PHYROMETER LAND
ORIGINATOR
UJANG RUSNANDI
I. TUJUAN
Agar semua karyawan EIC (Electric Instrument & Control System) dapat melakukan Maintenance
Phyrometer di area Tin Bath dan Annealing Lehr dengan baik dan benar.
II. SASARAN
Dengan diadakannya On the Job Training ini diharapkan setelah selesai mendapatkan materi,
partisipan memperoleh hal-hal sebagai berikut :
• Memahami prinsip dasar cara kerja Phyrometer
• Memahami Electrical Drawing dan melakukan trouble shooting
• Memahami cara melakukan perubahan parameter
Ilstrasi Electro-magnetic
Spectrum
Reflection (Pemantulan radiasi, ρ), bila radiasi ini mengenai objek tersebut maka akan
dipantulkan. Besarnya pantulan ditentukan oleh bentuk dan jenis objek tersebut. Misalnya
cermin akan memantulkan sebagian besar radiasi dengan arah yang lebih fokus, tetapi kertas
atau permukaan yang tidak rata akan memantulkan radiasi ke segala arah.
Absortion (Penyerapan radiasi, α), radiasi akan diserap oleh objek tersebut, misalnya di
bioskop akan didominasi oleh warna gelap, hal ini bertujuan untuk menyerap energi/radiasi
cahaya sehingga mendapatkan view yang lebih baik.
Transmission (Penghantaran radiasi, τ) adalah sisa radiasi yang menembus objek yang
diteruskan melalui objek tersebut.
Setiap benda atau objek memiliki sifat refleksi, absorpsi dan transmisi yang berbeda-beda
tergantung dari jenis, permukaan dan warna dari objek tersebut.
Hal lain yang perlu diketahui dalam mempelajari Phyrometer adalah Black Body merupakan
objek yang dapat menyerap semua radiasi yang datang terhadap objek tersebut, sehingga
mempunyai parameter α=1, ρ=0 dan τ=0. Black body ini juga secara teori merupakan penyerap
(absorb) semua energy yang datang artinya merupakan penyerap nenrgy yang baik dan emisi (ε
)yang baik pula, sehingga α=ε.
Emisi Coefficient (ε) adalah merupakan hubungan antara emisi output suatu objek
terhadap emisi output black body.
Istilah lain dalam phyrometer adalah grey body yaitu objek ini mempunyai emisi sisa yang
konstant.
Objek dengan radiasi yang tidak sesuai dengan sifat black body dan grey body adalah idsebut
dengan real radiation body.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
b) Non-Metal
Misalnya material organik (kayu, kertas, keramik dan lain-lain) Emisiivity akan bertambah
besar dengan bertambahnya panjang gelombang.
c) Tranparent material/Opaque
Yang termasuk dalam material ini, misalnya glass, air, plastik, gas. Nilai panjang gelombang
mendekati gelombang inframerah yaitu 3 цm. Mempunyai transmisi yang tinggi namun
emisivity yang rendah.
Koefisien emisi pada area 4.5 – 8.5 цm
sangat tinggi sedangkan absorbsi turun.
Untuk mengukur temperature area ini
gunakan panjang gelombang 5.14 цm
karena tidak ada gangguan penyerapan uap
air dan Carbondioksida. Sedangkan di atas
7 цm pemantulan oleh glass mulai naik.
Berikut ini adalah salah satu contoh spesifikasi pyrometer dari name plate dan arti dari kodenya.
Setelah terpasang di area, lensa harus difokuskan pada target. Namun pada saat
mem-fokuskan pada objek dengan temperature lebih dari 1600⁰C, pastikan
memakai filter sebelum melakukannya.
Bagian-bagian Pyrometer
Berikut ini adalah bagian-bagian dari Pyrometer LAND :
Connection to
Water Jacket Pyrometer
Tampak atas
Water Jacket
Tampak Samping
Air Purge
b. Wiring Diagram
c. Parameterisasi
Parameterisasi dengan menggunakan Controller Landmark Graphic model LMG-M, yang dapat
IV. CARA KERJA SISTEM PHYROMETER DI TIN BATH DAN ANNEALING LEHR
Pyrometer pada proses pembuatan kaca digunakan pada area Tin Bath dan Annealing Lehr, yaitu
untuk mengukur temperatur permukaan kaca. Di area ini pengukuran temperatur sangat penting,
Pengukuran temperatur yang dipakai adalah dengan menggunakan termocouple untk mengukur
ruang, Tin Bath, Bus Bar dan Tin (Timah). Sedangkan Pyrometer untuk mengukur permukaan
kaca, karena pengukuran harus menggunakan sistem non-contact, agar tidak mengganggu proses
pembentukan kaca.
Range pengukuran di area ini adalah 900 ⁰C untuk area Tin Bath dan 300 ⁰C – 550 ⁰C untuk area
Annealing Lehr.
Karena pengukuran berada pada area yang cukup panas, maka diperlukan water jacket yang
melindunginya.
Cable Conduit
Water Jacket
Air Purge
Pemasangan
Pyrometer di area Tin
Bath untuk mengukur
suhu permukaan glass
pada proses forming Pemasangan
Pyrometer di area
Annealing Lehr untuk
mengukur suhu
FURNACE permukaan glass pada
proses temperature
Treatment
TIN BATH
ANNEALING LEHR
V. KESIMPULAN
Dari pembahsan yang sudah dijelaskan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a) Pyrometer adalah pengukur temperature non-contact yang bekerja berdasarkan pancaran radiasi
pada panjang gelombang inframerah.
b) Radiasi yang diterima oleh suatu objek dapat dipantulkan (Reflection), diserap (Absorption) dan
dihantarkan (Transmission).
c) Emisivity merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui, karena parameter ini merupakan
dasar untuk mengetahui nilai yang akurat sesui dengan material.
d) Yang paling mudah dalam menentukan emisivity sustu object/material yaitu dengan
menggunakan tabel, dimana nilai dari objek tersebut sudah diketahui.
e) Jenis sensor Pyrometer ada beberapa, misalnya : Silicon, Germanium, Lead Sulphide dan
Thermopile. Setiap jenis sensor ini memiliki kemampuan ukur masing-masing.
f) Pyrometer yang dipakai di MGF adalah dengan LAND system 4, yang sudah dilengkapi dengan
water jacket sebagai pelindungnya dan secara electrical pyrometer ini memerlukan power supply
24 VDC dengan keluaran sinyal 4 – 20 mA.
g) Instalasi pyrometer LAND ada pada area Tin Bath dan Annealing Lehr, yang digunakan untuk
mengukur temperature permukaan kaca. Selain pengukuran dengan menggunakan termocouple.
h) Aplikasi pyrometer dengan sistem non-contact di area Tin Bath dan Annealing Lehr diguanakan
agar dapat mengukur permukaan kaca tanpa mengganggu proses pembentukan dan temperature
treatment pada area tersebut.