Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRATIKUM I

PENGINDERAAN JAUH TERMAL


Analisis Land Surface Temperature Menggunakan Landsat 8

Dibuat Oleh :
Rifqi Nafis (20331086)

Dosen Pengampu :
Febriandi, S.Pd, M.Si

Asisten Dosen :
Henzulkifli Rahman, S.Si

DIV PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
ACARA I
Analisis Land Surface Temperature Menggunakan Landsat 8

I. TUJUAN
Adapun tujuan dari pratikum acara I yaitu sebagai berikut :
1. Mampu mengetahui suhu permukaan tanah pada wilayah Kota Padang
2. Mampu mengolah citra landsat 8 OLI untuk mendapatkan nilai suhu
permukaan
3. Mampu melakukan identifikasi hasil yang diperoleh dari perhitungan metode
LST

II. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop
2. Software Arcgis 10.8
3. Citra Landsat 8 OLI Level-1
4. SHP Administrasi Kota Padang

III. DASAR TEORI


Penginderaan jauh sistem termal adalah penginderaan jauh yang
memanfaatkan pancaran suhu suatu benda. Semua benda memancarkan panas yang
disebabkan oleh gerak acak partikelnya. Gerak acak ini menyebabkan gesesarn antara
partikel benda dan menimbulkan peningkatan suhu sehngga permukaan benda itu
memancarkan panasnya. Tenaga elektromagnetik yang dipancarkan oleh benda
disebut tenaga pancaran yang besarnya diukur dengan Watt.cm-2.
Land Surface Temperature (LST) didefinisikan sebagai kondisi suhu bagian
terluar dari suatu objek yang ada di permukaan tanah. Pada umumnya nilai Land
Surface Temperature tertinggi akan terdapat di pusat kota dan menurun secara
bertahap ke arah pinggir kota sampai ke desa. Dimana diketahui bahwa daerah pinggir
kota sampai ke desa, memiliki kondisi tutupan lahan yang dominan dengan vegetasi.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa, LST akan berbanding terbalik dengan
indeks kerapatan vegetasi (NDVI).
LST memainkan peranan dalam pendekatan hidrologi, ekologi, pertanian dan
proses meteorologi di permukaan bumi (Jiménez-Muñoz dan Sobrino, 2008). Suhu
permukaan tanah juga merupakan salah satu hal penting untuk mendeteksi perubahan
iklim. LST digunakan untuk berbagai macam studi ilmiah dan ini adalah parameter
kunci untuk mengukur kenaikan suhu permukaan pada suatu daerah tertentu. LST
dapat ditentukan dari citra satelit yang memiliki band termal dengan berbagai metode
tergantung pada jumlah band yang digunakan (Pu dkk., 2006). Cheval dan
Dumitrescu (2009) telah menemukan bahwa pengukuran suhu satelit memberikan
hasil yang lebih baik daripada yang diperoleh dari stasiun bumi yang diinterpolasi.
Seiring perkembangan dan popularitas LST, LST sendiri lebih banyak
dikaitkan dengan hubungan antara pulau panas perkotaan (urban heat island),
kerapatan vegetasi, konversi lahan terbuka dan sebagainya. Namun, hubungan antara
LST dan topografi di wilayah diabaikan. Faktanya, hal ini juga didasari dengan
adanya penurunan suhu sebesar 0,6°C setiap kenaikan 100 mdpl yang dikenal sebagai
laju penurunan suhu normal, karena merupakan nilai rata-rata pada semua lintang dan
waktu (Braak, 1977 cit. Purwantara, 2011). Maka dari itu perlu diperhatikan seberapa
besar pengaruh korelasi ini dan faktor mana dalam topografi yang memiliki pengaruh
yang menentukan pada suhu (Peng dkk, 2020)
IV. LANGKAH KERJA
1. Masukan data administrasi, band 10,band 5, dan band 4

2. Mencari nilai DN(digital number) menjadi radience dengan rumus DN = 0.0003342*BAND10+1

3. Konversi nilai radiance menjadi celcius dengan rumus LST K = (K2 / Ln (K1/ band_DN + 1 )) –
273.15
4. Lalu mencari analisis NDVI (normalized difference vegetation index) dengan rumus Float(NIR
– Red)/ Float(NIR+Red)

