Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANALISIS JURNAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Sosiologi Perikanan’ yang diampu oleh Ibu Eka
Nur Jannah S.P.,M.Sc.

Kelompok 2 :

1. Faizatul Hanifah 2320801047


2. Amelia Hardianti 2320801050
3. Erlin Safinatun Najah 2320801070
4. Nur Aldi Saputra 2320801071
5. Muhammad Umar A.A. 2320801079
6. Anisa Faridhotun Nur.K. 2320801083

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Ketuhanan Dalam Islam” selesai
dengan tepat waktu.
Untuk itu pada kesempatan ini kami kelompok satu mengucapkan terimakasih kepada :
Ibu Eka Nur Jannah S.P.,M.Sc.

1. Selaku pengampu mata kuliah Sosiologi Perikanan Program Studi Akuakultur rombel
dua tahun ajaran 2023/2024.
2. Teman teman dari program studi akuakultur yang telah memberikan semangat, yang
tidak bisa kami ungkapkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih belum sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak dan semoga makalah ini
bermanfaat. Amin.

Magelang,04 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Proses Pertumbuhan Kelembagaan Sosial Masyarakat Pesisir...........................................2
B. Norma-norma Masyarakat daerah pesisir.............................................................................4
a) Karakteristik sosial nelayan................................................................................................4
b) Nilai- Nilai Sosial..................................................................................................................4
c) Norma norma sosial.............................................................................................................5
d) Kontrol sosial.......................................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9
LAMPIRAN...........................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu tempat yang paling berpengaruh dalam
membentuk individu yang berilmu dan berwawasan luas. Universitas Tidar adalah salah
satu lembaga pendidikan tinggi di Provinsi Jawa Tengah yang menyelenggarakan
pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Proses pertumbuhan kelembagaan sosial dan norma norma masyarakat berkaitan
erat dengan perkembangan struktur dan nilai yang membentuk suatu tatanan masyarakat,
perubahan ini berakar pada ekonomi, budaya, agama dalam suatu masyarakat.
Pertumbuhan kelembagaan sosial mengacu pada perubahan berbagai lembaga
sosial, seperti keluarga, agama, dan ekonomi, serta peran mereka dalam mengatur
interaksi sosial. Hal ini mencakup perubahan dalam norma-norma sosial, yaitu aturan-
aturan tidak tertulis yang mengatur perilaku individu dan kelompok dalam masyarakat.
Norma-norma ini dapat berubah seiring perkembangan waktu dan dan tuntutan sosial.
Faktor faktor yang mempengaruhi kelembagaan sosial mencakup faktor internal
dan faktor eksternal.Melalui pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kelembagaan
sosial dan norma-norma berkembang, kita dapat mengidentifikasi perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat dan bagaimana masyarakat beradaptasi dengan perubahan
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses pertumbuhan kelembagaan sosial masyarakat pesisir
2. Seperti apa dan apa saja norma-norma yang ada di masyarakat pesisir
C. Tujuan
Pembuatan makalah tentang analisis jurnal tentang proses pertumbuhan kelembagaan
sosial dan norma-norma masyarakat pesisir ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui banyak tentang pertumbuhan kelembagaan sosial masyarakat pesisir
2. Mengetahui norma-norma masyarakat di pesisir pantai

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Pertumbuhan Kelembagaan Sosial Masyarakat Pesisir

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan


masyarakat nelayan melalui penguatan kelembagaan koperasi nelayan yang
berkelanjutan. Responden dalam penelitian ini adalah nelayan di wilayah pesisir Kota
Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Manajemen koperasi dikelola apa
adanya, cenderung statis, tidak maksimal dilingkungan sumber daya yang melimpah.
Penguatan kelembagaan koperasi nelayan berkelanjutan merupakan langkah strategis
dalam mengurai lingkaran kemiskinan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pesisir Kota Semarang. Indonesia adalah negara maritim yang mempunyai luas laut
sekitar 70% dari total luas wilayah Indonesia. Masyarakat pesisirnya kebanyakan
masih hidup dalam kemiskinan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk
meningkatkan pemberdayaan masyarakat pesisir, salah satunya melalui hukum atau
kebijakan pemerintah yang mempertimbangkan budaya dan nilai-nilai yang dianut
masyarakat. Selama tiga dasawarsa terakhir pembangunan kelautan dan perikanan
selalu diposisikan sebagai sektor yang dipinggirkan dalam pembangunan ekonomi
nasional. Kondisi ini sangat ironis, mengingat bahwa hampir 70% wilayah Indonesia
merupakan lautan dengan potensi ekonomis yang sangat tinggi. Sehingga secara
ekonomis sangat logis bila pada masa yang akan datang pembangunan nasional
diarahkan pada bidang kelautan dan perikanan.

