Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

PENGUKURAN

1. Pengukuran merupakan kegiatan mengukur suatu benda dengan membandingkan antara nilai besaran
pada benda dan nilai besaran pada alat ukur.
2. Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, memiliki nilai, dan memiliki satuan. Besaran dibagi
menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
3. Besaran pokok adalah besaran yang tidak tersusun oleh besaran lain dengan satuan tertentu.
4. Besaran turunan adalah besaran yang tersusun dari besaran lain / besaran yang satuannya diturunkan
dari besaran pokok.
5. Satuan adalah pernyataan yang menjelaskan arti dari suatu besaran. Satuan dibagi menjadi 2 yaitu
satuan baku dan satuan tidak baku.
6. Dimensi adalah cara besaran itu disusun dari besaran pokok.
7. Besaran pokok beserta satuannya diterapkan berdasarkan pertimbangan :
a. Lazim digunakan pada berbagai negara, bersifat internasional.
b. Bersifat tetap, tidak berubah karena pengaruh apa pun.
c. Mudah ditiru oleh setiap orang yang memerlukannya.

8. Tabel Besaran Pokok


No. Besaran Lambang Satuan Dimensi Definisi Satuan
1 Panjang L Meter (m) [L] Satu meter adalah jarak yang di tempuh oleh sinar
laser dari Argon yang diionkan dalam selang waktu
1/299792458 detik dalam ruang hampa.
2 Massa m Kilogram (kg) [M] Satu kilogram adalah massa sebuah kilogram standar
(Platinum Iridium) yang disimpan di lembaga Timbangan
dan Ukuran Internasional. Bentuknya silinder pejal.
3 Waktu t Sekon (s) [T] Satu sekon adalah selang waktu yang diperlukan oleh
atom Cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak
9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat
energi di tingkat energi dasarnya.
4 Kuat arus i Ampere (A) [I] Satu Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan
listrik melalui dua buah kawat yang sejajar dan sangat panjang,
dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada
jarak pisah 1 meter dalam ruang vakum, menghasilkan
gaya 2 X 10^-7 newton pada setiap meter kawat.
5 Suhu T Kelvin (K) [Θ] Satu Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika
titik tripel air.
6 Intensitas I Candela (cd) [J] Satu candela adalah intensitas cahaya suatu sumber
cahaya cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada
frekuensi 540 X 10^12 hertz dengan intensitas radiasi
sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah tersebut.
7 Jumlah zat n Mol (mol) [N] Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem
yang mengandung "entitas elementer" (atom, molekul,
ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam
12 gram Karbon-12 (C-12).

No. Besaran Pokok Tambahan Satuan


1 Sudut datar Radian (Rad)
2 Sudut ruang Steradian (Sr)
9. Tabel Alat Ukur Besaran Pokok
No. Besaran Alat Ukur No. Besaran Alat Ukur
1 Panjang  Penggaris (0,1 cm) 5 Waktu  Jam matahari
 Pita ukur  Jam pasir
 Jangka sorong (0,01 cm)  Jam tangan
 Mikrometer sekrup (0,01  Jam dinding
mm)  Stopwatch
 Jam atom

2 Massa  Neraca pasar 6 Suhu  Termometer udara


 Neraca lengan  Termometer cairan
 Neraca kimia  Termometer listrik
 Neraca pegas  Termometer bimetal mekanik
 Neraca digital

3 Intensitas candlemeter atau luxmeter 7 Jumlah zat Jumlah zat tidak diukur secara langsung,
Cahaya namun diukur dari massa zat.
4 Kuat Arus amperemeter
Listrik

10. Tabel Besaran Turunan


No. Besaran Turunan Rumus Satuan
1 Luas (A) A=pxl m2
2 Volume (V) V=pxlxt m3
𝑚
3 Massa Jenis (ρ) ρ= 𝑉 kg/m3
𝑠
4 Kecepatan (v) v=𝑡 m/s
𝑣
5 Percepatan (a) a= m/s2
𝑡
6 Gaya (F) F=mxa kg . m/s2 (N)
7 Berat (w) w=mxg kg . m/s2 (N)
8 Usaha (W) W=Fxs kg . m2/s2 (J)
9 Daya (P) 𝑊 kg. m2/s3 (Watt)
P= 𝑡
10 Tekanan (P) P=ρxgxh kg/m.s2 (Pa / Nm)
𝐹
=𝐴
11 Momentum (p) p=mxv kg . m/s
12 Impuls (I) I=Fxt kg . m/s
13 Energi Kinetik (Ek) 1 kg . m2/s2 (J)
Ek = 2 x m x v2
14 Energi Potensial Ep = m x g x h kg . m2/s2 (J)
15 Momen Inersia (I) I = k x m x r2 kg . m2
16 Konstanta pegas (k) 𝐹 kg . m/s3 (N/m)
k=𝑥
17 Periode (T) 𝑡 s
T=𝑛
𝑛
18 Frekuensi (𝑓) f= 1/s (Hz)
𝑡
11. Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran
a. Kesalahan umum
Kesalahan umum merupakan kesalahan akibat kurang terampilnya pengamat menggunakan alat
ukur. Pengamat dapat menghindari kesalahan umum dengan cara memahami prosedur penggunaan
alat secara benar.

