Anda di halaman 1dari 17

TUGAS LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR

DAN TRANSDUSER

Oleh :

NAMA : TEDDY HERO PRASETYO

NIM : 1741170001

PRODI : DIV – TEKNIK ELEKTRO

KELAS : 1C

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2018

1
DAFTAR ISI
- DAFTAR ISI ……………………………………………………………… (2)
- BAB I ( NTC ) …………………………………………………………….. (3)
- BAB II (PTC) ……………………………………………………………... (5)
- BAB III ( PHOTOTRANSISTOR )……………………………………… (7)
- BAB IV ( PHOTODIODA ) ……………………………………………… (9)
- BAB V ( LDR / LIGHT DEPENDENT RESISTOR ) …………………. (11)
- BAB VI ( PHOTOVOLTAIC ) ………………………………………….. (12)
- BAB VII ( LM35 ) ………………………………………………………... (15)
- DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..(17)

2
BAB I

NTC
ALAT DAN BAHAN :

1. Sensor NTC
2. Thermometer
3. Multimeter Analog
4. Pemanas

LANGKAH KERJA

1. Ukur suhu ruangan terlebih dahulu dengan thermometer. Lalu catat.


2. Ukur suhu NTC pada suhu ruangan tersebut.
3. Panasi NTC lalu ukur suhunya menggunakan thermometer Lalu untuk
mengukur output dari NTC silahkan memakai multimeter analog dan menaruh
selector pada pilihan ohm meter (resistansi).
4. Kemudian catat hasilnya

DASAR TEORI :

Termistor NTC pertama ditemukan pada tahun 1833 oleh Michael Faraday, yang
melaporkan tentang perilaku semikonduktor perak sulfida. Faraday melihat bahwa
perlawanan dari perak sulfida penurunan suhu secara dramatis meningkat Karena termistor
awal sulit untuk memproduksi dan aplikasi untuk teknologi masih terbatas, produksi
komersial termistor tidak dimulai sampai 1930-an. Termistor atau tahanan thermal adalah
alat semikonduktor yang berkelakuan sebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur
yang tinggi, yang biasanya negatif. Termistor terbuat dari campuran oksida-oksida logam
yang diendapkan seperti: mangan (Mn), nikel (Ni), cobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe) dan
uranium (U). Rangkuman tahanannya adalah dari 0,5 W sampai 75 W dan tersedia dalam
berbagai bentuk dan ukuran. Ukuran paling kecil berbentuk mani-manik (beads) dengan
diameter 0,15 mm sampai 1,25 mm, bentuk piringan (disk) atau cincin (washer) dengan
ukuran 2,5 mm sampai 25 mm.

3
HASIL PRAKTIKUM :

No Suhu (°C) Resistansi NTC


1 27 °C 8K Ω
2 30 °C 6,8K Ω
3 35 °C 5,05K Ω
4 40 °C 3,4K Ω
5 45 °C 2,6K Ω
6 50 °C 2,5K Ω
7 55 °C 2,1K Ω
8 60 °C 1,6K Ω
9 65 °C 1,3K Ω
10 70 °C 1,2K Ω

PEMBAHASAN :

Pada saat proses pemanasan, semakin lama waktu pemanasan akan mempengaruhi
suhu system sehingga suhu akan mengalami penaikan dari keluaran tahanan atau resistansi itu
semakin kecil begitupun sebaliknya pada suhu rendah atau penurunan.

KESIMPULAN :

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Thermistor merupakan komponen semikonduktor yang terbuat dari campuran oksida-


oksida logam yang diendapkan. Thermistor juga merupakan jenis resistor yang resistansi
bervariasi dengan suhu.
2) Termistor dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis,yaitu Negative temperature
Coefficient (NTC) dan positif Temperetur Coefficient (PTC).
3) Termistor secara luas digunakan sebagai arus masuk saat limiters, suhu sensor, self-
ulang kelebihan arus pelindung, dan mengatur diri sendiri elemen pemanas.