5. Mengubah nilai NDVI ke Nilai PV dengan rumus NDVI = ((NDVI – NDVImin) / (NDVImax –
NDVImin))

6. Lalu mengkonversi nilai PV ke nilai Emisivitas dengan menginput formula berikut : 0.004 * pv +
0.986
7. Setelah itu mengkonversi nilai emisivitas dan suhu celcius dengan format "LST_C" / (1 + (10.8
* "LST_C" / 14388) * Ln("emisivitas"))

8. Mengkonversi nilai radiance ke suhu celcius menggunakan band 11 dengan format LST K = (K2
/ Ln (K1/ band_DN + 1 )) – 273.15
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Hasil konversi nilai DN (Digital Number) menjadi Radiance

Hasil konversi nilai radiance ke suhu celcius

Hasil analisis NDVI (Normalized Difference Vegetation Index)


Hail mengubah nilai NDVI menjadi nilai PV

Hasil konversi nilai PV ke nilai Emisivitas

Hasil konversi menggabungkan emisivitas dan suhu celcius


Hasil konversi nilai radiance ke suhu celcius menggunakan band 11

Hasil setelah di layout


2. Pembahasan
Pada pratikum acara 1 penginderaan jauh termal dilakukan analisis land
surface temperature / suhu permukaan tanah menggunakan citra landsat 8pada
wilayah kajian Kota Padang, yang mana prosesnya melalui beberapa tahap pada
pada software Arcmap 10.8, yaitu pertama memotong citra sesuai wilayah kajian
yaitu Kota Padang menggunakan tools extract by mask, lalu mengkonversi nilai
DN (Digital Number) menjadi radiance yang berfungsi menjadikan nilai pancaran
menjadi nilai radiance dengan rumus menggunakan tool raster calculator,
kemudian nilai radiance yang didapatkan dikonversi ke suhu celcius
menggunakan tool raster calculator, setelah itu melakukan analisis Normalized
Difference Vegetation Index, lalu mengkonversi nilai PV ke nilai Emisivitas,
menggabungkan nilai emisivitas dan suhu celcius, melakukan cell statistik dan
mean.
Hasil dari rentetan proses diatas adalah didapatkan 4 macam warna pada citra
yaitu warna merah yang artinya suhu permukaannya panas karena kurangnya
vegetasi yang menyerap panas, lalu warna orange yang artinya suhu
permukaannya tidak terlalu panas karena tidak terletak dipusat kota serta masih
terdapat sedikit vegetasi, lalu warna kuning artinya suhu permukaan tidak terlalu
dingin karena terletak didekat vegetasi hutan, dan warna hijau artinya suhu
permukaan dingin karena terletak dihutan atau vegetasi.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Dapat disimpulkan bahwa suhu permukaan tanah pada wilayah Kota Padang
dilihat dibagian barat atau pusat kota memiliki suhu permukaan yang panas, pada
bagian timur atau daerah limau manis serta indarung memiliki suhu permukaan yang
dingin.
Perubahan variasi suhu permukaan maka akan berpotensi mengubah unsur-
unsur iklim yang lainnya. Peningkatan suhu permukaan dapat terjadi secara langsung
maupun tidak langsung akibat kegiatan manusia. Peningkatan jumlah penduduk akan
diiringi dengan banyaknya proses pembangunan. Dalam proses pembangunan ini
lahan vegetasi akan diubah menjadi lahan non-vegetasi, yang digunakan sebagai
tempat tinggal dan tempat berkegiatan manusia. Akibat dari semakin sedikitnya lahan
non-vegetasi, maka suhu permukaan menjadi meningkat karena tidak ada vegetasi
yang menyerap panas. Selain itu, dengan banyaknya pabrik yang dibangun dan
banyaknya penggunaan kendaraan bermotor mengakibatkan kadar CO2 semakin
banyak di atmosfer dan suhu permukaan pun menjadi ikut meningkat.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Henzulkifli Rahman. 2023. Modul Analisis Land Surfce Temperature. Program Studi
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Universitas Negeri
Padang.
Almy Faturahim Nur Insan. 2021. Sebaran Land Surface Temperature dan Indeks
Vegetasi di Wilayah Kota Semarang pada Bulan Oktober 2019. Politeknik
Pertanian Negeri Samarinda.
Utomo, A. W., Suprayogi, A., & Sasmito, B. 2017. Análisis hubungan variasi land
surface temperature dengan kelas tutupan lahan menggunakan data citra
satelit landsat (Studi Kasus: Kabupaten Pati). Jurnal Geodesi Undip

Anda mungkin juga menyukai