oleh,
……………….
…………………………
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul : “Strategi Pembangunan Desa
Wisata Cibanten Melalui Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Cibanten
Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran”. Laporan penelitian ini
merupakan salah satu syarat mengikuti Ujian Proposal pada Program Studi
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh
Ciamis.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang selalu setia
membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan selanjutnya, semoga proposal penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Ciamis, Juni 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Indikator Permasalahan.......................................................................... 5
C. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
D. Tujuan Masalah...................................................................................... 5
E. Daftar Pertanyaan................................................................................... 5
F. Kajian Teori........................................................................................... 5
H. Metode Penelitian.................................................................................. 11
J. Pembahasan............................................................................................ 14
c. Hasil Penelitian................................................................................ 16
K. Simpulan................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 32
ii
A. Latar Belakang
ekonomi dunia. Pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru yang mampu
pendapatan, taraf hidup dan mengaktifkan sektor produksi lain dari negara wisata
(Wahab, 1989 : 5). Seperti halnya pariwisata di Indonesia merupakan salah satu
terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan
dan global.
Selain itu Indonesia juga dikenal dengan berbagai ragam budaya yang masih
sangat kental yang menjadi warisan leluhur terdahulu secara turun temurun. Hal
1
2
dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada
daerahnya masing-masing sesuai dengan potensi dan kekayaan yang dimiliki oleh
daerah tersebut. Jadi dalam hal ini, pemerintah daerah mempunyai kewenangan
untuk mengatur rumah tangganya sendiri sesuai dengan kondisi adat dan budaya
Tahun 2014 yang disebutkan dalam salah satu pasalnya : “Dalam pasal 78 ayat 1-
merupakan hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri
Menengah Desa (RPJM Desa) Dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)
bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
(DTWK) adalah Kawasan Strategis yang berada dalam geografis satu atau lebih
pariwisata secara terbatas serta aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling
dibatasi untuk lebih diarahkan kepada upaya pelestarian budaya dan lingkungan
hidup.
Desa Wisata Cibanten diresmikan pada tahun 2012 oleh Camat H.M. Iwan
Djuanda. Desa Cibanten adalah salah satu desa yang terletak di wilayah
Tasikmalaya. Potensi wisata yang dimiliki desa cibanten adalah Body Rafting
Muara Jaya Cibodas dan Body Rafting Curug Taringgul. Jika dilihat pada tabel
5
diatas pada tahun 2018 dapat dilihat jumlah pengunjung mencapai 4.044.204
domestik.
B. Indikator Permasalahan
Cibanten masih belum optimal, hal ini dapat dilihat dari indikator permasalahan
sebagai berikut :
2) Potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Cibanten belum terinpentarisir secara
C. Rumusan Masalah
6
D. Tujuan masalah
Pangandaran”.
E. Daftar Pertanyaan
1) Trilogi pembangunan
Cibanten
Cibanten?
F. Kajian Teori
Desa wisata dilihat sebagai bentuk industri pariwisata yang berupa kegiatan
Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Suatu
desa wisata memiliki daya tarik yang khas (dapat berupa keunikan fisik
lingkungan alam perdesaan, maupun kehidupan sosial budaya
8
masyarakatnya) yang dikemas secara alami dan menarik sehingga daya tarik
perdesaan dapat menggerakkan kunjungan wisatawan ke desa tersebut
bahwa desa wisata merupakan suatu wilayah yang menjadi obyek wisata dimana
area tersebut memiliki ciri khas contohnya seperti keasrian dan keindahan
alamnya, seni budaya dan kebiasaan masyarakat sehari-hari yang mana para
tersebut.
kepada masyarakat”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat kita lihat bahwa pemberdayaan
perbaikan kehidupannya.
c. Pengertian Strategi
Secara Etimologi, Strategi berawal dari turunan kata dalam Bahasa Yunani
yaitu Strategis, yang berarti ‘Komandan Militer’ pada zaman demokrasi Athena.
Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi
tersebut”.
Menurut Peter Wright, et.all (dalam Mulyadi dan Jhoni Setyawan 2001 :
Pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui
misi. Lebih jauh dijelaskan , bahwa ada berbagai tipe strategi yang dapat
dirumuskan : (1). Grand strategy yaitu usaha secara terus menerus dan
terkoordinasi untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi, (2). Generic
strategy yaitu usaha untuk mewujudkan biaya total terendah (low cost) atau
diferensiasi luas (broad differentiation) dengan fokus pasar luas atau sempit,
dan (3). Value based strategy yaitu usaha untuk mengarahkan manajer agar
bertanggung jawab atas : (1). Memberikan value terbaik untuk pemenuhan
kebutuhan customer, dan (2). Penciptaan sistem strategic untuk secara
berkelanjutan melakukan improvement terhadap value tersebut dan untuk
menunaikan kewajiban organisasi.
