Ngile selain wajib memeriksakan kehamilannya di
sarana kesehatan terdekat di Desa Ngile yaitu di Pustu Ngile, ibu hamil
juga berhak setidak-tidaknya dalam masa kehamilannya melakukan
kontak dengan dokter di Puskesmas bubakan serta untuk
mendapatkan pemeriksaan ANC terpadu. Dengan Program Hamil
Pinter ini diharapkan kualitas deteksi dini untuk kasus resiko tinggi
pada ibu hamil dapat lebih di tingkatkan dan diharapkan dapat
membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
2.       ASI Eksklusif
Cakupan Asi eksklusif mencapai 83,7%, hal ini bisa tercapai
dikarenakan adanya kesadaran orang tua untuk memberikan ASI
kepada buah hatinya, serta bantuan kader yang terus menerus
melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat, motivator yang
tergabung dalam kelompok Pendamping ASI  dan ada dukungan Desa
yang meenyusun Perdes Nomor 2 Tahun 2013 tentang Desa Sehat
yang mengatur kewajiban Ibu menyusui untuk memberikan ASI
EKSKLUSIF pada anak usia 0 s/d 6 bulan tanpa di berikan
makanan/minuman tambahan
3.       Menimbang Balita
Cakupan menimbang bayi dan balita setiap bulan mencapai 87,1%,
pencapaian ini telah melebihi target dan merupakan indicator peran
serta masyarakat yang sangat baik dalam pelaksanaan posyandu.
4.       Air Bersih
Cakupan Rumah tangga yang memiliki air bersih di Desa Ngile tahun
2015 sebesar 82,5% hal ini ditunjang adanya Perdes Nomor 02 tahun
2013, tentang Desa sehat yang berbunyi semua masyarakat
berkewajiban melakukan pemebrsihan sumber-sumber air bersih
secara gotong royong.
5.       Cuci tangan
Cakupan rumah tangga yang mencuci tangan sebesar 85,5 %. Hal ini
bisa dicapai dengan adanya penyuluhan dimasyarakat dan sekolah
dan adanya Promosi Sarana Cuci Tangan pakai sabun dengan
memakai sumber daya lokal yang mudah didapat berupa bambu dan
dengan desain yang sederhana, sehingga masyarakat mudah untuk
mewujudkannya. Cuci tangan pakai sabun telah diatur dalam Perdes
Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.
6.       Jamban Sehat
Rumah tangga yang memiliki Jamban di Desa Ngile Tahun 2015
sebesar  95,7%. Dengan kategori Jamban Sehat Permanen/Leher
Angsa sebesar 31,8%, dan Jamban Sehat Semi Permanen/ Cemplung
Sehat sebesar 68,2%. Adapun akses masyarakat ke Jamban sehat
telah mencapai 100% dengan telah dilaksanakan program SToPs di
Desa Ngile dan telah mencapai ODF  berdasarkan Perdes Desa Ngile
No. 03 Tahun 2013 tentang pelaksaan program Sanitasi Total dan
Pemasaran Sanitasi. Untuk meningkatkan kwalitas Jamban Sehat
Semi Permanen, Desa Ngile sekaligus melaksanakan Pilar STBM yaitu
Pengelolaan sampah rumah tangga dengan membentuk Bank Sampah
yang hasil tabungan Bank Sampah digunakan untuk tabungan
pengadaan Jamban selain Bank Sampah juga didukung oleh
keberhasilan
7.       Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Cakupan rumah tangga yang memberantas jentik di rumah mencapai
75% yang didukung dengan Kartu Pemantau Jentik / Kartu PHBS. Hal
ini merupakan salah satu keberhasilan kegiatan Jum’at Bersih yang
salah satu kegiatannya adalah kegiatan 3M Plus sesuai dengan
Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.
8.       Diet Sayur
Cakupan rumah tangga yang makan sayur dan buah setiap hari
mencapai 75% yang dibuktikan dengan pengisian Format PHBS
disetiap rumah tangga yang dilakukan oleh Kader PHBS. Dan
keberhasilan warga makan sayur didukung oleh keberhasilan program
penanaman pekarangan kosong dengan sayur mayur. Sesuai dengan
Perdes Desa Ngile No. 04 Tahun 2013 tentang Program Rumah
Pangan Lestari.
9.       Aktivitas fisik
Cakupan rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari
mencapai 80%, karena rata-rata penduduk di Desa Ngile adalah
petani, selain itu setiap Jum’at minggu ke II dan ke IV, dengan kegiatan
Jum’at Bersih sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013
tentang Desa Sehat, diadakan senam kesegaran jasmani (Senam
Lansia) di halaman Balai Desa.
10.    Tidak Merokok Dalam Rumah
Cakupan rumah tangga tidak merokok di dalam rumah mencapai 75%
yang dibuktikan dengan adanya kajian PHBS ke setiap rumah tangga
sehat, karena keberhasilan penyuluhan oleh Kader PHBS tentang
larangan merokok, sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun
2013 tentang Desa Sehat.
IV Pokja KegawatDaruratan dan Bencana
           Mengingat geografis wilayah Desa Ngile berupa perbukitan,perairan
sungai, dan gunung-gunung serta infrastruktur yang belum optimal, maka desa
Ngile mempunyai resiko bencana yang cukup tinggi baik berupa, tanah
longsor,banjir,kebakar hutan, kecelakan lalu lintas. Dengan adanya potensi
bencana tersebut maka Desa Siaga Sehat Berkarya melalui pokja
KegawatDaruratan dan bencana melakukan proses pemetaan jenis dan lokasi
bencana disetiap wilayah yang rawan bencana yang bertujaun untuk menekan
terjadinya korban jiwa dan kecacatan bagi korban bencana.
       Untuk meningkatakan ketrampilan kader dan masayarakat dalam
penanganan kejadian kegawatdaruratan maka diperluankimbing an pelatihan baik
berupa penatalakasnaan luka ringan dan tindak lanjutnya yang langsung
diperagakan oleh kader dan bombing oleh petugas kesehatan.
      Sesuai dengan geografis desa Ngile yang susah dijangkau dengan kendaran
maka pokja kegawatdaruratan melakukan simulasi korban bencana dengan
membuat tandu darurat yang menggunakan material yang sudah ada didesa
misalkan bambu, sedangkan untuk moda transportasi untuk evakuasi korban
bencana maka dibentuk suatu moda transportasi berupa ambulance Desa yang
ada dimasyarakat baik berupakan kendaraan roda 4 atau dua.
       Desa Siaga Sehat Berkarya dalam hal ini pokja Kegawatdaruratan telah
menyusun jadwal petugas ambulance desa sesuai dengan wilayah.
       Untuk meningkatkan peran dan kualitas Pokja, dan sebagai upaya Mdiri
pemberdayaan dan pembiayaan pokja, maka sesuai perdes……tentang
BANGNANA, suatu tabungan wajib bagi masyarakat desa Ngile dengan besaran
Rp 1000,- setiap bulan, yang pemanfaatannya untuk pembiayaan bantuan jika
terjadi bencana di wilayah Desa Ngile.

