Anda di halaman 1dari 69

PENGINDERAAN JAUH

Penginderaan Jauh adalah Pengambilan atau pengukuran


data/informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, objek atau
benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa
berhubungan langsung dengan bahan studi.

Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk


memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi
tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantul-
kan atau dipancarkan dari permukaan bumi.

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh


informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan
menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa
kontak langsung dengan objek, daerah, atau gejala yang dikaji.
Konsep Penginderaan Jauh

 Deskriminasi
 Resolusi
 Strategi Jamak
1. Deskriminasi

Pembedaan objek yang dilakukan melalui tiga


kegiatan yang mencerminkan tingkat
kerinciannya, yaitu deteksi (global), identifikasi
(setengah rinci), dan analisis (rinci).
2. Resolusi
a. Spasial
Ukuran objek terkecil yang dapat disajikan, dibedakan, dan
dikenali pada citra. Resolusi spasial mencerminkan rincian data
tentang objek yang disadap dari suatu sistem pengeinderaan jauh.
b. Spektral
Kerincian spektrum elektromagnetik, makin banyak spektrum
elektromagnetik yang diterima objek kemudian dipantulkan dan
ditangkap oleh sensor maka akan semakin jelas objek terlihat
pada citra.
c. Radiometrik
Kepekaan sistem sensor terhadap perbedaan terkecil kekuatan
sinyal.
d. Temporal
Merupakan frekuensi perekaman ulang bagi daerah yang sama.
3. Strategi Jamak
a. Multitingkat
merupakan penginderaan jauh yang dilakukan dengan
ketinggian yang berbeda-beda. Misal pesawat terbang dengan
ketinggian sekitar 24 km di atas permukaan bumi, sedangkan
dari satelit dengan ketinggian antara 150 km sampai 40.000
km.
b. Multitemporal
merupakan penginderaan jauh yang dilakukan dengan waktu
yang berbeda-beda.
c. Multipenajaman
penginderaan jauh yang menggunakan lebih dari satu
penajaman secara bersama.
d. Multispektral
penginderaan jauh yang menggunakan sensor atau
detektor lebih dari satu, yang masing-masing menggunakan
spektrum elektromag-netik yang berbeda-beda.
e. Multipolarisasi
merupakan penginderaan jauh yang menggunakan lebih
dari satu bidang. Tenaga elektromagnetik yang mengenai
objek dapat dipandang menjalar melalui segala bidang.
f. Multiarah
merupakan penginderaan jauh dengan sensornya berbeda-
beda.
Komponen PJ

1. Tenaga Matahari
2. Obyek
3. Sensor
4. Data
5. Pengguna
1. Tenaga Matahari

Tenaga elektromagnetik adalah paket


elektrisitas dan magnetik yang bergerak
dengan kecepatan sinar pada frekuensi serta
panjang gelombang tertentu, dengan sejumlah
tenaga tertentu (Chanlett, 1979).
Tenaga elektromagnetik terdiri dari berkas
atau spektrum yang sangat luas, yaitu meliputi
spektra kosmik, gamma, ultraviolet, tampak,
inframerah, gelombang mikro, dan radio. Jumlah
seluruh spektrum ini disebut spektrum
elektromagnetik.
Panjang
Spektrum/Saluran Keterangan
Gelombang
Gamma 0,03 nm Diserap oleh atmosfer, tetapi benda radioaktif dapat
diindera dari pesawat yang terbang rendah

X 0,03-3 nm Diserap oleh atmosfer, sinar buatan yang digunakan dalam


kedokteran
Ultraviolet (UV) 3 nm-0,4 µm 0,3 µm diserap oleh atmosfer
- UV Fotografik 0,3-0,4 µm Hamburan atmosfer berat sekali, diperlukan lensa kuarsa
dalam kamera
Tampak 0,4 – 0,7 µm
- Biru 0,4-0,5 µm
- Hijau 0,5-0,6 µm
- Merah 0,6-0,7 µm
Inframerah (IM) 0,7-1 µm Jendela atmosfer terpisah oleh saluran absorpsi
- Im Fotografik 0,7-0,9 µm Film khusus dapat merekam hingga panjang gelombang
- IM Pantulan 0,7-3 µm 1,2 µm

