Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

POTENSI SUMBERDAYA LAUT DAN PERAN MASYARAKAT NELAYAN


DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DI WILAYAH DESA PESISIR
KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Disusun sebagai salah satu persyaratan guna memenuhi tugas dan ujian akhir
semester untuk mata kuliah Metode Ilmiah

Oleh:
ABDUL LATIF
NIM: 2206056017

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul” POTENSI SUMBERDAYA LAUT DAN
PERAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DI
WILAYAH DESA PESISIR KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR”
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas untuk mata kuliah
METODE ILMIAH.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan


hati mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
Metode Ilmiah. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan
Proposal ini.

Penulis juga menyadiri bahwa penyusunan Proposal ini masih banyak


kekurangan baik dari segi sistematika penyusunan maupun segi sistematika
penguraiannya karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis.
Maka dari itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun, penulis sangat
mengharapkan guna lebih sempurna Proposal ini.

SAMARINDA, 2 APRIL 2023

ABDUL LATIF
Nim:2206056017

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
C. TUJUAN PENELITIAN...............................................................................2
D. MANFAAT PENELITIAN............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. DASAR TEORI...........................................................................................3
B. DESKRIPSI WILAYAH KOTA BONTANG..................................................3
C. KARAKTERISTIK RESPONDEN...............................................................4
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................8
A. WAKTU DAN PENENTUAN LOKASI PENELITIAN...................................8
B. POPULASI DAN PENENTUAN SAMPEL..................................................8
C. JENIS DAN CARA PENGUMPULAN DATA...............................................8
D. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA......................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kota Bontang......................................................................................3


Gambar 2. Kisah Nelayan Tertua Kedonganan..........................................................4
Gambar 3. Atasi Pendidikan Nelayan...........................................................................5
Gambar 4. 50 KK Nelayan di Bontang (Tribunkaltim.co)...........................................6
Gambar 5. 40 Tahun Pengalamannya sebagai Nelayan...........................................6

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan...............................5

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Luas wilayah Kota Bontang yang mencapai 497.57 Km² . didominasi oleh
kawasan pesisir Kota Bontang ini. telah memanfaatkan potensi sumberdaya
perikanan dan kelautan untuk keberlangsungan hidupnya. Penghidupan utama
masyarakat pesisir di Kota Bontang adalah berbasis penangkapan ikan,
budidaya ikan, sektor pariwisata dan lain sebagainya. Kegiatan ini telah
dilakukan secara turun temurun.(Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota
Bontang, 2015).

Kota Bontang dengan visinya sebagai Kota Maritim Berkebudayaan Industri


yang Berwawasan Lingkungan dan Mensejahterakan Masyarakat, dihadapkan
pada permasalahan implementasi UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Hal ini sebagaimana terjadi di seluruh kabupaten/kota
pesisir, dimana penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kelautan dibagi
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi, sedangkan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tidak diberikan kewenangan apa pun terkait
pengelolaan kelautan. Akibatnya, pengelolaan pesisir yang tidak terintegrasi ini
berdampak pada keberlanjutan wilayah pesisir Kota Bontang yang menjadi visi
pembangunannya.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012


tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial dijelaskan dalam pasal 1 bahwa
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan
berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,
dan perlindungan sosial. Selanjutnya, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.

Kesejahteraan masyarakat berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan


ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah dapat dilihat dari tingkat

1
pendapatan masyarakatnya. Dalam hal ini berkaitan erat dengan kegiatan
perekonomian yang dilakukan masyarakatnya. Dalam lingkup masyarakat pesisir
kegiatan perekonomiannya tidak terlepas dari pemanfaatan sumber daya laut.
Kebanyakan dari masyarakat yang hidup di daerah pesisir pantai mata
pencahariannya sebagai nelayan yang menggantungkan hidupnya dalam sektor
perikanan.

B. RUMUSAN MASALAH

(1) Apa saja tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan potensi


sumberdaya kelautan di wilayah pesisir?
(2) Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah
pesisir melalui pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan?
(3) Apa saja langkah konkret yang dapat diambil oleh pemerintah dan
masyarakat dalam memaksimalkan potensi sumberdaya kelautan untuk
peningkatan kesejahteraan di wilayah pesisir?

C. TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui potensi sumberdaya kelautan yang ada di wilayah pesisir, serta


mengevaluasi peran masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan
dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah dan
masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya kelautan yang efektif dan
berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain itu,
hasil penelitian ini juga dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya dalam
bidang ilmu kelautan.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DASAR TEORI

Potensi sumberdaya pesisir dan laut jika dimanfaatkan secara optimal dapat
mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir,
terutama nelayan tradisional, pada kenyataannya termasuk pada masyarakat
miskin dan tertinggal diantara kelompok masyarakat lainnya. Pada umumnya di
daerah-daerah nelayan, kaum istri ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan produktif,
terutama yang berkaitan dengan kegitaan perikanan dan pengolahannya. Hal ini
didukung oleh hasil studi yang dilakukan oleh Rizal (1985), memperlihatkan
bahwa cukup banyak keterlibatan perempuan Bira, Sulawesi Selatan, sebagai
penanggung jawab rumah tangga dalam aktivitas mencari nafkah dan bekerja
keras ketika suami mereka berlayar. Disadari atau tidak keterlibatan istri ikut
membantu dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga, namun masih
kurang mendapat pengakuan bahwa istri cukup berperan besar baik di dalam
rumah maupun diluar rumah. Dengan demikian, sudah saatnya keluarga
memanfaatkan potensi yang ada dalam keluarga dan mengelola sumberdaya
yang dimiliki dalam tatanan manajemen sumberdaya keluarga yang terencana
dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis
manajemen sumber daya keluarga yang dilakukan pada masyarakat nelayan
berdasarkan pembagian peran antara suami dan istri.

B. DESKRIPSI WILAYAH KOTA BONTANG

Gambar 1. Peta Kota Bontang

3
Kota Bontang memiliki sumberdaya perikanan yang potensial karena Kota
Bontang berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Kondisi geografis
tersebutlah yang menyebabkan masyarakatnya yang terkonsenterasi untuk
tinggal di sepanjang pinggir laut berprofesi sebagai nelayan dan pembudidaya.
Usaha penangkapan ikan di laut merupakan usaha perikanan yang paling
dominan dilakukan oleh masyarakat di daerah tersebut, selain itu juga tidak
sedikit yang melakukan pembudidaya ikan maupun rumput laut hal tersebut
dikarenakan selain luas areal usaha yang tidak terbatas juga karena jenis hasil
tangkapan yang relatif beragam jumlahnya. Potensi perikanan di Kota Bontang
sangat baik, karena masih tersedianya sumberdaya pendukung perikanan. Hutan
mangrove yang dimiliki memiliki luas sebesar 1.115,5 ha, gosong pulau seluas
940 ha, luas padang lamun 741 ha, dan luas keseluuhan terumbu karang yang
dimiliki 6.454 ha, serta area marikultur ikan dan rumput laut seluas 423 ha.
Produksi perikanan tangkap sebanyak 15.761 ton dan perikanan budidaya
tambak sebesar 15,2 ton, budidaya karamba sebesar 40,25, budidaya rumput
laut sebesar 14.616,9 ton, dan budidaya kolam sebesar 38,2 ton.

C. KARAKTERISTIK RESPONDEN

a) Umur Nelayan

Gambar 2. Kisah Nelayan Tertua Kedonganan

Faktor umur nelayan sangat berhubungan dengan kemampuan nelayan baik


secara fisik maupun mental. Umur nelayan relatif muda menunjukkan kemampua
n secara fisik lebih kuat dan energik, akan tetapi secara emosional atau psikis m

4
asih belum stabil. Umur nelayan berkisar dari 28–63 tahun, dengan rincian 30% b
erumur 28– 39 tahun, 20% berumur 40-51 tahun, dan 50% berumur 52–63 tahun.

b) Tingkat Pendidikan Nelayan

Gambar 3. Atasi Pendidikan Nelayan

Aspek pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan. Masalah pendidikan ti


daklah dapat dipisahkan dari masalah kehidupan, baik dalam kehidupan keluarg
a, maupun dalam kehidupan bangsa dan Negara. Tingkat kemajuan seseorang a
tau suatu bangsa, sebagian besar ditentukan oleh aspek pendidikan. Pendidikan
yang dimaksudkan pada penelitian meliputi pendidikan formal dan non formal. Be
rdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh nelayan sudah pernah mene
mpuh pendidikan formal, mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Ting
gi.

Tabel 1. Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persentase%


1 Sekolah Dasar atau 22 73,33
sederajat
2 Sekolah Menengah Pertama 6 20,00
atau sederajat
3 Sekolah Menengah Atas atau 1 3,33
sederajat
4 Sarjana 1 3,33
Jumlah 30 100,00

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

5
c) Jumlah Tanggungan Nelayan

Gambar 4. 50 KK Nelayan di Bontang (Tribunkaltim.co)