V Pokja Intelegent
Capaian hasil pokja Intelegent cukup baik dengan ditandai adanya pemetaan
penyakit,bencana,dll serta adanya pembukuan khusus penduduk yang merantau
keluar pacitan sehingga memudahkan petugas puskesmas untuk mengadaan
kegiatan program survailans,pokja ini juga ikut berperan aktif dalam kegiatan
elminasi migrasi malaria, sehingga terbentuk Pos malaria Desa (Posmaldes) dan
kegiatan ini didukung dengan adanya perdes No.02 tahun 2013 tentang
kewajiban bagi perantau untuk melakukan pemeriksaan malaria di Posmaldes
atau difasilitas kesehatan. Tahun 2015
Tahun 2015 capaian penemuan kasus malaria Positif didesa ngile sebanyak 6
orang dengan suspek 92 orang dari 5 desa dan hamper 60 % berasal dari Desa
Ngile.
VI. Pokja HIV / AIDS
Titik berat Pokja ini adalah bagaimana cara efektif penanggulangan dan
pencegahan HIV/AIDS tidak semakin bertambah di Desa Ngile, capaian program
pokja ini di antaranya ada pelatihan Mudin bagi masing-masing dusun, sehingga
ketika ada indikasi yang mengarah ke HIV/AIDS ataupun bukan mudin telah siap
melakukan pemulasaran jenazah yang baik dan benar.
Adanya SK dan perdes untuk kegiatan pokja HIV/AIDS baik dari desa ataupun ke
anggotaan Komisi Penanggulangan IADS Kecamatan (KPAK), selain kegiatan ini
desa pun sangat mendukung kegiatan ini dengan dukungan dana untuk
pembelian  Alat Pelindung Diri (APD).

PELAKSANA TERBAIK PHBS DI RUMAH TANGGA TAHUN 2015


DESA NGILE KECAMATAN TULAKAN

N
INDIKATOR KETERANGAN
O
A Indikator Masukan
1. Dukungan kebijakan Penyelenggaraan PHBS selalu
penyelenggaraan PHBS : mendapatkan dukungan dari Tim
a. Desa, Kecamatan, Kab/Kota dan Penggerak PKK, baik dari Tim
Provinsi Penggerak PKK Desa, TP PKK
b. Desa, Kecamatan, Kab/Kota Kecamatan, TP PKK Kabupaten dan
c. Desa dan Kecamatan Propinsi.
d. Desa/Kelurahan
e. Tidak ada
2. Ruang lingkup dukungan kebijakan Ruang lingkup dukungan kebijakan
PHBS mencakup : PHBS mencakup 10 indikator, yaitu :
a. 9 – 10 Indikator 1.      Persalinan
b. 7 – 8 Indikator 2.      ASI
c. 4 – 6 Indikator 3.      Nimbang Balita
d. 1 – 3 Indikator 4.      Air Bersih
e. Tidak ada 5.      Cuci Tangan
6.      Jamban
7.      Pemberantasan Sarang Nyamuk
8.      Diet Sayur
9.      Aktifitas Fisik
10.   Tidak Merokok dalam Rumah
3. Pembiayaan kegiatan PHBS : Pembiayaan kegiatan PHBS berasal
a. Desa, Kecamatan, Kab/Kota dan dari swadaya masyarakat dan
Provinsi bantuan dari Pemerintah Desa,
b. Desa, Kecamatan, Kab/Kota bantuan TP PKK Kecamatan dan
c. Desa dan Kecamatan bantuan TP PKK Kabupaten.
d. Desa/Kelurahan
e. Tidak ada
4. Sumber pembiayaan kegiatan       Masyarakat ikut berpartisipasi
PHBS : secara swadaya dalam pembiayaan
a. Swadaya masyarakat kegiatan PHBS yaitu berdasarkan
b. Swadaya masyarakat dan Perdes No. 2 Tahun 2013 Pasal 5
Swasta/Dunia Usaha warga wajib menyediakan tempat
c. Swadaya masyarakat, Anggaran sampah organik dan an organik.
Desa/APBD, Swasta/Dunia Usaha       Perdes No. 2 Tahun 2013 Pasal 6
d. Swadaya masyarakat, Anggaran warga wajib menyediakan tempat
Desa/APBD, Swasta/Dunia Usaha, cuci tangan di depan rumah.
APBN
e. Tidak ada
5. Kader aktif membina PHBS di       Di Desa Ngile terdapat 20 Kader
Rumah Tangga : Aktif yang membina PHBS. Hal
a. Lebih dari 15 kader tersebut dibuktikan dengan adanya
b. 11 – 15  kader Struktur Organisasi Desa Siaga.
c. 6 – 10 kader Selain itu juga adanya kader-kader
d. 1 – 5 kader aktif yang berada di Lapangan.
e. Tidak ada
6. Kader terlatih PHBS :       Di Desa Ngile terdapat 20 Kader
a. 5 kader atau lebih terlatih terlatih PHBS yang setiap bulan
b. 3 – 4 kader terlatih mendapatkan bimbingan dan
c. 1 – 2 kader terlatih pelatihan dari UPT Puskesmas
d. Tidak terlatih setempat, hal ini bisa dibuktikan
dengan kegiatan Pengkajian PHBS
dan melakukan penyuluhan sesuai
dengan prioritas permasalahan yang
terdapat di Kartu PHBS  setiap
rumah tangga.
7. Media penyuluhan PHBS :       Dari semua indikator PHBS, semua
a. Ada, untuk 9-10 indikator PHBS ada Media  Penyuluhannya, yaitu
b. Ada, untuk 7-8 indikator PHBS berupa Leaflet, spanduk, poster dan
c. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS media peragaan.
d. Ada, untuk 1-3 indikator PHBS
e. Tidak ada

