Spektrometer Fotometer
Spektrofotometer
Apa yang dimaksud Spektrofotometer ???
Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah pengukuran konsentrasi larutan dengan
menggunakan instrumen
Hukum Bouguer (Lambert) : Bayangkan suatu medium penyerap yang homogen dalam lapisan-
lapisan yang sama tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik yang memasuki lapisan itu dalam
fraksi yang sama seperti lapisan-lapisan lain. Dengan semuanya yang lain sama, maka absorbans itu
berbanding lurus dengan panjang jalan yang melewati medium.
A bc
P
Percen transmitan %T 100
Po
T has a range of 0 to 1, %T has a range of 0 to 100%
Absorpsi cahaya
Hukum Lambert - Beer
Absorban (A) adalah jumlah relatif cahaya terabsopsi oleh
sampel dan berhubungan dengan transmitan (T)
- Absorban is sometimes called optical density (OD)
P
A log log(T) log(%T / 100)
Po
www.t
hemeg
Company Logo
allery.c
om
Macam-macam Spektrofotometer
Sumber radiasi
Terdiri atas bahan yang dapat tereksitasi ke tingkat energi yang
tinggi melalui:
a. proses pemanasan dengan bantuan arus listrik
b. proses pelepasan elektron pada beda tegangan yang tinggi.
Ketika kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, bahan akan
melepaskan sejumlah foton.
Sumber radiasi
Panjang gelombang yang dihasilkan beragam pada daerah pita
energi yang luas.
Intensitas radiasi yang dihasilkan harus sama dan tetap sehingga
tidak ada beda Po pada saat standarisasi dengan Po pada saat
pengukuran Penting untuk model single-beam.
Pada double-beam, setiap saat Po dan P selalu diukur dan
dibandingkan secara simultan sehingga kestabilan sumber radiasi tidak
terlalu penting.
Sumber radiasi UV:
Lampu hidrogen
Lampu deutorium
Radiasi yang dihasilkan mempunyai panjang gelombang 180-350 nm.
Tungsten lamp
Lampu xenon menghasilkan radiasi UV dengan intensitas
yang lebih tinggi tetapi tidak sestabil lampu hidrogen.
Lampu pijar tungsten panjang gelombang pada
daerah sinar tampak dan near infrared (panjang gelombang
350-2500 nm)
Monokromator
Fungsi :
untuk memecah radiasi polikromatis dengan pita energi yang
lebar yang dihasilkan sumber radiasi menjadi radiasi dengan
pita energi yang lebih sempit atau menjadi radiasi
monokromatis.
Keuntungan radiasi dengan lebar pita (band width) yang sempit
adalah:
•Batas daerah yang terabsorpsi sangat berdekatan sehingga
kecepatan hasil pengukuran absorbansi menjadi tinggi.
•Sensitivitas meningkat karena pengukuran dapat dilakukan
tepat pada absorpsi maksimum.
•Kecenderungan mengikuti hukum Beer lebih besar karena yang
terukur betul-betul hanya yang dapat terabsorpsi.
Monokromator mampu menghasilkan radiasi dengan lebar pita
efektif sebesar 35 - 0,1 nm.
Lebar pita efektif yaitu kisaran panjang gelombang dimana nilai
transmitansi minimal ½ dari nilai maksimalnya.
Komponen –komponen monokromator
Cuvet terbuat dari kuarsa atau silika untuk radiasi UV dan gelas biasa
atau kuarsa untuk radiasi sinar tampak. Tebal cuvet bervariasi dari 1-10
cm.
Cuvet ditempatkan setelah monokromator supaya kemungkinan
terjadinya dekomposisi/fluorescence oleh panjang gelombang berenergi
tinggi yang masih ada di dalam radiasi polikromatis dapat diminimalkan.
Posisi permukaan cuvet tegak lurus datangnya radiasi sehingga
kehilangan radiasi akibat pantulan/ refraksi dapat dikurangi.
Detektor
Fungsinya adalah mengabsorpsi foton yang menumbuknya dan
mengubahnya menjadi kuantitas yang dapat diukur seperti arus listrik atau
perubahan suhu.
Sebagian besar detektor modern mengubah energi foton menjadi sinyal
listrik yang segera mengaktifkan meteran/recorder.
Syarat detektor:
Sensitivitas tinggi sehingga daya radiasi yang kecil dapat terdeteksi.
Waktu response yang singkat
Stabil.
Sinyal elektronik yang dihasilkan mudah diperkuat sehingga dapat
dipakai untuk mengoperasikan alat pembaca hasil pengukuran
Contoh: Photoelectric detector (Jumlah arus listrik yang dibangkitkan
berbanding lurus dengan daya radiasi foton yang terabsorpsi)
Operasi single-beam dan double-beam
Single-beam
Radiasi dari monokromator yang masuk didispersikan oleh prisma/ grating. Ketika
alat pendispersi dirotasikan, berbagai pita radiasi yang telah terpecah difokuskan
pada celah keluar. Radiasi dilewatkan sampel dan diterima detektor.
Double-beam
Sinar dari monokromator diarahkan ke sel blangko dan sel
sampel dengan bantuan beam splitter (chopper). Kedua sinar
dibandingkan terus menerus/ bergantian secara berulang-
ulang.
Fluktuasi pada intensitas sumber cahaya respon detektor
dan hasil penguat sinyal dikompensasi dengan mengamati
perbandingan sinyal antara blangko dengan sampel.