IM Termal 3-14 µm Jendela atmosfer dalam spektrum ini


Gelombang Mikro 0,3 – 3 cm Gelombang panjang yang mampu menembus awan, citra
dapat dibuat dengan cara pasif dan aktif

Radar 3-300 cm Penginderaan jauh sistem aktif


Radio Tidak digunakan dalam penginderaan jauh
Sebagian tenaga elektromagnetik yang dapat
mencapai permukaan bumi diserap oleh objek di
permukaan bumi, sedang selebihnya dipantulkan
hingga mencapai sensor yang dipasang pada
pesawat terbang, satelit, atau wahana lainnya.

Objek yang banyak memantulkan tenaga


elektromagnetik tampak cerah pada citra, sedang
objek yang banyak menyerap tenaga tampak gelap.
Pengenalan objek pada citra berdasarkan atas
tingkat kegelapannya yang sering disebut dengan
rona.
Tiap objek mempunyai karakteristik tersendiri
dalam menyerap dan memantulkan tenaga yang
diterima olehnya. Karakteristik ini disebut
karakteristik spektral, pada umumnya
digambarkan dengan kurva pantulan normal objek
vegetasi, tanah, dan air
2. Objek
Tiap objek mempunyai karakteristik tertentu dalam
memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.
Pengenalan objek pada dasarnya dilakukan dengan
menyidik (tracing) karakteristik spektral objek yang
tergambar pada citra. Objek yang banyak
memantulkan atau memancarkan tenaga akan
tampak lebih cerah pada citra. Sedang objek yang
pantulannya atau pancarannya sedikit tampak gelap.
Meskipun demikian, pada kenyataannya tidak
sesederhana ini.
Spektrum inframerah dan perluasannya

Spektrum Tampak Tanah


Vegetasi

Air

0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 µm

Kurva Pantulan Normal Umum Objek Vegetasi, Tanah, dan Air


(Ford, 1994, dengan modifikasi)
Sumber Tenaga
Non citra

Sensor

Data Visual

Atmosfer

Digital
Citra
Pantulan
Pancaran

Objek
Pengguna

Gambar Sistem Penginderaan Jauh (Lillesand and Kiefer, 1994)


3. Sensor

Tenaga yang datang dari objek di permukaan


bumi diterima dan direkam oleh sensor. Tiap
sensor mempunyai kepekaan tersendiri
terhadap bagian spektrum elektromagnetik.
Berdasarkan atas proses perekamannya, sensor
dibedakan atas menjadi dua, yaitu:

1. Sensor fotografik
 Sensor fotografik proses perekamannya berlangsung
secara kimiawi
 Sensor fotografik hanya peka terhadap spektrum tampak
(0,4-0,7 µm) dan perluasannya. Yaitu spektrum ultraviolet
dekat (0,3-0,4 µm) dan spektrum inframerah dekat (0,7-0,9
µm).
 Caranya sederhana
 Tidak mahal
 Resolusi spasial tinggi
 Intergritas geometrik tinggi
2. Sensor elektronik
 Sensor elektronik menggunakan tenaga elektrik
dalam bentuk sinyal elektrik
 Kepekaannya terhadap spektrum elektromagnetik
tampak dan perluasannya, spektrum inframerah
termal, dan spektrum gelombang mikro
 Spektrum elektromagnetik lebih luas
 Kemampuan yang tinggi dalam membedakan
karakteristik spektral objek
 Proses analisis dapat dilakukan dengan cepat.
4. Data
Perolehan data dilakukan dengan cara manual yaitu:
(1) interpretasi secara visual dan
(2) numerik atau cara digital menggunakan komputer

Foto udara pada umumnya diinterpretasi secara


manual, sedang data hasil penginderaan secara
elektronik dapat diinterpretasi secara manual
maupun secara numerik/digital.
5. Pengguna/User