Tanggungan keluarga adalah sejumlah orang yang menjadi beban


tanggungan keluarga tersebut. Tanggungan keluarga adalah isteri, anak, atau
lainnya yang tinggal dalam satu rumah. Besar kecilnya jumlah tanggungan
keluarga dapat berpengaruh bagi penghidupan rumah tangga tersebut. Jumlah
tanggungan yang banyak dapat dijadikan potensi bagi keluarga, terutama dalam
penyiapan tenaga kerja keluarga. Dari sisi lain, ini menjadi beban ekonomi bagi
keluarga, karena harus mencukupi kebutuhan hidupnya. Jumlah tanggungan
keluarga 2 – 10 orang. Tanggungan keluarga terbesar 2 – 4 orang sebanyak
83,33%; 5 –7 orang 13,33%; dan 8 – 10 orang 3,33%.

d) Pengalaman menjadi nelayan

Gambar 5. 40 Tahun Pengalamannya sebagai Nelayan

6
Pengalaman sebagai nelayan merupakan aspek yang penting dalam
kegiatan usaha tani. Pengalaman dapat dijadikan satu diantara modal usaha.
Kemampuan seseorang umumnya berhubungan erat dengan pengalaman yang
dimiliki. Dari hasil penelitian diperoleh pengalaman sebagai nelayan cukup
bervariasi, mulai 5 tahun sampai 40 tahun. Pengalaman nelayan antara 5 – 16
tahun sebanyak 26,67%, antara 17 – 28 tahun sebanyak 33,33%, dan antara 29-
40 tahun sebanyak 40%. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai nelayan
sudah menjadi pekerjaan utama.

7
BAB III METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN PENENTUAN LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni-Juli 2002 di daerah Pesisir Desa
Kota Bontang , Kecamatan Bontang Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Penentuan lokasi ditingkat kecamatan dilakukan dengan metode purposive yaitu
penentuan berdasarkan tujuan atau alasan tertentu (Singarimbun, 1989) yaitu
berdasarkan potensi perikanan yang tinggi dan jumlah keluarga yang melakukan
kegiatan dibidang perikanan. Adapun penentuan lokasi di tingkat desa
berdasarkan potensi perikanan tangkap dan jumlah nelayan serta penyebaran
penduduknya.

B. POPULASI DAN PENENTUAN SAMPEL

Populasi keluarga nelayan di lokasi penelitian adalah sebanyak 167 keluarga


(Monografi Desa, 2000). Untuk penelitian ini diambil keluarga nelayan yang terdiri
dari pasangan suami istri yang memiliki minimal satu orang anak berumur 12
tahun. Batas minimal umur anak ini ditentukan karena berhubungan dengan
espektasi keluarga terhadap pendidikan anak. Berdasarkan kriteria tersebut
terdapat populasi sebanyak 153 keluarga nelayan, kemudian dilakukan
penarikan sampel secara acak sederhana sebanyak 60 keluarga nelayan dan
yang menjadi contoh dalam penelitian ini adalah suami dan istri.

C. JENIS DAN CARA PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang diperoleh dari
wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) dan
wawancara mendalam (indepth interview) dengan tiga keluarga contoh serta
observasi peran pada kegiatan sehari-hari suami dan istri untuk data yang
berkaitan dengan pembagian kerja dan curahan waktu. Data sekunder diperoleh
melalui dokumentasi dan kepustakaan dari publikasi atau laporan instansi terkait
seperti Dinas Perikanan Kota Bontang dan Propinsi Kalimantan Timur, Kantor
Kecamatan, Monografi Desa dan lain - lain.

8
D. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskiptif


berbasis tabulasi dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data
dilakukan dengan proses cleaning, coding, editing, data entry dan disajikan
dalam bentuk deskripsi, tabulasi serta inferensia data kuantitatif atau statistik.
Hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan persepsi dan tugas
berdasarkan gender dianalisis secara kuantitatif dengan pendekatan statistik uji
Chi Square. Perbedaan pengambilan keputusan berdasarkan kontribusi
pendapatan istri akan diuji dengan anova, sedangkan korelasi antara
pengambilan keputusan, pembagian kerja, curahan waktu suami, curahan waktu
istri dan tingkat kepuasan dianalisis dengan korelasi Spearman.

9
DAFTAR PUSTAKA

Haqiqiansyah, G., Fidhiani, D. D., & Sulistianto, E. (2020). Analisis kinerja


kelompok tani nelayan di pesisir Kota Bontang. Lambung Mangkurat
University Press.
Saleha, Q., Hartoyo, H., & Hastuti, D. (2008). Manajemen sumberdaya keluarga:
suatu analisis gender dalam kehidupan keluarga nelayan di Pesisir
Bontang Kuala, Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Keluarga &
Konsumen, 1(2), 118-130.
Sugiharto, E. (2014). STUDI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
NELAYAN BERDASARKAN INDIKATOR TIPOLOGI DESA DI
BONTANG KUALA KECAMATAN BONTANG UTARA. Jurnal
Pembangunan Perikanan dan Agribisnis, 1(1), 9-29.

10

Anda mungkin juga menyukai