Anda di halaman 1dari 17

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN

Paper ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem
Ekonomi Pancasila Yang diampu oleh Ir. H. Dady Nurpadi, MP

Kelompok 6
Anisa Barkatunisa C1210129
Putri Rubiani Rosa C1210125
Mulki Lukman Fadhlilah C1210128

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOPERASI INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul
“PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN” dengan tepat waktu. Paper ini disusun
untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Sistem Ekonomi Pancasila.

Atas bimbingan dosen Bapak Dady Nurpadi., Ir., MP maka disusunlah paper ini.
Semoga dengan tersusunnya paper ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Dalam menyusun paper ini, kami
banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulisan mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun paper ini kami telah berusaha dengan
segenap kemampuan kami untuk membuat paper yang sebaik - baiknya.

Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan
paper ini.

Jatinangor,25 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
ABSTRAK...........................................................................................................................................iv
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PENDEKATAN TEORITIS DAN METODELOGI PENULISAN.......................................................4
2.1 Pendekatan Teoritis.....................................................................................................................4
2.2 Metodelogi Penulisan..................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
3.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Nelayan..........................................................................6
3.2 Potensi Sumber Daya Pesisir dan Laut........................................................................................7
3.3 Masalah Yang Dihadapi Dalam Pemanfaatan Dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir................7
3.4 Isu-Isu Strategi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut............................................8
3.5 Studi Kasus..................................................................................................................................9
3.6 Skenario Pengembangan Kelompok Nelayan..............................................................................9
3.7 Strategi Pengembangan Kelompok Nelayan..............................................................................10
BAB IV...............................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................12
4.2 Saran..........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13

iii
ABSTRAK

Indonesia adalah negara dengan wilayah perairan dan bentang pantai yang sangat luas.
Potensi kelautan Indonesia sangat besar dan beragam, yakni memiliki 17.508 pulau dengan
garis pantai sepanjang 81.000 Km dan 5,8 juta kilometer laut atau sebesar 70% dari luas total
wilayah Indonesia. Namun, kekayaan alam ini pada kenyataanya belum membuat para
nelayan sejahtera. Banyak dari nelayan yang masih hidup dalam kategori miskin. Untuk itu,
pemberdayaan nelayan diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Pemberdayaan adalah salah
satu konsep didalam meningkatkan kualitas, baik kualitas sumberdaya manusia maupun
kualitas perekonomian. Dalam pengemberdayaan masyarakat nelayan, dalam penelitian ini
kami mendapat permasalahan dalam mengelola sumber daya pesisir laut, masalah tersebut
dilihat dari beberapa aspek yang dihadapi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
pesisir, yaitu diantaranya aspek sosial, aspek ekonomi, aspek ekologis, dan aspek
administratif. Contoh masalah dalam pengelolaan sumber daya pesisir yang kami temukan
yaitu kerusakan fisik habitat ekosistem wilayah pesisir dan lautan Indonesia serta pencemaran
dan sedimentasi. Masalah tersebut timbul karena masih rendahnya pengertian dan kesadaran
masyarakat untuk melindungi serta menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, sehingga terjadi
banyak pengrusakan. Pengembangan kelompok nelayan yang didasari oleh pendekatan
pembangunan masyarakat, merupakan cara yang terbaik. Strategi pengembangan nelayan
dapat melalui pengembangan koperasi nelayan dan unit usaha nelayan serta pengembangan
model adaptasi teknologi multukultura

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memandirikan


masyarakat agar mampu berpartisipasi aktif dalam segala aspek pembangunan. Kemandirian
buka berarti mampu hidup sendiri tetapi mandiri dalam pengambilan keputusan, yaitu
memiliki kemampuan untuk memilih dan keberanian menolak segala bentuk bantuan dan
atau kerjasama yang tidak menguntungkan.

Dengan pemahaman seperti itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses


terencana guna meningkatkan skala/upgrade utilitas dari obyek yang diberdayakan. Karena
itu pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk terus menerus meningkatkan harkat
dan martabat lapisan masyarakat bawah yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Dalam pengertian sehari-hari, pemberdayaan masyarakat
selalu dikonotasikan sebagai pemberdayaan masyarakat kelas bawah (grassroots) yang
umumnya dinilai tidak berdaya.