Masyarakat pesisir identik dengan individu yang hidup di area sekitar pantai
yang terkadang terlupakan oleh pembangunan sebab kebijakan pemerintah yang
hanya terfokus pada pembangunan wilayah pesisir. Selain itu, sebagian besar anggota
keluarga masyarakat pesisir termasuk anggota keluarga yang tidak produktif, terutama
dari segi ekonomi. Hal inilah yang menjadi penyebab banyaknya kemiskinan di
kehidupan nelayan. Penelitian ini memberikan model peningkatan kesejahteraan
masyarakat pesisir sebagai salah satu pengembangan dari program pengembangan
masyarakat pesisir yang kurang maksimal berjalan dan kurang menyentuh masyarakat
wilayah paling ujung. Kelembagaan merupakan satu konsep yang belum memperoleh
pengertian yang jelas. Sedangkan jika berhubungan dengan aspek keorganisasian
menunjukkan sesuatu yang lebih statis. Pada tahun 2001, program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir yang dilakukan pemerintah mengalami berbagai
penyempurnaan oleh pemerintah melalui pemberian masukan dan evaluasi dari
berbagai pihak, masyarakat, LSM maupun instansi-instansi yang terlibat langsung dan
tidak langsung. Koperasi adalah kepribadian yang merupakan ciri, sifat dan watak
koperasi yang membedakannya dengan lembaga ekonomi lain, dengan kata lain
koperasi dalam pemikiran, sikap dan tindakannya tidak sesuai dengan perumusan jati
diri tersebut maka dapat dikatakan bahwa koperasi yang bersangkutan telah

2
menyimpang atau kehilangan jati dirinya, sehingga jati diri koperasi meliputi tiga
bagian, yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan-pisahkan, yaitu definisi, nilai-nilai
dan prinsip-prinsip (Soedjono, 2002).

Dengan demikian, keseriusan dan ketulusan untuk berpihak kepada


kepentingan nelayan merupakan syarat mutlak untuk bisa meningkatkan kesejahteraan
dan kemandirian, sehingga dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang menjadi
lemahnya kelembagaan koperasi nelayan antara lain:
1. Belum adanya komitmen dari pihak terkait untuuk penguatan
kelembagaan koperasi nelayan,, khususnya tentang pengoperasian bagi
para pengurus dan anggota koperasi nelayan.
2. Belum adanya komitmen dari pihak teekait untuk memberikan
kesempatan sepeneuhnya pada koperasi nelayan untuk sepenuhnya
untuk mengelola program pemerintah secara mandiri. Program
pemerintah yang ada justru melemahkan kelembagaan koperasi
nelayan dengan indikasi semakin meningkatnya ketergantungan
koperasi nelayan kepada bantuan dana pemerintah.
3. Pengurus dan anggota koperasi nelayan belum mempunyai
penngetahhuan yang memadai tentang perkoperasian yang benar.
4. Rendahnya kesadaran nelayan terhadap pentingnya Pendidikan
sehingga menimbulkan perilaku yang negative dan kredibilitas yang
rendah.

Strategi penguatan kelembagaan Koperasi di wilayah pesisir Semarang, meliputi :


1. Optimalisasi peranan dan kinerja kelembagaan koperasi
2. Perluasan jaringan kelembagaan dan usaha keberadaan dan peranan koperasi
nelayan di w ilayah pesisir
3. Semarang memiliki potensi sebagai kekuatan dan peluang serta memiliki kendala
sebagai kelemahan dan ancaman, maka:

a. Kekuatannya meliputi tenaga kerja cukup tersedia, usia potensial, motivasi


untuk mendirikan koperasi serta dorongan pemenuhan kebutuhan modal
untuk menjalankan hidup.
b. Peluang, meliputi potensi sumber daya ikan yang masih tersedia,
kesempatan kerja di bidang perikanan, keberadaan perkumpulan
keagamaan, serta dukungan pemerintah.
c. Kelemahannya, meliputi rendahnya taraf pendidikan, rendahnya sumber
daya manusia, keterbatasan akses permodalan, keterbatasan akses
pemasaran, keterbatasan akses hubungan dengan pihak luar,
ketergantungan dengan rentenir, keterbatasan jiwa wirausaha, belum
maksimalnya peranan kelompok masyarakat pesisir serta keterbatasan
fasilitas penunjang.

