Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH EMISSIVITY TERHADAP HASIL PENGUKURAN

PADA SISTEM DENGAN MENGGUNAKAN


KAMERA INFRAMERAH
Deddy Kurniajaya ( L2F0 96 575 )

Emissivity suatu objek adalah nilai perbandingan energi yang diradiasikan oleh objek (dalam bentuk
gelombang elektromagnet; sebagian besar dalam ranah inframerah) terhadap energi yang diradiasikan oleh
benda hitam (blackbody) pada suhu dan panjang gelombang yang sama. Nilainya antara 0 dan 1. Kamera
inframerah dapat digunakan untuk mengukur suhu objek dengan mendeteksi radiasi energi inframerah
tersebut. Namun, pada suhu dan panjang gelombang yang sama, objek-objek yang memiliki nilai emissivity
yang berbeda meradiasikan inframerah dengan intensitas yang berbeda. Pengaturan kamera inframerah
yang tidak disesuaikan dengan emissivity objek yang diukur akan menghasilkan kesalahan hasil ukur.
Sehingga, emissivity merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengukuran menggunakan
kamera inframerah.

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI

Strategi pemeliharaan perangkat industri ada 3 KONDUKSI, KONVEKSI DAN RADIASI


yaitu perbaikan, pemeliharaan rutin dan Predictive Semua objek yang ada di alam semesta
Maintenance. Parameter perbaikan adalah kerusakan cenderung untuk menyamakan suhunya dengan suhu
yang terjadi. Sedangkan pemeliharaan rutin lingkungan. Sehingga, terjadilah proses serah terima
menggunakan waktu sebagai parameter. Di dalam kalor yang akan berhenti saat kesamaan suhu
Predictive Maintenance, kondisi perangkat menjadi tercapai (Azas Black)[5]. Ada 3 macam proses alih
parameternya, seperti getaran, performansi, suhu dan kalor yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
lain-lain. Thermography menjadi satu teknik - Konduksi
Predictive Maintenance yang menggunakan suhu Alih kalor pada konduksi terjadi akibat posisi
sebagai parameter. Thermography adalah teknik partikel yang berdekatan. Energi kinetik partikel
pemantauan kondisi dimana dengan pengukuran yang bersuhu lebih tinggi akan berpindah ke
suhu dan / atau pola suhu yang diradiasikan oleh partikel yang bersuhu yang lebih rendah oleh
suatu objek, dapat digunakan untuk menduga adanya karena proses tumbukan.
gejala kerusakan pada objek tersebut[14]. Satu alat - Konveksi
yang digunakan dalam teknik Thermography adalah Konveksi dapat terjadi pada fluida seperti air
kamera inframerah. dan udara. Panas yang dikandung menyebabkan
Satu sifat objek yang penting dalam pengukuran berat jenis partikel menurun sehingga ruangnya
suhu menggunakan kamera inframerah adalah ditempati oleh partikel yang lebih berat. Selama
emissivity. Nilai emissivity objek menunjukkan pergerakannya, partikel panas tersebut
tingkat kemampuan objek untuk merepresentasikan mengalami konduksi dengan partikel yang
energi panas yang dikandungnya dalam bentuk bersinggungan dengannya. Ciri konveksi adalah
radiasi gelombang elektromagnet (sebagian besar alih kalor disertai dengan pergerakan partikel.
dalam ranah inframerah). Jadi, objek dengan nilai - Radiasi
emissivity lebih besar akan meradiasikan inframerah Panas yang dikandung oleh objek dapat
dengan intensitas yang lebih tinggi dari objek dengan dimanifestasikan dalam gelombang
emissivity lebih rendah pada suhu yang sama. Untuk elektromagnet yang terdiri dari paket-paket
itulah, kamera inframerah dilengkapi dengan fungsi energi yang disebut foton. Foton ini akan
pengaturan emissivity untuk mencocokkan dengan mengeksitasi elektron objek yang dikenainya
emissivity objek yang diukur untuk mendapatkan sehingga memiliki tingkat energi yang lebih
suhu objek yang benar. tinggi. Radiasi tidak memerlukan medium untuk
Namun, dalam banyak kasus, objek yang diukur alih kalornya.
lebih dari satu dengan emissivity yang berbeda-beda
pula. Sehingga, perbedaan emissivity kamera TERMOMETER (THERMOMETER)
inframerah dan objek tidak bisa dihindari. Otomatis, Alat untuk mengukur suhu disebut termometer.
terjadi kesalahan pengukuran yang bisa mengarahkan Berdasarkan teknik akuisisinya, ada 2 jenis
kita pada analisa dan hipotesa yang salah. termometer yaitu termometer sentuh (contact
Dari uraian singkat di atas, sekilas terlihat thermometer) dan termometer tak sentuh (non-
bahwa emissivity adalah faktor yang penting untuk contact thermometer).
diperhatikan. Oleh karena itu, perlu untuk meneliti a. Termometer sentuh
pengaruh emissivity terhadap hasil pengukuran Akuisisi data diperoleh dengan konduksi antara
kamera inframerah khususnya dalam hal suhu sensor dan objek yang diukur. Energi yang
maupun thermogram (gambar panas)-nya. tercuplik digunakan untuk memuaikan volume
SEMINAR TUGAS AKHIR-2

fluida (termometer raksa), mengubah tahanan


sensor (Resistance Temperature Detector, INFRAMERAH
Thermistor) atau untuk mengubah tegangan Gambar 2.1 menunjukkan pembagian
keluaran (Thermocouple, Integrated Circuit). gelombang elektromagnet menurut panjang
b. Termometer tak sentuh gelombang dan frekuensinya.
Prinsip akuisisinya dengan memanfaatkan Frekuensi (Hertz)

