Anda di halaman 1dari 14

JUDUL

PHYROMETER LAND

ORIGINATOR
UJANG RUSNANDI
I. TUJUAN

Agar semua karyawan EIC (Electric Instrument & Control System) dapat melakukan Maintenance
Phyrometer di area Tin Bath dan Annealing Lehr dengan baik dan benar.

II. SASARAN

Dengan diadakannya On the Job Training ini diharapkan setelah selesai mendapatkan materi,
partisipan memperoleh hal-hal sebagai berikut :
• Memahami prinsip dasar cara kerja Phyrometer
• Memahami Electrical Drawing dan melakukan trouble shooting
• Memahami cara melakukan perubahan parameter

III. PRINSIP KERJA SISTEM

3.1 Prinsip Dasar Pyrometer


Pyrometer adalah alat yang dipakai sebagai pendeteksi temperature (thermometer) dengan prinsip
non-contact detection. Dimana suhu yang terdeteksi diukur berdasarkan radiasi panas.
Tetapi bagaimana dapat mengukur objek tanpa menyentuhnya, itu yang menjadi permasalahan. Setiap
objek yang berada di atas temperatur 0⁰C absolute (273,15 ⁰K) dapat mengeluarkan emisi radiasi
yang disebut radiasi panas atau dalam beberapa istilah dapat digunakan radiasi infrared karena
panjang gelombang benda pada umumnya masuk pada gelombang infrared ini.

Ilstrasi Electro-magnetic
Spectrum

Ilstrasi Distribusi intensitas


Disini terlihat bahwa semakin
tinggi temperature, maka panjang
gelombang akan semakin pendek
dengan hubungan kurva
eksponesial
Untuk lebih jelasnya, kita akan lihat bagaimana effect suatu objek bila terkena radiasi.

Disini terlihat bahwa, bila suatu obek terkena


radiasi, maka akan terjadi 3 pengaruh atau
respon terhadap objek tersebut, yaitu :
• Reflection (Pemantulan radiasi)
• Absortion (Penyerapan radiasi)
• Transmission (Penghantaran radiasi)

 Reflection (Pemantulan radiasi, ρ), bila radiasi ini mengenai objek tersebut maka akan
dipantulkan. Besarnya pantulan ditentukan oleh bentuk dan jenis objek tersebut. Misalnya
cermin akan memantulkan sebagian besar radiasi dengan arah yang lebih fokus, tetapi kertas
atau permukaan yang tidak rata akan memantulkan radiasi ke segala arah.
 Absortion (Penyerapan radiasi, α), radiasi akan diserap oleh objek tersebut, misalnya di
bioskop akan didominasi oleh warna gelap, hal ini bertujuan untuk menyerap energi/radiasi
cahaya sehingga mendapatkan view yang lebih baik.
 Transmission (Penghantaran radiasi, τ) adalah sisa radiasi yang menembus objek yang
diteruskan melalui objek tersebut.

Setiap benda atau objek memiliki sifat refleksi, absorpsi dan transmisi yang berbeda-beda
tergantung dari jenis, permukaan dan warna dari objek tersebut.
Hal lain yang perlu diketahui dalam mempelajari Phyrometer adalah Black Body merupakan
objek yang dapat menyerap semua radiasi yang datang terhadap objek tersebut, sehingga
mempunyai parameter α=1, ρ=0 dan τ=0. Black body ini juga secara teori merupakan penyerap
(absorb) semua energy yang datang artinya merupakan penyerap nenrgy yang baik dan emisi (ε
)yang baik pula, sehingga α=ε.
Emisi Coefficient (ε) adalah merupakan hubungan antara emisi output suatu objek
terhadap emisi output black body.
Istilah lain dalam phyrometer adalah grey body yaitu objek ini mempunyai emisi sisa yang
konstant.
Objek dengan radiasi yang tidak sesuai dengan sifat black body dan grey body adalah idsebut
dengan real radiation body.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik black body, grey body dan real


radiation body
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa emisivity adalah merupakan
nilai penting dalam menentukan temperature dengan Pyrometer dan harus dimasukan dalam
sistem pyrometer tersebut. Oleh karena itu mengetahui besarnya emisivity tiap jenis material
penting untuk diketahui.

Tiap material mempunyai sifat radiasi yang berbeda-beda, misalnya :


a) Metal

Mempunyai Emisitvity yang tinggi pada


panjang gelombang pendek, terpengaruh
oleh oksidasi metal dan kotoran.

Gambar Emisivity metal

b) Non-Metal
Misalnya material organik (kayu, kertas, keramik dan lain-lain) Emisiivity akan bertambah
besar dengan bertambahnya panjang gelombang.