 Keberhasilan aplikasi penginderaan jauh terletak


pada dapat diterima atau tidaknya hasil
penginderaan jauh itu oleh para pengguna data
 Pengguna data merupakan komponen yang penting
dalam sistem penginderaan jauh
 Kerincian, kehandalan, dan kesesuaiannya terhadap
kepentingan pengguna sangat menen-tukan diterima
atau tidaknya data penginderaan jauh oleh para
pengguna data
JENIS CITRA
1.CITRA FOTO
2. CITRA NON FOTO
1. CITRA FOTO

1. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik


Foto Ultraviolet (0,29µm)
Foto Ortokromatik (0,4-0,6µm)
Foto Pankromatik (0,4-0,7µm)
Foto Inframerah Asli (0,7-1µm)
Foto Inframerah Modifikasi (0,5-1µm)
2. Berdasarkan Sumbu Kamera
Foto Vertikal
Yaitu foto yang sumbu kameranya tegak lurus dengan permukaan bumi
Foto Agak Condong
Yaitu foto yang dibuat apabila cakrawala tidak tergambar
Foto Condong
Yaitu foto yang dibuat apabila cakrawala tergambar
Agak Condong

Tegak Lurus Condong


3. Berdasarkan Sudut Liputan Kamera
Sudut Kecil
Sudut Normal
Sudut Lebar
Sudut Sangat Lebar
4. Berdasarkan Jenis Kamera
Foto Tunggal
Yaitu foto yang menggunakan satu kamera dalam setiap liputannya

Foto Jamak
Yaitu Foto yang menggunakan lebih dari satu kamera dalam
liputannya
5. Berdasarkan Warna Yang Digunakan
Foto Warna Asli
Foto Warna Semu

6. Berdasarkan Wahana Yang Digunakan


Foto Udara
Yaitu Foto yang dibuat dengan wahana pesawat terbang atau balon
udara

Foto Warna Semu


Yaitu foto yang dibuat dengan wahana satelit
1. CITRA NON FOTO

1. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik


Citra Inframerah Termal (3-14µm)
Citra Gelombang Mikro (1mm-30cm)
Citra Radar (3-300cm)
2. Berdasarkan Sumbu Kamera
Citra Vertikal
Citra Condong

3. Berdasarkan Sudut Liputan Kamera


Sudut Normal
Sudut Lebar
4. Berdasarkan Jenis Sensor
Sensor Tunggal
Yaitu sensor yang menggunakan satu kamera dalam setiap liputannya

Sensor Jamak
Yaitu sensor yang menggunakan lebih dari satu kamera dalam
liputannya
5. Berdasarkan Wahana Yang Digunakan
Citra Dirgantara
Yaitu citra yang dibuat dari udara, seperti termal, radar.

Citra Satelit
Yaitu citra yang dibuat dari antariksa, seperti Landsat, SPOT, dll
Perbedaan Antara Citra Foto dan Non Foto