3x10 18 3x10 17 3x10 16 3x10 15 3x10 14 3x10 13 3x10 12 3x10 11 3x10 10 3x10 9 3x10 8 3x10 7 3x10 6 3x10 5
radiasi foton dari objek yang diukur. Foton
tersebut akan mengeksitasi elektron sensor.
ultraungu inframerah TV & FM TV & FM
Beberapa contoh sensor yang digunakan pada sinar X gelombang pendek AM

termometer tak sentuh ditunjukkan oleh tabel


2.1. 0,1 nm 1 nm 10 nm 0,1 m 1 m 10m 0,1mm 1mm 10mm 0,1m 1m 10m 0,1km 1km

Panjang Gelombang

tam haya
k
pa
Tabel 2.1 Sensor yang digunakan pada termometer tak sentuh

ca
0,1m 0,4 0,7 1 m 3 10 m 30 0,1mm 300 1mm
TIPE PRINSIP KERJA BAHAN KARAKTERISTIK
dekat tengah jauh

thermistor Tanggapan tidak


konduksi
bolometer tergantung panjang Gambar 2.1 Spektrum elektromagnet[22,41]
gaya gerak listrik thermopile gelombang, rendah &
Tetapi, semua gelombang elektromagnet memiliki
Panas
cepat rambat di ruang hampa yang sama, yaitu 3.108
TGS.PbTiO3. lambat;
pyroelectric
ms-1. Hubungan antara cepat rambat, frekuensi dan
LiTaO3 Relatif murah
panjang gelombang dinyatakan oleh persamaan 2.1.
HgCdTe, Memerlukan pendinginan
c = v. (2.1)
dimana :
photoconductive InSb, PbSe, Tanggapan tergantung
c : cepat rambat gelombang
Kuantum Ge, Au, PbS panjang gelombang, tinggi = 3.108 ms-1
photoelectro- InAs, InSb, & cepat; v : frekuensi gelombang
motive force HgCdTe Relatif mahal : panjang gelombang
Gelombang elektromagnet yang tergolong dalam
jangkauan inframerah adalah gelombang
Perbandingan kedua jenis termometer tersebut elektromagnet dengan panjang gelombang 0,78
ditunjukkan tabel 2.2. sampai 1000 m (dimana pada rentang ini mata
telanjang tidak dapat mendeteksi).
Tabel 2.2 Perbandingan termometer sentuh dan tak sentuh
SISTEM SENTUH SISTEM TAK SENTUH Energi inframerah cenderung diserap oleh
KETERANGAN
Syarat untuk 1. Kontak yang baik 1. Emissivity objek
partikel-partikel udara, khususnya uap air dan CO2.
mendapatkan hasil yang antara detektor harus diketahui Namun, ada daerah dalam kawasan inframerah
tepat dan objek. dengan tepat.
2. Suhu objek harus 2. Energi radiasi objek dimana atmosfer memiliki daya serap yang kecil
tidak berubah
akibat kontak.
harus cukup besar
untuk terdeteksi.
terhadapnya. Ini dapat dilihat pada gambar 2.2.
3. Menghilangkan
gangguan
lingkungan.
Transmissivity

Kelebihan 1. Dapat digunakan 1. Sama sekali tidak


(%)

untuk mengukur mempengaruhi objek


suhu bagian yang diukur.
dalam objek. 2. Dengan sistem optik,
2. Syarat objek yang kecil Panjang gelombang ( m )
mendapatkan dapat diukur.
ketepatan ukur 3. Dapat digunakan Gambar 2.2 Transmissivity atmosfer terhadap inframerah[22,41]
relatif mudah untuk mengukur
dipenuhi. objek bergerak.
4. Transient suhu yang Transmissivity menunjukkan kemampuan atmosfer
terjadi dapat
terdeteksi. untuk meneruskan inframerah. Rentang panjang
5. Dapat digunakan
untuk mengukur
gelombang dimana serapan atmosfer kecil terhadap
luasan. inframerah disebut sebagai jendela atmosfer.
Kekurangan 1. Tidak dapat 1. Yang diukur hanya
digunakan untuk suhu permukaan Matahari juga memancarkan inframerah. Gambar 2.3
mengukur objek objek.
yang cukup kecil. 2. Jika ketepatan hasil
menunjukkan perbandingan intensitas energi
2. Tidak dapat pengukuran inframerah yang diradiasikan matahari dengan
digunakan untuk diperlukan maka
mengukur suhu perlu penanganan inframerah yang diradiasikan oleh benda-benda pada
objek yang khusus.
bergerak.
suhu kamar.
3. Tidak cocok
untuk mengamati
transient suhu.
4. Untuk
pengukuran
luasan diperlukan
banyak detektor.
SEMINAR TUGAS AKHIR-3

Intensitas Radiasi max : panjang gelombang saat intensitas radiasi


( x10 W /cm2)
maksimum
100 T : suhu objek
Apabila persamaan 2.2 diplot pada setiap panjang
b
10 gelombang, akan menghasilkan grafik seperti gambar
2.4.
1 a

0,1

2 4 6 8 10 12 14
Panjang Gelombang (m)
a : intensitas radiasi sinar matahari
b : intensitas radiasi objek pada suhu kamar
Gambar 2.3 Intensitas radiasi matahari dan benda pada suhu
kamar[30]