Gambar Emisivity Non. Metal

c) Tranparent material/Opaque
Yang termasuk dalam material ini, misalnya glass, air, plastik, gas. Nilai panjang gelombang
mendekati gelombang inframerah yaitu 3 цm. Mempunyai transmisi yang tinggi namun
emisivity yang rendah.
Koefisien emisi pada area 4.5 – 8.5 цm
sangat tinggi sedangkan absorbsi turun.
Untuk mengukur temperature area ini
gunakan panjang gelombang 5.14 цm
karena tidak ada gangguan penyerapan uap
air dan Carbondioksida. Sedangkan di atas
7 цm pemantulan oleh glass mulai naik.

3.2 Menentukan Emisivity Object


Emisivity factor adalah sangat penting dalam menghitungan penentuan temperature, karena ini
merupakan dasar untuk mengetahui nilai yang akurat sesui dengan material. Terdapat beberapa cara
yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Dengan melihat tabel untuk beberapa material.
2. Perbandingan dengan contact-thermometer
3. Menghitamkan sebagian permukaan objek
4. Membuat lubang di permukaan objek
5. Analisa dengan spektrometer

Contoh menentukan emisivity dengan tabel

3.3 Sensor Pyrometer


Berikut ini adalah beberapa material yang bisa dipakai sebagai sensor pyrometer diantaranya :
a) Silicon (Si), dapat mengukur lebih dari 550 ⁰C
b) Germanium (Ge), Indium-Gallium-Arsenide ( InGaAs ) dapat mengukur lebih dari 250 ⁰C
c) Lead Sulphide ( PbS ),dapat mengukur lebih dari 75 ⁰C
d) Lead Selenide ( PbSe ), dapat mengukur dari -50 - 100 ⁰C
e) Thermopile, dapat mengukur dari -50 - 100 ⁰C

Berikut ini adalah konstruksi dasar Pyrometer :


Komponen dasar dari Pyrometer adalah lensa, aperture, filter detector dan signal prosesing unit.
Infrared datang dari objek melaui lensa. Aperture menahan cahaya yang tidak diinginkan, filter hanya
akan meneruskan range spektrum tertentu ke detector yang yang akan merubah radiasi infrared menjadi
elektrik sinyal. Sinyal ini akanproses menjadi sinyal standar yang dapat dibaca di display dan dipakai
untuk pengontrolan.

3.4 Pyrometer LAND System 4


Phyrometer yang dipakai di MGF adalah dengan menggunakan
mengg LAND System 4 Radiation dengan
menggunakan Infrared sistem. Power supply yang digunakan dengan 24 VDC untuk mensupply modul
electronic-nya.
nya. Sistem Optical difokuskan dengan menggunakan energy infrared, radiasi dari
permukaan target ke detektor dikonvesi menjadi sinyal listrik. Output dari thermometer kemudian
dikuatkan menjadi sinyal yang cukup kuat dengan menggunakan sinyal 4 - 20 mA..

Land System 4 Radiation

Fasilitas dari System 4 ini adalah :


• Sistem optik yang bisa diatur sesui dengan target/objek
/objek yang akan diukur
• Mempunyai output analog 4 – 20 mA
• Untuk pengukuran di lingkunagan panas dilengkapi dengan water jacket.
Untuk menentukan spesifikasi dari system 4 ini dapat dilihat dari nameplate yang terdapat pada
body dari pyrometer. Dan dapat kita lihat jenis pyrometer, wavelength (panjang gelombang) dan
jenis sensor, maksimum temperatur yang dapat diukur, unit temperatur (C/F) dan jenis optik
(Variable, short variable dan fibre optic).

Berikut ini adalah salah satu contoh spesifikasi pyrometer dari name plate dan arti dari kodenya.

Misal yang ada di MGF dengan Model


No. M5400/1300CV, maka
spesifikasi dari Pyrometer tersebut
adalah :
• Standar Wavelength
• Sistem sensor Thermopile (4.8 –
5.2 um)
• Minimum Temperature 400⁰C
• Maksimum Temperature 1300⁰C
• Unit temperature ⁰C
• Jenis Optic Variable Focus
(Standar)

3.5 Target Size Calculation

Gambar cara penentuan target Size


3.6 Emissivity pada LAND System 4
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada prinsip kerja Pyrometer, bahwa emisivity adalah
merupakan nilai penting yang harus ditentukan dalam pengukuran. Untuk menentukan nilainya
dapat melihat tabel pada manual book System 4.

3.5 Bagian-bagian LAND Pyrometer

Setelah terpasang di area, lensa harus difokuskan pada target. Namun pada saat
mem-fokuskan pada objek dengan temperature lebih dari 1600⁰C, pastikan
memakai filter sebelum melakukannya.

