Anda di halaman 1dari 11

KEMISKINAN NELAYAN DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Nama : Salma Najibah Mulyaristia
NPM : 55217464
Kelas : 1IA08

S1 Teknik Informatika
Universitas Gunadarma
2017
KATA PENGANTAR

Didasari bahwa segala sesuatu tidak akan berhasil dilakukan tanpa campur tangan Tuhan Yang
Maha Kuasa, demikian pula dengan penulisan ilmiah ini diyakini dapat terselesaikan oleh karena
bimbingan dan penyertaanNya. Untuk itu patutlah dilimpahkan puji syukur kehadiratNya.
Penulisan ilmiah yang berjudul KEMISKINAN NELAYAN DI INDONESIA ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah softskill di Universitas Gunadarma yaitu Ilmu Sosial Dasar.

Makalah ini mungkin masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun materi. Untuk itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penyusun terima dengan hati terbuka. Semoga
tulisan dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada segenap rekan semua yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua.

Depok, 24 Oktober 2017

Salma Najibah Mulyaristia


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan dan Tujuan Masalah .................................................................................... 2
BAB II Pembahasan ....................................................................................................................... 4
A. Kondisi Nelayan di Indonesia ....................................................................................... 4
B. Penyebab Kemiskinan Nelayan di Indonesia ................................................................ 5
C. Langkah Yang Harus Kita Ambil .................................................................................... 6

BAB III Penutupan .......................................................................................................................... 8


A. Kesimpulan dan Saran .................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 9


BAB I
PENDAHLUAN
A.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim dan tercatatsebagai negara kepulauan dengan jumah
pulau sebanyak17.508 buah yang dikelilingi oleh garis pantai sepanjang
81.000 Km dan luas laut sekitar 5,8 juta kilometer
persegi dengan Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2.78 jutaKm2.Tak bisa dipungkiri di tengah
potensi besarlautan justru kemiskinan banyak terletak
di pemukiman nelayan. Memang banyak faktor yangmenyebabkan kemiskinan nelayan baik
secaraalamiah, struktural, maupun kultural.
Di satu sisi masyarakat nelayan mempunyaikelemahan secara struktural. Kemampuan
modalyang lemah, manajemen rendah, kelembagaanyang lemah, di bawah cengkeraman tengkulak,dan
keterbatasan teknologi
nelayan yang mendiami pesisir lebih dari 22 persen dari seluruh penduduk Indonesia justru
berada di bawah garis kemiskinan dan selama ini menjadi golongan yang paling terpinggirkan karena
kebijakan dalam pembangunan yang lebih mengarah kepada daratan. Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2008, penduduk miskin di indonesia mencapai 34,96 juta jiwa dan 63,47 persen %
di antaranya adalah masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan. Di sisi lain pengelolaan
dan pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan dan pesisir selalu beriringan dengan kerusakan
lingkungan dan habitat seperti terumbu karang dan hutan mangrove, dan hampir semua eksosistim
pesisir Indonesia terancam kelestariannya.
Hal tersebut menimbulkan sebuah ironi yang sangat bagi kita semua karena bagaimana bisa,
sebuah negeri dengan kekayaan laut yang begitu melimpah malah tidak memberikan kesejahteraan bagi
para nelayan? Apa sebetulnya yang menjadi masalah? Tulisan berikut ini akan mencoba untuk
menguraikan permasalahan tersebut secara lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kondisi nelayan di Indonesia ?


2. Apakah penyebab banyaknya nelayan miskin di Indonesia ?
3. Apa langkah yang harus kita ambil dalam permasalahan kemiskinan di Indonesia ?

C. Tujuan Masalah

1. Agar kita mengetahui kondisi nelayan di Indonesia


2. Agar kita tau apa salah satu penyebab kemiskinan nelayan di Indonesia
3. Agar kita mengetahui apa yang harus kita lakukan agar tidak terjadi kemiskinan pada
nelayan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Nelayan di Indonesia

Nelayan yang ada di seluruh wilayah Indonesia sangatlah tidak sebanding dengan luasnya
lautan Negara, hal ini tidak mengherankan karena dua per tiga wilayah Indonesia adalah lautan yang
memiliki potensi perikanan terbesar di dunia. Secara keseluruhan jumlah nelayan di Indonesia
diperkirakan sebanyak 2,17 juta (hanya 0,87 persen dari jumlah tenaga kerja Indonesia).
Diantaranya ada sekitar 700.000 lebih nelayan yang berstatus bukan sebagai kepala rumah tangga.
Sebagian besar nelayan tinggal tersebar di 3.216 desa yang terkategori sebagai desa nelayan (yaitu
area yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan). Provinsi dengan jumlah nelayan
paling banyak di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur (mencapai lebih dari 334.000 nelayan), diikuti
Jawa Tengah (lebih dari 203.000 nelayan) dan Jawa Barat (sekitar 183.000 nelayan). Sulawesi
Selatan, Sumatera Utara, dan Aceh berturut-turut menjadi provinsi dengan jumlah nelayan
terbanyak ke-4, ke-5, dan ke-6 di Indonesia. Jumlah nelayan paling sedikit ditemui di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Maluku Utara.

Memahami angka tersebut menunjukkan bahwa luas lautan Indonesia tidaklah


sebanding denganjumlah nelayan yang ada saat ini. Dan bahkan, masih banyak masalah yang
tidak semua nelayan memahami seperti teknik penangkapan modern yang efektif dan efisien
serta tata cara penanganan ikan pasca penangkapan. Nelayan tidak paham bahwa penanganan ikan
segar merupakan salah satu mata rantai terpenting di dunia perikanan. Kecepatan pembusukan ikan
setelah penangkapan sangat dipengaruhi oleh teknik penangkapan, teknik penanganan, dan
penyimpanan di atas kapal. Hal ini sesuai dengan dengan apa yang disampaikan oleh Dr Herman
Maulana, ahli biokimia yang juga Ketua Lembaga Penelitian Tropical Agricultural Center, Bogor
dalam paparannya mengatakan bahwa Kadang-kadang, nelayan kita menggabungkan ikan yang
kotor berdarah-darah dengan yang bagus. Ini tidak boleh, mempercepat pembusukan yang lain,
produk perikanan punya sifat mudah rusak. Setelah mati, dan tubuh ikan sangat cepat mengalami
perubahan, baik fisik maupun kimia.

Menurut survei BPS (Badan Pusat Statistik) hasil sensus 2003-2013, jumlah nelayan
tradisional turun dari 1,6 juta menjadi 864 ribu rumah tangga. Sementara nelayan budidaya justru
naik, dari 985 ribu menjadi 1,2 juta rumah tangga.
B. Penyebab Kemiskinan Nelayan di Indonesia
Faktor yang boleh jadi merupakan penyebab dominan dari kemiskinan nelayan adalah
yang bersifat struktural, yakni kebijakan dan program pemerintah yang tidak kondusif bagi
kemajuan dan kesejahteraan nelayan. Mahal dan susah didapatkannya BBM, alat tangkap,
beras, dan perbekalan melaut lainnya bagi nelayan, terutama nelayan di luar Jawa, wilayah
perbatasan, dan pulau-pulau kecil terpencil, merupakan bukti nyata dari minimnya kepedulian
pemerintah kepada nelayan. Demikian juga halnya dengan sumber modal. Sampai saat ini
nelayan, terutama yang tradisional, masih sangat sulit atau tidak bisa mendapatkan pinjaman
kredit dari perbankan. Prasarana pendaratan ikan atau pelabuhan yang memenuhi persyaratan
santitasi dan higienis yang dilengkapi dengan industri hilir (pengolahan hasil perikanan) juga
masih terbatas bagi nelayan. Harga jual ikan yang sangat fluktuatif (tak menentu) juga belum
secara tuntas diatasi oleh pemerintah.

Faktor yang boleh jadi merupakan penyebab dominan dari kemiskinan nelayan adalah
yang bersifat struktural, yakni kebijakan dan program pemerintah yang tidak kondusif bagi
kemajuan dan kesejahteraan nelayan. Mahal dan susah didapatkannya BBM, alat tangkap,
beras, dan perbekalan melaut lainnya bagi nelayan, terutama nelayan di luar Jawa, wilayah
perbatasan, dan pulau-pulau kecil terpencil, merupakan bukti nyata dari minimnya kepedulian
pemerintah kepada nelayan. Demikian juga halnya dengan sumber modal. Sampai saat ini
nelayan, terutama yang tradisional, masih sangat sulit atau tidak bisa mendapatkan pinjaman
kredit dari perbankan. Prasarana pendaratan ikan atau pelabuhan yang memenuhi persyaratan
santitasi dan higienis yang dilengkapi dengan industri hilir (pengolahan hasil perikanan) juga
masih terbatas bagi nelayan. Harga jual ikan yang sangat fluktuatif (tak menentu) juga belum
secara tuntas diatasi oleh pemerintah.

Berbagai upaya dilakukan oleh nelayan untuk meningkatkan pendapatan. Celakanya,


upaya mereka untuk melepaskan diri dari kemiskinan itu justru sering menjebak mereka dalam
kemiskinan yang lebih dalam. Ini terjadi karena tidak adanya akses terhadap lembaga keuangan,
sehingga kebutuhan dana hanya bisa diperoleh melalui para pemilik modal, yang tidak lain
adalah para tengkulak. Akibatnya mereka tidak memiliki kebebasan lagi menjual ikan kepada
tengkulak yang diinginkan, sehingga hasil tangkapannya dibeli lebih rendah. Adanya kondisi
seperti itu, tidak ada cara lain untuk mengentaskan kemiskinan nelayan kecuali dengan uluran
tangan dari pihak luar. Untuk itu, langkah utama yang perlu dilakukan adalah mengurangi
ketergantungan terhadap tengkulak, sehingga nelayan dan pedagang ikan berada dalam posisi
yang seimbang. Karena itu, keberadaan suatu lembaga yang mampu menggantikan peran yang
selama ini dilakukan oleh tengkulak sangat diperlukan. Lembaga ini juga berfungsi menyalurkan
pinjaman untuk peningkatan teknologi kenelayanan. Selain itu, untuk meningkatkan pendapatan
buruh nelayan, maka perbaikan sistem bagi hasil perlu dilakukan.
C. Langkah Yang Harus Kita Ambil
Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik. Kebijakan sosial
merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat publik,
yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan masyarakat banyak termasuk
masalah nelayan beserta kemiskinannya. Menurut Bessant, Watts, Dalton dan Smith (2006:4)
dalam Suharto (2007, 10): in short, social policy refers to what governments do we they attempt
to improve the quality of peoples live by providing a range of income support, community
services and support programs. Artinya, secara singkat, kebijakan sosial menunjuk pada apa
yang dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
melalui pemberian beragam tunjangan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan, dan program-
program tunjangan sosial lainnya.

Kebijakan sosial adalah ketetapan yang didesain secara kolektif untuk mencegah
terjadinya masalah sosial (fungsi preventif), mengatasi masalah sosial (fungsi kuratif) dan
mempromosikan kesejahteraan (fungsi pengembangan) sebagai wujud kewajiban Negara (state
obligation) dalam memenuhi hak-hak sosial warganya (Edi Suharto, 2006, 2007).
Secara garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam tiga kategori, takni perundang-
undangan, program pelayanan sosial, dan system perpajakan (Midgley, 2005). Dimana kebijakan
social yang diterbitkan harus benar-benar menyentuh masyarakat miskin termasuk dalam focus
bahasan ini adalah kehidupan komunitas nelayan di Indonesia.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Nelayan yang ada di seluruh wilayah Indonesia sangatlah tidak sebanding
dengan luasnya lautan Negara, hal ini tidak mengherankan karena dua per tiga wilayah
Indonesia adalah lautan yang memiliki potensi perikanan terbesar di dunia. Dengan
demikian mengatasi kemiskinan nelayan sebaiknya harus diawali dengan adanya data
akurat statistic. Selanjutnya ditindak lanjuti mengenai apa penyebab dari kemiskinan
tersebut, apakah karena jeratan utang atau factor lain. Kemudian cara atau metode
untuk menanggulanginya lebih terfokus, pada nelayan-nelayan yang berada pada
subordinasi tokeh. Bagaimanapun juga bahwa penyebab kemiskinan tidaklah sama
disemua wilayah, bahkan ukurannya bias berbeda-beda atau tergantung kondisi
setempat. Sehingga formula pengentasan kemiskinan pun tidak bisa digeneralisir pada
semua wilayah atau semua sektor. Kemiskinan yang dialami nelayan tidak bisa
disamakan dengan ukuran kemiskinan buruh di perkotaan. Bahkan dalam satu
kabupaten yang sama belum tentu bisa diratakan ukurannya pada desa-desa pesisir
yang ada. Program pengetasan kemiskinan nelayan membutuhkan strategi khusus yang
mampu menjawab realitas yang terjadi hari ini.
b. Saran
Kepada teman-teman dan kaum pemikir agar kiranya dapat meniliti dan membahas
lebih lanjut mengenai Permasalahan yang menyebabkan tingkat kemiskinan Nelayan cukup
memprihatinkan dan tentunya solusi yang kira-kira bisa bermanfaat, guna menambah wawasan
kita dan memperkaya materi-materi sejenis serta sebagai sumbangsih kita terhadap bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rahmatullah.net/2010/05/menanggulangi-masalah-kemiskinan.html
https://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20170413104707-454-207236/sejahterakah-nelayan-kita/
https://ristekdikti.go.id/ikan-melimpah-di-laut-kemana-nelayan-kita/
http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/2017-08-26-04-36-53/manajemen/551-masalah-
kemiskinan-nelayan

Anda mungkin juga menyukai