B. Indikator Proses
1. Pelatihan PHBS untuk Kader :       Adanya Pelatihan yang diikuti oleh
a. Ada, untuk 5 kader atau lebih 20 Kader PHBS yang dibuktikan
b. Ada, untuk 1-2 kader dengan adanya Sertifikat dari UPT
c. Ada, untuk 3-4 kader Puskesmas.
d. Tidak ada pelatihan
2. Rencana Kegiatan Pembinaan       Rencana Kegiatan Pembinaan
PHBS di rumah Tangga : PHBS di rumah tangga untuk setiap
a. Ada, untuk 9-10 indikator PHBS indikator PHBS masuk dalam
b. Ada, untuk 7-8 indikator PHBS Perencanaan Kerja di Desa Siaga
c. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS yang dilaksanakan setiap 1 (satu)
d. Ada, untuk 1-3 indikator PHBS tahun sekali.
e. Tidak ada
3. Penyuluhan PHBS :       Penyuluhan untuk setiap indikator
a. Ada, untuk 9-10 indikator PHBS PHBS dilaksanakan setiap
b. Ada, untuk 7-8 indikator PHBS pertemuan Forum Kader PHBS.
c. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS
d. Ada, untuk 1-3 indikator PHBS
e. Tidak ada
4. Metode Penyuluhan yang       Metode penyuluhan yang digunakan
dilakukan : diantaranya :
a. 4 jenis atau lebih -       Demonstrasi
b. 3 jenis -       Rool Play
c. 2 jenis -       Ceramah
d. 1 jenis -       Diskusi
e. Tidak ada
5. Pencatatan PHBS di Rumah       Pencatatan PHBS dilakukan setiap 5
Tangga : (lima) tahun sekali untuk keseluruhan
a. Ada, untuk 76 – 100 seluruh KK dalam satu Desa dan untuk
rumah tangga setiap tahunnya diambil 20% dari
b. Ada, untuk 51 – 75 seluruh rumah total KK, hal itu sesuai dengan
tangga Permenkes.
c. Ada, untuk 26 – 50 seluruh rumah
tangga
d. Ada, untuk 1 – 25 seluruh rumah
tangga
e. Tidak ada
6. Kegiatan inovatif PHBS :       Indikator PERSALINAN, kegiatan
a. Ada, untuk 9 – 10 indikator PHBS inovatif dari indikator ini adalah
b. Ada, untuk 7 – 8 indikator PHBS adanya Media Sosial yang berupa
c. Ada, untuk 4 – 6 indikator PHBS spanduk dan siaran Radio ARTAGA
d. Ada, untuk 1 – 3 indikator PHBS FM yang berisi ajakan untuk
e. Tidak ada melakukan Persalinan di Puskesmas
Pembantu atau tenaga  kesehatan
terdekat dan Program HAMIL
PINTER sesuai dengan Perdes No.
02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.
      Indikator ASI, adanya sarana
pendukung untuk mensukseskan ASI
Eksklusif dimasyarakat yaitu dengan
HALTE MENYUSUI ditempat umum
dan kewajiban ibu menyusui
memberikan ASI Eksklusifnya pada
bayi usia 0 – 6 bulan serta
memberikan perlakuan IMD ( Inisiasi
Menyusui Dini ) dan larangan
menjual susu formula untuk bayi usia
0-6 bulan di toko-toko se Desa Ngile
sesuai dengan Perdes No. 02 Tahun
2013.

      Indikator NIMBANG BALITA, adanya


inovasi Tabungan KUDAPAT yaitu
setiap datang ke Posyandu ibu balita
diharuskan untuk menabung sebesar
Rp. 1.000,- dan apabila selama 6
bulan berturut-turut balita selalu hadir
di Posyandu, Tabungan bisa diambil
utuh, sebaliknya jika sekali saja tidak
hadir,  maka tabungan masuk ke Kas
Posyandu. Kewajiban menimbang
balita ke posyandu diatur di Pasal 4
Perdes No. 02 Tahun 2013.
      Indikator AIR BERSIH, diadakannya
Penyuluhan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan lingkungan
tentang penggunaan air bersih dan
untuk setiap hari Jum’at, Pemerintah
Desa Ngile melaksanakan Jum’at
Bersih Sesuai Dengan Perdes No.
02 Tahun 2013, tentang Desa Sehat,
yaitu dengan mengadakan gotong
royong membersihkan sumber-
sumber air bersih dilingkungan
masing-masing.
      Indikator CUCI TANGAN, adanya
penyuluhan dimasyarakat dan
sekolah dan adanya Promosi Sarana
Cuci Tangan pakai sabun dengan
memakai sumber daya lokal yang
mudah didapat berupa bambu
dengan desain yang sederhana,
sehingga masyarakat mudah untuk
mewujudkannya. Cuci tangan pakai
sabun telah diatur dalam Perdes
Desa Ngile No. 02 Tahun 2013
tentang Desa Sehat.
      Indikator JAMBAN, adanya kegiatan
pemicu disetiap Dusun untuk
mengubah perilaku masyarakat
menggunakan Jamban Sehat dan
Rool Play jika tidak menggunakan
Jamban Sehat. Untuk meningkatkan
kwalitas Jamban Sehat Semi
Permanen, Desa Ngile sekaligus
melaksanakan PILAR STBM yaitu
Pengelolaan sampah rumah tangga
dengan membentuk Bank Sampah
yang hasil tabungan Bank Sampah
digunakan untuk tabungan
pengadaan Jamban. Hal ini diatur
sesuai dengan Desa Ngile No. 03
Tahun 2013 tentang Pelaksanaan
Program Sanitasi Total dan
Pemasaran Sanitasi ( StoPs ). Selain
itu juga keberhasilan pemanfaatan
pekarangan kosong, selain ditanami
sayuran, juga dimanfaatkan untuk
peternakan ayam. Hal ini  Sesuai
dengan Perdes Desa Ngile No. 04
tahun 2013 tentang Rumah Pangan
Lestari, warga mengadakan Arisan
Telur, hasil arisan telur salah satunya
untuk meningkatkan kwalitas
Jamban Semi Permanen.
      Indikator Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), sesuai dengan
Perdes Desa Ngile No. 02 tahun
2013 tentang Desa Sehat, Desa
Ngile mempunyai Kegiatan Jum’at
Bersi, yang salah satu kegiatannya
adalah 3M Plus yaitu Menguras,
Menutup dan Mengubur tempat-
tempat yang diperkirakan menjadi
tempat berkembangnya jentik
nyamuk dan menghindari gigitan
nyamuk dengan memakai
Rapelenan, kelambu dan lain-lain.
Dan untuk mengevaluasi kegiatan
3M Plus dengan pembuatan Kartu
Pemantauan Jentik Berkala yang
ditempel disetiap rumah tangga yang
harus diisi secara jujur oleh
masyarakat dan pembuatan media
penyuluhan berupa bentuk nyamuk
dan perindukannya.
      Indikator DIET SAYUR, untuk
mensukseskan Program DIET
SAYUR, Pemerintah Desa Ngile
berdasarkan Perdes No. 04 Tahun
2013 tentang Rumah Pangan
Lestari, pekarangan kosong di Desa
Ngile wajib ditanami sayuran,
sehingga bisa memenuhi kebutuhan
DIET SAYUR. Dan juga kader PHBS
mengadakan penyuluhan FOOD
MODEL disetiap pertemuan
posyandu.
      Indikator AKTIFITAS FISIK,
Berdasarkan Perdes No. 02 Tahun
2013 tentang Desa Sehat, Bab V
tentang Jum’at Bersih yang salah
satu kegiatannya adalah setiap dua
minggu sekali diadakan Senam
Kesegaran Jasmani ( senam lansia )
yang diadakan di Halaman Balai
Desa.
      Indikator TIDAK MEROKOK DALAM
RUMAH, berdasarkan Perdes No. 02
Tahun 2013 tentang Desa Sehat,
dilarang merokok di dalam rumah
yang salah satu anggota
keluarganya anak balita dan ibu
hamil, dan larangan menjual rokok
kepada anak usia sekolah dan
menyediakan sarana kawasan
merokok yang disediakan diluar
rumah seperti Poskamling dan
tersedianya tempat merokok
dihalaman rumah.
7. Frekuensi Pembinaan PHBS di       Pembinaan PHBS dilaksanakan 3
Rumah Tangga dalam 3 bulan (tiga) kali dalam setiap bulannya.
terakhir :
a. 8 atau lebih
b. 5-7 kali
c. 3-4 kali
d. 1-2 kali
8. Ketrampilan kader untuk       Kader terampil  karena telah
menghitung rumah tangga sehat : mengikuti Pelatihan dan praktik
a. Terampil langsung cara menghitung rumah
b. Cukup terampil tangga sehat.
c. Kurang terampil
d. Tidak terampil
C. Indikator Keluaran
Indikator Tunggal
1. % Persalinan yang ditolong tenaga Cakupan Persalinan yang ditolong
kesehatan : tenaga kesehatan mencapai 98 %,
a. 65 % atau lebih hal ini bisa dicapai karena adanya
b. 45 – 64 % penyuluhan dan kesadaran
c. 25 – 44 % masyarakat yang cukup tinggi
d. 0 – 24 % terhadap kesehatannya dan
kepatuhan warga melaksanakan
Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang
Desa Sehat yang salah satu
programnya HAMIL PINTER.
2. % Bayi diberi ASI Eksklusif : Cakupan ASI Eksklusif mencapai
a. 65 % atau lebih 83,7 %, hal ini bisa dicapai karena
b. 45 – 64 % adanya Penyuluhan secara terus
c. 25 – 44 % menerus kepada masyarakat,
d. 0 – 24 % motivator yang tergabung dalam
kelompok Pendamping ASI dan
sudah diaturnya dalam Perdes No.
02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat
yaitu ibu menyusui wajib
memberikan ASI Eksklusifnya pada
anak usia 0-6 bulan.
3. % Rumah Tangga yang menimbang Cakupan penimbangan bayi dan
bayi atau balita setiap bulan : balita setiap bulan mencapai 87,
a. 65 % atau lebih 15%. Pencapaian ini telah melebihi
b. 45 – 64 % target dan merupakan indikator
c. 25 – 44 % peran serta masyarakat yang sangat
d. 0 – 24 % baik dalam pelaksanaan Posyandu.
Hal ini dapat tercapai dengan adanya
inovasi Tabungan KUDAPAT yaitu
setiap datang ke Posyandu ibu balita
diharuskan untuk menabung sebesar
Rp. 1.000,- dan apabila selama 6
bulan berturut-turut balita selalu hadir
di Posyandu, Tabungan bisa diambil
utuh, sebaliknya jika sekali saja tidak
hadir,  maka tabungan masuk ke Kas
Posyandu.
4. % Rumah Tangga yang memiliki Cakupan Rumah Tangga Yang
akses sumber air bersih : Memiliki Akses Air Bersih Di Desa
a. 65 % atau lebih Ngile Tahun 2015 Sebesar 82,5%.
b. 45 – 64 % Akses Air Bersih Masyarakat
c. 25 – 44 % Tersebut ke Sarana Sumur Gali,
d. 0 – 24 % Perlindungan Mata Air, dan
Perpipaan. Dan setiap hari Jum’at
Pemerintah Desa Ngile
Melaksanakan Jum’at Bersih Sesuai
Dengan Perdes No. 02 Tahun 2013,
tentang Desa Sehat, yaitu dengan
mengadakan gotong royong
membersihkan sumber-sumber air
bersih dilingkungan masing-masing.
5. % Rumah Tangga yang memiliki Rumah tangga yang memiliki
Jamban : Jamban di Desa Ngile Tahun 2015
a. 65 % atau lebih sebesar  95,7%. Dengan kategori
b. 45 – 64 % Jamban Sehat Permanen/Leher
c. 25 – 44 % Angsa sebesar 31,8%, dan Jamban
d. 0 – 24 % Sehat Semi Permanen/ Cemplung
Sehat sebesar 68,2%. Adapun akses
masyarakat ke Jamban sehat telah
mencapai 100% dengan telah
dilaksanakan program SToPs di
Desa Ngile dan telah mencapai
ODF  berdasarkan Perdes Desa
Ngile No. 03 Tahun 2013 tentang
pelaksaan program Sanitasi Total
dan Pemasaran Sanitasi. Untuk
meningkatkan kwalitas Jamban
Sehat Semi Permanen, Desa Ngile
sekaligus melaksanakan Pilar STBM
yaitu Pengelolaan sampah rumah
tangga dengan membentuk Bank
Sampah yang hasil tabungan Bank
Sampah digunakan untuk tabungan
pengadaan Jamban. Selain Bank
Sampah juga didukung oleh
keberhasilan Program ARISAN
TELUR, hal ini berkat pemanfaatan
pekarangan kosong, selain untuk
tanaman sayur juga digunakan salah
satunya adalah untuk peternakan
ayam. Sesuai dengan Perdes Desa
Ngile No. 04 tahun 2013 tentang
Rumah Pangan Lestari, hasil Arisan
Telur digunakan salah satunya untuk
meningkatkan kwalitas Jamban Semi
Permanen.