Terlihat pada gambar 2.3, intensitas radiasi matahari


semakin menurun dengan membesarnya panjang Gambar 2.4 Distribusi intensitas energi Planck benda bersuhu T
gelombang. Keadaan ini berlawanan dengan
intensitas radiasi yang dipancarkan benda-benda Kamera inframerah tidak mencuplik semua energi
umum pada suhu kamar. inframerah yang diradiasikan objek, tetapi hanya
pada rentang tertentu, sesuai dengan spesifikasi
KAMERA INFRAMERAH jangkauan spektrumnya. Spesifikasi utama kamera
Kamera inframerah adalah termometer tak inframerah adalah sebagai berikut.
sentuh yang mampu mendeteksi radiasi inframerah a. Jangkauan Spektrum (=Spectral Range)
dari objek yang diukur dan menampilkannya dalam Yaitu panjang gelombang inframerah yang efektif
warna yang sesuai dengan suhu objek. Radiasi diolah oleh kamera inframerah. Berdasarkan
inframerah yang dicuplik terletak pada rentang jangkauan spektrumnya, kamera inframerah dibagi
panjang gelombang tertentu. Suhu yang terukur menjadi 2 jenis[22] :
adalah suhu permukaan objek. - Kamera inframerah panjang gelombang
Tiga persamaan yang digunakan sebagai dasar pendek (Short-wavelength InfraRed Camera)
pembuatan termometer radiasi, termasuk kamera Menggunakan panjang gelombang efektif
inframerah, adalah : 3-5 m. Sesuai gambar 2.4, kamera jenis ini
1. Hukum Radiasi Planck relatif lebih sensitif terhadap suhu tinggi.
hc - Kamera inframerah panjang gelombang
dP 1 2hc 2 kT
E (,T) = e 1 (2.2) panjang (Long-wavelength InfraRed Camera)
d A 5 Menggunakan panjang gelombang efektif
2. Rumus Stefan-Boltzmann 8-12 m dan relatif lebih sensitif terhadap suhu
rendah.
P 2 5 k 4 4 Dua jenis kamera tersebut juga didasarkan pada
3 2
T T 4 (2.3)
A 15h c gambar 2.2 dimana serapan atmosfer terhadap
3. Hukum Pergeseran Wien inframerah pada rentang 3-5 dan 8-12 m kecil.
max T = C3 (2.4) b. Jangkauan Pengukuran Suhu (=Temperature
Measurement Range)
dimana : Yaitu jangkauan suhu yang bisa diukur oleh
E(,T) : intensitas radiasi sebagai fungsi & T kamera inframerah.
P : daya radiasi yang dipancarkan benda hitam c. Sensitivitas (=Sensitivity)
bersuhu T Yaitu kemampuan kamera inframerah untuk
A : luas penampang rambatan radiasi membedakan perubahan tingkat energi radiasi
h : tetapan Planck objek yang dinyatakan dalam perubahan suhu
= 6,6256 . 10-34 Js-1 ukur.
c : cepat rambat gelombang elektromagnet d. Tanggapan (=Responsitivity)
= 3 . 10-8 Yaitu perbandingan tegangan keluaran yang
k : tetapan Boltzmann dihasilkan oleh transducer dengan energi
= 1,3807 . 10-23 JK-1 inframerah total yang diterima oleh sensor yang
: tetapan Stefan-Boltzmann bersangkutan tanpa memperhitungkan derau
= 5,670 . 10-8 Wm-2K-4 (=noise).
C3 : tetapan Wien e. Noise Equivalent Power (NEP)
= 2897,7 mK Yaitu nilai yang menyatakan energi minimum
yang dapat dideteksi oleh sensor dengan S/N ratio
: panjang gelombang
energi yang datang tersebut sama dengan 1.
SEMINAR TUGAS AKHIR-4

f. Resolusi (=Resolution) sistem optik


pengindera
penyangga
IR

monitor
pendingin
Yaitu perbedaan terkecil yang dapat diukur antara
2 tempat yang berdekatan. Atau, dengan kata lain,
bisa juga menyatakan derajat rincian (fineness of

antarmuka
memory
unit
detail). Ada 2 jenis resolusi, yaitu : pengolah pengolah
pengendali
- Resolusi Suhu (=Thermal Resolution) pusat sinyal
(CPU)
Perbedaan terkecil tersebut adalah dalam hal

antarmuka
standard
suhu. Sebagai contoh, sebuah kamera inframerah
tombol pengatur
memiliki resolusi suhu 0,1 C pada suhu 30 C.
Berarti, pada suhu ukur 30 C, perbedaan suhu
Gambar 2.6 Diagram blok kamera inframerah secara umum[38, 39]
yang bisa diukur sebesar 0,1 C. Resolusi suhu
dipengaruhi juga oleh resolusi urai. a. Sistem optik
- Resolusi Urai (=Spatial Resolution) Fungsinya :
Perbedaan terkecilnya adalah dalam hal ruang. - menghasilkan inframerah yang terfokus;
Yaitu menyatakan tingkat rincian (fineness of - memberikan pandangan bagi mata pemakai
detail) dari thermogram yang dihasilkan. Atau, kamera inframerah;
dengan kata lain, ukuran terkecil objek yang bisa - menapis inframerah pada panjang
diurai oleh kamera inframerah. Resolusi urai gelombang tertentu.
sangat dipengaruhi oleh ukuran elemen sensor. Secara fisik, sistem optik ini berupa susunan lensa
Untuk memperoleh resolusi urai yang tinggi dan atau tanpa cermin atau prisma.
diperlukan elemen sensor yang kecil. Resolusi b. Pengendali
urai sering juga disebut sebagai Instantaneous Fungsinya :
Field of View (IFOV). IFOV yang kecil - mencari posisi yang tepat bagi sistem optik
menunjukkan resolusi yang tinggi sehingga akan supaya memberikan inframerah yang
menghasilkan thermogram yang terperinci terfokus pada sensor;
secara geometri. - untuk menyelaraskan gerak sistem optik
g. Ketepatan (=Accuracy) dengan sensor saat pemindaian.
Yaitu ukuran yang menunjukkan seberapa dekat c. Sensor
nilai suhu yang terukur oleh kamera inframerah Sensor adalah bagian yang memberikan tanggapan
dengan suhu yang sebenarnya. terhadap inframerah yang diterima. Jenis-jenisnya
h. Bidang Pandang (=Field of View [FOV]) seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1.
Yaitu wilayah pandang atau ukur dari kamera Berdasarkan jumlah sensor yang digunakan,
inframerah yang umumnya dinyatakan dalam kamera inframerah ada 2 jenis, yaitu :
derajat horizontal dan vertikal. Sehingga, - Kamera inframerah dengan satu sensor
wilayahnya berupa segiempat seperti ditunjukkan Digunakan pada kamera inframerah dengan
oleh gambar 2.5. teknik pemindaian mekanik. Bersama
pengendali, sensor digerakkan untuk memindai
FOV tiap pixel ukur. Kelebihannya, tidak ada variasi
geseran (=drift) pada tiap pixel ukur. Namun,
KI IFOV untuk menghasilkan thermogram diperlukan
waktu yang relatif lebih lama.
- Kamera inframerah dengan lebih dari satu
a. tampak samping/atas b. tampak depan sensor
Gambar 2.5 Field of View dan Instantaneous Field of View
Pixel ukur kamera ini sama dengan jumlah
i. Jarak Pemfokusan (=Focal Distance) sensor yang digunakan. Waktu pembentukan
Yaitu wilayah baca atau jarak deteksi inframerah thermogram relatif lebih singkat. Posisi antar
dari kamera inframerah untuk memperoleh sensor yang dekat menyebabkan efek
thermogram yang terfokus. mengembang (=blooming) dimana antar sensor
Prinsip kerja kamera inframerah adalah menangkap mempengaruhi penginderaan.
inframerah yang diradiasikan oleh objek, d. Pendingin
mengolahnya serta menampilkan suhu dan Pendingin digunakan untuk mendinginkan sensor
thermogram objek ukur. Pada kenyataannya, objek supaya tingkat sensitivitasnya dapat dijaga pada
yang bersuhu di atas 0 Kelvin jangkauan pengukuran suhu kamera. Ada beberapa
(-273,15 C) meradiasikan inframerah. Secara garis sistem pendinginan yang digunakan pada kamera
besar, bagian-bagian utama kamera inframerah dapat inframerah.
ditunjukkan oleh gambar 2.6. - Menggunakan gas cair
Gas yang digunakan adalah nitrogen atau argon.
Pendinginan yang dihasilkan bisa mencapai 77
K.
SEMINAR TUGAS AKHIR-5

RG:2 : 1. 00 SC: NORM 01/08/02


- Pendinginan Stirling 09:33:27
Sistem pendinginan Stirling memodifikasi (500.0)
sistem pendinginan menggunakan gas cair 260.88
260.
dengan dipadukan sistem mekanik sehingga 230.88
230.
lebih bebas perawatan. Namun, suhu 200.88
200.
pendinginannya lebih tinggi dari gas cair.
170.88
- Pendingan thermoelectric 170.

Pendinginan thermoelectric memanfaatkan efek 140.88


140.

Peltier yaitu : jika dua penghantar atau 110.88


110.
semikonduktor yang berbeda jenis dihubungkan 80.88
80.
dan dialiri arus listrik searah maka salah satu
50.88
50.
sambungan akan menyerap kalor dan
20.88
20.
sambungan yang lain akan melepas kalor. (0.0)
Gambar 2.7 menunjukkan satu elemen a. Thermogram
pendingin Peltier.

sisi suhu rendah penyerapan panas

N P

sisi suhu tinggi

I
pembangkitan panas

b. Gambar Visual
Gambar 2.7 Prinsip pendinginan Peltier
Gambar 2.8 Contoh pola konduksi yang dihasilkan kamera
inframerah
Efek Peltier sifatnya dapat balik (=reversible),
artinya jika arah arus dibalik, sisi suhu rendah Pada sisi kanan gambar 2.8.a terdapat gradasi warna
dan tingginya juga berubah. Dengan yang disesuaikan dengan skala suhu. Tiap pixel
merangkaikan beberapa elemen, efek warna pada thermogram mewakili satu nilai suhu.
pendinginan dapat lebih besar. Suhu Terlihat pada gambar 2.8.a, pusat panas terletak pada
pendinginan yang bisa dihasilkan oleh elemen area yang berwarna abu-abu. Akibat konduksi, kalor
ini hanya 200 K. merambat disertai dengan penurunan energi panas
e. Penyangga sehingga pada thermogram diikuti dengan perubahan
Penyangga berfungsi untuk menguatkan sinyal warna yang menunjukkan penurunan suhu menurut
listrik yang dihasilkan oleh transducer supaya arah radial keluar.
cukup kuat untuk diolah oleh bagian selanjutnya. Kamera inframerah tidak mampu mendeteksi
f. Pengolah sinyal konveksi panas pada udara karena kerapatan udara
Sinyal yang masuk diolah untuk dihitung suhu dan yang kecil.
pemetaan thermogram-nya.
g. Unit Pengolah Pusat (CPU)
Sebagai pengendali operasi bagian yang III. FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN
memerlukan operasi otomatis dan penyedia data HASIL PENGUKURAN KAMERA
yang diperlukan oleh pengolah sinyal. INFRAMERAH
h. Antarmuka (=Interface)
Sebagai jembatan antara perangkat penampil, EMISSIVITY SEBAGAI SALAH SATU
penyimpan data atau antarmuka standar dengan FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN HASIL
perangkat utama. PENGUKURAN KAMERA INFRAMERAH
i. Tombol pengatur Infra merah yang datang pada suatu objek akan
Sebagai antarmuka mesin dengan manusia (Man ditanggapi dalam 3 kemungkinan yaitu dipantulkan,
Machine Interface) dalam pengaturan operasi diserap atau diteruskan seperti diilustrasikan pada
kamera inframerah. gambar 3.1.
Pola konduksi yang dapat dideteksi oleh kamera
inframerah ditunjukkan oleh gambar 2.8.
SEMINAR TUGAS AKHIR-6

ge

lo
m
ba
ng
da
ta
ng
objek

energi keluaran

= 1
Gambar 3.1 Tanggapan objek terhadap inframerah

Kemampuan objek untuk menyerap inframerah


disebut absorptivity (), memantulkan inframerah = 0,5
disebut reflectivity () dan meneruskan inframerah = 0,25

disebut transmissivity (). Secara matematis, ketiga


sifat tersebut dapat dinyatakan dengan :

energi terserap energi terpantul energi diteruskan suhu



energi datang energi datang energi datang
Gambar 3.2 Grafik energi keluaran transducer terhadap suhu
Ketiganya bernilai 0 sampai 1 dan sebanding dengan
energi inframerah yang datang. Pada suhu yang sama, objek dengan = 1
Untuk objek yang tidak tembus inframerah, menghasilkan energi keluaran 2 kali objek dengan
persamaan umum yang menghubungkan antara = 0,5. Demikian pula antara objek dengan = 0,5
dan seperti ditunjukkan persamaan 3.1. dan = 0,25. Sehingga, jika penguatan sinyal kamera
+=1 (3.1) inframerah tidak disesuaikan maka dapat
Pada kenyataannya, kemampuan objek untuk menyebabkan kesalahan ukur.
menyerap inframerah sama dengan kemampuan
objek untuk meradiasikannya. Kemampuan objek KOREKSI EMISSIVITY
untuk meradiasikan inframerah disebut sebagai Misalkan sebuah kamera inframerah sudah
emissivity (). Emissivity suatu objek diperoleh dari diatur untuk pengukuran permukaan objek yang
perbandingan antara energi inframerah yang memiliki = 1. Kemudian digunakan untuk
diradiasikan oleh objek tersebut dengan energi mengukur permukaan dengan nilai = 1. Tentu,
inframerah yang diradiasikan oleh benda hitam Tsistem sama dengan nol (abaikan pengaruh ketiga
(blackbody) pada suhu dan panjang gelombang yang faktor yang lain dalam persamaan 3.3). Kemudian,
sama[14]. Sehingga, persamaan 3.1 dapat diganti kamera inframerah yang sama digunakan untuk
dengan persamaan 3.2. mengukur suhu permukaan objek dengan nilai =
+=1 (3.2) 0,5 dengan suhu sama dengan objek sebelumnya.
Pada kenyataannya, tidak ada objek yang merupakan Tentu hasil pengukuran kedua objek di atas berbeda.
benda hitam dimana memiliki nilai = 1[6, 33]. Pada Sehingga, diperlukan koreksi.
suhu dan panjang gelombang yang sama, objek
dengan lebih besar akan meradiasikan inframerah sasaran
ukur
pemroses
dengan intensitas yang lebih besar. transducer sinyal

