Anda di halaman 1dari 49

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Sang Maha Esa, atas
kesehatan dan berkat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal
skripsi yang berjudul “ANALISIS KINERJA APARATUR DESA DALAM
PELAYANAN SKTM DAN SURAT DOMISILI DI DESA TELUK NYATU
KECAMATAN KURUN KABUPATEN GUNUNG MAS”. Skripsi ini ditulis
dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada Program
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Palangka Raya. Penulis menyadari dalam penyusunan proposal
skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada
kesempatan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. bapak Dr.SYAMSURI, M.Si selaku Dosen Pembimbing I Skripsi saya atas
bimbingan, saran, dan motivasi yang diberikan.
2. bapak SUPRAYITNO, S.AN. ,M.A.P selaku Dosen Pembimbing II saya
atas bimbingan, saran, dan motivasi yang diberikan.
3. Segenap Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Palangka Raya yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis.
4. Orang tua, saudara-saudara saya atas doa, bimbingan, serta kasih sayang
yang selalu dicurahkan selama penyusunan proposal skripsi ini.
Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhir proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang Pendidikan
dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Palangka Raya, 13 Mei 2023


Penulis

DAVID RICARDO
NIM.GAB 118 104

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1 Latar belakang .............................................................................................
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…….......................................................................
2.1. Landasan Teori…………….…...................................................................
2.2. Hasil Riset Terdahulu……………………………………………………..
2.3 Kerangka Pemikiran…...………………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................
3.1 Jenis Penelitian ...........................................................................................
3.2 Lokasi Penelitian .........................................................................................
3.3 Waktu Penelitian .........................................................................................
3.4 Fokus Penelitian...........................................................................................
3.5 Pemilihan Informan ....................................................................................
3.6 Tehnik Pengumpulan Data ........................................................................
3.7 Analisis Data ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN………………………………………………………………………...

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ...........................................................................................