4
BAB I

PTC
ALAT DAN BAHAN :

1. Sensor PTC
2. Thermometer
3. Multimeter Analog
4. Pemanas

LANGKAH KERJA

1. Ukur suhu ruangan terlebih dahulu dengan thermometer. Lalu catat.


2. Ukur suhu PTC pada suhu ruangan tersebut.
3. Panasi PTC lalu ukur suhunya menggunakan thermometer Lalu untuk
mengukur output dari PTC silahkan memakai multimeter analog dan menaruh
selector pada pilihan ohm meter (resistansi).
4. Kemudian catat hasilnya

DASAR TEORI :

Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran
tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suaturangkaian elektronik. Sensor
merupakan komponen utama dari suatu tranduser,sedangkan tranduser merupakan sistem
yang melengkapi agar sensor tersebutmempunyai keluaran sesuai yang kita inginkan dan
dapat langsung dibaca padakeluarannya. Suhu adalah salah satu gejala alam yang diukur
dalam sebuahsistemkontrol. Derajat atau tingkat kepanasan sesuatu atau obyek yang
diukur.Sehingga Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran
panasmenjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada beberapa
metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengancara menggunakan
material yang berubah hambatannya terhadap arus listriksesuai dengan suhunya.Sensor
adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis,magnetis, panas, sinar, dan
kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor seringdigunakan untuk pendeteksian pada
saat melakukan pengukuran atau pengendalian. Sensor suhu adalah alat atau komponen atau
sensor elektronikayang dipakai untuk mengukur suhu. Pada percobaan ini kita menggunakan
sensorsuhu yang menggunakan termistor atau yang menggunakan resistor PTC.Prinsip dasar
dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atauwerstan atau resistance)
jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini merupakan
gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor(alat pengukur tahanan).PTC
( Positive Temperatur Coeficient ) merupakan jenis thermistor yang
mempunyaikepekaan terhadap perubahan suhu disekitarnya. Pada saat suhu di sekitar PTC
naik maka

5
tahanan dlam PTC akan naik pula dan sebaliknya jika suhu di sekitarnya turun
makahambatannya akan turun.
Termistor adalah salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur
yang tinggi. Dimana komponen ini dapat mengubah nilai resistansikarena adanya perubahan
temperatur. Dengan demikian dapat memudahkan kitauntuk dijadikan sebagai mengubah
energi panas menjadi energi listrik.termistordibedakan dalam 3 jenis,yaitu termistor yang
mempunyai koefisien negatif, yangdisebut NTC ( Negative temperature Coefisient), temistor
yang mempunyaikoefisien positif, yang disebut PTC (positive Temperature Coefisient)
dantermistor yang mempunyai tahanan kritis, yaitu CTR ( Critical TemperatureResistance).

HASIL PRAKTIKUM :

No Suhu (°C) Resistansi NTC


1 27 °C 37 Ω
2 30 °C 38 Ω
3 35 °C 39 Ω
4 40 °C 40 Ω
5 45 °C 40,3 Ω
6 50 °C 41 Ω
7 55 °C 43 Ω
8 60 °C 44 Ω
9 65 °C 45,4 Ω
10 70 °C 47,2 Ω

PEMBAHASAN :

Pada saat proses pemanasan, semakin lama waktu pemanasan akan mempengaruhi
suhu system sehingga suhu akan mengalami penaikan dari keluaran tahanan atau resistansi itu
semakin kecil begitupun sebaliknya pada suhu rendah atau penurunan.

KESIMPULAN :

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Thermistor merupakan komponen semikonduktor yang terbuat dari campuran oksida-


oksida logam yang diendapkan. Thermistor juga merupakan jenis resistor yang resistansi
bervariasi dengan suhu.
2) Termistor dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis,yaitu Negative temperature
Coefficient (NTC) dan positif Temperetur Coefficient (PTC).
3) Termistor secara luas digunakan sebagai arus masuk saat limiters, suhu sensor, self-
ulang kelebihan arus pelindung, dan mengatur diri sendiri elemen pemanas.

BAB III
6
PHOTOTRANSISTOR
ALAT DAN BAHAN :

1. Modul sensor photodiode


2. Lampu 12V
3. Penggaris 30cm
4. Multimeter analog
5. Psu

LANGKAH KERJA

1. Nyalakan lampu dengan menggunakan Psu, letakkan lampu pada jarak 11 cm


sampai dengan 20 cm dari phototransistor. Ukur dengan multimeter analog.
Catat hasil
2. Multimeter analog ditaruh di selector ohm meter.
3. Lakukan langkah nomor 1 berulang ulang dengan cara mengganti jarak lampu
dan phototransistor sampai max jarak nya 20cm.

DASAR TEORI :

Phototransistor merupakan suatu jenis transistor yang sangat peka terhadap cahaya
yang ada disekitarnya. Ketika basis menangkap cahaya maka collector akan terhubung
dengan emitter dalam hal ini transistor bekerja. Prinsip kerja phototransistor sama seperti
transistor pada umumnya dengan kata lain phototransistor akan bekerja seperti saklar dengan
parameter cahaya untuk mendapatkan kondisi on dan off. Ketika cahaya dengan frekuensi
diatas frekuensi ambang suatu bahan semikonduktor transistor pada daerah basisnya, maka
terbentuklah pasangan elektron dan hole (lubang) sehingga menyebabkan arus seolaholah
mengalir masuk kedalam basis.Besarnya arus ini bergantung kepada besarnya intensitas
cahaya yang diberikan kepadanya. Daerah utama dari terbentuknya arus ini adalah daerah
persambungan kolektor dan basis.

HASIL PRAKTIKUM :

7
No Jarak Lampu Phototransistor (Ω)
1 20 cm 2540 Ω
2 19 cm 2450 Ω
3 18 cm 2400 Ω
4 17 cm 2350 Ω
5 16 cm 2270 Ω
6 15 cm 2200 Ω
7 14 cm 2130 Ω
8 13 cm 2000 Ω
9 12 cm 1800 Ω
10 11 cm 1700 Ω

PEMBAHASAN :

Prinsip kerja phototransistor sama seperti transistor pada umumnya dengan kata lain
phototransistor akan bekerja seperti saklar dengan parameter cahaya untuk mendapatkan
kondisi on dan off. Ketika cahaya dengan frekuensi diatas frekuensi ambang suatu bahan
semikonduktor transistor pada daerah basisnya, maka terbentuklah pasangan elektron dan
hole (lubang) sehingga menyebabkan arus seolaholah mengalir masuk kedalam
basis.Besarnya arus ini bergantung kepada besarnya intensitas cahaya yang diberikan
kepadanya. Daerah utama dari terbentuknya arus ini adalah daerah persambungan kolektor
dan basis.

KESIMPULAN :

Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
diantaranya:

1) Intensitas cahaya sangat mempengaruhi nilai tegangan output yang dihasilkan dari
rangkian yang telah ditentukan.
2) Penempatan phototransistor mempengaruhi nilai tegangan yang akan dihasilkan.
Misal pada saat phototransistor dijadikan sebagai output maka nilai tegangannya
sangat besar.

BAB IV
8
PHOTODIODA
ALAT DAN BAHAN :

1. Psu
2. Lampu 12v
3. Modul sensor photodioda
4. Avo
5. Penggaris 30cm

LANGKAH KERJA :

1. Nyalakan lampu dengan menggunakan Psu, letakkan lampu pada jarak


sesuai yang diinginkan dari photodiode. Ukur dengan multimeter analog.
Catat hasil
2. Multimeter analog ditaruh di selector ohm meter.
3. Lakukan langkah nomor 1 berulang ulang dengan cara mengganti jarak
lampu dan photodiode.

DASAR TEORI :

Photodioda adalah dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika photodioda
terkena cahaya maka photodioda bekerja seperti dioda pada umumnya, tetapi jika tidak
mendapat cahaya maka photodioda akan berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang
besar sehingga arus listrik tidak dapat mengalir. Photodioda merupakan sensor cahaya
semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Photodioda
merupakan sebuah dioda dengan sambungan p-n yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya.
Cahaya yang dapat dideteksi oleh photodioda ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya
tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X.

HASIL PRAKTIKUM :

9
No Jarak Lampu Photodioda (Ω)
1 5 cm 420 Ω
2 7 cm 651 Ω
3 10 cm 752 Ω
4 13 cm 839 Ω
5 15 cm 1080 Ω
6 17 cm 1197 Ω
7 20 cm 1410 Ω
8 23 cm 1487 Ω
9 25 cm 1567 Ω
10 27 cm 1708 Ω

PEMBAHASAN :

Prinsip kerja, karena photodioda terbuat dari semikonduktor p-n junction maka
cahaya yang diserap oleh photodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang
akan menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika elektron-
elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka elektron-elektron itu akan
mengalir ke arah positif sumber tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir ke arah
negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian. Besarnya pasangan
elektron ataupun hole yang dihasilkan tergantung dari besarnya intensitas cahaya yang
diserap oleh photodioda.