b. Kesalahan sistematik
Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang disebabkan ketidaktepatan alat ukur. Adapun jenisnya :
1) Kesalahan kalibrasi (kesalahan alat) yaitu kesalahan yang terdapat pada alat ukur akibat
pembubuhan nilai garis pada skala yang tidak tepat. Dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat
tersebut.
2) Kesalahan titik nol (kesalahan alat) adalah kesalahan yang disebabkan jarum penunjuk letak titik
nol bergeser. Dapat diatasi dengan mengoreksi hasil pengukuran yang tertulis.
3) Kesalahan komponen alat ukur adalah kesalahan akibat peralatan sudah tua. Dapat diatasi
dengan mengganti komponen alat yang rusak.
4) Kesalahan paralaks (kesalahan manusia) adalah kesalahan pembacaan akibat kurang tepatnya
mata melihat hasil pengukuran. Dapat diatasi dengan pembacaan alat ukur secara tegak lurus
terhadap hasil pengukuran.
5) Kesalahan karena kondisi lingkungan (kesalahan alamiah) adalah kesalahan yang disebabkan
adanya perbedaan kondisi lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kelembapan udara.

c. Kesalahan acak
Kesalahan acak adalah kesalahan yang disebabkan oleh gerak Brown molekul udara, fluktuasi
tegangan listrik, getaran bumi, kebisingan, dan radiasi.

12. Angka penting


a. Aturan angka penting
1) Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 254,6 memiliki 4 angka penting
354.235 memiliki 6 angka penting
2) Semua angka nol yang terletak diantara angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 150,024 memiliki 6 angka penting
200.145 memiliki 6 angka penting
3) Semua angka nol disebelah kanan tanda desimal, tetapi disebelah kiri angka bukan nol adalah
bukan angka penting
Contoh : 0,00026 memiliki 2 angka penting
0,0504 memiliki 3 angka penting
4) Semua angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol adalah angka
penting
Contoh : 0,00450 memiliki 3 angka penting
2,40 memiliki 3 angka penting
5,000 memiliki 4 angka penting
b. Pembulatan angka penting
1) Jika angka lebih dari lima, angka tersebut dibulatkan ke atas.
Contoh : 3,4382 menjadi 3,44
2) Jika angka kurang dari lima, angka tersebut dibulatkan ke bawah.
Contoh : 3,44237 menjadi 3,442
3) Jika angka tepat sama dengan lima, angka dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 merupakan
bilangan ganjil. Dan angka dibulatkan ke bawah jika sebelum angka 5 merupakan bilangan genap.
Contoh : 6,335 menjadi 6,34 dan 6,365 menjadi 6,36
c. Penjumlahan dan pengurangan angka penting
Pada operasi penjumlahan dan pengurangan angka penting hanya boleh mengandung 1 angka
taksiran yang paling sedikit dibelakang koma.
Contoh : 85,6 + 13,21 = 98,81 ditaksir menjadi 98,8
d. Perkalian dan pembagian angka penting
Hasil perkalian dan pembagian angka penting ditulis sesuai dengan jumlah angka penting yang paling
sedikit dari bilangan yang dikalikan atau dibagi.
Contoh 63,2 (3 AP) x 3,5 (2 AP) = 221,20 ditulis 220 (2 AP) karena jumlah angka penting paling sedikit
adalah 2 AP.
e. Pangkat dan akar angka penting
Hasil pangkat dan akar ditulis sesuai jumlah angka penting yang dipangkatkan atau diakar.
Contoh : (2,3)2 = 5,29 ditulis 5,3 (2 AP)
13. Ketidakpastian pengukuran
Δx
HU = x ± Δx Δx = ½ x skala terkecil KR = 𝑥
x 100%
HU = Hasil Ukur KR = Kesalahan Relatif
x = nilai dari hasil pengukuran Δx = ketidakpastian pengukuran

14. Notasi ilmiah adalah cara penulisan bilangan secara ilmiah yang akan memudahkan dalam penulisan
bilangan yang sangat besar atau sangat kecil. Dituliskan dalam bentuk a = 10b dengan
a = bilangan asli dari 1 sampai 9
b = bilangan bulat
15. Berdasarkan arahnya, besaran dibagi menjadi 2 yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran
vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Besaran skalar adalah besaran yang memiliki nilai
tetapi tidak memiliki arah.
16. Perhitungan vektor

Perhitungan resultan vektor : R = |𝑎| |𝑏| cos 𝜃

Perhitungan arah vektor :

perbandingan sudut
17. Perkalian vektor

Anda mungkin juga menyukai