Tabel 3.3 Waktu Penelitian .................................................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir .....................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan amanat undang – undang dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahannya menurut asas otonomi. pemberian otonomi luas kepada
daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran. disamping itu melalui
otonomi luas itu sendiri, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing
dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan
dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem negara
kesatuan republik indonesia.
Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan subsistem dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.Peran aparatur pemerintah
desa sangat diharapkan dalam rangka mewujudkan peran pemerintah yang
terdapat pada UU No.32 tahun 2004, yakni pemerintah desa diberikan
kewenangan untuk mengatur dan mengurus daerahnya masing-masing demi
kesejahteraan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan nasional. Kegiatan
sehari-hari dari suatu instansi kemasyarakatan erat hubungannya dengan
pelayanan publik. pelayanan ini dapat berupa perizinan, pelayanan kesehatan,
pendidikan, jaminan sosial, dan seluruh kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan
pelayanan. setiap instansi kemasyarakatan yang ada saling bersaing untuk dapat
memberikan pelayanan publik yang terbaik. Pelayanan publik yang baik berkaitan
erat dengan daya tanggap, ketetapan waktu dan sarana prasarana yang tersedia
dalam suatu instansi.
Pegalwali instalnsi kemalsyalralkaltaln memiliki peraln yalng salngalt penting
melalui kinerja nya dallalm memberikaln sebualh pelalyalnaln kepaldal malsyalralkalt
secalral optimall sehinggal pelalyalnaln publik dalpalt terwujud.sallalh saltu instalnsi
kemalsyalralkaltaln yalng berhubungaln dengaln pelalyalnaln publik aldallalh kalntor
desal,kalntor desal merupalkaln instalnsi pemerintalhaln yalng menjaldi pusalt seluruh
kegialtaln desal yalng meliputi kegialtaln pemerintalhaln,pemberdalyalaln, pembalngunaln,
altalu pembinalaln sertal pelalyalnaln. Penyelenggaraan pelayanan oleh pemerintah
dalam memenuhi rasa puas masyarakat akan terpenuhi bila pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat sesuai yang mereka harapkan,
dengan memperhatikan pelayanan yang diberikan itu relatif terjangkau dengan
tetap memberikan mutu pelayanan yang baik. kehadiran UU No.25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja
penyelenggara pelayanan publik, tidak terkecuali organisasi pemerintah desa
sebagai institusi pemerintah terdepan atau yang paling dekat dengan masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Terkhususnya pelayanan publik seperti di Kalntor Desa lTeluk Nyaltu yang
merupakan sallalh saltu kalntor desal yalng aldal di provinsi kallimalntaln tengalh terletalk
di Kecalmaltaln Kurun Kalbupalten Gunung Mals. kalntor desa ini memiliki fungsi
yalng salmal seperti kalntor desal lalinnya lyalitu memberikaln pelalyalnaln kepaldal
malsyalralkalt. Pelayanan yang dilakukan oleh kantor desa Teluk Nyatu seperti
urusan SKTM, surat domisili,dan surat layanan lainnya. Dalam ketersediaan
fasilitas kantor desa untuk pelayanan seperti kegiatan mengetik surat menyurat
tersedia 1 buah unit komputer yang ditambah dengan 1 laptop, yang masing –
masing terdapat pada bagian kasi pelayanan dengan bagian kasi urusan umum dan
perencanaan. pada pelaksanaannya biasanya aparatur desa akan meminta kepada
malsyalralkalt untuk membawa persyaratan seperti Fotocopy Kalrtu Kelualrgal, dan
Fotocopy KTP. hal tersebut dilakukan guna untuk mengetahui identitas data dari
masyarakyat yang benar – benar membutuhkan pelayanan dari desa.
Dikantor desa teluk nyatu mayoritas pelayanan yang sering diurus oleh
aparatur yaitu pelayanan SKTM dan Surat Domisili karena pelayanan tersebut
dibutuhkan masyarakyat teluk nyatu maupun masyarakyat pendatang khususnya
untuk melengkapi persyaratan dari jasa Pendidikan,Kesehatan maupun keterangan
tempat tinggal dari pendatang
L
Adapun kegunaan SKTM oleh masyarakyat didesa Teluk Nyatu itu sendiri
digunakan untuk persyaratan pengajuan keringanan biaya ketika ingin mengurus
anaknya untuk masuk sekolah dan juga digunakan untuk syarat ketika berobat ke
puskesmas atau rumah sakit yang terkendala dengan biaya .Beda halnya dengan
pelayanan dari surat domisili yang kebanyakan mengurusnya dari masyarakyat
pendatang,.dikarenakan didesa Teluk Nyatu terdapat perusahaan sawit yang
bernama PT.ATA, hal ini banyaknya masyarakyat pendatang yang berminat untuk
bekerja disana. kegunaan domisili,bagi masyarakyat pendatang berfungsi sebagai
keterangan tempat tinggal maupun tanda pengenal dari suatu daerah lain.
Berdalsalrkaln hasil observalsi yalng dilalkukaln peneliti di kalntor desal Teluk
Nyaltu Kecalmaltaln Kurun Kalbupalten Gunung Mals, pelaksanaan pelayanan desa
belum berjalan dengan baik karena tidak terdapatnya SOP (standar operasional
Prosedur) didalam kantor tersebut.banyak nya sebagian aparatur desa tidak
bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya,contohnya aparatur
kedapatan tidak berada dikantor desa pada jam pelayanan, karena seringnya tidak
aktif dikantor serta kurangnya kemampuan dari sebagian aparatur mengoperasikan
komputer oleh karena itu untuk melakukan pekerjaan dikantor desa saja
khususnya memberi pelayanan kepada masyarakyat masih bergantungnya aparatur
di bidang lain terhadap kasi pelayanan.contoh nya ketika dalam membuat surat
aparatur sering meminta bantuan dari kasi pelayanan,hal ini selalu berulang kali
dilakukan padahal itu tugasnya sebagai aparatur desa sesuai bidangnya masing-
masing
Adapun permasalahan yang sering ditemui pada proses pelaksanaan publik
dikantor desa Teluk Nyatu, seperti tidak disiplinnya para aparatur mengikuti
ketentuan dari jam kantor yang beroperasi pada jam 8 pagi, hal ini dapat dilihat
aparatur sering datang jam 9 pagi, kebiasaan aparatur yang tidak disiplin ini dalam
mengikuti jam kantor desa dikarekanan kurangnya sikap tegas SekDes Teluk
Nyatu untuk menegur para aparatur yang sering datang jam 9 pagi padahal bisa
dikatakan SekDes selalu datang ke kantor jam 8 pagi lebih awal dari aparatur.
Pelayanan dikantor desa Teluk Nyatu sendiri berlangsung selama 4 jam yang
dimulai dari jam 9 – 12 beroperasi. Salah satu hal inilah jam pelayanan relatif
singkat yang menyebabkan pelayanan tidak maksimal misalnya ketika ada
masyarakyat pendatang berurusan Surat Domisili yang tidak tau jam kantor desa
disana, datang dari pagi atau ada yang datang sore jam kantor yang membuat
masyarakyat pendatang ini menunggu selama 1 jam lebih,dan selain itu kurangnya
kemampuan sebagian aparatur yang bisa mengoperasikan fasilitas desa seperti
komputer, hal ini menghambat proses pelayanan kepada masyarakyat pada
kelancaran pelaksanaan pelayanan didalam desa. Serta masalah terkait pelayanan
terhadap masyarakyat khusus nya dalam mengetik,memberi nomor surat yang
biasanya menjadi tugas dari bagian pelayanan. Seluruh kegiatan yang berkaitan
administrasi seperti pelayanan SKTM, Surat Domisili tidak dapat berjalan lancar
karena beban kerja untuk melakukan pekerjaan didalam kantor desa masih
bergantungnya aparatur lain terhadap kasi pelayanan untuk membantu tugasnya
dalam mengetik surat-menyurat. Masalah yang timbul akibat aparatur tidak bisa
komputer yang sering terjadi seperti ketika masyarakyat datang ke kantor desa
untuk meminta pelayanan namun aparatur yang ada dikantor tidak bisa komputer
karena posisi aparatur desa bagian pelayanan sedang tidak ada dikantor, serta
ditambah sering tidak aktifnya aparatur lain dikantor desa, hal ini yang membuat
pelayanan desa tidak berjalan dengan baik .
Selain itu Aparatur Desa dinilai kurang disiplin dan terkesan kurang baik,
dikarenakan Aparatur Desa yang sering terlambat turun kerja atau turun ke
kantor, karena kecendrungan Aparatur Desa banyak melakukan aktivitas lain yang
tidaksesuai dengan tugas dan fungsinya, lebih mengutamakan kepentingan/urusan
yang sifatnya pribadi. Misalnya bekerja mengurus lahan perkebunan atau bertani,
dan mengurus lahan tambak, bahkan sering kesungai untuk mencari sumber
penghasilan lainnya sebagai nelayan dibandingkan pekerjannya di Kantor Desa,
sehingga membuat pekerjaan mereka semakin tertunda dan bahkan semakin lama
untuk diselesaikan.
Berbagai permasalahan yang telah disebutkan diatas sangat dimungkinkan
dapat menghambat terwujudnya pelayanan yang baik serta jauh dari pelayanan
yang baik serta jauh dari pelayanan publik yang dapat memenuhi hak aksobud
seperti yang duharapkan oleh pemerintah. Dengan kata lain, kenyataan tersebut
berarti bahwa etika aparatur pemerintah desa yang kurang baik sangat
berpengaruh terhadap semakin jauhnya kepuasan yang diperoleh masyarakat akan
pelayanan yang diberikan. Permasalahan tersebut tentu dapat memicu munculnya
berbagai fenomena sosial masyarakat pedesaan.
Seiring dengan meningkatnya persaingan dalam memberikan pelayanan
publik kepada masyarakat,kini peran konsumen atau masyarakat menjadi semakin
penting bagi keberlangsungan organisasi pemerintah. Lebih dari pada
sebelumnya, kini masyarakat yang menjadi konsumen dihadapkan pada berbagai
pilihan
yang lebih banyak, hal ini menunjukan adanya peralihan kekuatan yang besar dari
produsen ke konsumen. Faktor – faktor yang menjadikan terjadinya perubahan ini
adalah karena adanya deregulasi, globalisasi,tekhnologi dan standar yang terus
meningkat. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka sumber daya manusia
terutama penguasaan iptek karyawan sangatlah penting.Hal ini dilihat dari waktu
yang diperlukan dalam menyelesaikan akta tanah, akta nikah, akta kelahiran, akta
kematian, pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) danlain sebagainya. Selain itu,
kinerja aparat pemerintah desa tersebut terbilang masih kurang disiplin. Hal
tersebut dapat kita dapati kantor desay ang masih lengang di pagi hari. keadaan ini
sangat berbeda dengan yang terjadi di kantor Bupati, dimana pusat dari
penyelenggaraan pemerintah berlangsung, jam kerja sudah dimulai hanya
beberapa saat setelah apel pagi dilaksankan, sehingga pelayanan terhadap
masyarakat dapat lebih optimal. Oleh sebab itu aparatur pemerintah desa
senantiasa meningkatkan kedisiplinan kerja dan profesinalisme agar tercipta suatu
iklimkerja aparat yang baik di dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas
pokok, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawabnya dalam memberikan
pelayanan publik
Dari permasalahan diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang kinerja
aparatur desa dalam pelayanan SKTM dan Surat domisili dikantor Desa Teluk
Nyatu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas. Oleh sebab itu malkal peneliti
tertalrik untuk mengalmbil judul penelitialn yalitu “Alnallisis kinerja Alpalraltur Desa
dalam pelayanan SKTM dan Surat Domisili di Desal Teluk Nyaltu Kecalmaltaln
Kurun Kalbupalten Gunung Mals”.
Untuk teori yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori
tentang kinerja yang dinyatakan oleh mitchell dalam Sedarmayanti (2001:51), ia
menyatakan bahwa kelima aspek kinerja, yaitu
1.Kualitas Kerja (Quality of work), 2.Ketepatan waktu (Prompness), 3. Inisiatif
(Initiative), 4. Kemampuan (Capability), 5.Komunikasi (communication)

1.2 Perumusaln Malsallalh


Berdalsalrkaln laltalr belalkalng yalng telalh dijalbalrkaln malkal dalpalt dirumuskaln
malsallalh sebalgali berikut :
a. Balgalimalnal kinerja Alpalraltur Desa lDalam Pelayanan SKTM dan Surat
Domisili Di Desal Teluk Nyaltu Kecalmaltaln Kurun Kalbupalten Gunung
Mals?
b. Alpal falktor pendukung daln penghalmbalt dallalm pelayananl di desa Teluk
Nyaltu Kecalmaltaln Kurun Kalbupalten Gunung Mals?

1.3 Tujualn Penelitialn


Berdalsalrkaln rumusaln malsallalh yalng telalh diuralikaln malkal tujualn penelitialn
ini yalitu sebalgali berikut :
a. Untuk mengetalhui kinerja Alpalraltur Desa lDalam Pelayanan SKTM dan
Surat Domisili Di Desal Teluk Nyaltu Kecalmaltaln Kurun Kalbupalten
Gunung Mals.
b. Untuk mengetalhui falktor pendukung daln penghalmbalt dallalm pelayanan di
Desal Teluk Nyaltu Kecalmaltaln Kurun Kalbupalten Gunung Mals.

1.4 Malnfalalt Penelitialn


Aldalpun malnfalalt dalri halsil penelitialn ini yalitu mengetalhui alpal saljal yalng
dicalpali dalri alspek teoritis daln alspek pralktis. kegunalaln penelitialn ini aldallalh
sebalgali berikut:

a. Kegunalaln Teoritis
Halsil dalri penelitialn ini dihalralpkaln dalpalt memberikaln balhaln yalng
bermalnfalalt balgi pengembalngaln ilmu pengetalhualn.

1. Balgi Peneliti
a) Menalmbalh ilmu pengetalhualn daln pengallalmaln balgi peneliti tentalng
calral menyusun sualtu penelitialn.
b) Menalmbalh walwalsaln daln pengetalhualn dallalm bidalng kinerja pelalyalnaln

2. Balgi Peneliti lalin


a) Sebalgali balhaln perbalndingaln alntalral teori yalng telalh didalpalt paldal salalt
perkulialhaln dengaln reallisalsinyal.
b) Sebalgali balhaln referensi balgi peneliti lalin daln sebalgali alcualn altalu
pembalnding bilalmalna lalkaln melalkukaln penelitialn daln kaljialn lebih
dallalm dengaln permalsallalhaln yalng salmal.

b. Kegunalaln Pralktis
Halsil dalri penelitialn ini dihalralpkaln dalpalt memberikaln kegunalaln pralktis balgi
pihalk internall malupun pihalk terkalit lalinnyal, sertal peneliti sendiri berikut ini:

1. Balgi Peneliti
Dengaln penelitialn ini peneliti lebih mengetalhui kinerja Alpalraltur Desal
dalam pelayanan SKTM dan surat domisili di desal Teluk Nyaltu
Kecalmaltaln Kurun Kalbupalten Gunung Mals.

2. Balgi Pembalcal
Halsil penelitialn ini dihalralpkaln dalpalt menjaldi talmbalhaln informalsi daln
balhaln perbalndingaln balgi sialpal saljal yalng meneliti paldal bidalng kinerja
pelalyalnaln publik.

