Anda di halaman 1dari 4

Review

SDG’s no. 6-Clean Water and Sanitation

Disusun Oleh:
Yeni Puspita

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


2022/2023
Di berbagai daerah, masalah lingkungan menjadi salah satu permasalahan yang membara di
masyarakat setempat. Contohnya adalah masalah air minum dan sanitasi, yang keduanya sangat
penting bagi kelangsungan hidup manusia dari sudut pandang kesehatan. Isu semacam ini sudah
tidak tabu lagi di telinga masyarakat dunia. Di antara delapan tujuan laporan MDGs (Millenium
Development Goals) 2012, ia telah berusaha mendukung dengan membawa perhatian kepada
dunia agar dunia dapat mencapai tujuan pembangunan tersebut, antara lain (1) Mengentaskan
kemiskinan, (2) Memberikan hasil pendidikan bagi semua kelompok masyarakat, (3) Kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Menurunkan angka kematian anak, (5) Kekuatan
untuk meningkatkan kesehatan ibu, (6) Memerangi penyakit menular misalnya HIV/AIDS,
malaria, dll. , (7) Pelestarian lingkungan hidup, (8) Membangun kemitraan global untuk
pembangunan. Pada poin ketujuh, telah menjadi standar bagi negara Indonesia sebagai
pembangunan berkelanjutan dari sistem sanitasi yang baik.
Kabupaten Malang merupakan salah satu kawasan yang berada di dalam TNBTS (Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru) yang ditetapkan sebagai kawasan pelestarian lingkungan dalam
pelestarian hutan dan perlindungan sumber air domestik. Yang pasti, daerah tersebut memiliki
potensi air yang jauh lebih berkualitas. Namun, masih banyak masyarakat di sekitar Kabupaten
Malang yang belum memiliki akses air bersih. Pertanyaannya adalah bagaimana kondisi selama
ini di Kabupaten Malang dengan aspek ekonomi dan sosialnya menyebabkan terbatasnya akses
terhadap air minum. Oleh karena itu, memiliki sistem perencanaan tentang cara penyediaan air
minum akan menjadi solusi dari permasalahan pembatasan air minum di ibu kota Malang.
Desa Argosari terletak di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Desa Argosari
merupakan desa yang sudah mengadopsi teknologi biogas namun pemerintah setempat belum
mencanangkan program pengolahan sampah. Secara geografis, desa yang terletak di sekitar
TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) ini merupakan salah satu kawasan yang
sangat potensial untuk pelestarian alam. Lahan di sekitar Desa Argosari digunakan sebagai
ladang untuk berkebun dan lahan lainnya untuk hutan.
Desa Argosari yang terletak di sekitar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru)
merupakan daerah dengan banyak mata air dan kualitas air yang baik. Misalnya digunakan untuk
air rembesan yang digunakan oleh masyarakat sekitar, meskipun hanya beberapa orang saja yang
menggunakannya. Hal ini menjadi permasalahan di Desa Argosari, mata air yang terletak jauh
dari pemukiman masyarakat dan tidak adanya jaringan pipa ke sumber air dan masyarakat Desa
Argosari. 'Argosari
Aliran kecil artinya air rembesan hanya dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar
aliran sungai. Selama ini masyarakat yang berada jauh dari lokasi aliran sungai harus berjalan
kaki berkilo-kilometer untuk mendapatkan air minum.
Kasus air bersih lainnya adalah masyarakat lebih memilih menggunakan pipa air mandiri yang
dipasang di rumah, yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kriteria distribusi pipa air rumah
tangga. Pemipaan sangat sederhana dan tidak direncanakan dengan baik. Permasalahan yang
muncul antara lain pipa bocor, retak pada pipa tertimpa batu. Selain itu, masyarakat masih belum
sadar akan pentingnya efisiensi penggunaan air bersih. Misalnya pipa bocor, sambungan pipa
yang tidak tersumbat atau tersegel menyebabkan air mengalir terus menerus, air terbuang
percuma karena tidak digunakan dengan baik.
Masyarakat memiliki kebutuhan dalam negeri tetapi juga harus ditentukan oleh keberadaan
konsumen dalam negeri. Ada dua item instalasi air minum yang dapat mempengaruhi air minum:
sambungan rumah (satu kran di setiap rumah di masyarakat); Menghubungkan keran umum atau
tangki air yang dapat digunakan bersama oleh masyarakat; Bangunan; publik dengan baik.
Kawasan Desa Argosari dapat dikatakan memiliki cadangan air tanah yang melimpah karena
Desa Argosari pada dasarnya merupakan salah satu kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru) yang berpotensi untuk dijadikan daerah resapan air, Tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan air minum. kebutuhan. Untuk itu, diperlukan cadangan air bawah tanah yang baik
dengan AMDAL jika ingin dieksplorasi dan dieksploitasi. Tujuan AMDAL adalah untuk
menghindari dampak, meminimalkan dampak dan mengimbangi dampak.
Selain itu, desain pipa pekarangan adalah untuk mendistribusikan air bersih dari mata air. Pipa ini
dipasang di rumah dan dibebankan ke masing-masing pemilik rumah berdasarkan kebutuhan
yang diinginkan. Kebutuhan non-perumahan yang diidentifikasi dari fasilitas yang ada di
kawasan, seperti tempat ibadah, fasilitas kesehatan, industri, dan sekolah, juga memerlukan akses
air minum.
Sebagian penduduk desa Argosari memiliki jamban, tetapi masih ada yang tidak. Jamban telah
digunakan sebagai biogas dan memiliki kondisi sanitasi yang baik. Situasi ini terjadi setelah
pembangunan pembangkit biogas di daerah tersebut. Namun, tingkat kepemilikan jamban sehat
hanya 8%, sedangkan sisanya 3% memiliki jamban kurang sehat. Di sisi lain, 89% dari mereka
yang tidak memiliki jamban pergi ke sungai untuk buang air besar, khususnya buang air besar
sembarangan (BAS).
Dengan ini akan mempengaruhi status kesehatan penduduk desa Argosari. Penyakit yang akan
muncul dengan kondisi tersebut adalah batuk pilek, diare, timbulnya penyakit kulit (gatal-gatal),
gastritis, dan sakit mata. Penyebab terjadinya penyakit tersebut adalah kondisi sanitasi yang
buruk, baik dari segi kebersihan diri maupun lingkungan. Hal ini terbantu dengan kurangnya air
minum di setiap rumah, sehingga bakteri akan terus berkembang biak. Akibatnya keadaan
kesehatan yaitu kekebalan masyarakat menjadi sangat rendah, sehingga penyakit mudah
menyebar dan menyerang semua golongan masyarakat.
Bentuk dan kondisi jamban di Desa Argosari berupa balok-balok beratap kayu. Di sisi lain,
sungai digunakan untuk kegiatan buang air besar masyarakat sekitar sungai. Waktu dan jarak
dalam kegiatan mandi, cuci dan buang air besar sangat singkat. Oleh karena itu, bakteri yang ada
di air sungai pasti akan masuk ke dalam tubuh.
Masyarakat di Desa Argosari telah menggunakan biogas mereka sendiri untuk memungkinkan
pemasangan jamban sehat di setiap rumah dengan tujuan mengembangkan dan meningkatkan
kesehatan setiap individu. Regulator di wilayah tersebut akan membuat model produk ramah
lingkungan seperti pupuk organik dan pestisida, untuk meningkatkan beberapa aspek kesehatan
mereka menggunakan biogas dari toilet rumah. Sehingga pekerjaan sanitasi dapat berkembang
secara signifikan.
Selain perencanaan sarana sanitasi, unsur keinginan masyarakat menjadi aktif dalam
penyelenggaraan sarana sanitasi. Untuk itu, Dinas Kesehatan perlu mengambil tanggung jawab
yang lebih besar dalam melibatkan masyarakat desa Argosari untuk mempromosikan perilaku
hidup sehat. Peran tokoh masyarakat di Desa Argosari sangat penting dalam memprakarsai
tindakan sanitasi yang lebih berkualitas, terutama dengan memimpin proses konsultasi sanitasi di
sekitar desa. Misalnya, masyarakat tidak boleh membuang sampah sembarangan dan buang air
besar di sungai untuk menjaga kebersihan sungai dan konsumsi yang lebih sehat oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanda, R. (2019). ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH DOMESTIK DI DESA PENJAJAP.
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang.
Farahdiba, A. U. (2019). EVALUASI TEKNOLOGI SANITASI MASYARAKAT DALAM
PERCEPATAN PENCAPAIAN SANITASI 100% TAHUN 2019 KABUPATEN MALANG.
Jurnal Teknologi.
Kartikasari, E. (2019). Perbaikan Kesehatan Lingkungan Dengan Pendekatan Sanitasi Total Berbasis .
ABDIMAS UNIVERSAL, 11-16.
M.Si, D. A. (n.d.). STRATEGI DAN INOVASI PENCAPAIAN .
Wahyuningsih. (2017). MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS) DAN SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS (SDGS) DALAM KESEJAHTERAAN SOSIAL. Jurnal Bisnis
dan Manajemen, 390 - 399.

Anda mungkin juga menyukai