Anda di halaman 1dari 30

Spektrofotometri

OLEH: LISNA GIANTI,M.FARM.,APT


“Spektrofotometri adalah metode pengukuran
kuantitatif yang didasarkan pada pengukuran
absorbsi (penyerapan) radiasi gelombang
elektromagnetik”

Spektrometer Fotometer

Alat yang menghasilkan alat pengukur


sinar dari spektrum intensitas cahaya yang
dengan panjang ditransmisikan atau
gelombang tertentu diabsorpsikan

Spektrofotometer
Apa yang dimaksud Spektrofotometer ???
Spektrofotometri
 Spektrofotometri adalah pengukuran konsentrasi larutan dengan
menggunakan instrumen

 Spektrofotometer : instrumen yang digunakan untuk mengukur


jumlah cahaya yang diserap atau intensitas warna yang sesuai
dengan panjang gelombang

 Pengukuran kuantitatif dari cahaya yang diserap terukur dalam


bentuk Transmitansi dan absorbansi tersebut.
Hukum Lambert - Beer
Hukum Lambert - Beer
Hukum Beer : Absorbans, log (Po/P), radiasi monokromatik berbanding lurus dengan konsentrasi sutu
spesies penyerap dalam larutan.

Hukum Bouguer (Lambert) : Bayangkan suatu medium penyerap yang homogen dalam lapisan-
lapisan yang sama tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik yang memasuki lapisan itu dalam
fraksi yang sama seperti lapisan-lapisan lain. Dengan semuanya yang lain sama, maka absorbans itu
berbanding lurus dengan panjang jalan yang melewati medium.

Gabungan Hukum Lambert-Beer, sering di tuliskan sebagai


A = abc atau A = εbc
Absorpsi cahaya
Hukum Lambert - Beer
 Jumlah relatif panjang gelombang cahaya
yang terabsopsi ketika melewati sampel
tergantung pada :
- jarak yang ditempuh sinar ketika
melewati sampel (ukuran kuvet - b)
- jumlah senyawa kimia dalam sampel
yang mengabsopsi sinar (konsentrasi
analit – c)
- Kemepuan sampel mengabsopsi sinar
(molar absorptivity - e)
Absorpsi cahaya
Hukum Lambert - Beer
 Absorban berhubungan dengan konsentrasi analit, panjang
kuvet, dan absoptivitas molar (tetapan serapan).

A  bc

Dimana : A = absorbansi (no units)


 = tetapan serapan (L/mole-cm)
b = lebar kuvet (cm)
c = konsentrasi larutan (mol/L)
Absorpsi cahaya
Hukum Lambert - Beer
 Jumlah relatif cahaya yang P
melewati sample (I/Io) dikenal T
dengan istilah transmitan (T) Po

 P 
Percen transmitan %T  100   
 Po 
T has a range of 0 to 1, %T has a range of 0 to 100%
Absorpsi cahaya
Hukum Lambert - Beer
 Absorban (A) adalah jumlah relatif cahaya terabsopsi oleh
sampel dan berhubungan dengan transmitan (T)
- Absorban is sometimes called optical density (OD)

P 
A   log    log(T)   log(%T / 100)
 Po 

www.t
hemeg
Company Logo
allery.c
om
Macam-macam Spektrofotometer

• Atomic absorption spectroscopy  UV/ Vis


• Atomic emission spectroscopy  AAS
• Mass spectroscopy  MS
• Nuclear magnetic resonance (NMR)
• Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy
SPEKTROFOTOMETER UV-Visible

Spektrofotometer UV/Vis alat analisis sampel dengan menggunakan


prinsip-prinsip absorpsi radiasi gelombang elektromagnetik oleh bahan untuk
panjang gelombang sinar UV sampai dengan sinar tampak.

Guna UV/Vis spektrofotometer


untuk menentukan kandungan zat organik/anorganik dalam larutan.

Komponen-komponen spektrofotometer yang penting yaitu:


Sumber energi radiasi yang stabil
Monokromator (celah, lensa, cermin, dll.)
Wadah sampel transparan (cuvet)
Detektor radiasi yang dilengkapi recorder.
Skema susunan UV/Vis spektrofotometer

Sb. radiasi Monokromator sampel detektor recorder

Sumber radiasi
Terdiri atas bahan yang dapat tereksitasi ke tingkat energi yang
tinggi melalui:
a. proses pemanasan dengan bantuan arus listrik
b. proses pelepasan elektron pada beda tegangan yang tinggi.
Ketika kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, bahan akan
melepaskan sejumlah foton.
Sumber radiasi
Panjang gelombang yang dihasilkan beragam pada daerah pita
energi yang luas.
Intensitas radiasi yang dihasilkan harus sama dan tetap sehingga
tidak ada beda Po pada saat standarisasi dengan Po pada saat
pengukuran Penting untuk model single-beam.
Pada double-beam, setiap saat Po dan P selalu diukur dan
dibandingkan secara simultan sehingga kestabilan sumber radiasi tidak
terlalu penting.
Sumber radiasi UV:
Lampu hidrogen
Lampu deutorium
Radiasi yang dihasilkan mempunyai panjang gelombang 180-350 nm.
Tungsten lamp
Lampu xenon menghasilkan radiasi UV dengan intensitas
yang lebih tinggi tetapi tidak sestabil lampu hidrogen.
Lampu pijar tungsten panjang gelombang pada
daerah sinar tampak dan near infrared (panjang gelombang
350-2500 nm)
Monokromator
Fungsi :
untuk memecah radiasi polikromatis dengan pita energi yang
lebar yang dihasilkan sumber radiasi menjadi radiasi dengan
pita energi yang lebih sempit atau menjadi radiasi
monokromatis.
Keuntungan radiasi dengan lebar pita (band width) yang sempit
adalah:
•Batas daerah  yang terabsorpsi sangat berdekatan sehingga
kecepatan hasil pengukuran absorbansi menjadi tinggi.
•Sensitivitas meningkat karena pengukuran dapat dilakukan
tepat pada absorpsi maksimum.
•Kecenderungan mengikuti hukum Beer lebih besar karena yang
terukur betul-betul hanya yang dapat terabsorpsi.
Monokromator mampu menghasilkan radiasi dengan lebar pita
efektif sebesar 35 - 0,1 nm.
Lebar pita efektif yaitu kisaran panjang gelombang dimana nilai
transmitansi minimal ½ dari nilai maksimalnya.
Komponen –komponen monokromator

Celah untuk masuknya radiasi polikromatis dari


sumber radiasi.
Lensa/cermin untuk menyerap cahaya
Pendispersi cahaya yang berupa prisma atau grating
yang dapat memecah radiasi menjadi komponen-
komponen panjang gelombang.
Lensa/cermin pemfokus cahaya
Celah keluar
Monochromator
Wadah sampel (cuvet)

Cuvet terbuat dari kuarsa atau silika untuk radiasi UV dan gelas biasa
atau kuarsa untuk radiasi sinar tampak. Tebal cuvet bervariasi dari 1-10
cm.
Cuvet ditempatkan setelah monokromator supaya kemungkinan
terjadinya dekomposisi/fluorescence oleh panjang gelombang berenergi
tinggi yang masih ada di dalam radiasi polikromatis dapat diminimalkan.
Posisi permukaan cuvet tegak lurus datangnya radiasi sehingga
kehilangan radiasi akibat pantulan/ refraksi dapat dikurangi.
Detektor
Fungsinya adalah mengabsorpsi foton yang menumbuknya dan
mengubahnya menjadi kuantitas yang dapat diukur seperti arus listrik atau
perubahan suhu.
Sebagian besar detektor modern mengubah energi foton menjadi sinyal
listrik yang segera mengaktifkan meteran/recorder.
Syarat detektor:
Sensitivitas tinggi sehingga daya radiasi yang kecil dapat terdeteksi.
Waktu response yang singkat
Stabil.
Sinyal elektronik yang dihasilkan mudah diperkuat sehingga dapat
dipakai untuk mengoperasikan alat pembaca hasil pengukuran
Contoh: Photoelectric detector (Jumlah arus listrik yang dibangkitkan
berbanding lurus dengan daya radiasi foton yang terabsorpsi)
Operasi single-beam dan double-beam
Single-beam
Radiasi dari monokromator yang masuk didispersikan oleh prisma/ grating. Ketika
alat pendispersi dirotasikan, berbagai pita radiasi yang telah terpecah difokuskan
pada celah keluar. Radiasi dilewatkan sampel dan diterima detektor.
Double-beam
Sinar dari monokromator diarahkan ke sel blangko dan sel
sampel dengan bantuan beam splitter (chopper). Kedua sinar
dibandingkan terus menerus/ bergantian secara berulang-
ulang.
Fluktuasi pada intensitas sumber cahaya respon detektor
dan hasil penguat sinyal dikompensasi dengan mengamati
perbandingan sinyal antara blangko dengan sampel.