3
d. Ancamannya, meliputi tidak ada daya tawar hasil ikan, harga ikan rendah,
harga BBM tinggi, pekerjaan yang menanggung resiko, cuaca dan musim
buruk, illegal fishing, manajemen keuangan keluarga, tdk ada diversifikasi
pekerjaan.

B. Norma-norma Masyarakat daerah pesisir

Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan sebagai makhluk individu seiring


perkembangannya kodrat manusia pun berubah menjadi makhluk sosial. Dalam
kehidupan sehari hari manusia memiliki watak selera dan keinginan sendiri sendiri
ketika keinginan dan kepentingan berbeda atau malah bertentangan akan
menimbulkan perpecahan. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama maka akan
menggamggu kesejahteraan masyarakat.
Dari hasil pembahasan pada jurnal dapat kita ketahui bahwa norma masyarakat
nelayan di Petuk Ketimpun dan Marang timbul dari mula adanya nilai sosial
masyarakat setempat.
a) Karakteristik sosial nelayan.
Nelayan bertempat tinggal di rumah berbentuk panggung dan dalam satu rumah dapat
dihuni oleh beberapa keluarga. Mata pencaharian nelayan terdiri dari mata
pencaharian utama dan mata pencaharian sampingan. Teknologi penangkapan ikan
masih sederhana dengan alat tangkap yang dibuat sendiri oleh nelayan, yang terbuat
dari bahan baku dari alam seperti kayu, bambu dan rotan. Nilai - nilai sosial yang
dimiliki oleh masyarakat nelayan merupakan nilai yang berasal dari budaya yang
dimiliki
b) Nilai- Nilai Sosial
Nilai - nilai sosial yang dimiliki oleh masyarakat nelayan merupakan nilai yang
berasal dari budaya yang dimiliki. Nilai – nilai sosial yang berhasil diungkap selama
penelitian antara lain :
1. Kekerabatan merupakan ikatan sosial yang utama.
Kekerabatan ada dua macam yaitu kekerabatan sempit yaitu dari keluarga inti, serta
kekerabatan luas. Kekerabatan luas meliputi satu desa, bahkan antar desa.
Kekerabatan mempengaruhi perilaku tolong menolong serta norma - norma
penguasaan teritorial perairan. Ikatan kekerabatan, mengakibatkan tidak terjadi
konflik antar nelayan baik antara nelayan satu desa,maupun antara nelayan Petuk
Ketimpun dan Marang. Mudiyono (1994) menyatakan bahwa kesatuan sosial pada
masyarakat Dayak terbentuk oleh faktor keturunan.
2. Penguasaan wilayah perairan untuk penangkapan ikan
Penguasaan wilayah perairan dilakukan oleh masyarakat nelayan untuk kepentingan
melindungi keberlanjutan mata pencaharian mereka. Penguasaan wilayah perairan
dilakukan oleh satu keluarga atau secara komunal oleh seluruh nelayan desa.
Penguasaan hanya terbatas untuk kepentingan penangkapan ikan saja.
4
3. Hidup menyatu dengan lingkungannya
Masyarakat Dayak menganggap hidupnya merupakan bagian dari alam itu
sendiri,sehingga lingkungan sekitarnya harus dipelihara dan dihormati (Florus 1994).
4. Hidup sederhana.
Prinsip hidup sederhana mempengaruhi pola masyarakat dalam menangkap ikan.
Mereka menangkap ikan secukupnya, yaitu hanya 4jam per hari. Akibatnya
sumberdaya ikan tidak terkuras.
5. Sikap saling tolong menolong
Kebersamaan yang tinggi dilandasi olehadanya ikatan kekerabatan dalam satu desa.
Sikap tolong menolong dilakukan pada saat memasang alat tangkap, menjaga alat
tangkap nelayan lain yang ditinggal di perairan, saling memberi hasil tangkapan
(untuk keperluan konsumsi).
6. Kesetaraan gender dalam bekerja
Tingkat keterlibatan perempuan dalam bekerja pada umumnya sangat tinggi.
Perempuan dan laki laki terlibat Bersama dalam menangkap ikan, membuat alat
tangkap. Kterlibatan perempuan dalam menangkap ikan juga terjadi di perikanan
dataran banjir di Asia Tenggara lainnya (Kusakabe 2003).
Tindakan masyarakat nelayan di Petuk Ketimpun dan Marang yang mendukung
keberlanjutan sumberdaya ikan antara lain :
1. Menangkap ikan secukupnya dengan membatasi waktu penangkapan ikan sekitar
4jam per hari.
2. Membatasi akses orang luar desa untuk menangkap ikan.
3. Mengembalikan benih ikan yang tertangkap ke perairan, terutama pada alat tangkap
selambau dan jebakan.
4. Menjaga perairan dari penggunaan alat tangkap racun, listrik, dan rempak.
5. Mencegah hutan di dataran banjir daripenebangan oleh masyarakat luar desa.