Variabel Pembeda Citra Foto Citra Non Foto

Sensor Kamera Non Kamera, Scanner

Detektor Film Pita Magnetik, termistor

Proses Perekaman Kimiawai Elektronik

Mekanisme Serentak/sekaligus Parsial/bagian demi


Perekaman bagian
Spektrum Tampak dan Tampak, dan
Elektromagnetik Perluasannya perluasannya hingga ke
termal dan gelombang
mikro
Sumber: Lillesand and Kiefer, 1994
UNSUR-UNSUR INTERPRETASI
1. Rona atau Warna
adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek
pada citra.
Misalnya:
a) Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap
pada foto karena sinar yang datang mengalami hamburan
hingga mengurangi sinar yang dipantulkan.
b) Warna objek yang gelap cenderung menimbulkan rona
gelap
c) Objek yang basah/lembab cenderung menimbulkan rona
gelap.
d) Pantulan objek, misalnya air tampak gelap, batuan kapur
tampak cerah.
2. Bentuk
merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi
atau kerangka suatu objek.
Misalnya:
a) Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf L, I, U,
atau berbentuk empat persegi panjang.
b) Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon pinus
berbentuk kerucut, tajuk pohon bambu berbentuk bulu-bulu
c) Gunung api berbentuk kerucut, sedang bentuk kipas aluvial
seperti segitiga yang alasnya cembung
d) Bekas meander sungai yang terpotong dapat dikenali
sebagai bagian rendah yang berbentuk tapal kuda.
3. Ukuran
adalah atribut objek yang antara lain berupa
jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume.
Misalnya:
a) Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah
mukim, kantor, atau industri. Rumah mukim pada umumnya
lebih kecil bila dibanding dengan kan-tor atau industri.
b) Lapangan olah raga di samping dicirikan oleh bentuk segi
empat, lebih dicirikan oleh ukurannya, yaitu sekitar
80x100m bagi lapangan sepak bola. sekitar 15x30 bagi
lapangan tenis dan sekitar 8x15m bagi lapangan bulu-
tangkis.
c) Nilai kayu di samping ditentukan oleh jenis kayunya juga
ditentukan oleh volumenya. Volume kayu dapat ditaksir
berdasarkan tinggi pohon, luas hutan serta kepadatan
pohonnya dan diameter batang pohon.
4. Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra atau
pengulangan rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk
dibedakan secara individual.
Misalnya:
a) Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak
bertekstur halus.
b) Tanaman padi bertekstur halus. tanaman tebu bertekstur
sedang, dan tanaman pekarangan bertekstur kasar.
c) Permukaan air yang tenang bertekstur halus.
5. Pola
adalah merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek
bentukan manusia dan bagi beberapa objek
ilmiah.
Misalnya:
a) Pola aliran sungai sering menandai bagi struktur geologi.
litologi dan jenis tanah.
b) Pola aliran trelis menandai struktur lipatan.
c) Pola aliran dendritik mencirikan jenis tanah atau jenis batuan
serba sama.
d) Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur,
yaitu dengan rumah yang ukuran dan jaraknya seragam,
masing-masihg menghadap ke jalan.
e) Kebun karet, kebun kelapa. kebun kopi dan sebagainya mudah
dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya
yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
6. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang
berada di daerah gelap. Objek atau gejala yang terletak di
daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali
atau kadang-kadang tampak samar-samar.
Misalnya:
a) Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan bak air yang
dipasang tinggi lebih tampak dari bayangannya.
b) Tembok stadion, gawang sepakbola, dan pagar keliling
lapangan tenis pada foto berskala 1:5.000 juga lebih tampak
dari bayangannya.
c) Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
7. Situs
situs diartikan dengan berbagai makna oleh berbagai
pakar, yaitu: Letak suatu objek terhadap objek lain di
sekitarnya.
Misalnya:
a) Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon
palma. Mungkin jenis palma tersebut berupa pohon kelapa,
kelapa sawit, sagu, nipah, atau jenis palma lainnya. Bila
tumbuhnya menggerombol (pola) dan situsnya di air payau
maka yang tampak pada foto tersebut mungkin sekali
nipah.
b) Situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman
kopi menghendaki pengatusan air yang baik.
c) Situs pemukiman-memanjang pada umumnya pada igir
beting pantai, pada tanggul alam, atau di sepanjang tepi
jalan.
8. Asosiasi
adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek
lain. Karena adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu
objek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya
objek lain.
Misalnya:
a) Di samping ditandai dengan bentuknya yang berupa empat segi panjang
serta dengan ukurannya sekitar 100x80m, lapangan sepak bola ditandai
dengan adanya gawang yang situsnya pada bagian tengah garis
belakangnya. Lapangan sepak bola berasosiasi dengan gawang. Kalau
tidak ada gawangnya, lapangan itu bukan lapangan sepak bola. Gawang
tampak pada foto udara berskala 1:5.000 atau lebih besar.
b) Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya
lebih dari satu (bercabang).
c) Gedung sekolah di samping ditandai oleh ukuran bangunan yang relatif
besar serta bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga ditandai dengan
asosiasinya terhadap lapangan olah raga. Pada umumnya gedung sekolah
ditandai dengan adanya lapangan olah raga di dekatnya.
PENGINDERAAN JAUH SISTEM TERMAL,
SISTEM GELOMBANG MIKRO DAN SISTEM
SATELIT
1. Penginderaan Jauh Sistem
Termal
1. Pancaran tenaga termal
Semua benda memancarkan panas yang disebabkan
oleh gerak acak partikelnya. Gerak acak ini
menyebabkan geseran antara partikel benda dan
menimbulkan peningkatan suhu sehingga permukaan
benda itu memancarkan panasnya. Panas di dalam
benda disebut tenaga kinetik. Sedang panas yang
dipancarkan benda disebut tenaga radiasi.
2. Azas Penginderaan Jauh Sistem Termal
Semua benda di permukaan bumi memancarkan
panas, jumlah panas yang dipancarkan tidak sama bagi
setiap benda. Jumlah panas yang dipancarkan oleh
tiap benda dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: (1)
panjang gelombang, (2) suhu permukaan benda, dan
(3) nilai pancarannya.
Panjang gelombang yang terbaik digunakan pada
penginderaan jauh termal adalah 10 µm. Jendela atmosfer
pada panjang gelombang 8µm hingga 14µm memang
berada di sekitar 10µm.