Wilayah pesisir dan lautan memiliki arti strategis karena merupakan wilayah
peralihan antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumber daya alam dan jasa-
jasa lingkungan yang sangat kaya. Namun, karakteristik laut tersebut belum sepenuhnya
dipahami dan diintegrasikan secara terpadu. Kebijakan pemerintah yang sektoral dan bias
daratan, akhirnya menjadikan lautan sebagai kolam sampah raksasa. Dari sisi social ekonomi,
pemanfaatan kekayaan laut masih terbatas pada kelompok pengusaha besar dan pengusaha
asing. Nelayan sebagai jumlah terbesar merupakan kelompok profesi paling miskin di
Indonesia. Kekayaan sumber daya laut tersebut menimbulkan daya tarik dari berbagai pihak
untuk memanfaatkan sumberdayanya dan berbagai instansi untuk meregulasi
pemanfaatannya.

Bila dibandingkan dengan kelompok pelaku ekonomi lainnya, kelompok ekonomi

v
yang mengalami kondisi keterasingan dari dinamika perekonomian nasional lebih parah
terjadi pada kelompok nelayan. Hal ini banyak bersumber dari sifat dasar arena aktifitas yang
dimiliki yang tidak memiliki dukungan perangkat hukum yang memadai, seperti tidak
dimungkinkannya pemilikan laut atau kawasan pantai sebagai asset produksi, kebutuhan
investasi yang relatif besar dan beresiko tinggi, serta luas pemasaran yang cenderung hanya
untuk memenuhi kebutuhan local. Kondisi seperti ini mengakibatkan kelompok masyarakat
nelayan cenderung tertinggal jauh dibandingkan dengan kelompok lain yang bekerja
didaratan.

Hal ini yang muncul di permukaan dalam hubungannya dengan peningkatan kualitas
hidup nelayan adalah keterdesakkan kelompok masyarakat ini akibat semakin intensifnya
penetrasi nelayan asing terhadap sumber daya dan pasar domestic. Pengusaha dalam bidang
marine-bisnis nasional dengan modal besar dengan jaringan pasar yang luas dan pemanfaatan
teknologi yang hampir mustahil tersaingi oleh kelompok masyarakat nelayan nasional. Upaya
perlindungan melalui peraturan daerah dan peningkatan kemandirian kelompok masyarakat
ini merupakan agenda yang mendesak untuk segera diselesaikan sebagai bagian integral
pengembangan masyarakat nelayan.

Keseluruhan kecenderungan pembangunan tersebut melahirkan ketersaingan


kelompok yang tidak hanya nampak pada tingkat pendapatan yang dimiliki, melainkan juga
pada kualitas hidup, pola aktifitas ekonomi, skala dan jenis output yang dihasilkan. Tentu saja
pergantian generasi pada kelompok masyarakat ini juga berlangsung secara marjinal dengan
segala konsekuensi social yang terbawa serta. Bila keadaan seperti ini berlanjut, maka
investasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan sumber daya kelautan, dan upaya
pengembangan sumber daya manusia makin bertambah mahal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, maka dapat dirumuskan pokok
permasalahannya
‌Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dalam Upaya Meningkatkan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya pesisir ?
‌Apa inovasi yang dapat mendorong potensi pemberdayaan yang ada di daerah pesisir ?
‌Apa faktor yang penghambat terlaksananya pemberdayaan di daerah pesisir?

vi
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai di dalam penelitian ini untuk:
 Mengetahui sejauh mana Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dalam Upaya
Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya pesisir ?
 Menjelaskan inovasi yang dapat mendorong dan meningkatkan potensi pemberdayaan
yang ada di daerah pesisir?
 Untuk mengetahui faktor yang penghambat terlaksananya pemberdayaan masyarakat
pesisir.