6. % Rumah Tangga yang mencuci Cakupan rumah tangga yang


tangan dengan air bersih dan sabun mencuci tangan sebesar 85,5 %. Hal
: ini bisa dicapai dengan adanya
a. 65 % atau lebih penyuluhan dimasyarakat dan
b. 45 – 64 % sekolah dan adanya Promosi Sarana
c. 25 – 44 % Cuci Tangan pakai sabun dengan
d. 0 – 24 % memakai sumber daya lokal yang
mudah didapat berupa bambu dan
dengan desain yang sederhana,
sehingga masyarakat mudah untuk
mewujudkannya. Cuci tangan pakai
sabun telah diatur dalam Perdes
Desa Ngile No. 02 Tahun 2013
tentang Desa Sehat.
7. % Rumah Tangga yang Cakupan rumah tangga yang
memberantas jentik di rumah : memberantas jentik di rumah
a. 65 % atau lebih mencapai 75% yang didukung
b. 45 – 64 % dengan Kartu Pemantau Jentik /
c. 25 – 44 % Kartu PHBS. Hal ini merupakan
d. 0 – 24 % salah satu keberhasilan kegiatan
Jum’at Bersih yang salah satu
kegiatannya adalah kegiatan 3M
Plus sesuai dengan Perdes Desa
Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang
Desa Sehat..
8. % Rumah Tangga yang makan Cakupan rumah tangga yang makan
sayur dan buah setiap hari : sayur dan buah setiap hari mencapai
a. 65 % atau lebih 75% yang dibuktikan dengan
b. 45 – 64 % pengisian Format PHBS disetiap
c. 25 – 44 % rumah tangga yang dilakukan oleh
d. 0 – 24 % Kader PHBS. Dan keberhasilan
warga makan sayur didukung oleh
keberhasilan program penanaman
pekarangan kosong dengan sayur
mayur. Sesuai dengan Perdes Desa
Ngile No. 04 Tahun 2013 tentang
Program Rumah Pangan Lestari.
9. % Rumah Tangga yang melakukan Cakupan rumah tangga yang
aktivitas fisik setiap hari : melakukan aktivitas fisik setiap hari
a. 65 % atau lebih mencapai 80%, karena rata-rata
b. 45 – 64 % penduduk di Desa Ngile adalah
c. 25 – 44 % petani, selain itu setiap Jum’at
d. 0 – 24 % minggu ke II dan ke IV, dengan
kegiatan Jum’at Bersih sesuai
dengan Perdes Desa Ngile No. 02
Tahun 2013 tentang Desa Sehat,
diadakan senam kesegaran jasmani
(Senam Lansia) di halaman Balai
Desa.
10. % Rumah Tangga yang tidak Cakupan rumah tangga tidak
merokok di dalam rumah : merokok di dalam rumah mencapai
a. 65 % atau lebih 75% yang dibuktikan dengan adanya
b. 45 – 64 % kajian PHBS ke setiap rumah tangga
c. 25 – 44 % sehat, karena keberhasilan
d. 0 – 24 % penyuluhan oleh Kader PHBS
tentang larangan merokok, sesuai
dengan Perdes Desa Ngile No. 02
Tahun 2013 tentang Desa Sehat.
Indikator Gabungan ( Komposit )
11. % Rumah Tangga Sehat : Cakupan rumah tangga sehat
a. 65 % atau lebih mencapai 75% yang dibuktikan
b. 45 – 64 % dengan hasil analisa kajian rumah
c. 25 – 44 % tangga sehat Tahun 2015 dengan
d. 0 – 24 % total KK 1.203. Hal ini tercapai
karena adanya keberhasilan
penyuluhan Kader PHBS ,
Pemerintah Desa dan warga
masyarakat untuk hidup sehat.