1) Trilogi pembangunan
H. Metode Penelitian
1) Observasi
2) Wawancara
pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam”.
Tabel 1
Karakteristik Informan
12
No
Jenis Kelamin Jumlah
.
1. Laki-laki 3
2. Perempuan 0
Jumlah 3
Sumber : Data Penelitian, 2020
Tabel 2
Karakteristik Informan
Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah
1 21-30 -
2 31-40 1
3 41-50 1
4 51-59 1
Jumlah 3
Sumber : Data Penelitian Tahun 2020.
tahun. Usia informan dari 31-40 tahun sebanyak 1 orang, usia informan dari 41-50
tahun sebanyak 3 orang dan usia informan dari 51-59 tahun sebanyak 1 orang.
tingkat pendidikan formal yang telah ditempuh oleh informan. Lebih rinci akan
Tabel 3
Karakteristik Informan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 SMP 1
2 SMA 1
3 Sarjana 1
Jumlah 4
Sumber : Data Penelitian Tahun 2020.
banyak informan yang telah menempuh pendidikan Sarjana sebanyak 1 orang, dan
informan dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 1 orang, dan tingat SMP
sebanyak 1 orang.
J. Pembahasan
dengan luas wilayah Desa 1.641.468 hektar. Kepadatan penduduk sudah mencapai
2.842 jiwa penduduk tetap, jumlah pemilih terdaftar 2.323 orang pada tahun 2015.
Namun dari keluasan wilayah yang begitu potensial saat ini masih banyak sumber
daya alam yang berpotensi belum digali saat ini. Letak Geografis Desa Cibanten
buruh tani, dan berternak (sapi, kambing, ayam, itik), Perikanan, bangunan, buruh
bangunan serta berdagang dan lainnya. Mengingat keadaan wilayah desa Cibanten
persawahan.
menanam Padi dengan menggunakan cara yang sederhana dan konvensional dan
14
hasil panen belum seutuhnya menemukan harga yang sebanding dengan pekerjaan
tanaman Padi dan serangan hama wereng, ingser, sundep, tikus, banjir, dan lain-
lain dan juga pada saat panen raya, sering turun drastis sementara harga tingga
kadang-kadang tidak mampu bertahan lama sehingga banyak yang belum sempat
sekitar 40 menit. Jalan raya sebagian sudah bagus karena telah diperbaiki di tahun
2014 sedangkan jalan lingkungan desa kebanyakan masih rusak dan jalan tanah
walaupun di beberapa tempat sudah ada yang telah dibangun rabat beton namun
belum mampu untuk menjangkau dari seluruh wilayah desa sehingga masyarakat
tidak kesulitan lagi dalam mengangkut hasil pertanian. Jarak tempuh ke ibu kota
Gambar 1
Struktur Organisasi Desa Cibanten
1) PERANGKAT DESA
2) UNSUR KEWILAYAHAN :
a. Kepala Dusun Cibanten : JAHIDIN
b. Kepala Dusun Cibodas : NURHOLIS
c. Kepala Dusun Cicurug : SAMSUDIN
d. Kepala Dusun Cilubang : RAHMAT HIDAYAT
e. Kepala Dusun Cisagu : DEDE NURJAMAN
c. Hasil Penelitian
Untuk lebih jelasnya penulis uraikan hasil penelitian terkait dengan strategi
1) Trilogi Pembangunan
nasional. Trilogi pembangunan ini terdiri atas tiga aspek berikut ; 1) Pemerataan
apabila mengacu pada butir – butir trilogi pembangunan. Pada dasarnya Desa
dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan
menarik. Desa Wisata adalah tujuan wisata yang tidak hanya menyajikan
keindahan alam semata, akan tetapi Desa Wisata merupakan tujuan wisata yang
yang unik dan menarik secara keseluruhan baik dari kehidupan sosial budaya, adat
18
istiadat, dan sosial ekonomi khas pedesaan. Hal tersebut sejalan dengan yang
baik, terlihat beberapa akses jalan masih belum mengalami perbaikan diantaranya
akses jalan menuju obyek wisata Muarajaya Cibodas dan Curug Taringgul yang
ada di Desa Cibanten. Akses jalan merupakan sarana yang sangat vital dalam
1), menyatakan bahwa : “Akses jalan menuju objek wisata di Desa Cibanten
masih belum cukup baik, dikarenakan alokasi anggaran Desa masih minim”.
