Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL OBSERVASI

USAHA ANEKA OLAHAN IKAN & BAKSO “PEMPEK PELANGI”


KECAMATAN RAJABASA-BANDAR LAMPUNG

(Tugas Observasi Pemetaan Ekonomi Kreatif Mata Kuliah Studi Sosial Masalah
Ekonomi dan Kewirausahaan)

Dosen Pengampu:

Dr. Pujiati, M.Pd.


Dr. Pargito, M.Pd.
Dr. M Mona Adha, M.Pd.

YULLIA PUTRI
(2223031007)

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUNAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
kepada kita semua, sehingga penulis dapat laporan hasil observasi mengenai
pemetaan ekonomi kreatif yang ada di masyarakat dengan judul “Aneka Olahan
Ikan dan Bakso “Pempek PELANGI” . Laporan ini disusun dan diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Studi Sosial Masalah Ekonomi dan
Kewirausahaan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, dan tak lupa kepada
Ibu Shanti selaku owner “Pempek PELANGI” yang telah besedia meluangkan
waktu, dan rekan-rekan lainyang ikut terlibat baik moril maupun materil dalam
menyusun dan menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dn sekaligus laporan hasil


observasi ini masih jauh dari kata sempurna, dan penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga laporan observasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
menambah wawasan dan ide-ide kreatif dalam menumbuhkan minat dan
mejalankan usaha-usaha kreatif dalam perekonomian dan khususunya bagi dunia
Pendidikan sebagai gambaran langsung kewirausahaanndalam mengenalkan dan
menanamkan jiwa usaha kepada siswa-siswa dan generasi muda saat ini. Dalam
menghadapi perkembangan dan kemajuan dunia digital dalam perekonomian
global.

Bandarlampung, April 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris dimana perikanan merupakan salah satu


sektor terbesar yang berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional. Hampir sebagian besar penduduk Negara Indonesia bermata pencaharian
sebagai nelayan. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh faktor geografis Indonesia baik
dari kondisi fisik maupun non fisik. Berdasarkan laporan Rencana Strategis
Kementrian Perikanan tahun 2015-2019, diperoleh data dalam kaitannya dengan
kontribusi sektor perikanan dalam pertumbuhan ekonomi nasional, kontribusi
sektor perikanan semakin nyata dengan ditunjukkan dari data BPS yakni selama
periode 2010 – 2014, rata rata kontribusi sektor perikanan terhadap PDB
mencapai 10,26% dengan pertumbuhan sekitar 3,90%. Selama periode 2010 –
2014, sektor perikanan juga masih merupakan sektor dengan pangsa penyerapan
tenaga kerja terbesar, walaupun ada kecenderungan menurun.

Dalam lima tahun terakhir tersebut terjadi trend penurunan penyerapan angkatan
kerja di sektor perikanan hanya sekitar 35,76%, atau mengalami penurunan
sebesar 4,7%. Penurunan jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor perikanan
diiringi dengan penurunan produktivitas pada sektor perikanan. Menurut
Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3I) Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pada tahun 2013, sektor perikanan
dan pangan di Indonesia melibatkan banyak tenaga kerja. Namun produktivitas
pada sektor ini masih rendah yaitu hanya 14,2%. Oleh karena itu, perikanan harus
ditangani secara sungguh-sungguh agar mampu memberikan manfaat sesuai
dengan kebutuhan ekonomi nasional. Pemerintah selaku pembuat kebijakan telah
berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pembangunan ekonomi
dari sektor perikanan, yang didukung melalui UU No 7 tahun 2016bmengenai
Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan. Undang-undang tersebut mengatur

1
mengenai perlindungan dan pemberdayaan nelayan yang meliputi perencanaan,
perlindungan nelayan, pembiayaan dan pendanaan, pengawasan, dan peran serta
masyarakat, yang diselenggarakan berdasarkan asas kedaulatan, kemandirian,
kebermanfaatan, efisiensi-berkeadilan, dan berkelanjutan.