BAlB II
TINJAlUAlN PUSTAlKA

2.1. Landasan Teori

Teori Kinerja

2.1.1. Pengertian Administrasi Publik

Administrasi Publik (Inggris:Public Administration) atau Administrasi Negara


adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting
kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif,yudikatif, dan eksekutif
serta hal-hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik,
manajemen publik, administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang
mengatur penyelenggara negara.Secara sederhana, administrasi publik adalah
ilmu yang mempelajari tentang bagaimana pengelolaan suatu organisasi
publik. Meskipun sama-sama mengkaji tentang organisasi, administrasi
publik ini berbeda dengan ilmu manajemen: jika manajemen mengkaji tentang
pengelolaan organisasi swasta, maka administrasi publik mengkaji tentang
organisasi publik/pemerintah, seperti departemen-departemen, dan dinas-dinas,
mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat pusat. Kajian ini termasuk
mengenai birokrasi; penyusunan, pengimplementasian, dan pengevaluasian
kebijakan publik; administrasi pembangunan; kepemerintahan daerah; dan
good governance. Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan
dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan.
Administrasi dalam arti luas diartikan sebagai kerjasama. Istilah
administrasi berhubungan dengan kegiatan kerjasama yang dilakukan manusia
atau sekelompok orang sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Kerjasama
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang secara bersama-
sama, teratur dan terarah berdasarkan pembagian tugas sesuai dengan kesepakatan
bersama (Silalahi, 2010 : 8).
Pada dasarnya administrasi terdiri dari dimensi karakteristik dan dimensi
unsur-unsur yang melekat pada administrasi (Pasolong, 2014 : 30). Dimensi
karakteristik administrasi terdiri dari :

1. Efisien, yang berarti bahwa tujuan dari administrasi adalah untuk mencapai
hasil secara berdaya guna. Tjokroamidjojo mengatakan bahwa efisien adalah
perbandingan terbaik antara input dengan output atau perbandingan antara
pengeluaran dengan keuntungan. Dengan kata lain perbandingan antara apa yang
telah dihasilkan dengan apa yang seharusnya diselesaikan.

2. Efektifitas, yang berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya


dapat tercapai. James L. Gibson mengatakan bahwa efektifitas adalah pencapaian
sasaran dari upaya bersama.
3. Rasional, yang berarti bahwa tujuan yang telah dicapai bermanfaat untuk
maksud yang berguna, yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Herbert A.Simon
mengatakan bahwa rasional secara objektif, jika tujuan yang hendak dicapai untuk
kepentingan organisasi. Oleh karena itu, tujuan yang hendak dicapai melalui
kegiatan administrasi adalah menerapkan kemampuan dan keterampilan kerja
sehingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien melalui tindakan rasional.
Kehidupan negara modern yang cenderung berusaha memenuhi kebutuhan rakyat,
khususnya dalam masalah pelayanan kesejahteraan masyarakat, membutuhkan
instrumen untuk melaksanakan tugas-tugasnya.Instrumen yang digunakan oleh
negara untuk mengelola pemerintahan dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraan
masyarakat tersebut adalah administrasi negara.

Instrumen tersebut berusaha menata segala aspek kehidupan negara melalui


birokrasi, tata kelola, penyiapan, pelaksanaan, dan pengawasan segala tindakan
pemerintah agar sistem pemerintah tersebut stabil dan terukur dengan baik.
Keterukuran dan kestabilan tersebut sangat diperlukan agar hasil yang dituju oleh
kegiatan pemerintahan dapat tercapai dengan kualitas dan kuantitas yang terukur,
sebagaimana rancangan awal pada proses perencanaan kegiatan pemerintahan itu.

Prayudi Atmosudirdjo melihat administrasi negara pada fungsinya yang


lebih luas lagi, yakni melaksanakan dan menyelenggarakan kehendak-kehendak
(strategy,policy) serta keputusan-keputusan pemerintah secara nyata
(implementasi dan menyelenggarakan undang-undang menurut pasal-pasalnya)
sesuai dengan peraturan-peraturan pelaksanaan yang ditetapkan. Untuk
memperjelas makna administrasi negara tersebut, Prayudi Atmosudirdjo
memerincinya dalam beberapa pengertian administrasi negara yang terkait dengan
pelaksanaan kebijakan pemerintah sebagai berikut.

1. Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintahan, atau sebagai institusi politik


(kenegaraan).
2. Administrasi negara sebagai “fungsi” atau sebagai aktivitas melayani
pemerintah, yakni sebagai kegiatan “pemerintah operasional”.

3. Administrasi negara sebagai proses teknis penyelenggaraan undang-undang.

Dari pandangan di atas, sesungguhnya pengertian tentang administrasi negara


dapat dilihat dalam dua segi:

1.administrasi negara sebagai organisasi

2. administrasi yang secara khas mengejar tercapainya tujuan yang bersifat


kenegaraan (publik) artinya tujuan-tujuan yang ditetapkan undang-undang secara
dwigendrecht (hukum yang memaksa).
Hal ini memperjelas bahwa administrasi negara tidak sekadar membahas
pelaku-pelaku yang menjalankan fungsi administrasi, tetapi administrasi juga
mencakup segala cara, prosedur, dan prasyarat yang semuanya berupaya
mentransformasikan segala sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan negara
itu. Pengertian administrasi negara pada akhirnya lebih dipahami sebagai suatu
sistem yang melibatkan segenap unsur dan sifat-sifat sistem guna mencapai suatu
tujuan.

Sebagai suatu sistem, administrasi negara tentu juga memenuhi sifat-sifat dari
sistem itu:
1. Sistem itu mempunyai tujuan;

2. Sistem itu mempunyai batas-batas sistem;

3. Sistem pada umumnya bersifat terbuka walau dalam beberapa hal dapat bersifat
tertutup;

4. Sistem terdiri atasberbagai bagian atau subsistem;

5. Sistem itu mempunyai sifat wholism;

6. Terdapat saling keterhubungan ;

7. Sistem melakukan kegiatan transformasi ;


8. Terdapat mekanisme kontrol ;

9. Mempunyai kemampuan mengatur dan menyesuaikan diri.

Dalam pencapaian tujuan, sistem administrasi negara harus mampu


menyelaraskan beberapa tujuan utama dari sistem. Menurut Voich, tujuan sistem
tersebut:

1. Mutu atau kualitas


2. Kuantitasnya
3. Waktu
4. Biaya
Tentu saja sistem administrasi negara sebagaimana kebanyakan sistem
yang lain mempunyai keterbatasan dalam pencapaian tujuan, seperti setiap negara
memiliki keterbatasan dalam beberapa hal. Oleh karena itu, sistem administrasi
negara harus mampu menentukan tujuan utama yang hendak dicapai dengan
keterbatasan yang dimilikinya (Yos 2014 : 5-7)

2.1.2. Kebijakan Publik

Kebijakan publik merupakan suatu aktivitas yang dilakukan pemerintah


untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat. Kebijakan publik umumnya ditetapkan
oleh pihak pemerintah. Level kebijakan bisa berada pada tingkat umum, tingkat
pelaksanaan, dan tingkat teknis. Suatu kebijakan dibuat secara sengaja, karena
hendak mewujudkan tujuan tertentu. Kebijakan memiliki unsur-unsur yang
dengannya dapat dimengerti mengapa kebijakan tersebut perlu ada. Unsur
penting dari kebijakan, yaitu (1) tujuan kebijakan, (2) masalah, (3) tuntutan
(demand), dan (4) dampak atau outcomes. Selain membahas apa itu kebijakan
publik dan unsur-unsurnya, bab ini juga memaparkan pandangan filsafati
tentang kebijakan publik serta tujuan kebijakan publik.

2.1.3. Manajemen Publik

Manajemen publik merupakan cabang dari administrasi publik yang secara


khusus membahas keilmuan mengenai desain program dan restrukturisasi
organisasi, alokasi sumberdaya melalui sistem penganggaran, manajemen
keuangan, manajemen sumberdaya manusia dan evaluasi program dan audit (Ott,
Hyde & Shafritz, 1990. h.ix) dalam (Wijaya & Danar, 2014) Kemunculan
Manajemen Publik sebagai sebuah keilmuan sebenarnya berasal dari pemikiran
yang sangat sederhana. Pada umumnya organisasi sektor publik, akan diatur oleh
manajer sektor publik. Manajer inilah yang akan berperan penting untuk mengatur
berbagai hal dalam organisasi sektor publik. Oleh karena itu, studi mengenai
bagaimana manusia melakukan manajemen terhadap organisasi pada sektor publik
inilah yang kemudian disebut sebagai manajemen publik. Manajemen publik
fokus pada internal organisasi sektor publik, yaitu bagaimana mengatur organisasi
sektor publik bekerja dengan optimal untuk mencapai tujuan. Namun demikian,
organisasi sektor publik juga tidak begitu saja mengabaikan realitas eksternal
organisasi sektor publik yang selalu dipengaruhi oleh kebijakan publik dan
kepentingan politik; ciri khas yang dimiliki oleh organisasi sektor publik dan
tidak dimiliki oleh sektor lainnya.
Dalam hal kontribusinya terhadap analisis manajemen publik. Laurence Lynn
(1996) mempertimbangkan tiga kemungkinan tentang gambaran manajemen
publik, yaitu sebagai seni (art), ilmu (science) dan profesi (i). Secara umum, apa
yang dimaksud Lynn mengenai manajemen publik sebagai seni adalah, aktivitas
kreatif yang dilaksanakan oleh para praktisi tidak dapat dipelajari dengan cara
'dihitung'. Artinya manajemen publik merupakan sebuah aktivitas yang memiliki
tingkat fleksibilitas yang tinggi dan sangat tergantung dari situasi dan kondisi
dimana beroperasi.
Dengan menyebut manajemen publik sebagai ilmu, ini berarti manajemen
publik memerlukan sebuah analisis sistematis dengan menggunakan interpretasi
dan eksplanasi. Sedangkan dengan menyebutnya sebagai profesi. Lynn merujuk
kepada sekelompok orang yang mendedikasikan dirinya kepada ilmu ini. Dalam
hal kontribusinya terhadap analisis manajemen publik. Laurence Lynn (1996)
mempertimbangkan tiga kemungkinan tentang gambaran manajemen publik, yaitu
sebagai seni (art), ilmu (science) dan profesi (profession). Secara umum, apa yang
dimaksud Lynn mengenai manajemen publik sebagai seni adalah, aktivitas kreatif
yang dilaksanakan oleh para praktisi tidak dapat dipelajari dengan cara 'dihitung'.
Artinya manajemen publik merupakan sebuah aktivitas yang memiliki tingkat
fleksibilitas yang tinggi dan sangat tergantung dari situasi dan kondisi dimana
beroperasi. Dengan menyebut manajemen publik sebagai ilmu, ini berarti
manajemen
publik memerlukan sebuah analisis sistematis dengan menggunakan interpretasi
dan eksplanasi. Sedangkan dengan menyebutnya sebagai profesi. Lynn merujuk
kepada sekelompok orang yang mendedikasikan dirinya kepada ilmu ini

2.2 Kinerja

L Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk


sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau
yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggung jawaban atau
akuntabilitas manajemen dan semacamnya.(Bahrul Kirom, 2021). Menurut Suyadi
(2015), performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
ataupun etika. Sedangkan menurut Anwar Prabu (2009), kinerja (Kinerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan
kepadanya. Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu kondisi yang
harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui
tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban
suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari
suatu kebijakan operasional. Kinerja merupakan indikator dalam menentukan
bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu
organisasi atau instansi. Pelayanan pada dasarnya adalah merupakan kegiatan atau
manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada hakekatnya
tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, proses produksinya
mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik Sedangkan menurut
Lovelock, service adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan
dapat dirasakan atau dialami. Artinya service merupakan produk yang tidak ada
wujud atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang adapat dimiliki, dan
berlangsung sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dapat dialami dan dapat dirasakan
oleh penerima layanan. Dari pengertian tersebut, maka pelayanan dapat diartikan
sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu menyiapkan dan mengurus baik
itu berupa barang atau jasa dari suatu pihak ke pihak lain.