c) Norma norma sosial


Norma – norma pemanfaatan sumberdaya ikan dan ekosistem di dataran banjir yang
dimiliki oleh masyarakat nelayan di Petuk Ketimpun dan Marang yang dapat
diungkap selama penelitian sebagai berikut :
1. Perairan dataran banjir di desa, merupakan tempat penangkapan ikan hanya untuk
nelayan desa tersebut. Orang luar dapat menangkap ikan di desa tersebut,
apabilamelakukan ikatan kekerabatan dengan cara perkawinan.
2. Penguasaan danau atau anak sungai oleh suatu keluarga diwariskan berdasarkan
keluarga.

5
3. Orang luar desa tidak boleh menangkap ikan di sungai Rungan sekitar desa. Norma
ini di Petuk Ketimpun tidak ada.
4. Masyarakat luar desa dapat menggunakan wilayah perairan untuk rekreasi
memancing.kecuali di Petuk ketimpun ada larangan rekreasi memancing di rawa
terbuka pada musim air surut.
5. Apabila ada nelayan yang telah menempatkan alat tangkap selambau di suatu anak
sungai, maka nelayan lain tidak boleh menangkap ikan di anak sungai tersebut.
Ketentuan ini berlaku hingga nelayan atau keluarga pemilik selambau tidak
menggunakan anak sungai itu lagi.
6. Nelayan tidak menempatkan alat tangkap di dekat wilayah yang sudah dipasang
alat tangkap nelayan lain.
7. Tiap nelayan memiliki penguasaan wilayah pinggir sungai depan rumah masing-
masing, untuk menempatkan karamba.
8. Tidak menggunakan jaring rempak di seluruh perairan. (di Marang larangan ini
hanya diperuntukkan di danau Marang dan bajawak).
9. Tidak menangkap ikan dengan racun dan listrik.
10. Hutan rawa di wilayah h desa hanya boleh dieksploitasi oleh masyarakat desa itu.
Terdapat aturan formal yang dibuat Pemerintah Kota Palangka Raya yang mengatur
penangkapan ikan yaitu :
1. Larangan menangkap ikan dengan racun dan listrik (Perda Kota Palangka Raya).
2. Penggunaan jaring insang dengan mata jaring minimal 2,5 inci (Himbauan subdinas
Perikanan). Sekitar 90% nelayan Petuk Ketimpun mengetahui adanya aturan perda
tersebut, sedangkan nelayan Marang sekitar 63,33%. Aturan Perda tersebut dapat
diterima dengan baik oleh nelayan, karena sesuai dengan norma yang dimiliki
nelayan. Aturan dalam bentuk himbauan dari Subdinas Perikanan untuk pembatasan
mata jaring belum efektif dan belum diketahui oleh nelayan.
d) Kontrol sosial
Kontrol sosial atas pelanggaran normanorma yang dimiliki masyarakat
nelayan dilakukan oleh masyarakat nelayan sendiri. Kontrol sosial dilakukan dengan
bekerjasama dengan aparat Kelurahan dan kepolisian, terutama pada kasus
penangkapan ikan dengan listrik dan racun. Kasus pelanggaran penangkapan ikan
dengan listrik dan racun dilakukan oleh sebagian kecil nelayan dan orang luar desa.
Apabila yang melanggar berasal dari masyarakat nelayan sendiri, maka nelayan lain
akan menegor atau menginformasikan ke nelayan lain. Tidak ada sanksi dari
pelanggaran tersebut. Mereka yang melanggar norma-norma akan dijauhi dalam
pergaulan masyarakat. Namun apabila pelanggaran dilakukan oleh orang luar desa,
kasus tersebut dilaporkan ke pihak Kelurahan.
Kontrol sosial yang kuat terjadi di wilayah yang dikuasai oleh keluarga
nelayan, rawa terbuka yang merupakan tempat penangkapan ikan utama, dan sungai