Aspek-aspek yang terkandung dalam undang-undang tersebut sangat penting bagi


kemaslahatan para nelayan, dengan harapan nelayan akan mampu meningkatkan
produktifitas semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan
nelayan dalam mencapai kemakmuran dan peningkatan produksi pangan ikan.
Peningkatan kesejahteraan para nelayan menjadi tolak ukur tujuan pemerintah
dalam merealisasikan kebijakan pembangunan di sektor perikanan.

Pempek adalah salah satu makanan tradisional khas Palembang. Makanan yang
diolah dari Ikan dan Sagu ini bisa dengan sangat mudah ditemukan di Kota
Palembang. Di toko-toko, di Jalanan, hampir semua orang menjajakan pempek.
Sehingga selain karena daerah asalnya, ketersediaan Pempek di Kota Palembang
membuat Palembang disebut sebagai Kota Pempek.

Pada awalnya Pempek dikenal dengan nama ‘Kelesan’ sebutan untuk alat yang
digunakan untuk menghaluskan daging ikan berbentuk cembung dengan semacam
kuping di sisi yang berhadapan. Memang, cara pembuatan pempek adalah
di-‘keles’ (ditekan-tekan di atas semacam alas yang menyerupai papan cucian.
Awalnya ‘penekan’ atau alat untuk menghaluskan ikan terbuat dari batok kelapa
yang diberi lubang-lubang. Tetapi alat tersebut pada masa kini telah digantikan
dengan mesin penggiling.
Nama pempek kemudian menjadi populer di Palembang diyakini karena dulunya
pempek dijual oleh ‘Apek’, sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina. Jadi, ketika
Apek menjajakan ke masyarakat, masyarakat akan memanggilnya dengan ‘pek…
pek’, sehingga lama-kelamaan kata ‘pek’ berubah menjadi ‘pempek’. Walau
sesungguhnya cerita ini masih perlu didalami kembali.

2
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat Pempek adalah ikan. Pada awalnya
ikan yang digunakan adalah ikan belida. Pada perkembangannya ikan ini
mengalami kelangkaan sehingga selain mahal juga susah diperoleh. Keadaan itu
membuat masyarakat beralih ke ikan yang lebih murah dan lebih mudah diperoleh.
Hingga kini sudah banyak jenis ikan yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
Pempek. Ikan tersebut dibersihkan dengan cara membuang kepala dan tulangnya,
lalu digiling hingga lumat dan dicampur dengan tepung.

Seiring dengan berkembangnya pengetahuan serta berkembangnya permintaan


masyarakat atas pempek, masyarakatpun mulai memvariasikan jenis pempek sesuai
dengan permintaan. Masyarakat juga semakin kreatif dengan bahan baku yang
sudah sangat mudah diperoleh. Hingga saat ini pempek telah mempunyai banyak
jenis dengan rasa yang berbeda pula. Beberapa diantaranya adalah: 1) Pempek
Lenjer, 2) Pempek Keriting, 3) Pempek Tahu, 4) Pempek Kapal Selam,
5) Pempek Pistel, 6) Pempek Adaan, 7) Pempek Kulit, 8) Pempek Telor (Telok),
9) Pempek Panggang (tunu), dan 10 ) Pempek Lenggang.

Pada saat ini pempek tidak hanya menjadi konsumsi rumah tangga pribadi tapi
telah banyak membantu ekonomi masyarakat Palembang dan cukup dikenal oleh
banyak kalangan dari berbagai daerah. Pempek sudah menjadi oleh-oleh yang tidak
bisa ditinggalkan ketika berkunjung ke Palembang.

Makanan ini terbuat dari bahan dasar sagu dan ikan ini sudah menjadi makanan
khas yang disukai dan ada disebagain besar wilayah Indonesia secara luas. Oleh
karena itu pempek pun begitu mudah ditemui termasuk di Provinsi Lampung
apalagi secara geografis bertetangga. Pempek juga salah satu makanan yang kaya
protein, karbohidrat, lemak dan vitamin lainnya yang baik untuk kebutuhan tubuh
manusia (Iwan, 2017). Karena merupakan makanan yang kaya dengan protein,
maka pempek merupakan makanan yang banyak digemari oleh masyarakat di
Indonesia sehingga disetiap tempat mudah dijumpai penjual pempek. selain itu

3
makanan ini juga dijadikan penganan rumahan bagi masyarakat jadi tidak
dipungkiri pempek memang menjadi makanan favorit masyarakat.

berperan aktif, menggunakan kreatifitas dan kemampuan berinovasi guna


menghasilkan suatu produk yang berkualitas. Oleh karena itu, banyak pihak
yang berlomba-lomba untuk membuat inovasi dan berbagai terobosan untuk
mengembangkan usaha yang satu ini. Di era digitalisasi ekonomi saat ini
tentu saja banyak peluang yang bisa didapat dengan kreatifitas yang dipunya.
Salah satunya adalah Usaha Olahan Ikan dan Bakso “Pempek PELANGI”,
yang mencoba memaksimalkan kegemaran masyarakat akan pempek ini
(meskipun banyak usaha serupa) untuk mengembangkan kemampuan dan
hobi membuat makanan ini menjadi sebuah usaha yang menguntungkan
dikemudian harinya dengan memanfaatkan dunia digital dalam ekonomi yang
berkembang pesat saat ini.

Menarik untuk penulis observasi usaha yang ditekuni ibu santi selaku owner
“Pempek PELANGI” dalam melakukan inovasi dan mengembangkan usaha
olahan ikan yang dilakukannya hingga saat ini telah memiliki lisensi halal
dan usaha secara resmi sendiri dengan terdaftar dalam PIRT No.
2061871020709-25.

Dalam kajian kali ini, penulis ingin mendeskripsikan bagaimana usaha


makanan olahan ikan yan ada di “Pempek PELANGI” khususnya pempek
dan tekwan menjadi menu produksi andalan yang begitu digemari masyarakat
yang dari hanya sekedar hobi kemudian menjadi usaha yang sangat
menguntungkan.

4
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang muncul. Adapun masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengolahan ikan untuk pempek dan kerupuk pada industri
kreatif menengah pelangi
2. Perkembangan teknologi di era modern saat ini tidak diikuti dengan
peningkatan produktifitas dan kesejahteraan pempek saat ini
3. Pengembangan ekonomi kreatif masih perlu digalakkan pada sektor
industri kecil dan menengah agar tumbuh lebih baik terutama pada
kesejahteraan masyarakat sekitar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu


sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja anggota Kelompok usaha pempek pelangi terhadap
pengembangan usaha ekonomi kreatif?
2. Bagaimana strategi pengembangan usaha ekonomi kreatif pempek
pelangi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan kinerja anggota Kelompok usaha pempek pelangi
terhadap pengembangan usaha ekonomi kreatif
5
2. Merumuskan strategi pengembangan usaha ekonomi kreatif pempek
pelangi
3.
E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terutama tentang


ekonomi kreatif di perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan
strategi pengembangan ekonomi kreatif.
3. Penelitian ini diharapkan berguna bagi orang lain yang berminat
melakukan penelitian lebih luas lagi dalam mengembangkan penelitian
mengenai strategi pengembangan ekonomi kreatif

2. Manfaat Praktis

a) Bagi produsen pempek pelangi

Dari penelitian ini harapannya dapat mengetahui kelebihan dan


kelemahan yang dimiliki oleh organisasi sehingga dapat membantu dalam

6
mengembangkan kegiatan kelompok terutama dalam kegiatan ekonomi
kreatif.
b) Bagi Masyarakat Kelurahan Gedong Meneng

Dapat sebagai bahan evaluasi oleh masyarakat Gedong meneng setempat


agar bersama-sama mampu mengembangkan organisasi pempek pelangi
ini menjadi kelompok pengembang ekonomi kreatif
c) Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang


berkaitan tentang pengembangan ekonomi kreatif, sehingga wawasan dan
pengetahuan tersebut dapat digunakan di masa yang akan datang.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Motivasi dan Etos Kerja

Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong semangat kerja. Motivasi dan etos kerja
dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, budaya dan nilai
– nilai agama yang dianutnya. Seseorang yang melihat pekerjaan sebagai beban dan
keterpaksaaan akan mempunyai kinerja yang rendah. Sebaliknya, seseorang yang
memandang pekerjaan sebagai kebutuhan, tantangan dan prestasi akan menghasilkan
kinerja yang tinggi. Pada dasarnya motivasi dapat memicu karyawan untuk bekerja keras
sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja
karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan. Sumber motivasi ada
tiga faktor, yakni kemungkinan untuk berkembang, jenis pekerjaan, dan apakah mereka
dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Disamping
itu terdapat beberapa aspek yang berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, yakni
rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja
yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan adil dari manajemen.
Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, pekerjaan yang menarik
menantang, kelompok dan rekan kerja yang menyenangkan serta kejelasan akan standar
keberhasilan.

B. Analisis SWOT

Menurut Ceo dan Peter dalam Purnomo (1999:59) sebelum merumuskan formulasi strategi
dimulai, biasanya muncul beberapa pertanyaan mendasar mengenai keberlangsungan suatu
perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut di antaranya adalah:

8
a. Kemana sesungguhnya perusahaan hendak diarahkan?
Jawaban terhadap pertanaan ini akan member manajemen banyak informasi tentang
arah perusahaan. Manajemen yang mempertimbangkan jawaban ini bertujuan
untuk menghindari ketidaksamaan antara strategi architecture, misi, tujuan, dan
strategi.
b. Ke arah mana perusahaan bergerak sekarang ini?

Jawaban terhadap pertanyan ini mengungkapkan apakah perusahaan sedang


menapai tujuannya atau paling tidak membuat kemajuan yang memuaskan.
c. Faktor-faktor lingkungan apakah yang paling signifikan yang sedang dihadapi
perusahaan pada saat ini?
d. Apa saja yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan secara lebih efektif
untuk masa yang akan datang?
Pertanyaan ini hanya bisa dijawab setelah manajer memliki cukup kesempatan
untuk merefleksikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Jawaban
terhadap perrtanyaan ini akan menghasilkan formulasi suatu strategi. Jawaban
tersebut lebih dari sekedar analisis lingkungan dan meliputi perencanaan dan
penyelesaian.

Beberapa pertanyaan mengenai hal-hal mendasar yang mempengaruhi


keberlangsungan suatu perusahaan di atas dapat diatasi menggunakan alat analisis
SWOT (Strenghts, Weaknesees, Opportunities, and Threats). Purnomo (1999:60)
mengatakan bahwa, analisis SWOT merupakan peralatan yang sangat berguna untuk
menganalisis situasi perusahaan keseluruhan. Dengan analisis SWOT, perusahaan
diharapkan mampu untuk menyeimbangkan antara kondisi internal yang
dipresentasikan oleh kekuatan dan kelemahan, dengan kesempatan dan ancaman dari
lingkungan eksternal yang ada. Analisis yang juga menyatakan bahwa masalah-
masalah utama yang dihadapi oleh perusahaan dapat dipisahkan melalui analisis
yang teliti dari masing- masing elemen tersebut.

9
Selanjutnya strategi dapat diformulasikan untuk masalah-masalah tersebut.
Beberapa hal yang sering muncul atau dialami oleh perusahaan terkait elemen
Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan
Threats (Ancaman) adalah sebagai berikut;

10
Tabel. Elemen-elemen Analisis SWOT
Analisis Internal:

Sumber : Athur A. Thomas, Jrand A.J. Stickland III. “Strategi


Management, Concept and Cases”. Palno, Tex : Business Publications,
1987, P,98. dalam Purnomo (1999:61)

Jika berbagai pertanyaan kritis dan mendasar yang menyangkut analisis


lingkungan dan arah perusahaan sudah dilakukan maka formulasi strategi pun
dapat segera dilakukan. Sama halnya pada usaha ekonomi kreatif yang
dilakukan pada kelompok wanita tangkapan ikan (KWT) Kampung Baru
yang mana dengan memperhatikan kondisi internal yang dipresentasikan oleh
kekuatan dan kelemahan, dengan kesempatan dan ancaman dari lingkungan
eksternal yang ada maka akan dapat dimunculkan strategi yang tepat guna
bagi usaha ekonomi kreatif yang dilakukan. Melihat potensi yang dimiliki
oleh kelompok wanita tangkapan ikan (KWT) Kampung Baru, usaha
ekonomi kreatif yang telah berjalan selama ini sangat perlu dirumuskan
strategi pengembangannya. Mengingat ekonomi kreatif mempunyai peranan
yang besar bagi anggota kelompok, masyarakat Dusun Kampung Baru dan

11
sekitarnya.

C. Ekonomi Kreatif

John Howkins (2001) mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai kegiatan


ekonomi yang menjadikan kreativitas, budaya, warisan budaya, dan
lingkungan sebagai tumpuan masa depan. Konsep ekonomi kreatif itu
kemudian dikembangkan oleh seorang ekonom, Richard Florida (2001) dari
Amerika. Dalam bukunya The Rise of Creative Class dan Cities and the
Creative Class, dia mengulas tentang industri kreatif dan kelas kreatif di
masyarakat. Menurut Florida (2001) dalam Moelyono (2010:219), seluruh
umat manusia adalah kreatif, apakah ia seorang pekerja di pabrik kacamata
atau seorang remaja di gang senggol yang sedang membuat musik hip- hop.
Namun, perbedaannya adalah pada statusnya, karena ada individu- individu
yang secara khusus bergelut di bidang kreatif (dan mendapat faedah
ekonomi secara langsung dari aktivitas itu). Tempat- tempat dan kota-kota
yang mampu menciptakan produk-produk baru yang inovatif tercepat akan
menjadi pemenang kompetisi di era ekonomi ini.

12
BAB III

PEMBAHASAN

A. HASIL OBSERVASI

USAHA ANEKA OLAHAN IKAN DAN


BAKSO “PEMPEK PELANGI”
KELURAHAN GEDONG MENENG KECAMATAN RAJABASA-
BANDAR LAMPUNG

1. Deskripsi Olahan Pempek

Pempek adalah makanan khas Palembang, Sumatera Selatan. Kuliner khas ini terbuat
daru daging ikan yang digiling lembut dan dalam proses pembuatannya dicampur
dengan tepung kanji atau tepung sagu. Pempek biasa disajikan bersama kuah berwarna
kehitaman yang dikenal dengan nama cuko

2. Deskripsi Bagian Usaha Olahan Ikan “Pempek PELANGI”


Dalam observasi yang dilakukan, ada beberapa yang diamati, yaitu mengenai:
1. Bahan
2. Alat Proses
3. Pemasaran/distribusi

13
3. Bahan
Dalam usaha pempek “Pempek PELANGI” ini, bahan yang di butuhkan yang
utama adalah Ikan, Sagu, dan ditambah dengan beberapa bumbu dapu
lainnya. Secara rinci bisa bisa di lihat berikut:
- Ikan grade 1 = Rp. 65.000/ kg
- Tepung Sagu = Rp. 22.000/kg
- Putih Telu 3 = Rp. 5.000
butir 6 siung = Rp. 1.000
- Bawang Putih
- Garam dan Penyedap = Rp. 1.000

Rincian bahan yang ada tersebut merupakan baiaya pembuatan pempek untuk
1 kilogramnya. Sedangkan dalam usaha pempek yang dilakukan oleh
“Pempek PELANGI” setiap minggunya bisa memproduksi pempek rata-rata
sekitar 10-20 Kg/ minggunya. Artinya jika ditotal pengeluaran untuk bahan-
bahan di atas maka total biaya produksi bahan sebesar Rp. 940.000 – Rp.
1.880.000. Jika dihitung selama satu bulan maka akan mengeluarkan biaya
produksi sebesar Rp. 3.760.000 – Rp. 7.520.000. Bahan yang dipilih tentunya
adalah bahan-bahan yang memilki kualitas yang paling bagus dan memilki
grade pertama terutama untuk pemilihan ikan sebagai bahan utamanya.

Untuk keperluan dan biaya produksi tersebut di atas jika kondisi normal atau
hari-hari biasa. Namun jika momen atau hari-hari tertentu, kebutuhan akan
meningkat lebih kurang dua kali lipat dari sebelumnya. Seperti saat
Ramadhan tiba, mendekati hari raya, atau bahkan pada saat hari Raya, maka
produksi yang dilakukan bisa mencapai 20-30 kg/ minggu.

a) Alat Proses.
Dalam usaha pembuatan Pempek yang dilakukan oleh “Pempek
PELANGI”, alat-alat yang digunakan sebenarnya tidak jauh berbeda daru
usaha-usaha mikro lain dalam pengolahan usaha ikan ini, yakni masih
menggunakan alat-alat yang tersedia di dapur umunya seperti:
a. Mixer
b. Baskom
c. Panci
d. Kompor
e. Dan lainnya

Hanya untuk Mixer yang digunakan, tentu tidak lagi menggunakan mixer
biasa, melainkan sudah menggunakan mixer yang lebih besar dan cukup
untuk menampung adonan lebih dari 5 kg. Hal ini tentu untuk
mnghindari efisiensi dan hal-hal yang tidak diinginkan jika masih
14
menggnakan mixer biasa dan daya tamping yang hanya sekitar 1-2 kg
adonan.
b) Pemasaran/ distribusi
Usaha Olahan Ikan “Pempek PELANGI”, di mulai dari tahun 2015
dengan modal Rp. 5.000.000,-. Sehingga dalam pemasaran atau
distribusi pada

15
awalnya hanya sebatas tetangg dan teman dekat dan rekan kerja. Yang
sebelumnya hanya memproduksi 3-5 kg/minggu kemudian semakin lama
semakin berkembang menjadi lebih luas. Apalagi dengan perkembangan
dunia digital saat ini dengan arus teknologi informasi dan media sosial
yang begitu luas, perlahan semakin membuka jalan pemasaran yang lebih
luas dari sebelumnya dan bahkan bisa menjangkau di luar daerah. Oleh
karena itu, pemasaran yang dilakukan saat ini tidak hanya mengandalkan
informasi antar teman, menitip di warung-warung, namun lebih luas
merambah di media sosial melalui facebook atau pun Instagram, dan hal
ini sangat efektif. Karena semakin berkembangnya usaha yang dilakukan
Usaha Olahan Ikan “Pempek PELANGI” milik ibu Santi, untuk
mengurangi keraguan pelanggan atau produsen akan produk yang
dihasilkan, sejak beberapa tahun lalu sudah memiliki izin dari dinas dan
telah memiliki izin dengan terbitnya PIRT No. 2061871020709-25.

Hingga saat ini, untuk pendistribusian atau pemasaran yang dilakukan


oleh ibu Santi hanya mengandalkan penjualan via online melalui media
sosial yang ada. Dalam pendistribusian ke pelanggan, terkadang ada yang
melalui pemnafaatna jasa pesan antar melalui aplikasi seperti gosend,
gramsend, dan lainnya, namun ada juga yang pembelian langsung di
lokasi usaha “Pempek PELANGI” itu sendiri.

Dalam usaha Olahan Ikan dan Bakso “Pempek PELANGI” yang


dilakukan oleh ibu Santi ini untung yang di dapat dalam satu bulan
berkisar Rp. 5.240.000,- sampai Rp. 10.480.000,-. Itu laba bersih, sudah
di potong dengan modal dalam waktu satu bulan. Namun untuk hari-hari
tertentu seperti Ramadhan atau bahkan saat Hari Raya keuntungan yang
diperoleh bisa mencapai Rp. 20.000.000 – Rp. 24.180.000.-

B. KESIMPULAN

Usaha Olahan Ikan dan Bakso ““Pempek16PELANGI” adalah usaha rumahan yang
bisa memberikan harapan baru bagi pemiliknya. Pempek adalah makanan olahan
sederhana yang sudah dikenal dan disukai sebagaian besar masyarakat Indonesia,
tak terkecuali masyarakat Lampung yang secara geografis bertetangga langsung
dengan Palembang, Sumatera Selatan.

Semua bahan masih tergolong mudah kita dapat dan bahkan bisa dipesan,
sehingga tidak sulit untuk mendapatkan. Walaupun dengan berbagai harga dengan
bahan pokok tersebut. Meskipun usaha pempek ibu santi melalui “Pempek
PELANGI” adalah sebuah usaha rumahan, namun bisa bersaing dengan usaha
sejenis yang di hasilkan melalui modal yang besar, yang kini banyak ada di
pasaran dengan berbagai merek.

17
C. DAFTAR PUSTAKA

1. Hasil Observasi dan wawancara langusng dengan Ibu Santi pemilik


“Pempek PELANGI”
2. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsumbar/pempek-makanan-
tradisional-khas-palembang/, diakses tgl 30 Mei 2022, pkl. 11.47 wib
3. http://repository.ubb.ac.id/2244/2/BAB%20I.pdf, diakses tgl 30 Mei 2022,
pkl. 12.52 wib

D. LAMPIRAN DOKUMENTASI

18
E. EVALUASI POTENSI DIRI
Melaksanakan Evaluasi potensi diri anda dengan menggunakan kerangka
SWOT analysis kaitannya dengan pengembangan jiwa wirausaha.

Saya Bersama istri membuka usaha jualan pakaian baju muslim dan anak-anak
dari rumah, yang bertempat di Kelurahan Bilabong Jaya Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung. Sebelumnya beberapa kali mencoba untuk memulai usaha,
mulai dari menjual makanan, kue kering, mainan, hingga sebelumnya sempat
mencoba jualan beras, dan saat ini beralih untuk menjual pakaian muslim dan
anak-anak secara online, yang sepertinya usaha jualan kami kami saat ini
mempunyai prosepek yang cerah, karena suah beberapa tahun kami jalani
Alhamdulillah berjalan dengan lancer meskipun sedikit demi sedikit.

Sebelum membuka usaha ini saya dan istri mencoba untuk mengevaluasi potensi
dan bahkan selalu mengamati usaha-usaha sekitar kemana pun saat kami pergi.
Selain itu diskusi secara Bersama dan melakukan analisis kerangka secara SWOT
dilakukan, untuk bisa mengelola usaha kami dengan baik. Seperti pada table
berikut:

Strengths Weaknesses Opportunities Threats


(kekuatan) ( kelemahan) (peluang) ( acaman)

Kondisi Produk yang Karena


Kekurangan
Covid 19 kami tawarkan usaha
dalam
sebelumnya sangat penjualan
manajerial dan
telah berkualitas pakaian
pengiklanan
berdampak dengan harga muslim dan
produk setiap
kepada yang sangat anak-anak
waktu, karena
keterbatasan terjangkau sudah begitu
keterbatasan
masyarakat dibandingkan marak, tentu
sumber daya
untuk dengan produk yang
manusia yang
melakukan dan bahan menjadi
bisa lebih fokus
aktivitas di yang sama di ancamannya
melayani
luar rumah tempat yang adalah
pelanggan
dan sudah lain, apalagi persaingan
secara online
mulai dibandingkan dalam
menjadi dengan di mall memberikan
bagian dari dan Swalayan produk yang
aktivitas yang ada di berkualitas
masyarakat Bandar yang
19
saat ini terkait Lampung atau tentunya
informasi dan bahkan di luar dengan
komunikasi Lampung. Hal harga yang
bahkan

20
Strengths Weaknesses Opportunities Threats
(kekuatan) ( kelemahan) (peluang) ( acaman)

transaksi ini karena terjangkau


secara digital produk yang dan sesuai
masyararakat kami dapatkan dengan
langsung dari ekonomi
produsen- masyarakat.
produsen
bermerk di
Indonesia

21

Anda mungkin juga menyukai