Bagian-bagian Pyrometer
Berikut ini adalah bagian-bagian dari Pyrometer LAND :

Tampak Tampak Tampak


Tampak Atas Belakang Depan Bawah

Focus Ring Lens


Graticule Mounting Pad
Bagian-bagian Water Jacket Terminal Block

Connection to
Water Jacket Pyrometer
Tampak atas

Water Jacket
Tampak Samping

Air Purge

b. Wiring Diagram

Gambar di samping adalah koneksi dari


pyrometer yang terdiri dari 6 pin
socket pada bagian belakang.
Gambar koneksi kabel yang terdiri dari
signal output 4 – 20 mA dan power
supply 24 VDC.

Output sinyal dari pyrometer


dihubungkan dengan PLC, sinyal ini
hanya dipakai sebagai indikator saja
tidak dipakai untuk kontrol.
Karena pyrometer ini menggunakan
power supply dari external, maka
terminal pada RTP PLC AB yang
dikoneksi adalah menggunakan
terminal I (+) dan R(-).

c. Parameterisasi

Parameterisasi dengan menggunakan Controller Landmark Graphic model LMG-M, yang dapat

Melihat 4 chanel dari sensor pyrometer di


lapangan. Controller/indicator ini memerlukan
power supply 110/220 VAC dengan output 4-20
mA.
Berikut ini adalah koneksi electrical dari Landmark Graphic :

Gambar koneksi pada Landmark


Graphic

Input dari pyrometer lapangan


dikoneksikan ke socket No. 4.
Sedangkan untuk input ke PLC
dari socket No. 3

Gambar tampilan depan dan


fungsi keypad
Untuk melakukan parameterisasi pada setiap channel-nya dapat mengikuti menu beriut ini :

Gambar menu untuk melakukan parameterisasi pada pyrometer LAND

IV. CARA KERJA SISTEM PHYROMETER DI TIN BATH DAN ANNEALING LEHR
Pyrometer pada proses pembuatan kaca digunakan pada area Tin Bath dan Annealing Lehr, yaitu
untuk mengukur temperatur permukaan kaca. Di area ini pengukuran temperatur sangat penting,
Pengukuran temperatur yang dipakai adalah dengan menggunakan termocouple untk mengukur
ruang, Tin Bath, Bus Bar dan Tin (Timah). Sedangkan Pyrometer untuk mengukur permukaan
kaca, karena pengukuran harus menggunakan sistem non-contact, agar tidak mengganggu proses
pembentukan kaca.
Range pengukuran di area ini adalah 900 ⁰C untuk area Tin Bath dan 300 ⁰C – 550 ⁰C untuk area
Annealing Lehr.
Karena pengukuran berada pada area yang cukup panas, maka diperlukan water jacket yang
melindunginya.
Cable Conduit

Water Jacket

Air Purge

Pemasangan
Pyrometer di area Tin
Bath untuk mengukur
suhu permukaan glass
pada proses forming Pemasangan
Pyrometer di area
Annealing Lehr untuk
mengukur suhu
FURNACE permukaan glass pada
proses temperature
Treatment
TIN BATH

ANNEALING LEHR

Gambar instalasi Pyrometer di area Tin Bath dan Annealing Lehr

V. KESIMPULAN
Dari pembahsan yang sudah dijelaskan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a) Pyrometer adalah pengukur temperature non-contact yang bekerja berdasarkan pancaran radiasi
pada panjang gelombang inframerah.
b) Radiasi yang diterima oleh suatu objek dapat dipantulkan (Reflection), diserap (Absorption) dan
dihantarkan (Transmission).
c) Emisivity merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui, karena parameter ini merupakan
dasar untuk mengetahui nilai yang akurat sesui dengan material.
d) Yang paling mudah dalam menentukan emisivity sustu object/material yaitu dengan
menggunakan tabel, dimana nilai dari objek tersebut sudah diketahui.
e) Jenis sensor Pyrometer ada beberapa, misalnya : Silicon, Germanium, Lead Sulphide dan
Thermopile. Setiap jenis sensor ini memiliki kemampuan ukur masing-masing.
f) Pyrometer yang dipakai di MGF adalah dengan LAND system 4, yang sudah dilengkapi dengan
water jacket sebagai pelindungnya dan secara electrical pyrometer ini memerlukan power supply
24 VDC dengan keluaran sinyal 4 – 20 mA.
g) Instalasi pyrometer LAND ada pada area Tin Bath dan Annealing Lehr, yang digunakan untuk
mengukur temperature permukaan kaca. Selain pengukuran dengan menggunakan termocouple.
h) Aplikasi pyrometer dengan sistem non-contact di area Tin Bath dan Annealing Lehr diguanakan
agar dapat mengukur permukaan kaca tanpa mengganggu proses pembentukan dan temperature
treatment pada area tersebut.

Anda mungkin juga menyukai