(Tugas Observasi Pemetaan Ekonomi Kreatif Mata Kuliah Studi Sosial Masalah
Ekonomi dan Kewirausahaan)
Dosen Pengampu:
YULLIA PUTRI
(2223031007)
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
kepada kita semua, sehingga penulis dapat laporan hasil observasi mengenai
pemetaan ekonomi kreatif yang ada di masyarakat dengan judul “Aneka Olahan
Ikan dan Bakso “Pempek PELANGI” . Laporan ini disusun dan diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Studi Sosial Masalah Ekonomi dan
Kewirausahaan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, dan tak lupa kepada
Ibu Shanti selaku owner “Pempek PELANGI” yang telah besedia meluangkan
waktu, dan rekan-rekan lainyang ikut terlibat baik moril maupun materil dalam
menyusun dan menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam lima tahun terakhir tersebut terjadi trend penurunan penyerapan angkatan
kerja di sektor perikanan hanya sekitar 35,76%, atau mengalami penurunan
sebesar 4,7%. Penurunan jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor perikanan
diiringi dengan penurunan produktivitas pada sektor perikanan. Menurut
Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3I) Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pada tahun 2013, sektor perikanan
dan pangan di Indonesia melibatkan banyak tenaga kerja. Namun produktivitas
pada sektor ini masih rendah yaitu hanya 14,2%. Oleh karena itu, perikanan harus
ditangani secara sungguh-sungguh agar mampu memberikan manfaat sesuai
dengan kebutuhan ekonomi nasional. Pemerintah selaku pembuat kebijakan telah
berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pembangunan ekonomi
dari sektor perikanan, yang didukung melalui UU No 7 tahun 2016bmengenai
Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan. Undang-undang tersebut mengatur
1
mengenai perlindungan dan pemberdayaan nelayan yang meliputi perencanaan,
perlindungan nelayan, pembiayaan dan pendanaan, pengawasan, dan peran serta
masyarakat, yang diselenggarakan berdasarkan asas kedaulatan, kemandirian,
kebermanfaatan, efisiensi-berkeadilan, dan berkelanjutan.
Pempek adalah salah satu makanan tradisional khas Palembang. Makanan yang
diolah dari Ikan dan Sagu ini bisa dengan sangat mudah ditemukan di Kota
Palembang. Di toko-toko, di Jalanan, hampir semua orang menjajakan pempek.
Sehingga selain karena daerah asalnya, ketersediaan Pempek di Kota Palembang
membuat Palembang disebut sebagai Kota Pempek.
Pada awalnya Pempek dikenal dengan nama ‘Kelesan’ sebutan untuk alat yang
digunakan untuk menghaluskan daging ikan berbentuk cembung dengan semacam
kuping di sisi yang berhadapan. Memang, cara pembuatan pempek adalah
di-‘keles’ (ditekan-tekan di atas semacam alas yang menyerupai papan cucian.
Awalnya ‘penekan’ atau alat untuk menghaluskan ikan terbuat dari batok kelapa
yang diberi lubang-lubang. Tetapi alat tersebut pada masa kini telah digantikan
dengan mesin penggiling.
Nama pempek kemudian menjadi populer di Palembang diyakini karena dulunya
pempek dijual oleh ‘Apek’, sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina. Jadi, ketika
Apek menjajakan ke masyarakat, masyarakat akan memanggilnya dengan ‘pek…
pek’, sehingga lama-kelamaan kata ‘pek’ berubah menjadi ‘pempek’. Walau
sesungguhnya cerita ini masih perlu didalami kembali.
2
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat Pempek adalah ikan. Pada awalnya
ikan yang digunakan adalah ikan belida. Pada perkembangannya ikan ini
mengalami kelangkaan sehingga selain mahal juga susah diperoleh. Keadaan itu
membuat masyarakat beralih ke ikan yang lebih murah dan lebih mudah diperoleh.
Hingga kini sudah banyak jenis ikan yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
Pempek. Ikan tersebut dibersihkan dengan cara membuang kepala dan tulangnya,
lalu digiling hingga lumat dan dicampur dengan tepung.
Pada saat ini pempek tidak hanya menjadi konsumsi rumah tangga pribadi tapi
telah banyak membantu ekonomi masyarakat Palembang dan cukup dikenal oleh
banyak kalangan dari berbagai daerah. Pempek sudah menjadi oleh-oleh yang tidak
bisa ditinggalkan ketika berkunjung ke Palembang.
Makanan ini terbuat dari bahan dasar sagu dan ikan ini sudah menjadi makanan
khas yang disukai dan ada disebagain besar wilayah Indonesia secara luas. Oleh
karena itu pempek pun begitu mudah ditemui termasuk di Provinsi Lampung
apalagi secara geografis bertetangga. Pempek juga salah satu makanan yang kaya
protein, karbohidrat, lemak dan vitamin lainnya yang baik untuk kebutuhan tubuh
manusia (Iwan, 2017). Karena merupakan makanan yang kaya dengan protein,
maka pempek merupakan makanan yang banyak digemari oleh masyarakat di
Indonesia sehingga disetiap tempat mudah dijumpai penjual pempek. selain itu
3
makanan ini juga dijadikan penganan rumahan bagi masyarakat jadi tidak
dipungkiri pempek memang menjadi makanan favorit masyarakat.
Menarik untuk penulis observasi usaha yang ditekuni ibu santi selaku owner
“Pempek PELANGI” dalam melakukan inovasi dan mengembangkan usaha
olahan ikan yang dilakukannya hingga saat ini telah memiliki lisensi halal
dan usaha secara resmi sendiri dengan terdaftar dalam PIRT No.
2061871020709-25.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang muncul. Adapun masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengolahan ikan untuk pempek dan kerupuk pada industri
kreatif menengah pelangi
2. Perkembangan teknologi di era modern saat ini tidak diikuti dengan
peningkatan produktifitas dan kesejahteraan pempek saat ini
3. Pengembangan ekonomi kreatif masih perlu digalakkan pada sektor
industri kecil dan menengah agar tumbuh lebih baik terutama pada
kesejahteraan masyarakat sekitar.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan kinerja anggota Kelompok usaha pempek pelangi
terhadap pengembangan usaha ekonomi kreatif
5
2. Merumuskan strategi pengembangan usaha ekonomi kreatif pempek
pelangi
3.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
6
mengembangkan kegiatan kelompok terutama dalam kegiatan ekonomi
kreatif.
b) Bagi Masyarakat Kelurahan Gedong Meneng
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong semangat kerja. Motivasi dan etos kerja
dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, budaya dan nilai
– nilai agama yang dianutnya. Seseorang yang melihat pekerjaan sebagai beban dan
keterpaksaaan akan mempunyai kinerja yang rendah. Sebaliknya, seseorang yang
memandang pekerjaan sebagai kebutuhan, tantangan dan prestasi akan menghasilkan
kinerja yang tinggi. Pada dasarnya motivasi dapat memicu karyawan untuk bekerja keras
sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja
karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan. Sumber motivasi ada
tiga faktor, yakni kemungkinan untuk berkembang, jenis pekerjaan, dan apakah mereka
dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Disamping
itu terdapat beberapa aspek yang berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, yakni
rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja
yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan adil dari manajemen.
Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, pekerjaan yang menarik
menantang, kelompok dan rekan kerja yang menyenangkan serta kejelasan akan standar
keberhasilan.
B. Analisis SWOT
Menurut Ceo dan Peter dalam Purnomo (1999:59) sebelum merumuskan formulasi strategi
dimulai, biasanya muncul beberapa pertanyaan mendasar mengenai keberlangsungan suatu
perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut di antaranya adalah:
8
a. Kemana sesungguhnya perusahaan hendak diarahkan?
Jawaban terhadap pertanaan ini akan member manajemen banyak informasi tentang
arah perusahaan. Manajemen yang mempertimbangkan jawaban ini bertujuan
untuk menghindari ketidaksamaan antara strategi architecture, misi, tujuan, dan
strategi.
b. Ke arah mana perusahaan bergerak sekarang ini?
9
Selanjutnya strategi dapat diformulasikan untuk masalah-masalah tersebut.
Beberapa hal yang sering muncul atau dialami oleh perusahaan terkait elemen
Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan
Threats (Ancaman) adalah sebagai berikut;
10
Tabel. Elemen-elemen Analisis SWOT
Analisis Internal:
11
sekitarnya.
C. Ekonomi Kreatif
12
BAB III
PEMBAHASAN
A. HASIL OBSERVASI
Pempek adalah makanan khas Palembang, Sumatera Selatan. Kuliner khas ini terbuat
daru daging ikan yang digiling lembut dan dalam proses pembuatannya dicampur
dengan tepung kanji atau tepung sagu. Pempek biasa disajikan bersama kuah berwarna
kehitaman yang dikenal dengan nama cuko
13
3. Bahan
Dalam usaha pempek “Pempek PELANGI” ini, bahan yang di butuhkan yang
utama adalah Ikan, Sagu, dan ditambah dengan beberapa bumbu dapu
lainnya. Secara rinci bisa bisa di lihat berikut:
- Ikan grade 1 = Rp. 65.000/ kg
- Tepung Sagu = Rp. 22.000/kg
- Putih Telu 3 = Rp. 5.000
butir 6 siung = Rp. 1.000
- Bawang Putih
- Garam dan Penyedap = Rp. 1.000
Rincian bahan yang ada tersebut merupakan baiaya pembuatan pempek untuk
1 kilogramnya. Sedangkan dalam usaha pempek yang dilakukan oleh
“Pempek PELANGI” setiap minggunya bisa memproduksi pempek rata-rata
sekitar 10-20 Kg/ minggunya. Artinya jika ditotal pengeluaran untuk bahan-
bahan di atas maka total biaya produksi bahan sebesar Rp. 940.000 – Rp.
1.880.000. Jika dihitung selama satu bulan maka akan mengeluarkan biaya
produksi sebesar Rp. 3.760.000 – Rp. 7.520.000. Bahan yang dipilih tentunya
adalah bahan-bahan yang memilki kualitas yang paling bagus dan memilki
grade pertama terutama untuk pemilihan ikan sebagai bahan utamanya.
Untuk keperluan dan biaya produksi tersebut di atas jika kondisi normal atau
hari-hari biasa. Namun jika momen atau hari-hari tertentu, kebutuhan akan
meningkat lebih kurang dua kali lipat dari sebelumnya. Seperti saat
Ramadhan tiba, mendekati hari raya, atau bahkan pada saat hari Raya, maka
produksi yang dilakukan bisa mencapai 20-30 kg/ minggu.
a) Alat Proses.
Dalam usaha pembuatan Pempek yang dilakukan oleh “Pempek
PELANGI”, alat-alat yang digunakan sebenarnya tidak jauh berbeda daru
usaha-usaha mikro lain dalam pengolahan usaha ikan ini, yakni masih
menggunakan alat-alat yang tersedia di dapur umunya seperti:
a. Mixer
b. Baskom
c. Panci
d. Kompor
e. Dan lainnya
Hanya untuk Mixer yang digunakan, tentu tidak lagi menggunakan mixer
biasa, melainkan sudah menggunakan mixer yang lebih besar dan cukup
untuk menampung adonan lebih dari 5 kg. Hal ini tentu untuk
mnghindari efisiensi dan hal-hal yang tidak diinginkan jika masih
14
menggnakan mixer biasa dan daya tamping yang hanya sekitar 1-2 kg
adonan.
b) Pemasaran/ distribusi
Usaha Olahan Ikan “Pempek PELANGI”, di mulai dari tahun 2015
dengan modal Rp. 5.000.000,-. Sehingga dalam pemasaran atau
distribusi pada
15
awalnya hanya sebatas tetangg dan teman dekat dan rekan kerja. Yang
sebelumnya hanya memproduksi 3-5 kg/minggu kemudian semakin lama
semakin berkembang menjadi lebih luas. Apalagi dengan perkembangan
dunia digital saat ini dengan arus teknologi informasi dan media sosial
yang begitu luas, perlahan semakin membuka jalan pemasaran yang lebih
luas dari sebelumnya dan bahkan bisa menjangkau di luar daerah. Oleh
karena itu, pemasaran yang dilakukan saat ini tidak hanya mengandalkan
informasi antar teman, menitip di warung-warung, namun lebih luas
merambah di media sosial melalui facebook atau pun Instagram, dan hal
ini sangat efektif. Karena semakin berkembangnya usaha yang dilakukan
Usaha Olahan Ikan “Pempek PELANGI” milik ibu Santi, untuk
mengurangi keraguan pelanggan atau produsen akan produk yang
dihasilkan, sejak beberapa tahun lalu sudah memiliki izin dari dinas dan
telah memiliki izin dengan terbitnya PIRT No. 2061871020709-25.
B. KESIMPULAN
Usaha Olahan Ikan dan Bakso ““Pempek16PELANGI” adalah usaha rumahan yang
bisa memberikan harapan baru bagi pemiliknya. Pempek adalah makanan olahan
sederhana yang sudah dikenal dan disukai sebagaian besar masyarakat Indonesia,
tak terkecuali masyarakat Lampung yang secara geografis bertetangga langsung
dengan Palembang, Sumatera Selatan.
Semua bahan masih tergolong mudah kita dapat dan bahkan bisa dipesan,
sehingga tidak sulit untuk mendapatkan. Walaupun dengan berbagai harga dengan
bahan pokok tersebut. Meskipun usaha pempek ibu santi melalui “Pempek
PELANGI” adalah sebuah usaha rumahan, namun bisa bersaing dengan usaha
sejenis yang di hasilkan melalui modal yang besar, yang kini banyak ada di
pasaran dengan berbagai merek.
17
C. DAFTAR PUSTAKA
D. LAMPIRAN DOKUMENTASI
18
E. EVALUASI POTENSI DIRI
Melaksanakan Evaluasi potensi diri anda dengan menggunakan kerangka
SWOT analysis kaitannya dengan pengembangan jiwa wirausaha.
Saya Bersama istri membuka usaha jualan pakaian baju muslim dan anak-anak
dari rumah, yang bertempat di Kelurahan Bilabong Jaya Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung. Sebelumnya beberapa kali mencoba untuk memulai usaha,
mulai dari menjual makanan, kue kering, mainan, hingga sebelumnya sempat
mencoba jualan beras, dan saat ini beralih untuk menjual pakaian muslim dan
anak-anak secara online, yang sepertinya usaha jualan kami kami saat ini
mempunyai prosepek yang cerah, karena suah beberapa tahun kami jalani
Alhamdulillah berjalan dengan lancer meskipun sedikit demi sedikit.
Sebelum membuka usaha ini saya dan istri mencoba untuk mengevaluasi potensi
dan bahkan selalu mengamati usaha-usaha sekitar kemana pun saat kami pergi.
Selain itu diskusi secara Bersama dan melakukan analisis kerangka secara SWOT
dilakukan, untuk bisa mengelola usaha kami dengan baik. Seperti pada table
berikut:
20
Strengths Weaknesses Opportunities Threats
(kekuatan) ( kelemahan) (peluang) ( acaman)
21