Maka pancaran maksimum dapat diperoleh pada panjang


gelombang ini untuk penginderaan benda yang suhunya
berada di sekitar suhu permukaan bumi rata-rata.

Jendela atmosfer pada panjang gelombang 3,5µm hingga


5,5µm lebih sesuai untuk mendeteksi benda panas seperti
kebakaran hutan, gunung berapi yang aktif, kebakaran
cerobong bawah tanah dan sebagainya.
Suhu tiap benda tidak sama tiap jam sepanjang
harinya. Jika suhunya berubah maka jumlah tenaga
termal yang dipancarkan juga berubah. Oleh karena itu
untuk penginderaannya perlu diketahui variasi suhu
hariannya.

Pelaksanaan perekaman benda dilakukan pada saat


benda-benda yang diindera paling besar beda
suhunya. Bagi benda yang nilai pancarannya sama,
semakin besar beda suhunya akan semakin mudah
pembedaan dan pengenalannya pada citra tersebut.
Jumlah tenaga pancaran suatu benda dipengaruhi oleh nilai
pancaran benda itu dan oleh suhu permukaannya.
Meskipun suhu permukaan benda tinggi, tenaga
pancarannya tidak tinggi apabila nilai pancarannya
rendah.

Semakin besar nilai pancarannya maka semakin kecil nilai


pantulannya. Sebagai contoh nilai pantulan air pada
saluran inframerah termal dapat dikatakan sebesar nol.
Oleh karena itu pancarannya sangat mendekati nol.

Sebaliknya, benda seperti logam sangat besar pantulannya


bagi tenaga termal. Oleh karena itu nilai pancarannya
jauh di bawah satu.
Tabel Nilai Pancaran Benda Pada Panjang Gelombang (8-12µm)
Benda Nilai Pancaran
1. Perwujudan Pedesaan
Vegetasi rapat 0,99
Vegetasi tidak rapat 0,96
Air 0,98
Tanah bergeluh basah 0,95
Tanah bergeluh kering 0,92
Tanah berpasir 0,90
Tanah organik 0,89
Karbon 0,95
Tanah basah 0,95
Kaca 0,94
Bata 0,93
Tanah kering 0,92
Krikil 0,92
Pasir 0,90
2. Perwujudan Kota
Batu 0,97
Plastik dan cat 0,96
Kayu 0,90
Baja tak berkarat 0,16
Jalan Aspal 0,96
3. Penginderaan Jauh Dengan Tenaga Termal
Dalam penginderaan jauh, rona dan warna
merupakan unsur interpretasi primer. Pada citra
jenis apapun, gambaran objek mula-mula tampak
dengan ronanya pada citra hitam putih, dan dengan
warnanya pada citra berwarna. Penafsir citra
mengamati rona atau warna yang sama untuk
membedakannya terhadap rona atau warna lain
yang berbeda. Baru kemudian tampak karakteristik
spasialnya seperti bentuk, ukuran, tekstur, pola,
bayangan, situs, dan asosiasi.
4. Sensor dan Cara Kerjanya
Dalam penginderaan jauh sistem termal maka suhu pancaran
yang berasal dari objek di permukaan bumi dan mencapai
sensor termal direkam oleh sensor tersebut. Hasil
rekamannya setelah diproses dapat berupa citra maupun non
citra. Yang dimaksud dengan citra adalah citra inframerah
termal yang berupa gambar-an dua dimensional atau
gambaran piktorial. Hasil non citra berupa garis atau kurva
spektral, satu angka, atau serangkaian angka yang
mencerminkan suhu pancaran objek yang terekam oleh
sensor termal.
5. Keunggulan dan Kelemahan Citra Inframerah
Termal
 Perekaman tenaga termal dapat dilakukan pada siang
maupun malam hari.
 Pengumpulan data yang tidak mungkin dilakukan dengan
penginderaan jauh fotografik dapat dilakukan dengan
penginderaan jauh sistem termal.
 Keluarannya berupa data non citra, citra inframerah termal,
maupun data termal dalam bentuk digital.
 Dapat merekam wujud tidak tampak oleh mata sehingga
menjadi gambaran yang cukup jelas (kebocoran pipa gas
bawah tanah, kebakaran tambang batubara bawah tanah, dan
titik panas yang pada umumnya merupakan titik lemah pada
bangunan industri)
 Bagi air yang tampak langsung oleh mata pun, mata kita tidak
dapat membedakan air panas dan air dingin. Citra inframerah
termal dapat dibedakan untuk membedakannya
Kelemahan citra inframerah termal terletak
pada aspek geometrinya yang
penyimpangannya lebih besar dari
penyimpangan foto udara. Di samping itu juga
sifat termal yang lebih rumit dari sifat pantulan
objek.
Contoh Bidang Penggunaan Citra Inframerah Termal

Bidang Penggunaan Sasaran Penginderaan

Geologi Jenis batuan


Patahan dan lipatan
Pegunungan dan dataran
Gunungapi aktif
Deteksi gua di daerah karst
Kebakaran tambang batubara bawah tanah
Pemetaan suhu permukaan
Pertanian Sawah
Jenis tanaman
Penyakit tanaman
Irigasi
Kelembaban tanah
Sensus hewan
Vegetasi Evapotranspirasi
Kebakaran hutan
Gangguan serangga pada hutan
Meteorologi Profil suhu
Komponen atmosfer
Sebaran suhu horizontal
2. Penginderaan Jauh Sistem
Gelombang Mikro

Kepekaan mata manusia sebesar spektrum tampak, maka


penginderaan jauh yang mula-mula dikembangkan orang
adalah penginderaan fotografik yang menggunakan
spektrum tampak.

penginderaan jauh meluas ke spektrum yang tidak tampak oleh


mata, yaitu spektrum inframerah dekat hingga panjang
gelombang 1,2µm, spektrum inframerah termal hingga
panjang gelombang 14µm, dan spektrum gelombang mikro
1.000µm atau 1mm hingga 100cm.

Spektrum gelombang mikro yang sering digunakan dari


panjang gelombang 1 mm hingga 30cm.
2. Azas Penginderaan Jauh Sistem
Gelombang Mikro
azas penginderaan maupun sensornya, penginderan jauh
sistem gelombang mikro serupa dengan penginderaan jauh
sistem termal. Sensornya juga berupa radiometer dan penyiam.
Beda utamanya yaitu panjang gelombang yang digunakan di
dalam penginderaan.
Pada gambar gambar 6.1 disajikan kurva pancaran benda hitam
sempurna pada suhu 300oK, yaitu suhu permukaan bumi rata-rata.

Benda hitam sempurna ialah benda hitam yang menyerap seluruh


tenaga yang mengenainya dan memancarkan kembali seluruh
tenaga yang mengenainya itu.

Dengan kata lain maka serapan maupun nilai pancarannya sebesar


satu. Benda semacam ini tidak ada.

kurva pantulan benda lain pada umumnya menyerupai kurva pancaran


benda hitam sempurna, tetapi nilai serapan maupun nilai pancaran
kurang dari satu. Tampak dengan jelas bahwa puncak pancaran
tenaga termal berada pada panjang gelombang 10µm.
Kurva Pancaran Sempurna Benda Hitam Pada Suhu 300oK
Keunggulan dan Kelemahan PJ Gelombang Mikro

 dapat beroperasi pada siang maupun malam hari


 dapat menembus awan bahkan hujan pada saluran
bergelombang panjang. Seperti beberapa daerah di Kalimantan,
Sumatera, dan Papua.
 penting bagi daerah lintang tinggi pada musim dingin di
mana malam jauh lebih panjang dari siang hari.

keterbatasannya terletak pada resolusi spasialnya


yang rendah.
Penggunaan citra gelombang mikro

a) oseanografi,
(b) meteorologi,
(c) hidrologi,
(d) geologi,
(e) pemetaan penutup dan penggunaan lahan,
(f) kelembaban tanah, dan
(g) pertanian.
3. Penginderaan Jauh Sistem Satelit

Sistem perekaman data penginderaan jauh dengan


menggunakan sensor satelit dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu sistem pasif dan sistem aktif. Kedua sistem
tersebut sangat berpengaruh terhadap sistem, prosedur,
dan metode pengolahan datanya.
1. Sistem Pasif
Komponen dasar pengambilan data penginderaan jauh
sistem pasif meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga
dengan objek di permukaan bumi, sensor, sistem pengolahan
data, dan berbagai penggunaan data. Sumber tenaga diambil dari
matahari.
Beberapa data satelit sistem pasif akan
digunakan sebagai data masukan pengolahan
citra digital adalah:
 Data satelit Landsat dengan sensornya masing-masing RBV
(Return Beam Vidicon), MSS (Multispectral Scanner), dan TM
(Thematic Mapper)

 Data dari Satelit SPOT (System Probatoire d’Observation de la


Terre) dengan sensornya : HRV/XS (High Resolution
Visible/Multispectral mode) dan HRV/P (High Resolution Visible
Pancromatic Mode).

 Data dari Satelit HCMM (Heat Capacity Mapping Mission) dengan


sensornya HCMR (Heat Capacity Mapping Radiometer)
 Data dari satelit NOAA (National Oceanic Atmospheric
Administra-tion)dengan sensornya AVHRR (Advance Very
High Resolution Radiometer)

 Data dari satelit GMS (Geostationer Meteorological Satellite)


dengan sensor-nya VIS (Visible) dan IR (Infrared)

 Data dari setelit JERS-1 (Japan Earth Resoyrces Satellite)


dengan sensornya VNIR (Visible Near Infrared), dan SWIR
(Short Wave Infrared)

 Data dari satelit IRS (India Resources Satellite) dengan


sensornya: Pancro-matic, VNIR (Visible Near Infrared), dan
SWIR (Short Wave Infrared).
2. Sistem Aktif

Penginderaan jauh sistem aktif menggunakan tenaga


elektromagnetik yang dibangkitkan oleh sensor radar (Radio
Detection and Ranging). Tenaga yang dibangkitkan berupa
pulsa bertenaga tinggi.

Tenaga dipancarkan pada saat yang sangat pendek, yaitu


sekitar 10-6 detik. Pancarannya ditujukan pada arah objek
sehingga pulsa radar mengenai objek dan dipantulkan
kembali ke sensor radar.

Sensor radar dapat mengukur dan mencatat intensitas tenaga


balik pulsa radar.
Berdasarkan waktu perjalanan pulsa radar dapat diperhitungkan
jarak objek, dan berdasarkan intensitas tenaga baliknya dapat
ditaksirkan jenis objeknya.

Intensitas atau kekuatan pulsa radar yang diterima kembali oleh


sensor menentukan karakteristik spektral objek citra radar.
Sifat objek dipengaruhi oleh:
(1) lereng permukaan secara makro (topografi) menyebabkan
perbedaan rona karena perbedaan arah menghadap ke sensor,

(2) kekasaran permukaan yang menyebabkan perbedaan pantulan


pulsa radar,

(3) perbedaan complex dielectric constant (ukuran kemampuan


objek atau benda untuk memantulkan atau meneruskan
pulsa/tenaga radar), dan

(4) arah objek berhubungan dengan sudut pengamatan antena


terutama terhadap arah pantulan pulsa radar.
Tabel Karakteristik satelit penginderaan jauh aktif

Anda mungkin juga menyukai