BAB IV
INOVASI KEGIATAN

A.     INNOVASI / UNGGULAN DESA SIAGA SEHAT BERKARYA DESA NGILE

1.      Indikator PERSALINAN, kegiatan inovatif dari indikator ini adalah adanya Media
Sosial yang berupa spanduk dan siaran Radio ARTAGA FM yang berisi ajakan
untuk melakukan Persalinan di Puskesmas Pembantu atau tenaga  kesehatan
terdekat dan Program HAMIL PINTER sesuai dengan Perdes No. 02 Tahun 2013
tentang Desa Sehat.
2.      Indikator ASI, adanya sarana pendukung untuk mensukseskan ASI Eksklusif
dimasyarakat yaitu dengan HALTE MENYUSUI ditempat umum dan kewajiban ibu
menyusui memberikan ASI Eksklusifnya pada bayi usia 0 – 6 bulan serta
memberikan perlakuan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini ) dan larangan menjual susu
formula untuk bayi usia 0-6 bulan di toko-toko se Desa Ngile sesuai dengan Perdes
No. 02 Tahun 2013.
3.      Indikator NIMBANG BALITA, adanya inovasi Tabungan KUDAPAT yaitu setiap
datang ke Posyandu ibu balita diharuskan untuk menabung sebesar Rp. 1.000,- dan
apabila selama 6 bulan berturut-turut balita selalu hadir di Posyandu, Tabungan bisa
diambil utuh, sebaliknya jika sekali saja tidak hadir,  maka tabungan masuk ke Kas
Posyandu. Kewajiban menimbang balita ke posyandu diatur di Pasal 4 Perdes No.
02 Tahun 2013.
4.      Indikator AIR BERSIH, diadakannya Penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan lingkungan tentang penggunaan air bersih dan untuk setiap hari Jum’at,
Pemerintah Desa Ngile melaksanakan Jum’at Bersih Sesuai Dengan Perdes No. 02
Tahun 2013, tentang Desa Sehat, yaitu dengan mengadakan gotong royong
membersihkan sumber-sumber air bersih dilingkungan masing-masing.
5.      Indikator CUCI TANGAN, adanya penyuluhan dimasyarakat dan sekolah dan
adanya Promosi Sarana Cuci Tangan pakai sabun dengan memakai sumber daya
lokal yang mudah didapat berupa bambu dengan desain yang sederhana, sehingga
masyarakat mudah untuk mewujudkannya. Cuci tangan pakai sabun telah diatur
dalam Perdes Desa Ngile No. 02 Tahun 2013 tentang Desa Sehat.
6.      Indikator JAMBAN, adanya kegiatan pemicu disetiap Dusun untuk mengubah
perilaku masyarakat menggunakan Jamban Sehat dan Rool Play jika tidak
menggunakan Jamban Sehat. Untuk meningkatkan kwalitas Jamban Sehat Semi
Permanen, Desa Ngile sekaligus melaksanakan PILAR STBM yaitu Pengelolaan
sampah rumah tangga dengan membentuk Bank Sampah yang hasil tabungan Bank
Sampah digunakan untuk tabungan pengadaan Jamban. Hal ini diatur sesuai
dengan Desa Ngile No. 03 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Program Sanitasi Total
dan Pemasaran Sanitasi ( StoPs ). Selain itu juga keberhasilan pemanfaatan
pekarangan kosong, selain ditanami sayuran, juga dimanfaatkan untuk peternakan
ayam. Hal ini  Sesuai dengan Perdes Desa Ngile No. 04 tahun 2013 tentang Rumah
Pangan Lestari, warga mengadakan Arisan Telur, hasil arisan telur salah satunya
untuk meningkatkan kwalitas Jamban Semi Permanen.
7.      Indikator Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), sesuai dengan Perdes Desa Ngile
No. 02 tahun 2013 tentang Desa Sehat, Desa Ngile mempunyai Kegiatan Jum’at
Bersi, yang salah satu kegiatannya adalah 3M Plus yaitu Menguras, Menutup dan
Mengubur tempat-tempat yang diperkirakan menjadi tempat berkembangnya jentik
nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk dengan memakai Rapelenan, kelambu dan
lain-lain. Dan untuk mengevaluasi kegiatan 3M Plus dengan pembuatan Kartu
Pemantauan Jentik Berkala yang ditempel disetiap rumah tangga yang harus diisi
secara jujur oleh masyarakat dan pembuatan media penyuluhan berupa bentuk
nyamuk dan perindukannya.
8.      Indikator DIET SAYUR, untuk mensukseskan Program DIET SAYUR, Pemerintah
Desa Ngile berdasarkan Perdes No. 04 Tahun 2013 tentang Rumah Pangan Lestari,
pekarangan kosong di Desa Ngile wajib ditanami sayuran, sehingga bisa memenuhi
kebutuhan DIET SAYUR. Dan juga kader PHBS mengadakan penyuluhan FOOD
MODEL disetiap pertemuan posyandu.
9.      Indikator AKTIFITAS FISIK, Berdasarkan Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang Desa
Sehat, Bab V tentang Jum’at Bersih yang salah satu kegiatannya adalah setiap dua
minggu sekali diadakan Senam Kesegaran Jasmani ( senam lansia ) yang diadakan
di Halaman Balai Desa.
10.   Indikator TIDAK MEROKOK DALAM RUMAH, berdasarkan Perdes No. 02 Tahun
2013 tentang Desa Sehat, dilarang merokok di dalam rumah yang salah satu
anggota keluarganya anak balita dan ibu hamil, dan larangan menjual rokok kepada
anak usia sekolah dan menyediakan sarana kawasan merokok yang disediakan
diluar rumah seperti Poskamling dan tersedianya tempat merokok dihalaman rumah.
11.   Rambu-rambu, warna dan isyarat nada bunyi kentongan pada Ibu hamil resti atau
bumil normal dengan didukung dengan adanya Perdes No. 02 Tahun 2013 tentang
rambu,warna kentongan dan nada bunyi kentongan apabila ada kelahiran.
12.   Pemantau Jentik Berkala Ibu balita (PJIB) yang di;akuan tiap minggu dan pada saat
kegiatan posyandu Balita wajib dibawah dan disetorkan ke Kader atau Bidan.
13.    Pembuatan media sosial melalui Wibesite dengan alamat ; www.sip.desa siaga
ngile.com
14.   Penanaman tanaman Obat Keluarga (Toga) disetiap balai dusun yang bekerjasama
dengan PKK.
15.   Pembentukan kelompok pemberdayan untuk pengelolaan limbah rumah tangga
menjadi pupuk boxasi.
16.   Pembentukan kelompok pemberdayan untuk pengelolaan limbah plastik menjadi
kreasi seni yang menjadi nilai jual.
17.   Adanya dana simapan untuk kejadian musibah bencana melalui program Bangnana
sebesar seribu rupiah.
18.   Perencanaan terbentuknya Kolam Desa Siaga Sehat Berkarya yang di motori oleh
Desa Gasang dan didukung oleh dinas perikanan dan kelautan (proses).