3), menyatakan bahwa : Akses jalan menuju Objek Wisata di Desa Cibanten
Desa Cibanten belum terlaksana dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari
pernyataan informan bahwa akses jalan menuju objek wisata masih sangat buruk
dan belum mengalami perbaikan. Hal tersebut disebabkan oleh anggaran yang
pembangunan sarana dan prasarana obyek wisata di Desa Cibanten belum sesuai
prasarana serta fasilitas pendukung lainya dalam sebuah obyek wisata adalah hal
yang sangat penting yang perlu diprioritaskan dalam suatu destinasi wisata.
wisata hasruslah didukung dengan sarana dan prasarana yang baik. Untuk
baik. Perencanaan pembangunan di Desa Cibanten dimulai dari tingkat RT, yang
masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 29 Juli 2020 yang
ekonomi di Desa Cibanten masih belum terlaksana dengan baik. Hasil pertanian
dan peternakan yang menjadi mata pencaharian sebagian warga Desa Cibanten
hasilnya belum optimal, sehingga belum bisa menjadi komoditi utama yang
menjadi ciri khas Desa Cibanten. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut peneliti
masih rendah, sebagian besar warga masih mengandalkan hasil pertanian untuk
dapat dilihat dari hasil pertanian di Desa Cibanten hanya mecukupi kebutuhan
baik, dapat dilihat bahwa kepedulian masyarakat akan potensi Desa Wisata masih
sangat rendah. Kehidupan masyarakat desa yang berasaskan Adat istiadat yang
menjadi cri khas suatu Desa Wisata belum terlihat cukup baik, dapat diketahui
tradisi menjadi ciri khas Desa Cibanten hanya ada satu kesenian tradisional yang
topeng turun temurun dari leluhur masyarakat Desa Cibanten yang ditampilkan
sebagai kesenian tari penyambutan tamu maupun pengunjung. Akan tetapi hanya
ada segelintir orang yang peduli akan kelestarian kesenian tersebut sehingga
masyarakat kepedulian masyarakat akan Desa Wisata Cibanten dari segi soial,
ekonomi dan adat istiadat tergolong masih rendah. Desa wisata merupakan objek
wisata yang tidak hanya menyajikan potensi keindahan alam saja, tetapi desa
wisata merupakan objek wisata desa yang menyajikan keaslian perdesaan baik
dari segi sosial, ekonomi dan adat istiadat. Berdasarkan uraian diatas,
pertumbuhan ekonomi yang tinggi suatu desa dapat mendukung potensi desa
wisata yang mumpuni dari berbagai aspek. Potensi desa wisata yang baik memliki
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi, dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Dalam strategi
pembangunan Desa Wisata stabilitas yang sehat dan dinamis di Desa itu sendiri
sangatlah penting. Stabilitas yang sehat dan dinamis adalah kestabilan atau situasi
bisa berjalan dengan baik, rakyat bisa melakukan aktivitasnya dengan baik, dan
stabilitas yang sehat dan dinamis di Desa Cibanten terlihat belum baik. Dapat
Akhir – akhir ini masyarakat sini, jika dimitai kesadarannya untuk bergotong
royong dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan di objek wisata kurang
mendapatkan respon dari masyarakat. Alasannya mereka sibuk dengan
pekerjaannya masing – masing
masyarakat akan potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Cibanten masih sangat
rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa stabilitas warga Desa Cibanten yang
sehat dan dinamis sangat rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan
informan yang menyatakan stabilitas yang sehat dan dinamis di Desa Cibanten
masyarakat Desa Cibanten terhadap potensi wisata yang dimiliki masih sangat
rendah.
setiap Desa mengandalkan sumber daya yang ada. Menurut Menurut Adisasmita
Cibanten?
