Anda di halaman 1dari 1

NAMA: Yeni Puspita

NIM : 225060601111038
KELAS: D
MATA KULIAH: Analisis Sumber Daya Lingkungan
DOSEN PENGAMPU: Dr. Ir. A. Wahid Hasyim, MSP

KERANGKA PIKIR
PULAU BAHANG KOTA (URBAN HEAT ISLAND) DI KOTA

YOGYAKARTA DAN DAERAH SEKITARNYA HASIL INTERPRETASI

CITRA LANDSAT OLITIRS TAHUN 2013

Sebagai deskripsi untuk suhu


Intensitas pulau bahang kota adalah

Berdasarkan proses terjadinya, sifat,


yang terjadi di perkotaan
perbedaan suhu antara kota dengan

keberadaan, dan model identifikasi,

dibandingkan daerah pedesaan


daerah dingin dipedesaan sekitarnya

pulau bahang kota


sekitarnya (Schwarz at al, 2012). (Giridharan at al, 2004)

Surface urban heat island Atmospheric urban heat island


Pulau bahang kota dimana suhu di
daerah perkotaan lebih tinggi
daripada daerah sekitarnya Surface urban heat island (Surface

UHI) adalah perbedaan suhu yang


dihasilkan oleh pengukuran secara

Berpengaruh terhadap perbedaan suhu tidak langsung


tersebut terdiri dari faktor yang bisa

dikendalikan oleh manusia

Mengetahui keberadaan pulau bahang


Faktor yang bisa dikendalikan oleh
Faktor yang tidak bisa dikendalikan oleh kota di Kota Yogyakarta dan sekitarnya,
manusia, meliputi dessain manusia berupa musim, tutupan awan,
kisaran suhu, serta kaitan dengan tutupan
dan struktur kota, jumlah populasi dan dinamika atmosfir lahan yang ada.

Identifikasi Pulau Bahang Kota

Identifikasi Penutup Lahan


Wilayah Kota Yogyakarta dominan

sebagai lahan terbangun yaitu lebih

Peta klasifikasi suhu ditampilkan pada

dari 90 wilayah
kelas suhu ditunjukkan berdasar warna
Penutup lahan ditunjukkan berdasar

berturut-turut dari rendah ke tinggi, dari

warna yaitu hijau adalah vegetasi, biru

hijau, kuning, hingga merah


muda adalah lahan terbangun, biru tua

adalah tubuh air, dan kuning adalah lahan Wilayah luar kota masih dominan

terbuka. Putih dan hitam adalah awan dan


dengan vegetasi
bayangan awan.
Hasil olah data atribut peta klasifikasi
suhu pada Lokasi dengan tutupan awan dan

bayangan awan tidak dimasukkan dalam analisis Perbedaan kondisi ini bisa

mencerminkan perbedaan tingkat

perkembangan antara kota dengan

luar kota
Suhu dominan di Kota Yogyakarta berada
Kabupaten Bantul dan Sleman suhu

pada kelas 30 – 35°C dominan pada kelas 25 – 30°C

Kaitan Suhu dan Penutup Lahan


Fenomena pulau bahang kota terjadi

dengan selisih suhu 5 – 10°C

Lahan yang ditutup dengan batu bata atau

beton lebih ramah terhadap suhu daripada

Perubahan suhu pada periode tertentu


Fenomena pulau bahang kota di Kabupaten aspal. Permukaan dengan cat putih lebih

seiring perubahan Bandung mencapai perbedaan suhu ramah terhadap suhu daripada permukaan

penggunaan lahan, terutama dari area


mencapai 7°C (Rushayati, 2012) dengan cat warna cerah atau hitam.
bervegetasi menjadi non-vegetasi.

Suhu permukaan bisa diturunkan dengan

berbagai upaya, misalnya memilih cat putih

Hasil interpretasi citra Kota Semarang

untuk bangunan dan memilih beton daripada

menunjukkan fenomena surface urban heat

aspal untuk permukaan jalan.


island dengan selisih suhu lebih dari 14°C

(Waluyo, 2009).

Vegetasi bisa menjadi pilihan dengan

berbagai modifikasi untuk penanaman

Tipe yang diukur adalah atmospheric


di lahan terbangun yang padat
urban heat island

Pilihan disesuaikan dengan

kondisi setempat

SUMBER: : akar permasalahan


Suksesi Wicahyani¹, S. B. (2014). PULAU BAHANG KOTA (URBAN HEAT ISLAND) DI KOTA YOGYAKARTA DAN DAERAH : tujuan
SEKITARNYA HASIL INTERPRETASI CITRA LANDSAT OLITIRS TAHUN 2013. Jurnal Geografi Media Informasi : teori
Pengembangan Ilmu, 196-203. : metode pemecahan
: hasil

Anda mungkin juga menyukai