6
di depan pemukiman nelayan. Kontrol sosial lemah terjadi atas pelanggaran yang
dilakukan di wilayah perairan yang hanya sedikit nelayan, seperti di perairan yang
jauh dari pemukiman. Lemahnya kontrol diwilayah tersebut karena :
(1) nelayan tidak memanfaatkan perairan tersebut,
(2) frekuensi kehadiran nelayan rendah, sehingga pelanggaran sering kali tidak
diketahui
(3) nelayan tidak merasa dirugikan, karena pelanggaran tidak di tempat
penangkapan ikan utama.
Faktor sosial yang terutama berpengaruh terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan di
dataran banjir sungai Rungan adalah penangkapan ikan dan kegiatan eksploitasi hutan
rawa. Masyarakat nelayan di Petuk Ketimpun dan Marang mewarisi nilai nilai social
yang arif untuk memelihara keberlanjutan sumberdaya ikan dan ekosistem dataran
banjir. Tindakan tindakan yang arif dalam memanfaatkan sumberdaya ikan, penerapan
norma – norma dan kontrol sosial dapat menghambat laju penurunan sumberdaya
ikan. Dengan interaksi budaya kota, maka nilai dan norma yang dimiliki masyarakat
nelayan dapat melemah. Untuk mengatasi itu diperlukan penguatan kelembagaan
masyarakat nelayan dan adopsi norma – norma yang positif ke dalam aturan formal
Pemerintah Kota

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kesimpulan jurnal tentang pertumbuhan kelembagaan sosial masyarakat
Pesisir dari jurnal yang berjudul “Model Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Pesisir
melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan
Berkelanjutan”.

Untuk mengatasi permasalahan pembagunan kelembagaan sosial


masyarakat pesisir yang kurang merata, maka diperlukan perhatian khusus
yaitu sistem penyempurnaan oleh pemerintah melalui pemberian masukan
dan evaluasi dari berbagai pihak, masyarakat, LSM maupun instansi-
instansi yang terlibat langsung dan tidak langsung serta dengan
mengoptimalisasi strategi penguatan kelembagaan koperasi. Jika ada
lembaga seperti koperasi yang membawahi dan mengatur anggota agar
lebih terorganisir dan stabil kegiatan perekonomian anngotanya yaitu para
nelayan itu sendiri.

2. Kesimpulan jurnal tentang norma-norma masyarakat yang berjudul “Nilai


dan Norma Sosial pada Masyarakat Nelayan untuk Memelihara
Keberlanjutan Sumberdaya Ikan di Dataran Banjir Sungai Rungan,
Palangka Raya”

Tindakan arif untuk memelihara keberlanjutan sumberdaya ikan


dihasilkan dari nilai-nilai sosial yang dimiliki masyarakat nelayan di Petuk
Ketimpun dan Marang yang mana mereka memiliki norma untuk
memelihara keberlanjutan sumberdaya ikan. Untuk mengatasi pelanggaran
norma-norma tersebut dengan diberlakukannya kontrol sosial oleh nelayan
yang bekerjasama dengan aparat kepolisian dan kelurahan

B. Saran

1. Bagi pembaca, hasil analisis jurnal tentang proses pertumbuhan


kelembagaan sosial dan norma-norma masyarakat pesisir seharusnya

8
mejadi lebih tahu tentang bagaimana pertumbuhan kelembagaan sosial dan
norma-norma yang berlaku di masyarakat daerah pesisir.

DAFTAR PUSTAKA

Indarti, Iin.. “Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis.Jepara”.Vol. 12 No. 1 Maret 2015.
Sulistiyarto, Bambang.2012.Nilai dan Norma Sosial pada Masyarakat Nelayan untuk
Memelihara Keberlanjutan Sumberdaya Ikan di Dataran Banjir Sungai Rungan, Palangka
Raya. Jurnal Ilmu Hewan Tropika Vol 1. No.1 Juni 2012.
Soekanto, Soerjono., Budi Sulistyowati. 1982. “Sosiologi Suatu Pengantar”. Rajawali: Jakarta.

9
LAMPIRAN
Tim Penyusun :
1. Faizatul Hanifah bertugas menncari jurnal tentang proses pertumbuhan kelembagaan
masyarakat pesisir, Menyusun materi di ppt dan makalah.
2. Amelia Hardianti bertugas menganalisis jurnal tentang proses pertumbuhan
kelembagaan sosial masyaraka pesisir.
3. Anisa Faridhotun N.K bertugas Menyusun materi di ppt untuk presentasi dan
menganalisis jurnal tentang proses pertumbuhan kelmbagaan sosial masyarakat
pesisir.
4. Nur Akdi Saputra bertugas mencari jurnal tenntang norma masyarakat pesisir,
Menyusun materi di ppt dan makalah.
5. Muhammad Umar A.A bertugas memberikan masukan penyusunan kalimat di
makalah dan menganalisis jurnal tentang proses pertumbuhan kelembagaan sosial
masyarakat pesisir.
6. Erlin Safinatun Najah bertugas menganalisis jurnal tentang norma masyarakat pesisir.

Dokumentasi kegiatan saat mengerjakan tugas

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai