Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Sweking Gandhi, MS
Di susun oleh:
JUNI KATRINA PURBA
CDA 118 030
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Agar kita mengetahui tentang Strategi Pengembangan Secara Biologi Melalui
Pemanfaatan Ikan Lokal untuk Pangan pada lahan gambut dan pasang surut
2. Kita mengetahui tentang Strategi Pengembangan Melalui Pemanfaatan Ikan
Introduksi pada lahan gambut
3. Mengetahui tentang introduksi Ikan Patin Siam, Lele, dan Nila dalam
Pemanfaatan Perairan Gambut
2
II. PEMBAHASAN
Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa
tumbuhan yang setengah membusuk, oleh sebab itu kandungan bahan organiknya
tinggi. Menurut Andriesse, gambut adalah tanah organik (organik soils), tetapi tidak
berarti bahwa tanah organik adalah tanah gambut. Sebagian petani menyebut tanah
gambut dengan istilah tanah hitam, karena warnanya hitam dan berbeda dengan jenis
tanah lainnya. Tanah gambut yang telah mengalami perombakan secara sempurna
sehingga bagian tumbuhan asilnya tidak dikenali lagi dan kandungan mineralnya
tinggi disebut tanah bergambut (muck, peaty muck, mucky).
2) Deposisi sedimen pantai dengan cepat membentuk dataran pantai yang luas
di pantai tilir Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya, yang ditutupi oleh
komunitas hutan mangrove
3
air segar menyebabkan terjadinya hutan gambut tropika atau danau berair
segar
4) Danau berair segar itu secara bertahap menampung BO yang dihasilkan oleh
tumbuhan, berkembang menjadi hutan gambut tropika yang dipengaruhi oleh
air gambut(ground water peat)sebagi gambut topogen.
Ikan-ikan lokal atau asli perairan lahan gambut memiliki nilai ekonomis penting
bagi masyarakat di sekitar lahan gambut berada. Khusus untuk wilayah Kalimantan
ikan-ikan perairan gambut dapat mengakibatkan terjadinya tingkat inflasi, karena
adanya lonjakan harga yang sangat tinggi yang terjadi pada musim-musim tertentu.
Diharapkan dengan adanya sentuhan teknologi budidaya dapat mengoptimalkan
potensi ikan lokal yang ada untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perikanan secara berkelanjutan. Dalam makalah ini akan diuraikan potensi yang
berkaitan dengan strategi pengembangan secara biologi yaitu dengan memanfaatkan
ikan-ikan lokal perairan gambut yang memiliki kemampuan beradaptasi secara
langsung di perairan tersebut. Potensi tersebut diharapkan akan mampu
mengembangkan perikanan dalam rangka optimalisasi perairan lahan gambut.
Ikan betok/papuyu tersebut merupakan ikan lokal air tawar yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi dan digemari oleh masyarakat terutama masyarakat Kalimantan
Tengah dan Selatan, tetapi sampai saat ini masih belum banyak dibudidayakan. Ikan
betok/papuyu memiliki harga jual yang cukup tinggi menurut Sukadi et al. (2011), di
Kalimantan Tengah ikan betok/papuyu memiliki harga Rp 60.000,-/kg. Oleh karena
ketersediaan di alam sudah semakin berkurang, serta potensi yang cukup besar
4
terhadap ikan tersebut maka perlu dilakukan usaha budidaya untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi lokal dari segi jumlah, kualitas, dan ukuran yang diinginkan
Ikan tambakan/biawan adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari
wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada awalnya berasal dari Indonesia
dan Thailand dan pada saat ini telah diintroduksi ke seluruh dunia. ikan
tambakan/biawan merupakan salah satu ikan yang mampu bertahan hidup dalam
kondisi yang minim oksigen dan pH rendah terutama pada perairan gambut. Untuk
kemampuan reproduksi ikan tambakan/biawan sangat tinggi . hasil penelitian yang
telah dicapai menunjukkan bahwa ikan tambakan/ biawan yang dipijahkan dengan
cara disuntik dengan hormon memiliki jumlah telur (fekunditas) yang lebih besar dari
yang alami.