Kesalahan hasil pengukuran dipengaruhi oleh 4 kendali emissivity


(pengatur penguatan)
linearizer

faktor seperti ditunjukkan pada persamaan 3.3. Gambar 3.3 Kendali emissivity
Tsistem = T + Ttransmisi + Tlingkungan + Talat (3.3) Gambar 3.3 menunjukkan diagram blok kamera
dimana : inframerah yang dilengkapi dengan bagian kendali
Tsistem : kesalahan hasil pengukuran emissivity. Bagian kendali emissivity berguna untuk
T : kesalahan ukur karena emissivity menyesuaikan kamera inframerah dengan emissivity
Ttransmisi : kesalahan ukur karena jalur rambatan objek yang diukur. Inti kerjanya adalah pengubahan
Tlingkungan : kesalahan ukur karena lingkungan penguatan sinyal. Gambar 3.4 adalah salah satu
Talat : kesalahan ukur karena alat contoh skema umum pengatur penguatan untuk
Keempat nilai tersebut dapat bernilai positif maupun koreksi emissivity.
negatif. Yang akan dibahas lebih lanjut adalah T.
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah
dilakukan, besar sinyal keluaran transducer
sebanding dengan nilai emissivity seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.2.
SEMINAR TUGAS AKHIR-7

W(Ta) W(Ta)
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA EMISSIVITY
Ea : Kalibrasi suhu TERHADAP HASIL PENGUKURAN
lingkungan
MENGGUNAKAN KAMERA INFRAMERAH

Dalam pengujian dan analisa emissivity, akan


- VR1 dibahas mengenai contoh cara mendapatkan
IN
IC1 - OUT
emissivity suatu objek menggunakan kamera
+ IC2
inframerah. Percobaan yang kedua dimaksudkan
+ untuk mengamati pengaruh emissivity objek yang
A B C
tidak sesuai dengan kamera inframerah. Dan,
Gambar 3.4 Rangkaian koreksi emissivity
percobaan yang ketiga dimaksudkan untuk
mengamati pengaruh lingkungan terhadap suhu ukur
Perhitungan energi matematis dari rangkaian gambar sehubungan dengan perbedaan emissivity objek.
3.6 adalah sebagai berikut. Kamera inframerah yang digunakan adalah
Misalkan suatu objek bersuhu T dengan emissivity = TH7102WR NEC San-ei Instruments, Ltd dengan
dalam lingkungan bersuhu Ta sedang diukur spesifikasi seperti pada tabel 4.1.
suhunya seperti ditunjukkan oleh gambar 3.5.
Tabel 4.1 Spesifikasi TH7102WR NEC San-ei Instruments, Ltd[39]
Sumber Pantulan
Suhu Ta SPESIFIKASI KETERANGAN

Objek dengan suhu T Range 1 : -40 - 120 C


emissivity Temperature
Measurement Range
Range 2 : 0 - 500 C
W(Ta)
kamera Range 3 : 0 - 2000 C
inframerah
Resolution (Minimum Normal : 0,1 C at 30 C, Range 1
W(T)
detectable temperature mode : 0,6 C at 30 C, Range 2
difference) : 0,2 C at 30 C, Range 1
Fast mode
Gambar 3.5 Radiasi dan pantulan objek tak tembus inframerah : 1,0 C at 30 C, Range 2
Accuracy 2% (Range full-scale)
Sesuai dengan gambar 3.5, energi yang ditangkap
oleh kamera inframerah adalah : Spectral Range 8 - 14 m
W(T1) = W(T) + (1-)W(Ta) (3.4)
Detector UFPA microbolometer VO2
dimana
W(T) : energi yang dipancarkan oleh objek Field of View (FOV) 29 (H) x 22 (V)
bersuhu T
W(Ta) : energi yang dipancarkan oleh lingkungan Instantaneous FOV 1,58 mrad
bersuhu Ta
Focusing Range 50 cm to infinity
W(T1) : energi yang diterima oleh kamera
inframerah sehingga menghasilkan suhu 1/7,5 sec at Normal mode (1/30 at Fast
Frame Time
Mode)
ukur T1
Mengacu pada gambar 3.4, W(T1) masuk di titik A. Image Pixels 320 (H) x 240 (V)
Dengan mengatur sinyal Ea maka dapat diperoleh
A/D Resolution 14 bits
sinyal W(Ta) yang masuk ke masukan lain dari IC1
yang menghasilkan sinyal di titik B :
WB = [W(T) W(Ta)] (3.5) TH7102WR dilengkapi dengan fungsi :
Dengan pengaturan VR1 pada gambar 3.4, kita dapat - 10 titik pengukuran dalam satu thermogram;
memperoleh penguatan sebesar 1/ untuk masukan - koreksi emissivity dari 0,10 sampai 1,00 dengan
IC2 di titik B. Penambahan W(Ta) pada percabangan jangkah 0,01;
masukan IC2 akan menghasilkan keluaran di titik C - Run/freeze untuk mengaktifkan atau menghentikan
sebesar W(T) yaitu energi yang sebenarnya ingin kita pemindaian;
ukur. - Max/Min untuk mencari titik suhu tertinggi atau
Jadi, untuk bisa mengadakan koreksi emissivity terendah;
- Personal Computer Memory Card International
diperlukan nilai objek dan suhu lingkungan Ta.
Association (PCMCIA) card sebagai media
simpan;
- perangkat lunak untuk pengolahan data.
SEMINAR TUGAS AKHIR-8

MENDAPATKAN EMISSIVITY OBJEK


Emissivity beberapa bahan dapat diperoleh dari
tabel emissivity yang telah dibuat berdasarkan
percobaan di laboratorium. Namun, nilai yang
diperoleh disertai data pada panjang gelombang dan
suhu tertentu yang seringkali tidak cocok dengan
kondisi di lapangan. Sehingga, harus dilakukan
percobaan sendiri yang disesuaikan dengan kondisi
yang diinginkan.
Cara mendapatkan emissivity objek adalah
menyamakan suhu ukur objek dengan suhu benda
hitam. Satu pendekatan benda hitam ditunjukkan
gambar 4.1.
IR b. Gambar Visual
Gambar 4.2 Semen yang akan dicari nilai emissivity-nya

Dengan meletakkan 2 titik ukur kamera


objek yang dicari inframerah, yaitu pada lubang dan pada penampang
emissivity-nya atas semen yang dekat dengan lubang, kita dapat
menemukan emissivity semen seperti pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Emissivity semen hasil percobaan


Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III
tlingkungan = 30 C
a x b x c x

Gambar 4.1 Lubang kecil panjang sebagai pendekatan benda SUHU (C) 113,3 113,2 110,5 110,5 109,3 109,9
hitam[33,37]
EMISSIVITY 0,63 1 0,64 1 0,63 1

Prinsip kerja lubang ini adalah dengan memantulkan


secara berulang-ulang inframerah yang masuk ke Titik x adalah titik yang diletakkan pada lubang dan
dalamnya sehingga tidak diharapkan semua a pada penampang semen. Dari tabel 4.2, nilai rata-
inframerah yang masuk tidak ada yang terpantul rata emissivity semen adalah :
keluar. Emissivity efektif lubang ini tergantung pada 0,63 0,64 0,63
0,63
perbandingan panjang dan jari-jari lubang. Semakin 3
besar, nilai efektif semakin besar. Berdasarkan tabel yang telah dibuat[36], emissivity
Penulis menggunakan semen yang dipadatkan semen sebesar 0,54. Perbedaan ini karena pada tabel
lebih dulu, berbentuk prisma tegak sebagai objek yang dibuat tersebut :
ukur. Kemudian, penampang atasnya dilubangi - wujud semen tidak disebutkan apakah dalam
dengan mata bor berdiameter 6 mm dan panjang serbuk atau dipadatkan (permukaan objek
lubang lebih dari 3 cm. (Sebagai perbandingan, mempengaruhi nilai emissivity);
- suhu pengukuran tidak disebutkan.
bahan dengan = 0,5 dan perbandingan panjang dan
jari-jari lubang 10:1 akan menghasilkan lubang Kesalahan percobaan mendapatkan emissivity ini
dapat disebabkan oleh pemanasan semen yang tidak
dengan efektif 0,999[37].) Semen dipanaskan pada
merata, benda hitam buatan yang tidak sempurna,
suhu minimal 30 C di atas suhu lingkungan untuk perubahan jarak ukur, kesalahan alat, anggapan
mengurangi pengaruh lingkungan. Thermogramnya
serapan inframerah oleh udara diabaikan dan
ditunjukkan gambar 4.2.a.
kesalahan praktikan dalam percobaan dan
pengambilan data.

PENGARUH BEDA NILAI EMISSIVITY


OBJEK DENGAN KAMERA INFRAMERAH
Dengan pengubahan pengaturan emissivity titik
ukur a kamera inframerah dari 1,00 sampai 0,10
dengan jangkah 0,10 dan mencatat suhu ukur a maka
didapatkan data suhu semen seperti pada tabel 4.3.

a. Thermogram
SEMINAR TUGAS AKHIR-9

Tabel 4.3 Pengaruh beda emissivity kamera dengan semen Pendekatan grafis persamaan 4.2 ditunjukkan gambar
4.3 dimana energi WC diterima oleh kamera
Suhu (C) inframerah dengan nilai sama dengan 1, suhu yang
Emissivity Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III terukur adalah T1 dimana T1 lebih rendah dari T.
Pengubahan emissivity kamera inframerah dari 1
a a1 lubang a2 lubang a3 lubang menuju ke nilai emissivity objek akan mengubah
0,10 466,7 129,9 424,0 117,9 381,0 106,8 nilai p menjadi lebih besar dari 1 sehingga
menggeser suhu ukur T1 ke atas hingga ke T. Jika
0,20 297,9 127,8 261,6 116,1 239,0 106,4 nilai emissivity kamera inframerah terus diperkecil
0,30 226,9 128,9 203,0 116,1 183,1 105,3 maka suhu ukur akan melebihi T sehingga suhu ukur
lebih tinggi dari suhu sebenarnya.
0,40 183,7 126,8 164,5 115,2 151,5 104,9 Jika suhu tiap-tiap pengukuran diplot pada
0,50 156,8 125,7 142,7 114,8 128,3 104,5 bidang suhu emissivity maka didapatkan grafik
sesuai gambar 4.4.
0,60 139,0 125,5 121,6 113,2 111,6 103,8
500.0
0,70 123,2 125,0 107,8 112,7 99,3 103,1
450.0

0,80 110,2 124,4 98,7 111,9 88,8 103,0 400.0

350.0
0,90 100,1 123,5 88,2 111,5 82,3 101,8
300.0

suhu ( C)
pengukuran 1

1,00 92,3 122,8 81,3 110,7 74,2 100,7 250.0 pengukuran 2

200.0 pengukuran 3

0,63 126,8 121,2 112,8 110,1 104,8 100,4 150.0

100.0

Ketiga pengukuran yang dilakukan menghasilkan 50.0

kecenderungan yang sama, yaitu : 0.0


0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
- jika kamera lebih kecil dari semen maka suhu emissivity
terukur lebih besar dari suhu sebenarnya;
- jika kamera lebih besar dari semen maka suhu Gambar 4.4 Grafik suhu ukur terhadap emissivity
terukur lebih kecil dari suhu sebenarnya.
Jika dikaitkan dengan gambar 3.4, jika nilai kamera Gambar 4.4 menunjukkan hubungan antara suhu dan
semakin besar maka besar perolehan IC2 terhadap emissivity yang tidak linier.
sinyal di titik B semakin kecil sehingga masih ada
faktor W(Ta) di titik C. Misalkan perolehan yang PENGARUH BEDA EMISSIVITY DALAM
didapat terhadap sinyal di titik B sama dengan p LINGKUNGAN BERSUHU LEBIH RENDAH,
maka besar sinyal di titik C WC adalah : SAMA DENGAN DAN LEBIH TINGGI DARI
WC = p. [W(T)-W(Ta)] + W(Ta) SUHU OBJEK
atau Karena pada kenyataannya tidak ada benda
WC = p..W(T) + (1-p.)W(Ta) (4.1) hitam maka, sesuai dengan persamaan 3.2, objek tak
Dari persamaan 4.1, WC akan sama dengan W(T) jika tembus inframerah memiliki kemampuan untuk
1 1 memantulkan inframerah yang datang padanya.
p . Jadi, jika p maka pengaruh W(Ta) masih Sehingga, inframerah yang diterima oleh kamera

ada dengan catatan W(T) W(Ta). inframerah saat pengukuran tidak semuanya berasal
dari radiasi murni objek tetapi juga ditambah dari
Jika nilai emissivity objek adalah pada suhu T
inframerah pantulan yang dipantulkan objek ukur.
dimana T > Ta (suhu lingkungan) dan kamera
Tentu, jika intensitas inframerah pantulan ini cukup
inframerah diatur pada emissivity 1 maka :
besar dan tidak diantisipasi, akan menghasilkan
p = 1/1 = 1
kesalahan hasil pengukuran. Untuk membuktikan
dan
efek pantulan ini, Penulis menggunakan rantang
WC = W(T) + (1-) W(Ta) (4.2)
yang terbuat dari stainless steel dan isolasi sebagai
energi datang
objek ukur seperti ditunjukkan pada gambar 4.5.

W(T)

ketika diukur
dengan =1
W(T) + (1- )W(Ta)
W(T)

W(Ta)
(1-)W(Ta)
suhu
Ta T1 T

Gambar 4.3 Pendekatan grafis koreksi emissivity jika T > Ta


Gambar 4.5 Rantang stainless steel dan isolasi
SEMINAR TUGAS AKHIR-10

Dengan menggunakan air sebagai pengkondisi suhu walaupun emissivity-nya berbeda besar. Sesuai
objek ukur, Penulis melakukan variasi kondisi dengan persamaan 3.4,
pengukuran yaitu suhu objek lebih tinggi, sama W(T1) = W(T) + (1-)W(Ta)
dengan dan lebih rendah dari suhu lingkungan. Karena T = Ta maka :
Hasilnya seperti ditunjukkan gambar 4.6, 4.7 dan 4.8. W(T1) = W(Ta) + W(Ta) - W(Ta)
W(T1) = W(Ta) = W(T)
RG: 1 : 1. 00 SC: NORM 01/10/03
14:29:42
Maka, sesuai dengan persamaan 3.5, besar sinyal di
(120.0)
titik B pada gambar 3.4 sama dengan 0. Sehingga,
83. 6 WC = W(Ta)
76. 6 Ini membuktikan bahwa berapapun emissivity objek
69. 6
ukur, jika suhunya sama dengan suhu lingkungan,
hasilnya selalu sama dengan suhu lingkungan.
62. 6
Kemudian, gambar 4.8 menunjukkan reaksi
55. 6 yang terbalik dengan gambar 4.6 dimana isolasi
48. 6 suhunya lebih rendah dari rantang meskipun
41. 6
emissivity-nya lebih besar. Ini disebabkan oleh energi
inframerah lingkungan yang lebih besar dan rantang
34. 6
memantulkannya dalam porsi yang lebih besar
27. 6
(-40.0) daripada isolasi. Jika dikaitkan dengan persamaan
Gambar 4.6 Thermogram saat suhu objek lebih tinggi dari suhu 3.4 :
lingkungan W(T1) = W(T) + (1-)W(Ta)
RG: 1 : 1. 00 SC: NORM 01/10/03
14:44:05 = W(Ta) - [W(Ta)-W(T)]
(120.0) Dengan W(Ta) > W(T) (karena Ta > T) maka
44. 2 W(T1)rantang > W(T1)isolasi (karena rantang > isolasi) yang
42. 2 berarti trantang > tisolasi. Besar kecilnya perbedaan suhu
40. 2 ini tergantung pula besar kecilnya perbedaan
38. 2
emissivity kedua objek.
36. 2
CONTOH PENGARUH EMISSIVITY PADA
34. 2 PENGUKURAN MENGGUNAKAN
32. 2 KAMERA INFRAMERAH
30. 2
a. Perbedaan suhu objek karena beda nilai
28. 2
emissivity
(-40.0)
RG:1 : 1 . 0 0 SC: NORM 01/10/17
Gambar 4.7 Thermogram saat suhu objek sama dengan suhu 14:42:51

(120.0)
lingkungan 64. 0
RG: 1 : 1. 00 SC: NORM 01/10/07 59. 0

14:59:47 54. 0

49. 0
(120.0)
44. 0
43. 5
39. 0

40. 5 34. 0

29. 0
37. 5 24. 0
(-40.0)

34. 5 a. Thermogram b. Gambar visual


Gambar 4.9 Beda suhu ukur karena beda emissivity
31. 5

28. 5 Gambar 4.9 menunjukkan sekring kiri yang


25. 5 mengalami pemanasan lebih pada kepala bawah.
22. 5
Namun terlihat pada gambar 4.9.a, kepala sekring
19. 5
bersuhu lebih rendah dari tubuh sekring. Sesuai
(-40.0) dengan gambar 4.6, karena kedua objek bersuhu
Gambar 4.8 Thermogram saat suhu objek lebih rendah dari suhu sama dan berada dalam lingkungan yang bersuhu
lingkungan lebih rendah, emissivity kepala sekring yang lebih
rendah akan menghasilkan suhu ukur yang lebih
Gambar 4.6 menunjukkan suhu isolasi lebih tinggi
rendah.
darisuhu rantang. Ini disebabkan oleh karena
emissivity isolasi (0,95) lebih besar dari emissivity
stainless steel (0,10). Sehingga, dalam meradiasikan
energi inframerah, intensitas inframerah dari isolasi
lebih besar.
Pengaruh pantulan mulai tampak gambar 4.7
dimana suhu isolasi sama dengan suhu rantang
SEMINAR TUGAS AKHIR-11

b. Pantulan yang terukur karena emissivity - jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu
rendah objek maka suhu a lebih kecil dari suhu b.
3. Emissivity objek tidak berpengaruh terhadap
RG:1 : 1. 00 SC: NORM 01/09/13
14:11:28

(120.0)
hasil pengukuran menggunakan kamera
80. 3
73. 3
inframerah jika objek berada dalam lingkungan
66. 3

59. 3
yang suhunya sama dengan objek.
52. 3 4. Kejelasan bentuk objek pada thermogram
45. 3

38. 3
dipengaruhi oleh perbedaan suhu dengan
31. 3
24. 3
lingkungannya.
(-40.0)

a. Thermogram b. Gambar visual


Gambar 4.10 Pantulan yang terukur karena emissivity rendah 5.2. SARAN
Dalam melakukan percobaan menggunakan
Dinding belahan kiri dari gambar 4.10.b terbuat dari kamera inframerah :
aluminium yang memiliki nilai emissivity rendah. - sudut pengukuran sebaiknya pada posisi tegak
Akibatnya, dinding ini memiliki daya pantul yang lurus dengan bidang yang akan diukur (0
tinggi sehingga, pada saat pengukuran, inframerah terhadap garis normal bidang ukur) untuk
yang berasal dari objek yang posisinya berlawanan mengurangi efek pantulan inframerah dari
terdeteksi oleh kamera inframerah. lingkungan;
c. Tidak berpengaruhnya emissivity objek dalam - pada pengukuran umum (emissivity objek tidak
lingkungan yang bersuhu sama dengan objek diketahui dan banyak objek yang berbeda nilai
emissivity-nya), kamera inframerah diatur pada
RG:1 : 1. 00 SC: NORM 01/08/03
14:32:58

(120.0)
nilai = 1;
39. 2
37. 2 - pada pengukuran objek dalam lingkungan yang
35. 2

33. 2
suhunya sama dengan objek sebaiknya mengatur
31. 2 emissivity kamera pada nilai 1.
29. 2

27. 2

25. 2
23. 2
(-40.0)

a. Thermogram b. Gambar visual DAFTAR PUSTAKA


Gambar 4.11 Objek bersuhu sama dengan lingkungan
1. Cooper, William J, Pakpahan, Sahat,
Sepatu kabel dan isolator kabel memiliki beda Instrumentasi Elektronik dan Teknik
emissivity yang besar. Namun demikian, terlihat Pengukuran, Erlangga, Jakarta, 1991.
keduanya memiliki suhu yang sama. Juga antara bus 2. Doebelin, Ernest O, Aritonang, Edigom, Sistem
bar yang dilapis cat hitam dengan bus bar yang tidak Pengukuran Aplikasi dan Perancangan Edisi
dicat. Gejala ini sudah dijelaskan seperti penjelasan ketiga Jilid I, Erlangga, Jakarta, 1992.
gambar 4.7. 3. Halliday, David, Resnick, Robert, Silaban,
Pantur, Fisika, Erlangga, Jakarta, 1985.
V. PENUTUP 4. Hughes, FW, Hartono, Ignatius, Panduan Op-
Amp, Gramedia, Jakarta, 1994.
5.1. KESIMPULAN 5. Kanginan, Marthen, Fisika SMU Jilid 1B,
Berdasarkan percobaan yang telah Erlangga, Jakarta, 1994.
dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan 6. Kanginan, Marthen, Fisika SMU Jilid 3B,
sebagai berikut. Erlangga, Jakarta, 1996.
1. Pada pengukuran menggunakan kamera 7. Kitchin, Charles, Counts, Lew, A Designers
inframerah : Guide to Instrumentation Amplifiers, Analog
- jika kamera lebih besar dari objek maka suhu Devices, USA, 2000.
ukur lebih rendah dari suhu sebenarnya; 8. Mooney, William J., Optoelectronic Devices
- jika kamera lebih kecil dari objek maka suhu and Principles, Prentice-Hall International Inc,
ukur lebih tinggi dari suhu sebenarnya. New Jersey.
- antara suhu dan emissivity tidak 9. NEC Sales Support CD-ROM.
menunjukkan hubungan yang linier. 10. Rangan, CS, Sarma, GR, Instrumentation
2. Pada pengukuran objek a dan b yang bersuhu Devices and Systems, McGraw-Hill, New Delhi.
sama menggunakan kamera inframerah dimana 11. Schuler, Charles A, McNamee, William L,
a lebih besar dari b : Industrial Electronics and Robotics, McGraw-
- jika suhu lingkungan lebih rendah dari suhu Hill Inc, Singapore, 1986.
objek maka suhu a terukur lebih tinggi dari 12. Sears, F.W., Zemansky, Mark W., Soedarjana,
suhu b; Fisika untuk Universitas 1 Mekanika, Panas dan
- jika suhu lingkungan sama dengan suhu Bunyi, Binacipta, Bandung, 1982.
objek maka suhu a terukur sama dengan 13. Sheingold, DH, Transducer Interfacing
suhu b; Handbook, Analog Devices, Massachusetts,
1980.
SEMINAR TUGAS AKHIR-12

14. Thomas, Roderick A., The Thermography Makalah seminar Tugas Akhir ini telah disetujui
Monitoring Handbook First Edition, Coxmoor
Publishing Companys. pada tanggal: 2002
15. www.catamountcorp.com
16. www.endeavorship.com
17. www.flir.com oleh,
18. www.homepage.eircom.net
19. www.iact-org.org Pembimbing I Pembimbing II
20. www.infrared.co.za
21. www.infraredthermography.com
22. www.infraredtraining.com
23. www.infraredtraining.net
24. www.infratech.cc
25. www.necsan-ei.co.jp Ir. Juningtyastuti Sumardi, ST MT
26. www.nethermography.com NIP. 131 285 569 NIP. 132 125 670
27. www.omega.com
28. www.raytek.com
29. www.rclamar.com
30. www.snellinfrared.com
31. www.w-g-i.com
32. Young, H.D., Freedman, R.A., University
Physics 9th edition, Addison-Wesley Publishing
Company Inc., USA, 1996.
33. Zemansky, Mark W., Liong, The Houw, Kalor
dan Termodinamika terbitan keenam, ITB,
Bandung, 1986.
34. , Infrared Thermal Imager Basics, NEC San-
ei Instruments Ltd, Japan
35. , IR Answers and Solutions Handbook, Ircon.
36. , Level I Infrared Certification, Academy of
Infrared Thermography, Canada, 2000.
37. , NEC San-ei Technical Report, NEC San-ei
Instruments Ltd, Japan.
38. , Thermo Tracer TH5104 Operation Manual,
NEC San-ei Instruments Ltd, Japan, 1998.
39. , Thermo Tracer TH7102(WR) Operation
Manual, NEC San-ei Instruments Ltd, Japan,
2000.
40. , Thermovision 400 Series Operating
Manual, Agema, America, 1991.
41. , Transactions in Measurement and Control :
Non Contact Temperature Measurement 2nd
edition Vol 1, Omega, Stanford, 2000.

Anda mungkin juga menyukai