KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Suhu Permukaan
Suhu permukaan merupakan suhu bagian terluar dari suatu objek yang dapat
tutupan lahan pada wilayah tersebut, yang berpengaruh juga terhadap radiasi netto
yang diserap dan dipantulkan oleh tutupan lahan. Selain hal itu, fluks bahang
mengindikasikan besar energi yang diserap oleh sebuah tutupan lahan, dan
permukaan. Suhu udara pun akan dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan yang
berada di permukaan bumi. Suhu udara harian maksimum tercapai beberapa saat
benda dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suatu benda, maka suhu
tersebut akan turun jika benda tersebut kehilangan panas. Pada saat permukaan
suatu benda menyerap radiasi, maka suhu permukaannya meningkat. Hal ini juga
akan meningkatkan radiasi gelombang panjang yang keluar dari benda tersebut.
Hubungan antara satuan panas dengan satuan suhu permukaan tidak merupakan
panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya tampung panas yang
7
8
pixel trtentu dalam berbagai permukaan yang berbeda (Faridah dan Krisbiantoro
2014.) . LST adalah salah satu kunci parameter di berbagai studi lingkungan pada
2010). LST merupakan salah satu parameter kunci keseimbangan energi pada
Urban Heat Island (UHI) adalah fenomena suhu tinggi yang terjadi di
oleh suhu permukaan tanah (LST) dan merupakan fenomena keseimbangan energi
permukaan yang melibatkan semua fitur kota seperti jalan, atap, dinding, dan
pohon. UHI memiliki skala spasial mikro dan lokal, dengan skala mikro berkisar
antara meter hingga 1 km dan skala lokal berkisar antara 100 m sampai 50 km.
Tumpang tindih antara kedua skala ini membutuhkan resolusi terendah citra
UHI dapat dilakukan pada skala mikro atau lokal dan sangat penting untuk
merupakan faktor penyebab utama suhu dasar dan merupakan faktor penting
Asmiwyati 2018 ). SUHI menggambarkan pulau panas yang bisa dideteksi dari
suhu permukaan tanah (LST) (Voogt dan Oke, 2003). UHI ada di seluruh amplop
energi permukaan yang melibatkan semua fitur kota (yaitu, jalan, atap, dinding,
pohon) (Roth, 2013). Suhu permukaan dalam fenomena skala mikro yang biasa
dikenal dengan Micro Urban Heat Island (MUHI) dicirikan oleh SUHI kecil yang
terkait dengan suhu struktur individu atau kelompok struktur (Mitchell, 2011).
Skala spasial mikro sering terjadi dari skala meter hingga 1 km dan skala spasial
tindih antara kedua skala itu bisa terjadi. Konsekuensinya, untuk mempelajari
UHI pada skala mikro, resolusi terendah citra termal yang dapat digunakan adalah
90 m sampai 1 km. Studi UHI yang sama pada skala mikro digunakan oleh
Mitchell (2011) pada skala lokal yang membentang dari 1 km sampai 20 km.
4. Tutupan Lahan
tutupan lahan lebih mengacu pada tipe vegetasi yang ada pada lahan tertentu,
10
tertentu seperti pada bidang pertanian dan perkebunan yang dinyatakan dalam
lahan digunakan data yang diperoleh dari analisis citra satelit (satellite imagery)
Biro Pusat Statistik (Pusat dan Provinsi) dan sumber lainnya. Data citra satelit dan
data statistik untuk tujuan studi digunakan secara terintegrasi untuk saling
melengkapi.
metode yang sering digunakan untuk menginterpretasi citra. Pada metode ini,
analis terlebih dulu menentukan beberapa training sample area pada citra sebagai
dalam daerah contoh kemudian digunakan oleh komputer sebagai kunci untuk
mengenali piksel lain. Daerah yang memiliki nilai-nilai piksel sejenis akan
dimasukkan ke dalam kelas lahan yang telah ditentukan sebelumnya. Jadi dalam
terlebih dahulu yang kemudian digunakan untuk menentukan kelas spektral yang
6. Penginderaan Jauh
(indraja) adalah ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi tentangsuatu objek,
daerah, atau fenomena dengan cara analisis data yang diperoleh dari suatu alat
(sensor) tanpa kontak langsung dengan objek , daerah, atau fenomena yang di kaji
( Lilesand dan Kiefer, 1999). Alat yang dimaksud dari pngertian diatas adalah
sensor yang diletakan di wahana yang berupa pesawat, balon udara, satelit, dll.
Sensor merupakan suatu alat perekam yang digunakan unuk mengambil gambaran
objek melalui perekam energi elektromagnetik. Data yang diperoleh dari hasil
penginderaan jauh berupa citra yang menggambarkan objek yang mirip dalam
12
wujud dan letaknya dipermukaan bumi dalam liputan yang luas (Liliesand dan
Kiefar, 1999).
Setiap sensor mempunyai keterbatasan, sebab tidak ada sensor yang mampu
merekam seluruh energi tersebut. Energi atau tenaga merupakan komponen utama
informasi dari objek kepada sensor. Tenaga yang dimaksud disini adalah tenaga
kecepatan sinar pada frekuensi dan panjang gelombang tertentu, dengan sejumlah
tenaga tertentu, dimana matahari merupakan sumber utama dari energi tersebut.
(Gunawan,2017).
(0,4 μm-0,7 μm), spektrum inframerah dekat (0,7 μm-1,3 μm), spektrum
inframerah termal (3 μm-18 μm), dan gelombang mikro (1 mm-1 m). Dalam
tenaga kuantumnya justru akan semakin rendah. Akibatnya pancaran radiasi alami
pada spektrum yang mempunyai panjang gelombang panjang justru akan semakin
radiasi infrared (IR) yang dapat dipancarkan dari sebuah obyek ataupun
panas dan disebut Thermal infrared. Energi yang dipantulkan hampir sama
dengan energi sinar nampak disebut dengan reflected infrared atau Thermal
infrared atau band 5 dengan panjang gelombang 0,7 – 3 m dan Thermal infrared.
Thermal infrared yang digunakan untuk aplikasi penginderaan jauh pada kajian
suhu permukaan dapat dilihat pada TIRS1 (Thermal infrared Sensor) atau band 10
menunjukan suhu permukaan pada suatu daerah (Wiweka, 2014 dalam Mutiara,
2018).
14
dari VAFB, CA, dengan pesawat peluncur Atlas-V-401. Satelit LDCM (Landsat-
ketinggian :705 km, dengan inklinasi : 98.2º, periode : 99 menit, waktu liput ulang
Descending Node -LTDN) nominal pada jam: 10:00 s.d 10:15 pagi.
(Operational Land Imager) yang mempunyai 1 kanal inframerah dekat dan 7 kanal
tampak reflektif, akan meliput panjang gelombang yang direfleksikan oleh objek-
objek pada permukaan Bumi, dengan resolusi spasial yang sama dengan Landsat
spektral yang menyerupai sensor ETM+ (Enhanced Thermal Mapper plus) dari
Landsat-7, akan tetapi sensor pencitra OLI ini mempunyai kanal-kanal yang baru
yaitu : kanal-1: 443 nm untuk aerosol garis pantai dan kanal 9 : 1375 nm untuk
TIRS (Thermal infrared Sensor) ditetapkan sebagai pilihan (optional) pada misi
Panjang Resolu
No. Kanal Penggunaan Data Sensor
Gelombang si
1 Band-1 Aerosol 0.43 – 0.45 Studi aerosol dan 30 m Visible
pesisir wilayah pesisir
2 0.45 – 0.51 Pemetaan bathimetrik, 30 m Visible
Band-2 membedakan tanah dari
Biru vegetasi dan daun dari
vegetasi konifer
3 0.53 - 0.59 Mempertegas puncak Visible
Band-3
vegetasi untuk menilai
Hijau
kekuatan vegetasi
4 Band-4 0.64 – 0.67 Membedakan sudut Visible
Merah vegetasi
5 Band-5 0.85 – 0.88 Menekankan konten Near-
Infra merah dekat biomassa dan garis Infrare
– Thermal pantai d
infrared (NIR)
6 Band 6 1.57 – 1.65 Mendiskriminasikan SWIR-
Short - wave kadar air tanah dan 1
Infrared (SWIR vegetasi ; menembus
1) awan tipis
7 Band 7 2.11 - 2.29 Peningkatan kadar air SWIR-
Short – tanah dan vegetasi dan 2
waveInfrared penetrasi awan tipis
(SWIR 2)
8 Band 8 0.50 – 0.68 Resolusi 15 m 15 m Pankro
Panchromatic penajaman citra matik
9 1.36 – 1.68 Peningkatan deteksi 30 m Cirrus
Band 9
awan sirus yang
Sirus
terkontaminasi
16
10 10.60 –
Resolusi 100 m, 100 m TIRS 1
11.19pemetaan suhu
Band 10
permukaan dan
TIRS
perhitungan kelembaban
tanah
11 11.5 – Resolusi 100 m, 100 m TIRS 2
12.51 peningkatan pemetaan
Band 11
suhu permukaan dan
TIRS-2
penghitungan
kelembaban tanah
Sumber: NASA, 2008 dalam Sitanggang, 2010.
khususnya pada band 1, 9, 10, dan 11. Band 1 (Ultra blue) dapat menangkap
panjang gelombang elektromagnetik lebih rendah dari pada band yang sama pada
landsat 7, sehingga lebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut atau
aerosol. Band ini unggul dalam membedakan konsentrasi aerosol di atmosfer dan
pada awan cirrus juga lebih baik dengan adanya kanal 9 pada sensor OLI,
sedangkan band thermal (kanal 10 dan 11) sangat bermanfaat untuk mendeteksi
suhu permukaan bumi dengan resolusi spasial 100 m. Pemanfaatan sensor ini
dapat membedakan bagian permukaan bumi yang memiliki suhu permukaan lebih
dan pengenalan pola menjadi bagian dari proses pengenalan citra. Kedua aplikasi
ini akan saling melengkapi untuk mendapatkan ciri khas dari suatu citra yang akan
Interpretasi citra adalah tindakan mengkaji foto atau citra dengan maksud
untuk mengenali objek dan gejala serta menilai arti pentingnya objek dan gejala
seperti dalam: geografi, komputer, printer dan GPS Hand Held yang digunakan
untuk perekaman titik koordinat data di lapangan. geologi, lingkungan hidup dan
sebagainya. Pada proses pengolahan data citra pada penelitian ini menggunakan
unik dalam pengolahan data citra yang mengkombinasikan file – based dan band –
based. ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI
Fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS
desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada
tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, dimana ArcGIS
fokus ke arah editing data spasial) danArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan
Interpretasi data citra digital dapat dikelompokan menjadi tiga prosedur yaitu,
mengalami distorsi yang disebabkan oleh sensor, faktor media antara, dan
a) Koreksi Geometrik
b) Koreksi Radiometrik
Ρλ = MΡ*QCAL + AΡ
Keterangan :
Lλ = Mρ*QCAL + Aρ
Keterangan :
2) Penajaman Citra
kualitas visual dan variabilitas spektral citra menjadi lebih baik. Teknik yang
piksel citra asli terlebih dahulu (nilai terendah dan tertinggi), kemudian nilai
ditarik ke nilai maksimum bit (binary digit) citra yang digunakan. Metode
nilai minimum dan maksimum citra output. Ini sangat bermanfaat pada saat
koreksi geometrik.
informasi. Pada proses klasifikasi citra digital kriteria yang digunakan hanya
Indeks vegetasi adalah besaran nilai kehijauan vegetasi yang diperoleh dari
pengolahan sinyal dijital data nilai kecerahan (brightness) beberapa kanal data
tingkat kecerahan kanal cahaya merah (red) panjang cahaya inframerah dekat
(near infrared). Fenomena penyerapan cahaya merah oleh klorofil dan pemantulan
cahaya inframerah dekat oleh jaringan mesofil yang terdapat pada daun akan
membuat nilai kecerahan yang diterima sensor satelit pada kanal-kanal tersebut
kondisi vegetasi yang rusak, tidak akan menunjukkan nilai rasio yang tinggi
sehat, perbandingan kedua kanal tersebut akan sangat tinggi (maksimum). Nilai
perbandingan kecerahan kanal cahaya merah dengan cahaya inframerah dekat atau
NIR/RED, adalah nilai suatu indeks vegetasi (yang sering disebut ”simple ratio”)
yang sudah tidak dipakai lagi. Hal ini disebabkan karena nilai dari rasio NIR/RED
akan memberikan nilai yang sangat besar untuk tumbuhan yang sehat. Oleh
karena itu, dikembangkanlah suatu algoritma indeks vegetasi yang baru dengan
perbedaan nilai reflektansi merah dekat dan inframerah yang dinormalisasi karena
Keterangan:
Data citra satelit yang didapatkan tidak dapat langsung diolah digita; number-
nya, namun harus mengalami beberapa tahapan konversi terlebih dahulu untuk
permukaan terdiri dari dua tahapan sebagai berikut (Landsat USGS, 2017) :
Spektral) .
didalamnya masih terdapat kandungan nilai dari angin, uap, awan, hujan
asumsi tingkat penyinaran. Perhitungan nilai BST dapat dilihat dari nilai
yaitu 1321,08oK untuk landsat 8-Oli Tirs dan nilai spektral radiasi
(watt/m2*ster*ưm).
Selanjutnya di dalam algoritma LST ada juga yang memiliki metode BoA
(Bottom of Atmosphere) metode ini banyak jenisnya dan banyak juga yang
Spektral) .
24
B. Teori-Teori Relevan
Urban Heat Island, Pada penelitian ini, analisis menggunakan citra satelit Landsat
5 tahun 1999 dan tahun 2007 serta Landsat 8 tahun 2014. Nilai suhu permukaan
didapat dari pengolahan kanal termal citra satelit Landsat yang kemudian
sederhana. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 1999 kelas suhu permukaan
berkurang pada tahun 2007 dan 2014 dan kelas 33°C-34°C mendominasi akibat
koefisien determinasi (R2) sebesar 99%. Sedangkan hasil uji regresi sederhana
antara perubahan luas sawah terhadap suhu permukaan didapatkan nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 99%. Suhu tinggi yang terdapat di wilayah pusat kota
yang kemudian menurun ke arah pinggiran kota sampai ke desa, dengan selisih
TIRS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pola persebaran suhu permukaan
berupa mengelompok secara linear dimana suhu tinggi mengikuti ruas jalan di
lahan yaitu hutan, sawah, sungai, kebun campuran, permukiman, lahan kosong dan
jalan. Penggunaan lahan terluas berupa kebun campuran dan tersempit berupa sungai.
(3) Terdapat hubungan antara suhu permukaan dengan penggunaan lahan dari hasil
Significance kurang dari 0,05. Nilai suhu permukaan lahan yang terekam pada saluran
bahwa perubahan tutupan lahan dan indeks vegetasi memiliki korelasi dengan
suhu permukaan. Hasil uji regresi sederhana antara perubahan luas lahan
sebesar 99,8%.Hasil analisi korelasi spasial antara nilai indeks vegetasi dengan
suhu permukaan menghasilkan nilai korelasi sebesar 66,63% untuk tahun 1997
dengan tahun 2007, dan 17,53% untuk tahun 2007 dengan tahun 2017.Perbedaan
suhu permukaan antara pusat Kota Surakarta dengan daerah sub urban adalah
sebesar ± 1-2,5°C. Perbedaan suhu antara pusat Kota Surakarta dengan daerah sub
urban tersebut menjadi indikator kuat terjadinya urban heat island di Kota
Surakarta.
26
dilakukan di Kabupaten Pati. Adapun data yang digunakan adalah data Landsat 7
dan Landsat 8. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
variasi antara land surface temperature dengan kelas tutupan lahan memanfaatkan
Hasil dari pengolahan tersebut akan dilakukan analisis spasial menggunakan zonal
statistic, dimana hasilnya adalah nilai minimal, maksimal, rata-rata dan range serta
standar deviasi dari suhu permukaan di setiap satuan pemetaan tutupan lahan yang
standar deviasi terhadap range, sehingga hasil dari perbandingan tersebut dapat
digunakan untuk mengetahui variasi hasil olahan suhu permukaan terhadap tiap
tutupan lahan yang dihasilkan. Untuk hasil variasi suhu permukaan paling rendah
terdapat pada kelas Perairan, hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata rasio antara 2σ
terhadap range sebesar 17,16%. Sedangkan hasil variasi suhu permukaan paling
tinggi terdapat pada kelas Non Pertanian, hal ini berdasarkan hasil dari rata-rata
Ayu Hapsari Aditiyanti, dkk. 2013. Analisis Pengaruh Perubahan NDVI dan
berdasarkan interpretasi citra satelit Landsat tahun perekaman 2001, 2006, dan
27
2011. Penginderaan jauh dilakukan untuk memperoleh data spasial dalam waktu
mengalami penurunan luas area vegetasi dan peningkatan area terbangun. Secara
sebesar 82,6% (tahun 2001), 76,7% (tahun 2006), 78,8% (tahun 2011). Secara
2006), 73,0% (tahun 2011) terhadap suhu permukaan. Secara parsial tutupan
lahan memberikan pengaruh sebesar 74,0% (tahun 2001), 70,7% (tahun 2006),
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Mosaic Citra
Koreksi Radiometrik
Pemotongan Citra
Citra Terkoreksi
Hitung RMSE
LST
Uji Validasi