1.4 Manfaat Penelitian

Suatu penelitian dilakukan dengan harapan bahwa penelitian ini dapat memberi
manfaat, bagi peneliti maupun orang lain. Hasil ini diharapkan dapat diberikan manfaat
dalam berbagai hal, antara lain:

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan


pemikiran dalam memperkaya wawasan pengembangan ilmu pengetahuan terutama tentang
pemberdayaan masyarakat nelayan.

Manfaat Praktis

a) Bagi pemerintah
Agar mendapat perhatian yang lebih dari pembuat kebijakan terhadap masyarakat dalam
rangka mengembangkan potensi masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang maju dan
berkualitas.
b) Bagi masyarakat
Masyarakat bisa mengetahui pentingnya suatu pemberdayaan bagi masyarakat yang
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspek sosial, aspek ekonomi, aspek
ekologis dan aspek administrasi.

vii
BAB II

PENDEKATAN TEORITIS DAN METODELOGI PENULISAN

2.1 Pendekatan Teoritis

Dalam penelitian ini disampaikan beberapa kerangka teori/konsep yang berkaitan


dengan topik kajian. Adapun beberapa hal tersebut adalah konsep participatory governance,
konsep pembangunan desa, dan konsep pemberdayaan masyarakat nelayan.

1. Konsep Participatory Governance : Participatory Governance dapat tercipta apabila


dua kekuatan saling mendukung: warga yang bertanggung jawab, aktif, dan memiliki
kesadaran, bersama pemerintah yang terbuka, tanggap, mau mendengar, dan mau
melibatkan (inklusif). (Sumarto, 2009:3) Dalam kegiatan pembangunan, partisipasi
masyarakat merupakan perwujudan dari konsep participatory governance. Partisipasi
yang dimaksud dalam hal ini adalah partisipasi masyarakat dalam keseluruhan proses
pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga pemanfaatan
hasil pembangunan (Mardikanto dan Soebiato, 2013: 82-84).

2. Konsep Pembangunan Desa : desa memiliki apa yang disebut sebagai “hak otonomi”,
yaitu hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan asal
usul dan adat istiadat setempat.melaksanakan pembangunan pedesaan harus dilakukan
dengan pendekatan secara multisektoral (holistik) dengan memanfatkan sumber daya
alam dan sumber daya manusia secara optimal. pembangunan desa tidak hanya diukur
dari pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, akan
tetapi sejauhmana masyarakat tersebut diberdayakan dan secara mandiri berpartisipasi
mengembangkan dan melestarikan hasil pembangunan.

3. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Nelayan : Konsepsi pemberdayaan berkaitan erat


dengan daya dan keberdayaan. Setiap manusia memiliki potensi yang dapat

viii
berkembang. Artinya bahwa tidak ada seorang individu pun yang tidak mempunyai
daya sama sekali. Manusia selemah apapun dirinya, masih mempunyai daya dan
kekuatan yang sewaktuwaktu dapat semakin hilang atau semakin berkembang,
tergantung pada situasi dan kondisi yang mengarahkannya. Agar daya itu tidak
semakin menghilang, diperlukan adanya upaya untuk membangun daya itu, sehingga
daya itu semakin berkembang.
2.2 Metodelogi Penulisan

Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan melakukan


penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian data melalui
internet. Data dan informasi yang digunakan yaitu data dari media elektronik dan beberapa
pustaka yang relevan. Adapun Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

1. Studi Literatur: Lakukan tinjauan literatur yang komprehensif tentang pemberdayaan


masyarakat nelayan di Indonesia. Baca buku, jurnal, laporan riset, dokumen kebijakan, dan
sumber daya lain yang relevan untuk memahami kerangka konseptual, teori, dan penelitian
yang ada dalam bidang ini.

2. Pengumpulan Data: Kumpulkan data dan informasi yang relevan tentang pemberdayaan
masyarakat, potensi sumber daya pesisir dan laut, masalah dan isu-isu strategi pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, skenario pengembangan kelompok nelayan,
dan strategi pengembangan kelompok nelayan yang ada di Indonesia. Sumber data dapat
meliputi statistik pemerintah, survei nasional, lembaga riset, dan basis data terpercaya.

ix
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

Pemberdayaan masyarakat nelayan merujuk pada serangkaian upaya yang bertujuan


untuk meningkatkan kapasitas, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakat yang berprofesi
sebagai nelayan. Pemberdayaan masyarakat nelayan melibatkan pendekatan holistik yang
mencakup berbagai aspek kehidupan nelayan, termasuk ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan.

Pemberdayaan masyarakat nelayan melibatkan kolaborasi antara pemerintah,


organisasi non-pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan aktor lainnya untuk
memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan agar masyarakat nelayan dapat
mengambil peran aktif dalam pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Beberapa komponen penting dalam pemberdayaan masyarakat nelayan meliputi:

1. Penyediaan akses ke sumber daya: Masyarakat nelayan perlu memiliki akses yang adil dan
berkelanjutan terhadap sumber daya laut dan perikanan, termasuk akses ke perairan,
tangkapan ikan, dan pemasaran hasil tangkapan.

2. Peningkatan keterampilan: Pemberdayaan masyarakat nelayan melibatkan pelatihan dan


pendidikan untuk meningkatkan keterampilan nelayan dalam manajemen perikanan,
penggunaan teknologi, pengolahan ikan, pemasaran, dan manajemen usaha.

3. Pengembangan ekonomi: Pemberdayaan masyarakat nelayan juga mencakup


pengembangan usaha mikro dan kecil di sektor perikanan, diversifikasi mata pencaharian,
dan penguatan koperasi nelayan untuk meningkatkan pendapatan dan ketahanan ekonomi.

x
4. Penguatan organisasi masyarakat: Mendorong pembentukan dan penguatan organisasi
masyarakat nelayan seperti kelompok nelayan, koperasi, atau asosiasi yang memberikan
platform untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, advokasi kebijakan, dan
pertukaran pengetahuan.

5. Perlindungan lingkungan: Pemberdayaan masyarakat nelayan juga berarti meningkatkan


kesadaran tentang pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan ekosistem pesisir.
Ini termasuk edukasi tentang praktik perikanan yang bertanggung jawab, pengelolaan
wilayah pesisir, dan mitigasi dampak perubahan iklim.

Pemberdayaan masyarakat nelayan bertujuan untuk mengurangi kemiskinan,


meningkatkan kemandirian, meningkatkan akses ke sumber daya, dan memperbaiki kualitas
hidup nelayan serta komunitas pesisir secara keseluruhan.

3.2 Potensi Sumber Daya Pesisir dan Laut

Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan sektor maritim dalam pembangunan


sejak Repelita VI rezim Orde Baru. Sejak kemerdekaan hingga dimulainya Repelita VI,
pemerintah lebih memperhatikan pemanfaatan sumber daya lahan, karena pada saat itu lahan
memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya mineral maupun sumber daya hayati,
seperti hutan. Namun, setelah hutan dibuka, sumber migas baru sulit ditemukan di darat,
sehingga pemerintah beralih ke sektor kelautan.
Potensi laut Indonesia sangat besar dan beragam yaitu memiliki 17.508 pulau dengan
garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut 5,8 juta kilometer atau 70% dari total luas
Indonesia. Potensi ini tercermin dari keanekaragaman hayati yang sangat besar. Potensi
budidaya pesisir dan laut merupakan pusat wisata bahari.
Namun, potensi laut yang besar ini baru dimanfaatkan sebagian kecil. Misalnya, baru
62% potensi perikanan laut yang dimanfaatkan. Potensi perikanan pesisir dan laut baru
dimanfaatkan sebagian kecil. Demikian pula, wisata bahari baru dimanfaatkan di pulau-pulau
tertentu. Biota laut untuk pengembangan industri pangan, kosmetik, dan farmasi baru sedikit
yang dimanfaatkan. Pelayanan transportasi laut antar pulau dalam negeri maupun dengan
negara lain sebagian besar masih didominasi oleh pelayaran asing. Sumber minyak dan gas
bumi di laut telah banyak dimanfaatkan, namun hanya sebagian kecil dari potensi yang ada.

xi
3.3 Masalah Yang Dihadapi Dalam Pemanfaatan Dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

Ada beberapa permasalahan yang dilihat dari beberapa aspek yang dihadapi dalam
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir, yaitu:
a. Aspek sosial
1. Masih lemahnya kesadaran masyarakat akan ancaman kerusakan pantai.
2. Masih kurangnya keterlibatan dan kemampuan masyarakat lokal untuk
berpartisipasi aktif dan berdaya dalam berbagai upaya pelestarian lingkungan serta
dalam proses pengambilan keputusan pengelolaan sumberdaya pesisir.
b. Aspek ekonomi
1. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir belum dapat dilakukan secara
optimal dan berkelanjutan karena keterbatasan modal, sarana produksi,
pengetahuan dan keterampilan, serta faktor eksternal seperti terbatasnya
pelayanan dan penyediaan fasilitas oleh pemerintah.
2. Masih diperlukan peningkatan koordinasi dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan oleh instansi pemerintah daerah terkait pembangunan pesisir.
c. Aspek Ekologi
Minimnya pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk menjaga, menjaga
keseimbangan dan memperkuat ekosistem pesisir, sehingga banyak terjadi perusakan
hutan bakau (magrove) dan pertumbuhan karang dalam jangka pendek.
d. Aspek Administratif
Mekanisme koordinasi dan administrasi serta perencanaan dan pengambilan
keputusan terkait pengelolaan sumberdaya pesisir dan perairan masih perlu
ditingkatkan karena selama ini masih banyak tumpang tindih kewenangan dan
tanggung jawab antara instansi pemerintah dan non pemerintah terkait.

3.4 Isu-Isu Strategi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut

Selain permasalahan di atas, terdapat isu-isu strategis dalam pengelolaan sumberdaya


pesisir dan laut ke depan, yaitu:
a. Rendahnya sumber daya manusia, terutama pada masyarakat kelautan.
b. Lemahnya kapasitas kelembagaan di sektor pemerintah dan masyarakat.
c. Potensi sumber daya pesisir khususnya perikanan belum dikelola secara optimal
sebagai usaha yang dapat memberikan kontribusi besar bagi peningkatan pendapatan
daerah dan masyarakat.

xii
d. Belum optimalnya potensi wisata yang dikembangkan sebagai salah satu sektor
andalan dalam pembangunan daerah.
e. Belum memadainya pembangunan di Nusantara, baik infrastruktur sosial maupun
infrastruktur fisik.

3.5 Studi Kasus

 Kerusakan fisik habitat ekosistem wilayah pesisir dan lautan Indonesia


Pada umumnya, kerusakan tumbuh karang yang ada pada wilayah Indonesia
disebabkan oleh kegiatan-kegiatan perikanan yang bersifat deskruktif, yaitu penggunaan
bahan-bahan peledak, bahan beracun dan juga aktifitas penambangan karang untuk bahan
bangunan, reklamasi pantai, kegiatan pariwisata yang kurang bertanggung jawab, dan
sedimentasi akibat meningkatnya erosi dan lahan atas.
 Pencemaran dan sedimentasi
Tingkat pencemaran di beberapa kawasan pesisir dan lautan di Indonesia pada saat ini
telah berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Kawasan yang termasuk kategori
tingkat pencemaran yang tinggi adalah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur,
Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimatan Timur, Riau, Lampung, dan
sulawesi Selatan. Kawasan dengan kategori pencemaran sedang adalah Provinsi
Kalimatntan Barat, Kalimantan Selatan, DI Aceh, Jambi, Maluku, Sulawesi Utara.
Sedangkan kawasan yang tingkat pencemarannya rendah adalah Sulawesi Tenggara, Irian
Jaya, Bengkulu.
Dari seluruh perairan di Indonesia, wilayah yang rentan terhadap pencemaran yang
diakibatkan oleh tumpahan minyak adalah selat malaka, selat makassar, dan jalur-jalur
yang dilalui kapal tangker. Posisi strategi tersebut disamping memberikan manfaat secara
ekonomi, dilain pihak juga mengundang resiko terhadap bahaya kerugian dari segi
ekologis. Kerugian secara ekologis tersebut berdampak cukup luas baik secara ekonomis
maupun sumber daya alam.

3.6 Skenario Pengembangan Kelompok Nelayan

Pembinaan kelompok nelayan tidak bisa hanya didekati dari sudut sempit atau
sektoral. Mengembangkan sistem berdasarkan pendekatan pengembangan masyarakat adalah
cara terbaik. Sehubungan dengan itu, pengembangan kualitas kelembagaan, kualitas sumber

xiii
daya manusia, dan infrastruktur pendukung dan/atau pemanfaatan infrastruktur yang ada ke
dalam skenario pembangunan merupakan pola pengembangan masyarakat yang memerlukan
rumusan masalah secara terpadu. Interaksi fungsional dari seluruh variabel strategis tersebut
diharapkan mampu menciptakan proses pemberdayaan kelompok masyarakat nelayan yang
dapat mempertahankan diri dan terlindungi dari pola interaksi yang sehat dengan lembaga
lain yang sejenis dan/atau yang terkait dalam menjalankan usahanya.

3.7 Strategi Pengembangan Kelompok Nelayan

Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam strategi pengembangan,


yaitu :
a. Penentuan kelompok sasaran yakni keluarga nelayan dengan melakukan pemetaan kulitas
hidup, potensi dan kendala pengembangan yang mereka hadapi
b. Selanjutnya ditentukan sasaran wilayah pengembangan yang merupakan pemetaan sumber
daya biota laut yang paling layak untuk dikembangkan baik dari sudut daya dukung yang
dimiliki maupun terhadap daya saing pada pasar regional, nasional, dan global.
c. Kemudian dirumuskan kendala kelembagaan yang dimiliki, baik yang telah melekat
secara historis maupun karena adanya perkembangan eksternal yang menyebabkan
terciptanya kendala kelembagaan.
d. Langkah penting lainnya adalah penentu mitra usaha bagi para kelompok nelayan, baik
dari lembaga pemerintah maupun swasta nasional atau asing. Dalam hubungan ini
dilakukan evaluasi peluang dan hambatan pengembangan kemitraan terhadap lembag-
lembaga yang terkait dan pemecahan yang paling memungkinkan untuk mengatasinya.
e. Perumusan model monitoring dan evaluasi dan lembaga-lembaga terkait.

1.   Pengembangan Koperasi Nelayan dan Unit Usaha Nelayan


Terdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian dan dirumuskan, baik dalam
bentuk peraturan pemerintah, maupun aturan main koperasi nelayan dan atau unit usaha
nelayan yang terbentuk sebagai tindak lanjut pembentukan kelompok nelayan yang telah
dilakukan sebelumnya. Adapun aspek-aspek tersebut, paling tidak menyangkut beberapa hal
utama :
a. Rumusan bentuk profit shering antara anggota kelompok nelayan, koperasi dan
pelaku ekonomi swasta (nasional atau asing)
b. Hak dan kewajiban anggota dan pola manajemen kelompok / koperasi / unit usaha.

xiv
c. Sebagai lembaga yang menjembatani pihak nelayan dengan lembaga financial /
perbankkan dan kelompok nelayan
d. Perluasan pelayan koperasi atau kelompok nelayan yang bersifat non ekonomis,
seperti pelayanan jasa financial, bantuan teknis baik terhadap usaha ekonomi ekonomi
yang dilakukan maupun terhadap pemeriharaan asset produksi yang dimiliki, maupun
terhadap bantuan aktifitas social yang berkaitan dengan budaya setempat.

2.   Pengembangan Model Adaptasi Teknologi Marikultura


Pengembangan model adaptasi teknologi, khususnya pembudidayaan hasil laut,
merupakan tahapan yang paling strategis. Adaptasi teknologi yang dimaksud disini bukan
hanya yang berhubungan dengan aspek keterampilan teknis, melainkan mencakup
pengorganisasian dan peningkatan kemampuan manejerial. Adapun tahapan dari materi yang
akan ditawarkan kepada kelompok masyarakat nelayan secara garis besarnya meliputi :
a. Pelatihan dan percontohan dalam bidang budidaya hasil laut. Aktifitas ini dilakukan
secara bertahap dan bergilir terhadap kelompok masyarakat nelayan pada wilayah
sasaran.
b. Pemagangan bagi kelompok nelayan yang merupakan target pada tahap lebih lanjut
pada kelompok yang telah terlatih sebelumnya atas pengawasan kelompok
penyuluhan, akan akan dilaksanakan agar proses adaptasi teknologi dapat menyebar.
c. Studi banding di daerah yang lebih maju, kelompok nelayan yang kemudian hari
dianggapsanggup sebagai pengerak kelompok akan dipilh untuk berkunjung pada
daerah yang lebih maju.
d. Materi dasar yang akan merupakan titik bertkan proses adaptasi teknologi adalah :
1)  Peningkatan keterampilan dalam proses produksi
2) Peningkatan kemampuan manajerial usaha
3) Peningkatan kemampuan kualiti kontrol
4)   Keterkaitan fungsional antara kegiatan budidaya hasil laut dan lingkungan hidup.

xv
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pemberdayaan masyarakat nelayan merujuk pada serangkaian upaya yang bertujuan


untuk meningkatkan kapasitas, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakat yang berprofesi
sebagai nelayan. Pemberdayaan masyarakat nelayan melibatkan pendekatan holistik yang
mencakup berbagai aspek kehidupan nelayan, termasuk ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan.
Potensi laut Indonesia sangat besar dan beragam yaitu memiliki 17.508 pulau dengan
garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut 5,8 juta kilometer atau 70% dari total luas
Indonesia. Potensi ini tercermin dari keanekaragaman hayati yang sangat besar. Potensi
budidaya pesisir dan laut merupakan pusat wisata bahari.
Ada beberapa permasalahan yang dilihat dari beberapa aspek yang dihadapi dalam
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir, yaitu: aspek sosial, aspek ekonomi, aspek
ekologis, dan aspek administratif.
Contoh masalah dalam pengelolaan sumber daya pesisir antara kerusakan fisik habitat
ekosistem wilayah pesisir dan lautan Indonesia serta pencemaran dan sedimentasi. Masalah
tersebut timbul karena masih rendahnya pengertian dan kesadaran masyarakat untuk
melindungi serta menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, sehingga terjadi banyak
pengrusakan.
Pengembangan kelompok nelayan yang didasari oleh pendekatan pembangunan
masyarakat, merupakan cara yang terbaik. Strategi pengembangan nelayan dapat melalui
pengembangan koperasi nelayan dan unit usaha nelayan serta pengembangan model adaptasi
teknologi multukultura.

4.2 Saran

Indonesia dengan kekayaan alam pesisir dan lautnya yang banyak dan memiliki

xvi
potensi yang sangat bagus seharusnya bisa dikelola dengan baik oleh masyarakat maupun
pemerintah, sehingga tidak mensia-siakan anugerah yang telah diberikan kepada negeri kita
tercinta ini. Karena itulah pemberdayaan masyarakat nelayan ini sangat penting agar
pengertian dan kesadaran masyarakat untuk melindungi serta menjaga keseimbangan
ekosistem pesisir meningkat dan berkurangnya pengrusakan terhadap ekosistem tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003. Pedoman Umum Perberdayaan Masyarakat di Dalam dan Di Sekitar Hutan,

Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Jakarta.

Anonim, 2003. Petunjuk Pelaksanaan GN RHL/Gerhan, Departemen Kehutanan. Jakarta

Dewi Mayavanie Susanti, TT. Peranan Perempuan Dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan.

Faturochman, dkk. 2007. Membangun Gerakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui

Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas

Gadjah Mada.

Gregorius Sahdan, 2008. Menanggulangi Kemiskinan Desa. Jurnal Ekonomi Rakyat.

Ardiansyah Tanjung, Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Gunung Sitoli Idanoi

Kota Gunungsitoli

https://id.scribd.com/document/440207395/Makalah-Pemberdayaan-Masyarakat-Pesisir-Revisi-docx

xvii

Anda mungkin juga menyukai