Double beam spectrophotometer


Hubungan antara warna pada sinar tampak
dengan panjang gelombang :
Panjang gelombang Warna Warna komplementer

400 nm – 435 nm Ungu Hijau kekuningan

435 nm – 480 nm Biru Kuning

480 nm – 490 nm Biru kehijauan Jingga

490 nm – 500 nm Hijau kebiruan Merah

500 nm – 560 nm Hijau Ungu kemerahan

560 nm – 580 nm Hijau kekuningan Ungu

595 nm – 610 nm Jingga Biru kehijauan


610 nm – 680 nm Merah Hijau kebiruan
680 nm- 700 nm Ungu kemerahan Hijau
Pengukuran konsentrasi
Pengukuran konsentrasi zat dalam sampel dengan UV/Vis dapat
dilakukan untuk:
 Single komponen mengandung satu zat terlarut dan
pelarutnya.
 Multi komponen mengandung lebih dari 1 zat terlarut
dengan satu pelarut.

Sistem single komponen


Tahap penentuan konsentrasi meliputi
1. Penentuan  max (panjang gelombang yang terserap paling
banyak oleh sampel)
2. Penyiapan larutan standar dan sampel
3. Pembuatan kurva standar (kurva kalibrasi)
4. Pengukuran absorbansi sampel.
Sistem multi komponen
Pada sistem multi komponen, lebih dari 1 komponen
terlarut yang mengabsorpsi radiasi.
Tiap komponen dianggap tidak saling mempengaruhi
absorbansi satu sama lain dan absorbansinya bersifat
aditif.
Pada absorbansi maksimum komponen I,  1, komponen II
juga punya absorbansi dalam jumlah yang berarti. Pada
absorbansi maksimum komponen II,  2, komponen I juga
menyerap radiasi.
Spektrum absorpsi untuk campuran I dan II merupakan
jumlah dari masing-masing kurva individual.
Masalah yang sering timbul pada pengukuran
•Nilai absorbansi terukur negatif
cuvet untuk pengukuran sampel dan blangko berbeda selalu
menggunakan cuvet yang sama untuk semua pengukuran.

•Nilai absorbansi terukur > nilai sebenarnya


ocuvet untuk pengukuran sampel dan blangko berbeda
odinding cuvet tidak bersih (tersentuh jari pemakai)
ocuvet baru saja dipakai mengukur konsentrasi larutan yang lebih
pekat.
Oleh karena itu maka:
•1 cuvet untuk semua pengukuran
•dinding cuvet yang dilewati sinar jangan disentuh dengan jari
•setiap selesai mengukur absorbansi suatu larutan, cuvet dicuci
dengan pelarut yang dipakai untuk membuat sampel sampai benar-
benar bersih
•Nilai absorbansi terukur < nilai sebenarnya
sama dengan atas.
•Titik nol yang tidak stabil
-sumber radiasi tidak stabil
-adanya noise pada alat penguat sinyal
cek titik nol setiap kali pengukuran

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai