Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
32
seperti tertera pada Tabel 2. Pada Tabel 3 tertera perbandingan
beberapa sensor satelit yang bekerja pada panjang gelombang
visible.
Intermediate infrared 3 ~ 8 mm
Thermal infrared 8 ~ 14 mm
Centimeter (SHF) 1 ~ 10 cm
33
Tabel 3. Perbandingan kanal/band Sea WiFS, CZCS dan Landsat
TM
34
spasial dari sistem penginderaan jauh. IFOV memiliki atribut
berikut: Sudut padat yang melaluinya detektor sensitif terhadap
radiasi. IFOV adalah sudut pandang sesaat yang berhubungan
dengan unit sampling yang menentukan besarnya elemen
gambar/pixel atau area terkecil yang dapat dideteksi sensor
(ground resolution/resolusi spasial/pixel) (Gambar 7). Ukuran
pixel bergantung pada IFOV dan ketinggian sensor. Sebagai
contoh, IFOV sebesar 2.5 milli radians, maka luas area terkecil
yang dideteksi sensor adalah 2,5 x 2,5 m pada ketinggian sensor
1000 m. AFOV (sudut scanning) adalah sudut pandang
maksimum sensor yang efektif mendeteksi REM. AFOV
menentukan besarnya luas sapuan (swath width) (Gambar 9).
35
Prinsip perekaman oleh sensor dalam pengambilan data
melalui metode penginderaan jauh dilakukan berdasarkan
perbedaan daya reflektansi energi elektromagnetik masing-masing
objek di permukaan bumi. Daya reflektansi yang berbeda-beda
oleh sensor akan direkam dan didefinisikan sebagai objek yang
berbeda yang dipresentasikan dalam sebuah citra.
37
Karena cahaya merupakan bentuk energi, maka intensitas
cahaya bernilai antara 0 sampai tidak berhingga, 0 ≤ f(x, y) < ∞.
Nilai f(x, y) sebenarnya adalah hasil kali dari [GON77]:
1. i(x, y) = jumlah cahaya yang berasal dari sumbernya
(illumination), nilainya antara 0 sampai tidak berhingga, dan
2. r(x, y) = derajat kemampuan obyek memantulkan cahaya
(reflection), nilainya antara 0 dan 1.
Gambar 12 memperlihatkan proses pembentukan intensitas
cahaya. Sumber cahaya menyinari permukaan objek. Jumlah
pancaran (iluminasi) cahaya yang diterima objek pada koodinat
(x, y) adalah i(x, y). Objek memantulkan cahaya yang diterimanya
dengan derajat pantulan r(x, y). Hasil kali antara i(x, y) dan r(x, y)
menyatakan intensitas cahaya pada koordinat (x, y) yang
ditangkap oleh sensor visual pada sistem optik.
Jadi,
f(x, y) = i(x, y) × r(x, y)
yang dalam hal ini,
0 ≤ i(x, y) < ∞.
0 ≤ r(x, y) ≤ 1
sehingga
0 ≤ f(x, y) < ∞.
38
Gambar 12. Pembentukan Citra [PIT93]
Nilai i (x, y) ditentukan oleh sumber cahaya, sedangkan r(x,
y) ditentukan oleh karakteristik objek di dalam gambar. Nilai
r(x,y) = 0 mengindikasikan penerapan total, sedangkan r(x,y) = 1
menyatakan pemantulan total. Jika permukaan mempunyai derajat
pemantulan nol, maka fungsi intensitas cahaya, f(x, y), juga nol.
Sebaliknya, jika permukaan mempunyai derajat pemantulan 1,
maka fungsi intensitas cahaya sama dengan iluminasi yang
diterima oleh permukaan tersebut.
40
Gambar 13. Spektrum Cahaya (Sumber :
https://bahan.kanopitop.com/2020/09/ide-21-
spektrum-warna.html )
41
Pada tahun 1931, Commission Internationale de l’´Eclairage
(CIE) mendefinisikan tiga standar komponen warna utama : X, Y
dan Z. yang dapat ditambahkan untuk membentuk semua
kemungkinan warna. Warna utama Y dipilih sedemikian rupa
sehingga fungsi kecocokan warnanya secara tepat mencocokkan
fungsi luminous efisiensi mata manusia berdasarkan penjumlahan
ketiga warna seperti pada gambar berikut.
42
dengan luminan berbeda akan terpetakan pada titik yang sama di
regian tersebut.
Warna spectrum utama murni berada pada bagian kurva
batas daerah, dan suatu sinar putih standar memiliki warna yang
didefinisikan berada dekat tetapi tidak di titik dengan persamaan
energi x = y = z = 1/3. Warna komplementer, yaitu warna yang
ditambahkan ke warna putih, berada di titik akhir suatu garis yang
melewati titik tersebut
Bila citra warna didigitasi, maka tiga buah filter digunakan
untuk mengekstraksi intensitas warna merah, hijau, dan biru, dan
bila ketiganya dikombinasikan kita memperoleh persepsi warna.
44
3.4.1 Klasifikasi Citra
45
c. Klasifikasi Citra Berbasis Objek
Klasifkasi berbasis objek dilakukan untuk mengenali objek
berdasarkan kelompok piksel, bukan berdasarkan individu piksel.
Teknik ini dikenal dengan Object-Based Image Analysis (OBIA)
atau feature extraction. Klasifikasi ini mempertimbangkan aspek
spektral dan aspek geospasial objek yang dikaji. Objek dibentuk
melalui proses segmentasi yang merupakan proses
pengelompokan piksel yang mempunyai karakteristik spektral
dan geospasial yang homogen.
47
yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan(spasial)
tertentu.
48