BAB V
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN
N PERMASALAHAN SOLUSI
O
I POKJA PEMBERDAYAAN
         Kader belum begitu paham mengenai         Adanya pelatihan dari petugas
marketing dan pengelola hasil pokja kesehatan dari Puskesmas /
kantor Lingkungan Hidup
        Setiap pertemuan Desa Siaga
selalu diberikan pembinaan
baik melalu pertemuan forum
kader, triwulan desa siaga
maupun pertemuan rutin
perangkat desa
        Kerjasama Lintas Sektor
kecamatan dan dinas-dinas
         Desa Siaga masih berorentasi disekitar terkait Pemberdayaan
masalah kesehatan dan belum        Pembentukan kelompok Kolam
menyentuh masalah pemberdayaan Ikan Desa Siaga Sehat
untuk meningkatkan kesejahteran Berkarya yang bekerjasama
masyarakat dengan Dinas perikanan dan
Kelautan (proses)
II POKJA KIA
      Ada beberapa wilayah yang sulit         Diadakan pelatihan pengaadan
dijangkau menggunakan kendaraan roda ambulance desa dengan cara
empat ataupun roda dua simulasi pembuatan tandu
        Pembinaan dari bidan dan
      Belum begitu tertib dalam penempelan petugas kesehatan mengenai
stiker P4K manfaat dan fungsi di adakan
Penempelan Stiker P4K
        Adanya reward dari
puskesmas yang dimasukkan
kedalam program BOK
        Pemanfaat bahan potensi alam
yang ada dan murah meriah
yaitu pembuatan kentongan
      Belum adanya rambu-rambu atau tanda dari bamboo yang diwarnai
dan peringatan bagi ibu hamil resti atau sesuai kondisi bumil
non resti         Perdes nomor 02 tahun 2013
yang mengatur warna dan nada
bunyi kentongan apabila ibu
hamil membutuhkan
pertolongan
        Ibu hamil bukan hanya untuk
ditandai, tapi segera untuk
ditolong
III POKJA KADARZI
      Masyarakat belum mengutamakan gizi program MILUR (Minggu
itu penting, tetapi lebih berpikir makan Bertelur), Arisan telur setiap
yang penting kenyang apapun menunya Minggu Pon, hasil arisan
(walaupun belum memenuhi standar gizi) dimanfaatkan untuk menambah
gizi keluarga, hal ini berkat
pemanfaatan pekarangan
kosong selain untuk tanaman
sayur juga digunakan salah
satunya adalah untuk
peternakan ayam sesuai
dengan Perdes Desa Ngile
Nomor 04 tahun 2015 tentang
Rumah Pangan Lestari
IV POKJA SANITASI/PHBS
      Masih ada masyarakat yang belum         Sosialisasi mengenai
mengerti pemanfaat limbah sampah pemanfaat limbah sampah dan
rumah tangga dampak negative dan positif
limbah sampah rumah tangga
        Pelatihan Pemanfaat limbah
sampah kepada masyarakat
yang bekerjasama antara dinas
kesehatan dengan kantor
lingkungan Hidup
        Pameran kreasi seni dari
limbah sampah terutama plastik
        Adanya perdes yang mengatur
area merokok
      Dampak asap rokok didalam rumah         Penyedia area merokok di
masih cukup mendominasi di tatanan lokasi Poskamling dan warung
rumah tangga makan
        Sosialisasi Dampak merokok
didalam ruangan/rumah baik
melalui pertemuan ataupun
media radio setempat

V POKJA KEGAWATDARURATAN DAN


BENCANA
      Masih ada daerah rawan longsor         Pemetaan daerah rawan
longsor
        Pelatihan Evakuasi oleh
petugas kesehatan kepada
kader dan masyarakat
        Himbauan kepada masyarakat
mengenai tata cara tebang
tanam yang dilakukan oleh
BNPB kecamatan yang di
diikutkan dalam acara
refreshing desa siaga

VI POKJA INTELEGENT
      Masih sering ditemukan kasus malaria         Sosialisasi penyakit malaria
import dimasyarakat bagi para perantau
        Perdes Nomor 02 tentang
kewajiban masyarakat perantau
kedaerah endemic untuk
memeriksakan diri cek malaria
        Pembentukan Pos Malaria
Desa (Posmaldes)
        Reaksi Cepat Elminasi migrasi
malaria rutin setahun 2 x baik di
desa maupun dusun
        Pembagian selambu bagi Ibu
Hamil
        Walaupun penderita Penyakit
DBD ditemukan bukan dari
      Masih sering ditemukan kasus DBD wilayah desa Ngile, tetapi
import dimasyarakat kewaspadaan dini tetap
dilakukan dengan cara PSN,
minggu bebas Jentik dan
Pemeriksaan Jentik Berkala Ibu
Balita (PJIB)
VII POKJA HIV/AIDS
      Masih ada Deskriminasi Penderita         Sosialisasi Cara penularan
HIV/AIDS dimasyarakat HIV/AIDS dan dampak negative
Deskriminasi masyarakat
terhadap penderita HIV/AIDS
        Adanya Perdes Nomor 02
tahun 2013 tentang persamaan
tata cara pemulasaran jenazah
HIV/AIDS dan jenazah
masyarakat biasa non ODHA
        Perdes Nomor 02 tahun 2013
tentang penggunaan APD saat
      Perlakuakan pemulasaran Jenazah pemulasaran Jenazah
tanpa alat pelindung diri (APD)         Pengadaan APD yang
didukung oleh pemerintahan
Desa dengan pemberian dana
untuk pembelian APD dengan
rincian 1 paket untuk mudin dan
3 paket untuk keluarga yang
memandikan Jenazah, dan
diperuntukan dimasing-masing
dusun
BAB VI
KESIMPULAN DAN PENUTUP

A.       Kesimpulan

Desa Siaga Sehat Berkarya bertujuan untuk menciptakan pemberdayaan


masyarakat yang mandiri, bukan hanya untuk dibidang kesehatan saja melainkan di
berbagai sektor yang ada, untuk itu masyarakat diajak untuk berpikir memanfaatkan
potensi Desa yang ada, bukan hanya harus merantau mencari nafkah di luar kota,
sehingga diharapkan dari berbagai kegiatan Desa Siaga Sehat berkarya Desa Ngile
yang berkesinambungan dan terarah dapat mewujudkan masyarakat Desa Ngile
lebih sehat dan sejahtera.
Pokja-pokja yang ada didesa Siaga Sehat Berkarya diantaranya ;
1)    Pokja Pemberdayaan
2)    Pokja KIA
3)    Pokja Kadarzi
4)    Pokja Kegawatdaruratan dan Bencana
5)    Pokja Intelegent
6)    Pokja HIV/AIDS
Sedangkan UKBM yang ada Di desa Ngile diantaranya adalah Posyandu, PosBindu,
Posmaldes, Taman Posyandu, Kelompok Bank sampah Wanita Mandiri, kelompok
boxasi EDIPENI, Kelompok Kolam Ikan Desa Siaga Sehat berkarya Desa Ngile.

B.       PENUTUP

Dengan adanya Perlombaan Desa Siaga Aktif yang diadakan oleh


Provinsi Jawa Timur,  dapat memacu Pengurus Desa Siaga Sehat berkarya Desa
Ngile Untuk Lebih meningkatkan perannya dan meningkatkan semangat
kegotonroyongan, pemberdayaan dan swadaya dalam peningkatan derajat
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam penyusunan Profil Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile ini
masih banyak kekurangan dari sempurna, untuk itu kami mohon kiranya dapat
memberikan masukan dan kritik serta saran yang sifatnya membangun demi
kelancaran pelaksanaan kegiatan Desa Siaga Sehat berkarya di tahun-tahun
yang akan datang.
Demikian Profil Desa Siaga Sehat Berkarya Desa Ngile kami buat dan
terima kasih, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat serta hidayahnya
kepada kita semua sehingga pelaksanaan Penilaian Perlombaan dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai