Materi IX
c. Nilai pancaran
Jumlah tenaga pancaran suatu benda di pengaruhi oleh nilai
pancaran benda itu dan oleh suhu permukaannya. Meskipun suhu
permukaan benda tinngi, tenaga pemancarannya tidak tinggi
apabila nilai pancarannya rendah.
Perlu diperhatikan bahwa sensor hanya mendeteksi suhu pancaran
oleh selaput tipis permukaan benda, yaitu 50 ụm. Suhu pada selapis
tipis permukaan benda ini belum tentu mencerminkan suhu bagian
dalam bendanya.
Sensor dan Cara Kerjanya
a) Radiometer termal
radiometer termal merupakan sensor termal dalam bentuk yang paling
dasar.Optik pengumpul tenaga elektromaknetik memusatkan tenaga pancaran
yang berasal dari permukaan bumi .tenaga pancaran ini dipusatkan atau
difokuskan ke detektor.karena lensa kaca menyerap tenaga termal aka pada
umumnya digunakan cermin pemantul untuk obtik pengumpul tersebut.ada
dua jenis detektor yaitu detektor termal (bolometer) dan detektor kuantum
atau detektor foton.detektor termal merupakan alat untuk suhu dalam
hubungannya dengan serapan tenaga yang mengenainnya.dan suhu dipantau
secara elektrik serta mengandung bahan yang ketahanan elektriknya
bergantung pada suhu dan panjang gelombang elektromaknetikyang
digunakan. Detektor kuantum dapat bekerja cepat.Untuk tanggapan
perubahan tersebut diperlukan waktu kurang dari satu mikrodetik.karena
tanggapan yang cepat ini maka detektor kuantumlah yang digunakan secara
luas dalam pengidraan jauh sistem termal.
b) Spektrometer termal
Dengan spektrometer termal memungkinkan untuk pengindra obyek melalui
saluran sempit pada saluran inframerah termal.Cara pengindraan dilakukan
dengan merekam atau mengukur suhu pancaran sampel obyek yang
kemudian dibandinkan terhadap suhu pancaran obyek yang diteliti serta
wahana yang digunakan yaitu satelit.karena keringgian satelit lebih besar
diabandingkan dengan pesawat terbang maka pengaruh atmosfer terhadap
suhu obyek serta nilai nilai pancarannya juga lebih besar.
Bila dikehendaki pemetaan teliti dengan citra inframerah termal, maka data
tersebut harus diregistrasi. Distorsi geometri citra inframerah termal disebabkan
oleh dua variasi, yaitu ;
1. Variasi sistematik
Variasi yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan atau diperhitungkan
sebelumnya, meliputi :
a. Variasi skala tangensial
- terjadi pada arah garis penyiam, skala pada arah jalur terbang relatif konstan.
- disebabkan oleh kecepatan gerak penyiam tetap, kecepatan penyiam tidak
tetap.
-menyebabkan perubahan bentuk pada citra.
b. Variasi ukuran sel resolusi sel resolusi semakin besar bila tempatnya semakin
jauh dari titik nadir.
c. Pergeseran relatif satu arah bersifat radial terhadap titik prinsipal
2. Variasi acak
Variasi yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya dan belum pasti terjadi,
meliputi :
a. Distorsi oleh kedudukan pesawat terbang (pitch, roll, yaw)
b. Gangguan elektronik
c. Gangguan atmosfer
d. Efek perkaman
Keunggulan dan Keterbatasan Citra Inframerah Thermal
1) Dapat merekam wujud tak tampak oleh mata sehingga menjadi gambaran
yang cuku jelas.
2) Keluarnya dapat berupa data non-citra, citra dan data digital.
1. Rona obyek tergantung pada jam perekaman dan variasi suhu harian.
2. Ada kompresi skala tangensial cukup besar pada dua bagian tepi citra
yang belum direktifikasi.
Penggunaan Citra Inframerah Termal
Hidrologi,
sasaran penginderaan ; mata air dingin dan panas, pola aliran air, batas air
dan es, batas air tawar dan air asin dll.
Perkotaan,
sasaran penginderaan ; kebocoran pipa gas bawah tanah, titik panas
bangunan industri, model penggunaan listrik, konservasi energi dll.
Vegetasi,
sasaran penginderaan ; evapotraspirasi, kebakaran hutan dan gangguan
serangga.