sifatnya tidak kelihatan, sampai dengan yang tampak secara kasat mata. Semangat
dengan kekayaan tanah yang dimiliki oleh desa menjadi sumber daya desa
tersebut. Hal tersebut akan menjadi pekerjaan rumah bagi desa adalah bagaimana
memberdayaan dari sumber daya yang ada. Disini diperlukan perencanaan yang
baik demi pemantapan masa depan sebuah organisasi. Sumber daya manusia tidak
hanya dijadikan objek dalam pembangunan di suatu Desa. Akan tetapi peran serta
pembangunan Desa Wisata merupakan faktor utama yang menjadi tolak ukur
Berdasarkan hasil observasi dan waancara pada tanggal 29 Juli 2020, secara
dilakukan secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari anggota pengelola objek
wisata yang masih minim. Jika dilihat potensi Desa Cibanten yang memiliki
jumlah angkatan kerja (Penduduk usia 15-55 tahun) sebanyak 1.728 jiwa. Hal
wisata yang sanagat minim. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut peneliti
26
daya manusia di Desa Cibanten belum dilakukan secara optimal. Hal tersebut
Pemanfaatan sumber daya manusia juga tidak hanya berkaitan dengan kuantitas
pengurus objek wisata saja, dari hasil observasi diketahui bahwa pemanfaatan
pembuatan cindramata, makanan khas dan hasil pertanian dan peternakan yang
menjadi ciri khas objek wisata belum terlihat baik. Pemanfaatan sumber daya
manusia di Desa wisata Cibanten masih belum terlaksana secara optimal, hal ini
dapat dilihat dari guide tour, penyedia alat – alat renang dan pengelola
dan listrik yang memadai di obyek wisata tersebut. Berbagai macam kebutuhan air
kebutuhan lain untuk mencuci dan fasilitas wisata lain yang menggunakan air.
Bukan hanya ketersediaan aliran listrik di obyek wisata sangat penting bagi
Bedasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 29 Juli 2020 dapat
diketahui bahwa pemanfaatan peralatan yang ada di objek wisata Desa Cibanten
belum optimal. Dapat dilihat dari penggunaan mobil untuk akomodasi yang
disediakan hanya satu. Peralata lainnya juga yang menunjang dalam kegiatan
wisata masih sangat sedikit. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut peneliti
masih sangat rendah. Dapat dilihat di Objek Wisata hanya beberapa peralatan
Objek Wisata Desa Cibanten masih sangat rendah. Dapat dilihat di Objek Wisata
masih sangat rendah. Dapat dilihat di Objek Wisata hanya beberapa peralatan
objek wisata Desa Cibanten belum efisen. Dapat dilihat dari ketersediaan
peralatan sekunder bagi wisatawan masih sedikit. Selain itu juga aliran listrik
belum sampai ke objek wisata yang ada di Cibanten. Penggunaan peralatan yang
oleh masyarakat diranah pelayanan publik tidak sulit. Pelayanan publik yang
bersifat administrasi adalah semua jenis layanan kepada warga negara berupa
otonomi daerah, pelayanan jenis itu banyak diserahkan kepada daerah. Ada 3
(Tiga) butir kebijaksanaan yang dapat dilakukan dalam rangka pengurangan tata
ruang dan tata kerja yang dapat mengefisienkan kinerja masyarakat dalam
29
peraturan tata kelola objek wisata di Desa Cibanten masih merujuk kepada
1), menyatakan bahwa : “Sampai saat ini objek wisata yang ada di Desa Cibanten
deregulasi yang mengatur tentang tata kelola Objek Wisata Desa Cibanten”
30
3), menyatakan bahwa : “Belum ada kebijakan deregulasi yang mengatur tentang
koordinasi antara pengelola, pemerintahan Desa dan dinas terkait lainnya. Jika
lainya, sehingga tata kelola objek wisata Desa Cibanten masih belum jelas.
serba lamban dan rumit agar tercapai hasil dengan lebih cepat. Pengurangan tata
dalam sebuah organisasi. Pengurangan tata kerja dalam pengelolaan Objek Wisata
dapat membantu proses pembangunan Desa Wisata lebih efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan tata kelola Objek Wisata sering kali terhambat oleh proses
birokrasi yang rumit, sehingga dalam pelaksanaan tata kelola Objek Wisata
terhambat oleh birokrasi yang berbelit – belit. Untuk mengetahui informasi lebih
31
debirokratisasi yang mengatur tentang tata kelola Objek Wisata Desa Cibanten”
objek wisata. Jika melihat kepada petunjuk teknis pemberian bantuan pemerintah
untuk sarana dan prasarana Desa Wisata, yang dirujuk Peraturan Menteri Desa
dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463);
bahwa Desa sudah memiliki Surat Keputusan dari Bupati dan direkomendasi oleh
Akan tetapi pada kenyataanya Desa Cibanten belum memiliki Surat Keputusan
Bupati sebagai lokasi pengembangan Desa Wisata. Masih banyak birokrasi yang
32
harus ditempuh, sehingga pihak pengelola dan Pemerintahan Desa masih kesulitan
K. Simpulan
Pangandaran belum terlaksana dengan baik, dapat dilihat dari beberapa indikator
manusia secara luas dan kebijakan dala meningkatkan efisiensi masyarakat belum
DAFTAR PUSTAKA
Eko, Sutoro. 2015. Regulasi Baru, Desa Baru : Ide, Misi dan Semangat
Undang-Undang Desa. Jakarta : Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesi.