Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM Nilai praktikum

GKP 0205 PENGINDERAAN JAUH


SISTEM PASIF NON-FOTOGRAFI
Laboratorium Penginderaan Jauh
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

ACARA VII KONVERSI NILAI DN KE SUHU PERMUKAAN

KELOMPOK HARI: Senin PUKUL: 15.00


Muhammad Ari Purnomo Aji 17/411294/GE/08523

ASISTEN:
1. SHAFA ARUM W.
2. WILLIAM KRISTA M.
.

1. TUJUAN
Mampu melakukan konversi nilai DN(Digital Number) citra landsat 8 OLI menjadi nilai
suhu permukaan(Tkin)
2. HASIL
a. Citra Tkin Landsat 8 OLI
b. Pengkelasan Tkin citra Landsat 8 OLI dengan density slice yang sudah di lay-out.

Laporan Praktikum GKP 0205 Penginderaan Jauh Sistem Pasif Non-Fotografi 2019 I-1
3. PEMBAHASAN
Citra thermal adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk mengukur atau melihat
inframerah, panjang gelombang yang dipancarkan dari benda, dan kemudian mengubah
informasi suhu menjadi gambar(Geun & Seong 2014). Gambar menampilkan warna palet yang
mewakili suhu kisaran gambar yag ditampilkan.citra thermal secara keseluruhan mengubah nilai
digital number pada tiap piksel citra menjadi nilai suhu dimana hal ini dilakukan melalui beberapa
proses transformasi. Dalam pendeteksian suhu benda yang berbeda tiap obyek maka digunakan
sinar inframerah yang ditembakkan ke obyek yang nantinya akan menampilkan warna atau tipe
pantulan berbeda tiap obyeknya yang tergantung suhu obyek tersebut. Metode metode ini dapat
diterapkan dalam berbagai jenis permasalahan seperti pemetaan konsentrasi inorganik material
suspensi dan fitoplankton serta memetakan perubahan vegetasi, permukaan kedap air, tanah
terbuka, dan air termasuk tingkatan akurasinya dari data masukan dari fraksi endmember
(Nurlina, 2008).
Citra termal yang memanfaatkan gelombang NIR dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
suhu dari permukaan obyek di bumi dimana hal ini diakibatkan tingkat sensitivitaas dari
gelombang ini. Pada citra landsat 8 suhu permukaan benda dapat dilakukan analisis
menggunakan dua band termal yaitu band 10 dan band 11 dimana keduanya memunculkan respon
yang baik dalam pemunculan nilai suhu berdasarkan nilai spekral DN per piksel citra. Pembuatan
citra termal mengharuskan melakukan pengubahan citra hasil perekaman menjadi TOA radiansi
dimana hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan adanya efek hamburan atau gangguan pada
atmosfer. Pengkonversian nilai DN ini dilakukan berdasarkan tingkat kepekaan dari panjang
gelombang yang digunakan dimana panjang gelombang di band 10 dan 11 citra Landsat 8 OLI
sangat peka atau khusus digunakan sebagai media untuk identifikasi gejala respon suhu
permukaan bumi. Hal ini diakibatkan panjang gelombang yang digunakan adalah LSWIR-1
untuk band 10 dan LSWIR-2 untuk band 11 dimana pada band 10 menggunakan panjang
gelombang tinggi yaitu 10,3 – 11,19 serta pada band 11 adalah menggunakan panjang gelombang
11,15 – 12,51.

Density slice band 11 Density slice band 10

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui perbedaan tingkat sensitivitas dari band yang
digunakan untuk mengetahui respon suhu dari obyek atau obyek memberikan informasi suhu
kepada sensor. Klasifikasi di atas dibuat dengan pengklasifikasian tersendiri dengan
memperhatikan histogram dari citra yang terbentuk yaitu citra hasil T kin dalam celsius dimana
nilai tertinggi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klas dimana dalam pengkelasannya
terjadi perbedaan pada dua band yang digunakan. Pada band 11 pengkelasan dilakukan hanya
pada titik-titik tertentu obyek yang memiliki tingkat atau nilai yang tertinggi pada histogram
citra dimana ini menunjukkan adanya keseragaman obyek yang dapat dibedakan. Hal inilah
yang melandasi pengkelasan dalam pembuatan kelas citra dengan berdasarkan histogram citra

Laporan Praktikum GKP 0205 Penginderaan Jauh Sistem Pasif Non-Fotografi 2019 I-2
juga tanpa hanya berdasarkan klasifikasi yang dibuat sendiri. Pada band 10 dapat dilihat
pengkelasan dilakukan lebih banyak pada beberapa interval suhu dimana hal ini didasarkan
pada persebaran nilai histogram yang lebih variatif dibandingkan dengan pada band 11.
Konversi nilai DN ke nilai suhu dilakukan secara bertahap dimana hal ini menghasilkan
adanya pengalihan nilai yang berupa nilai pancaran dari suhu obyek permukan bumi ke sensor
yang berupa nilai keabuan yaitu nilai piksel sesuai dengan bit yang digunakan menjadi nilai
suhu nyata dari obyek itu sendiri. Pengkonversian awal adalah mengubahnya menjadi nilai
kelvin yang selanjutnya diubah menjadi nilai suhu celsius. Rerata suhu yang ada adalah pada
rentang 20 sampai 30 derajat celsius. Namun pada beberapa sisi permukaan bumi yang direkam
oleh sensor memiliki nilai yang lebih tinggi dari 30 derajat yaitu nilai pada histogram tertinggi
mencapai nilai 36 derajat celsius. Hal ini dapat diidentifikasi bahwa pada lokasi tersebut terjadi
suhu yang cukup tinggi apalagi lokasi yang ditemukan ada di daratan. Identifikasi lanjutan
dilakukan maka yang dapat diketahui adalah lokasi dari beberapa aglomerasi nilai tinggi suhu
tersebut adalah pada lokasi perkotaan salah satunya adalah pada kota semarang. Maka hal ini
dapat diidentifikasi sebagai suatu yang menandakan adanya perubahan keadaan cuaca dan suhu
pada wilayah Kota Semarang. Salah satunya adalah Urban Heat Island dimana nilai suhu
meningkat di perkotaan akibat adanya peningkatan pemantulan di atmosfer bumi terhadap nilai
panas.

4. KESIMPULAN
Konversi nilai DN ke suhu permukaan menggunakan panjang gelombang tinggi yaitu
LSWIR-1 dan 2 dimana pengkonversian dilakukan dengan bertahap dari pengkorversian
menjadi nilai radians sampai menjadi nilai suhu kelvin dan celsius.

5. DAFTAR PUSTAKA
C. Myung Geun and K. Seung G. “Focusing in thermal imagery Using Morphological Gradient
Operator” pattern Recognition Letters, vol. XXXVIII. P. 20-25, 2014.
Nurlina, A., 2008, Linear Spectral Mixture Analysis untuk Kajian Perubahan Tutupan Lahan Di
Daerah Perkotaan Menggunakan Data Satelit Landsat Multitemporal, Tesis, Program
Studi Penginderaan Jauh, Program Pascasarjana Fakultas Geografi, UGM, Yogyakarta.

KOMENTAR DAN MASUKAN

Laporan Praktikum GKP 0205 Penginderaan Jauh Sistem Pasif Non-Fotografi 2019 I-3

Anda mungkin juga menyukai