KESIMPULAN :

Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa potodioda yang dipasang dengan reverse
bias menunjukkan jika intensitas cahaya yang datang tinggi resistansi pada diode akan rendah
dan sebaliknya jika intensitas cahaya yang datang rendah maka resistansi pada photodiode
akan tinggi.

BAB V
10
LDR (LIGHT DEPENDENT RESISTOR)
ALAT DAN BAHAN :

1. Psu
2. Lampu 12v
3. Modul sensor LDR (Light Dependent Resistor)
4. Avo
5. Penggaris 30cm

LANGKAH KERJA :

1. Nyalakan lampu dengan menggunakan Psu, letakkan lampu pada jarak


sesuai yang diinginkan dari Light Dependent Resisitor. Ukur dengan
multimeter analog. Catat hasil
2. Multimeter analog ditaruh di selector ohm meter.
3. Lakukan langkah nomor 1 berulang ulang dengan cara mengganti jarak
lampu dan sensor LDR.

DASAR TEORI :

LDR merupakan resistor yang dapat berubah-ubah nilai tahanannya tergantung pada
besar kecilnya penerimaan cahaya. Hal tersebut dapat dimanfaatan dalam melakukan
pembuatan sensor cahaya dengan memanfaatkan kepakan terhadap perubahan cahaya untuk
upaya optimasi penggunaan energi listrik yang digunakan dalam penerangan lampu. Prinsip
dasar yang digunakan dalam pemanfaatan resistor LDR sebagai komponen sensor ini pada
perubahan nilai tahanan dan jumlah arus yang mengalir pada rangkaian. Sehingga sebelum
lebih jauh mengenal proses perancangan sensor sebaiknya menguasahi dahulu dalam
melakukan pengukuran terhadap tahanan dan arus listrik pada kondisi cahaya yang berbeda-
beda.

HASIL PRAKTIKUM :

11
No Jarak Lampu LDR (Ω)
1 5 cm 432 Ω
2 7 cm 587 Ω
3 10 cm 765 Ω
4 13 cm 1013 Ω
5 15 cm 1239 Ω
6 17 cm 1337 Ω
7 20 cm 1489 Ω
8 23 cm 1767 Ω
9 25 cm 1950 Ω
10 27 cm 2018 Ω

PEMBAHASAN :

Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron
bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk
mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi konduktor yang
buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya
redup.
Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan
elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa
disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang.

KESIMPULAN :

Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan pembahasan diatas dari praktikum ini
adalah, bahwa hambatan LDR berubah-ubah Tergantung intensitas Cahaya, dimana jika
intensitas cahaya tinggi maka hambatanya akan semakin kecil dan jika intensitas cahaya
semakin rendah maka hambatanya semakin besar. Begitu pula dengan Nilai tegangannya,
Jika Intensitas cahaya Rendah maka tegangannya akan semakin tinggi, dan sebaliknya jika
intensitas cahaya semakin tinggi maka teganganya akan akan semakin rendah.

BAB VI
12
PHOTOVOLTAIC
ALAT DAN BAHAN :

1. Psu
2. Lampu 12v
3. Modul sensor Photovoltaic
4. Avo
5. Penggaris 30cm

LANGKAH KERJA :

1. Nyalakan lampu dengan menggunakan Psu, letakkan lampu pada jarak


sesuai yang diinginkan dari sensor Photovoltaic. Ukur dengan multimeter
analog. Catat hasil
2. Multimeter analog ditaruh di selector ohm meter.
3. Lakukan langkah nomor 1 berulang ulang dengan cara mengganti jarak
lampu dan sensor Photovoltaic.

DASAR TEORI :

Sensor cahaya photovolataik adalah sensor cahaya yang dapat memberikan perubahan
tegangan pada output sensor cahaya tersebut apabila sensor tersebut menerima intensitas
cahaya. Salah satu contoh sensor cahaya tipe fotovoltaik adalah solar cell atau sel surya.
Sensor cahaya tipe photovoltaic adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar
langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah
sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P
akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan DC
yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Berikut konstruksi dari sensor
cahaya tipe fotovoltaik

HASIL PRAKTIKUM :

13
Jarak Lampu Photovoltaic (Ω)
5 cm 223 mV
7 cm 187 mV
10 cm 163 mV
13 cm 141 mV
15 cm 126 mV
17 cm 109 mV
20 cm 104 mV
23 cm 97 mV
25 cm 95 mV
27 cm 93 mV

PEMBAHASAN :

Sel surya photovoltaic terdiri dari wafer tipis lapisan silikon tipe-N (N = Negatif)
yang dicemari unsur fosfor (phospor-doped) dan lapisan tebal silikon tipe-P (P = Positif)
yang tercemar unsur Boron (boron-doped). Lapisan silikon jenis N merupakan semi-
konduktor yang berkelebihan elektron sehingga kelebihan muatan negatif. Sedangkan lapisan
selikon jenis P merupakan semi-konduktor yang berkelebihan proton (hole) sehingga
kelebihan muatan positif. Medan listrik timbul dekat permukaan atas sel dimana kedua
lapisan P-N tersebut bersentuhan. Ketika photon sinar matahari menyentuh permukaan sel
surya tersebut, medan listrik ini memberikan momentum dan pengerakan elektron bebas yang
dirangsang oleh photon matahari, sehingga menimbulkan aliran arus ketika sel surya
dihubungkan ke beban listrik.

KESIMPULAN :

Dari percobaan photovoltaic kali ini dapat disimpulkan bahwa bila intensitas cahaya
semakin besar maka daya outputsolar cell juga akan besar dan bila lebar solar cell besar
makadaya output solar cell akan besar pula. Panjang gelombangcahaya yang semakin besar
akan menyebabkan daya outputsolar cell semakin kecil, namun karena lampu yangdigunakan
pada percobaan kali ini memiliki karakteristik yang berbeda maka panjang gelombang yang
besar menyebabkan daya output menjadi besar. Fenomena padasolar cell yakni cahaya
(foton) jatuh pada permukaan solar cell yang mana ditangkap oleh semikonduktor, energi
yangtelah diterima oleh cahaya ini menyebabkan elektron lepaskemudian mengalir dalam
semikonduktor. Elektron yangmengalir itu adalah arus listrik.

BAB VII
14
LM35
ALAT DAN BAHAN

1. Sensor LM35
2. Thermometer
3. Pemanas
4. Multimeter Analog

LANGKAH KERJA

1. Ukur suhu ruangan terlebih dahulu dengan thermometer. Lalu catat.


2. Ukur suhu menggunakan sensor LM35 ruangan tersebut.
3. Panasi Sensor LM35 sesuai dengan kebutuhan jangan lupa mengukur suhunya
tetap dengan thermometer. Lalu untuk mengukur output dari sensor LM35
silahkan memakai multimeter analog dan arahkan selector pada pilihan ohm
meter. Catat hasilnya.

DASAR TEORI :

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki
keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang
lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi
sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan.

PEMBAHASAN :

Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.
Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1
volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat
dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka
(interface) rangkaian control yang sangat mudah.

KESIMPULAN :

15
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Sensor suhu LM35 memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran
listrik dalam bentuk tegangan.
2. LM 35 adalah IC yang berfungsi sebagai sensor suhu, dimana LM 35 ini memiliki
ketelitian yang sangat tinggi
3. grafik yang didapatkan bahwa semakin besar temperaturnya Vout yang didapatkan
semakin tinggi juga. Atau grafik yang didapat sangat linier. Percobaan LM35 ini sesuai
dengan teori karena sifat kelinieranya sangat tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
16
- http://frans-armanto22.blogspot.com/2017/05/laporan-praktikum-thermistor-
ntc-dan.html#
- http://kl801.ilearning.me/2015/05/21/penjelasan-tentang-lm35/
- http://dayasurya.weebly.com/sel-surya-silikon.html
- http://arif-apaaja.blogspot.com/2014/02/photodioda.html

17

Anda mungkin juga menyukai