5
C. Ikan Sepat Siam (Trichopodus pectoralis)
Sepat siam berkembang biak dengan cepat, dan kini merupakan ikan penting
yang mendominasi daerah perairan rawa. Hasil penangkapan di perairan umum yang
biasa dilakukan para petani ikan di sejumlah daerah, ternyata sepat siam mampu
mendominasi hingga 60% dari ikan rawa jenis lainnya. Berdasarkan habitat asalnya,
sepat siam merupakan ikan sungai dan rawa yang cocok sekali dipelihara di kolam-
kolam, sawah maupun perairan gambut dengan kondisi pH berkisar antara 4-9.
Ikan gabus adalah salah satu kelompok ikan yang sangat berperan penting
dalam kehidupan sehari-hari. Karena ikan tersebut merupakan sumber protein hewani
6
yang sangat tinggi, terutama sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah
albumin), dan luka, baik luka pasca operasi maupun luka bakar.
Ikan gabus/haruan mampu hidup pada kondisi minim oksigen, serta kondisi
perairan yang masam. Dalam kondisi kolam atau rawa yang sudah hampir kering,
ikan tersebut mampu untuk bertahan hidup. Untuk proses reproduksinya dengan cara
membuat sarang di antara tanaman-tanaman air dan meletakkan telur-telurnya pada
sarang tersebut. Umumnya satu ekor induk dapat menghasilkan 10.00015.000 butir.
2.4 Introduksi Ikan Patin Siam, Lele, dan Nila dalam Pemanfaatan Perairan
Gambut
7
pelaksanaan intoduksi dan berbagai dampaknya terhadap komunitas ikan asli perairan
di Indonesia.
Ikan patin siam cenderung lebih tahan terhadap kondisi oksigen terlarut yang
rendah dan pH yang asam bila dibandingkan dengan kerabat patin lainnya. Ikan patin
siam kadang-kadang masuk ke dalam rawa yang berdekatan dengan sungai besar.
Selain itu, ikan patin siam mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi terhadap amonia
dan buangan nitrogen lainnya. Instalasi budidaya ikan lahan gambut telah memulai
terlebih dahulu dalam melakukan pembesaran ikan patin siam.
Hal tersebut maka ikan patin siam sangat berpotensi untuk dikembangkan di
perairan gambut, selain itu, perlu adanya paket teknologi agar pembenihan ikan patin
siam juga dapat dilakukan di perairan gambut.
Ikan nila termasuk salah satu ikan introduksi yang telah berhasil
dibudidayakan di perairan gambut. Hasil yang telah dicapai adalah telah
didapatkannya kandidat ikan nila yang dapat dikembangkan di perairan gambut.
Kandidat nila tersebut adalah ikan nila BEST yang didatangkan dari Balai Penelitian
8
dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT) Bogor. Ikan tersebut memiliki
keunggulan pertumbuhan lebih tinggi 2,6 kali dengan tingkat sintasan 160% lebih
baik dari ikan nila lokal yang dikembangkan di daerah tersebut (Huwoyon et al.,
2010).
9
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sumber daya perairan merupakan karunia dari Allah, keberadaanya saat ini semakin
tergradasi akibat dari intervensi alam dan intervensi manusia. Pengelolaan sumber daya perairan
sebuah keharusan demi kepentingan jangka panjang. Semoga karunia itu tetap selalu ada dan bisa di
rasakan generasi yang akan datang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sukadi, M.F., Widiyati, A., Nugroho, E., Komarudin, O., Azwar, Z.I., Prihadi,
T.H., & Huwoyon, G.H. 2010. Analisis Komoditas Ikan Lokal Di Kalimantan
Tengah. Seminar Hasil Riset Tahun 2010. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar.
Bogor, 19 Hlm.
11