Menurut Moenir (2007) definisi dari konsep pelayanan adalah untuk


memenuhi kebutuhan hidup manusia berusaha, baik melalui aktivitas sendiri
maupun secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain. Aktivitas disini
adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indra dan anggota
badan dan atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seorang untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan baik dalam bentuk barang atau jasa.
Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain inilah yang
dinamakan Pelayanan. Proses yang dimaksud dalam pengertian pelayanan
adalah pengertian proses terbatas dalam kegiatan manajemen dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi.Oleh karena itu pelayanan yang dimaksud
adalah rangkaian organisasi manajemen. Meskipun demikian dalam arti luas
proses menyangkut segala usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
rangka mencapai tujuan. Dalam hal ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai
pelayanan publik atau pelayanan umum.
Definisi pelayanan publik (service public) berdasarkan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.81 Tahun 1993 yang kemudian
disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
No. 63 Tahun 2003 sebagai berikut : Pelayanan publik adalah segala bentuk
pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat, daerah, dan
lingkungan Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Milik Negara
dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Berikut adalah pengertian dari kinerja karyawan dan tujuan serta fungsi
pengukuran kinerja pada karyawan diantaranya :

1) Kinerja karyawan
Dalam buku yang berjudul “Manajemen SDM” menurut Henry
(2001) kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para
karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Kinerja
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai perannya di
dalam instansi Maka kesimpulannya, kinerja karyawan
merupakan hasil dan keluaran yang dihasilkan oleh seorang
karyawan sesuai dengan perannya dalam organisasi dalam suatu
periode tertentu. Kinerja karyawan yang baik adalah salah satu
faktor yang sangat penting dalam upaya instansi untuk
meningkatkan produktivitas. Kinerja seorang karyawan
merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan
mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam
mengerjakan tugasnya.
2) Penilaian Kinerja karyawan
Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya
merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi
secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program
yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi
dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui
penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya
tentang bagaimana kinerja karyawan. Penilaian kinerja karyawan
khususnya dalam bidang jasa dapat disimpulkan sebagai berikut.
a) Pelayanan yang kondusif
b) Kedisiplinan
c) Tanggungjawab
d) Kecepatan dan ketepatan waktu
e) Keramahan dan kesopanan
f) Hubungan yang baik dengan pelanggan
g) Kecekatan
h) Penampilan (Veithzal, 2007)
Indikator-indikator tersebut akan digunakan oleh penulis sebagai bahan
pengambilan data kepada Aparatur Desa Dalam Pelayanan SKTM dan
Surat Domisili di Desa Teluk Nyatu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung
Mas.
3) Tujuan Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan bagian penting bagi proses
pengendalian manajemen bagi sektor publik, menurut Mahmudi
dalam Veithzal, (2007) terdapat enam tujuan dalam pengukuran
kinerja sektor publik yaitu:
a. Untuk mengetahui tingkat ketercapain tujuan organisasi.
b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai.
c. Memperbaiki kinerja pada periode berikutnya.
d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam
pembuatan keputusan reward dan punishment.
e. Memotivasi pegawai.
f. Menciptakan akuntabilitas publik.
4) Manfaat Pengukuran Kinerja
Manfaat pengukuran kinerja sektor publik menurut Lynch
dan Cross dalam sony (2010) adalah
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga
akan membawa perusahaan lebih dekat kepada
pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada
pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai
bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus
mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap
pemborosan tersebut (reduction of waste).
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur
menjadi lebih konkrit sehingga mempercepat proses
pembelajaran.
e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan
dengan memberi reward atas perilaku tersebut.
Salah satu tugas pokok terpenting pemerintah adalah memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan publik merupakan pemberian
jasa oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah, ataupun pihak swasta
kepada masyarakat, dengan pembiayaan maupun gratis guna memenuhi
kebutuhan atau kepentingan masyarakat. Ada tiga alasan mengapa pelayanan
publik menjadi titik strategis untuk memulai mengembangkan dan menerapkan
good governance di Indonesia, yaitu:
1. Pelayanan publik selama ini menjadi bagian penting di mana negara diwakili
pemerintah berinteraksi dengan masyarakat. Keberhasilan dalam pelayanan
publik akan mendorong tingginya dukungan masyarakat terhadap kinerja
pemerintahan.
2. Pelayanan publik adalah tempat di mana berbagai aspek pemerintahan yang
bersih dan good governance dapat diartikulasikan secara mudah.
3. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur pemerintahan, yaitu:
pemerintah, swasta, masyarakat, dan mekanisme pasar. (Muhammad Fitri
Rahmadana dkk, 2020)
. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 62
Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik setidaknya mengandung
sendi-sendi:
a. Kesederhanaan, dalam arti prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,
mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan, kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal:
1) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
2) Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik.
3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik harus dapa
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi, produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
e. Keamanan, proses, dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
f. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasaran, tersedianya sarana dan prasarana kerja,
peralatan kerja, dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan
sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika). (Muhammad
Fitri Rahmadana dkk, 2020)
h. Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat dan lokasi serta sarana pelayanan
yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, pemberi layanan harus bersikap
disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dngan
ikhlas.
j. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet,
tempat ibadah, dan lain-lain. (Muhammad Fitri Rahmadana dkk, 2020)
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik
kepada masyarakat adalah bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
baik dalam bentuk barang maupun jasa dengan tujuan memenuhi kebutuhan
masyarakat ataupun dengan tujuan pelaksanaan peraturan perundangundangan
dengan berpedoman pada asas dan prinsip pelayanan. Terdapat enam unsur
penting dalam proses pelayanan publik, yaitu:
a. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan
tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan
dan penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa (services).
b. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen
(customer) yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.
c. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan
kepada pihak yang membutuhkan layanan.
d. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus
mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini
sangat penting dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para
pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas
barang dan atau jasa yang mereka nikmati (Barata, 2003).
Unsur-unsur yang mencirikan pelayanan publik yang baik adalah sebagai
berikut:
a. Tersedianya karyawan yang baik;
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik;
c. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah (pelanggan) sejak awal
hingga akhir;
d. Mampu melayani secara cepat dan tepat;
e. Mampu berkomunikasi;
f. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi;
g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik;
h. Berusaha memahami kebutuhan nasabah (pelanggan)
i. Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah (pelanggan)
(Kasmir, 2006).
Asas-asas yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pelayanan
pemerintah dan perizinan, yaitu:
a. Empati dengan customers. Pegawai yang melayani urusan perizinan dari
instansi penyelenggara jasa perizinan harus dapat berempati dengan
masyarakat pengguna jasa pelayanan.
b. Pembatasan prosedur. Prosedur harus dirancang sependek mungkin,
dengan demikian konsep one stop shop benar-benar diterapkan.
c. Kejelasan tata cara pelayanan. Tata cara pelayanan harus didesain
sesederhana mungkin dan dikomunikasikan kepada masyarakat pengguna
jasa layanan.
d. Minimalisasi persyaratan pelayanan. Persyaratan dalam mengurus
pelayanan harus dibatasi sesedikit mungkin dan sebanyak yang benar-
benar diperlukan.
e. Kejelasan kewenangan. Kewenangan pegawai yang melayani masyarakat
pengguna jasa pelayanan harus dirumuskan sejelas mungkin dengan
membuat bagan tugas dan distribusi kewenangan.
f. Transparansi biaya. Biaya pelayanan harus ditetapkan seminimal
mungkin dan setransparan mungkin.
g. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan. Jadwal dan durasi pelayanan juga
harus pasti, sehingga masyarakat memiliki gambaran yang jelas dan tidak
resah.
h. Minimalisasi formulir. Formulir-formulir harus dirancang secara efisien,
sehingga akan dihasilkan formulir komposit (satu formulir yang dapat
diapkai untuk berbagai keperluan).
i. Maksimalisasi masa berlakunya izin. Untuk menghindarkan terlalu
seringnya masyarakat mengurus izin, maka masa berlakunya izin harus
ditetapkan selama mungkin.
j. Kejelasan hak dan kewajiban provides dan customers. Hak-hak dan
kewajiban bagi providers maupun customers harus dirumuskan secara
jelas, dan dilengkapi dengan sanksi serta ketentuan ganti rugi.
k. Efektivitas penanganan keluhan. Pelayanan yang baik sedapat mungkin
harus menghindarkan terjadinya keluhan. Akan tetapi jika muncul
keluhan, maka harus dirancang suatu mekanisme yang dapat memastikan
bahwa keluhan tersebut ditangani secara efektif sehingga permasalahan
yang ada dapat segera diselesaikan dengan baik (Ratminto & Atik
Septi,2006).

2.1.1 Konsep Kinerja Pegawai


1. Kinerja Pegawai
Kata kinerja dalam bahasa Inggrisnya adalah “Performance”yang berarti
prestasi kerja, pencapaian kinerja atau hasil kerja, penampilan kerja (LAN, 1992).
Kinerja dalam kamus Bahasa Indonesia (1994) dikatakan bahwa kinerja
merupakan: (1) sesuatu yang dicapai (2) prestasi yang diperlihatkan (3)
kemampuan kerja.
As’ad (2000) menyatakan kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang
menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Dharma
(2001) mendefinisikan kinerja sebagai sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa
yang dihasilkan atau diberikan seseorang atau sekelompok.
Kinerja pegawai berasal dari kata Job performance yaitu prestasi kerja
yang dicapai oleh seseorang. Mangkunegara (2005), mengemukakan bahwa
kinerja pegawai (prestasi kerja) adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
2.1.2 Indikator Kinerja Pegawai
Menurut Keban (2004) dalam Pasolog (2010) pengukuran kinerja pegawai
penting untuk dilakukan oleh instansi pelayanan publik. Pengkajian kinerja
pegawai, dikemukakan Mitchel sebagaimana dikutip Sedarmayanti (2001),
melalui indikator-indikator kinerja pegawai yaitu:
1) Kualitas kerja (Quality of work)
2) Ketepatan Waktu (Pomptness)
3) Inisiatif (Initiative)
4) Kemampuan (Capability)
5) Komunikasi (Communication)
Indikator kinerja pegawai di atas akan dibahas di bawah ini untuk lebih
mempermudah dalam memahami kinerja pegawai sebagai berikut:
1) Kualitas kerja (Quality of work) adalah kualitas kerja yang dicapai
berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kemampuannya yang tinggi
pada gilirannya akan melahirkan penghargaan dan kemajuan serta
perkembangan organisasi melalui peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin berkembang pesat. Sedarmayanti (1993)
mendefinisikan kualitas kerja pegawai adalah seorang pegawai yang
memenuhi syarat kualitatif yang dituntut oleh pekerjaannya, sehingga
pekerjaan itu benar-benar dapat diselesaikan.
2) Ketepatan waktu (Pomptness) yaitu berkaitan dengan sesuai atau
tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang
direncanakan. Setiap pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai
dengan rencana agar tidak mengganggu pada pekerjaan yang lain.
Indikatornya sebagaimana menurut Siagian (1995) yaitu:
a) Penataan rencana kegiatan/rencana kerja
b) Ketepatan rencana kerja dengan hasil kerja
c) Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas
3) Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan
sesuatu dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab.
Bawahan atau pegawai dapat melaksanakan tugas tanpa harus
bergantung terus menerus kepada atasan.
Siagian (1995) menyebutkan indikator inisiatif yaitu:
a) Pemberian ide/gagasan dalam berorganisasi
b) Tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi
4) Kemampuan (Capability) yaitu diantara beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau
diterapi melalui pendidikan dan latihan adalah faktor kemampuan yang
dapat dikembangkan.
Menurut Siagian (1995) indikator yang digunakan untuk aspek
kemampuan yaitu:
a) Kemampuan yang dimiliki
b) Keterampilan yang dimiliki
c) Kemampuan memanfaatkan sumber daya atau potensi
d) Komunikasi (Communication) merupakan interaksi yang dilakukan
oleh atasan kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan
pendapatnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Komunikasi
akan menimbulkan kerja sama yang lebih baik dan akan terjadi
hubungan-hubungan yang semakin harmonis diantara pegawai dan
para atasan yang juga dapat menimbulkan perasaan senasib
sepenanggungan. Indikator untuk komunikasi sebagaimana menurut
Siagian (1995) yaitu:
1) Komunikasi intern (ke dalam) organisasi
2) Komunikasi ekstern (ke luar) organisasi
3) Relasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas
Pendapat tersebut diatas mengatakan bahwa untuk mendapatkan kinerja
pegawai yang optimal yang menjadi tujuan organisasi harus memperhatikan
aspek-aspek kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, inisiatif, kemampuan, dan
komunikasi.
2.3 Aparatur
Aparatur adalah orang-orang yang menjalankan roda pemerintahan aparatur
memiliki peranan strategis dalam menyelenggarakan tugas-tugas
umumpemerintah dan pembangunan. Peranan aparatur tersebut sesuai dengan
tuntutan
zaman terutama untuk menjawab tanatangan masa depan. Aparatur yang
berkualitas sangat di butuhkan dalam rangka menghadapi tantangan asa depan.
Pengertian mengenai aparatur pemerintahan di sebutkan oleh Dharma
Setyawan Salam dalam buku yang berjudul Manajemen Pemerintahan Indonesia
yang menjelaskan bahwa aparat pemerintah adalah pekerja yang di gaji
pemerintah melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahan melakukan pelayanan
kepada masyarakat berdasarkan ketentuan yang berlaku (Setyawan,2004:169)
Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka aparatur pemerintah
merupakan seseorang yang di gaji oleh pemerintah untuk melaksanakn
tugastugas pemerintah secara teknis dengan berdasarkan ketentuan yang ada.

2.2 Halsil riset Terdalhulu


Penelitialn terdalhulu merupalkaln penelitialn yalng berkalitaln dengaln
valrialbel penelitialn yalng tengalh dilalksalnalkaln untuk memperoleh informalsi daln
walwalsaln yalng lebih jelals daln luals tentalng valrialbel yalng alkaln dikalji sertal
penelitialn yalng perlu membalhals teori. Dallalm penelitialn ini, penelitialn terdalhulu
dalpalt dipalkali sebalgali balhaln pembalnding penelitialn yalng sedalng peneliti
lalksalnalkaln.mengutalmalkaln kuallitals daln kualntitals balgi malsyalralkalt yalng
membutuhkaln pelalyalnaln.

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu
No Nama Judul / Tahun Rumusan Metode Temuan utama
Masalah
1 Melli KINERJA Bagaimana Penelitianini Menunjukkan bahwa Kin
Puspita APARATUR memberikan mengunakan Aparatur Desa di Kantor D
Lestar DESA DALAM gambaran penelitian Sengkong Kecamatan Ses
PELAKSANAAN pada kondisi kualitatif Hilir Kabupaten Tana Tidu
PELAYANAN yang dalam Pelayanan Publik b
PUBLIK PADA sebenarnya maksimal. Karena dalam
KANTOR DESA melaksanakan pekerjaanny
SENGKONG masih ada beberapa aparat
yang belum bisa komputer
(2022) ataupun menguasai dibida
teknologi dan
informasi,kurangnya peng
dan inisiatif aparatur desa
mengoperasikan dalam be
kurangnya kemampuan da
pemahaman aparatur desa
terhadap dalam bekerja. se
pelayanan yang diberikan
masyarakat menjadi terham
dan penyelesaian pekerjaa
pekerjaan tertentu,kuranga
tanggung jawab dan disipl
aparatur desa terutama dal
memberikan pelayanan jug
masih belum tepat
2 Dicky KINERJA Bagaimana Penelitian ini Berdasarkan hasil pe
Henriawan PEMERINTAH Kinerja mengunakan bahwa kinerja Pemerinta
DESA DI DESA Pemerintah pendekatan Kawali
KAWALI Desa di Desa penelitian Kecamatan Kawali Ka
KECAMATAN Kawali kualitatif Ciamis, dapat disimpulkan
KAWALI Kecamatan kinerja Pemerintah Desa
KABUPATEN Kawali Kecamatan Kawali Ka
CIAMIS Kabupaten Ciamis belum sepenuhny
(2022) Ciamis dengan beberapa aspek
Hambatan-hambatan
dihadapi berupa ren
kemampuan SDM pe
desa. kurangnya sika
disiplin kerja dan kete
sumber anggaran, terb
waktu yang dimiliki kepa
rendahnya semangat ke
keuletan perangkat

2.3 Keralngkal Pemikiraln

Penelitian ini berjudul Analisis Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelayanan


SKTM dan Surat Domisili di Desa Teluk Nyatu Kecamatan Kurum Kabupaten
Gunung Mas. untuk mengetahui kinerja pelayanan aparatur desa. maka dalam
penelitian ini akan dilihat bagaimana kinerja pelayanan yang mencakup 5
indikator penilaian kinerja pelayanan yaitu :

1.Kualitas Kerja (Quality of work),


2.Ketepatan waktu (Prompness),
3. Inisiatif (Initiative),
4. Kemampuan (Capability),
5.Komunikasi (communication)
Secara sistematik kerangka Pemikiran dalam penelitian ini digambarkan
sebagai berikut

Gambar 2.4
Bagan kerangka Berpikir

Teori

Analisis Kinerja Aparatur di kantor Desa Dalam


Pelayanan SKTM dan Surat Domisili}
(Studi di Desa Teluk Nyatu, Kecamatan. Kurun
Kabupaten. Gunung Mas}

1.kualitas kerja
2.ketepatan waktu
3.inisitiatif
4.kemampuan
5.komunikasi

Kinerja aparatur
desa

BAB III

METODE PENELITIAlN
3.1 Jenis Penelitialn

Metode dallalm sualtu penelitialn merupalkaln sualtu calral lalngkalh kerjal untuk
mencalpali tujualn penelitialn. Demikialn pulal hallnyal dengaln penelitialn terhaldalp
sebualh kalryal salstral, melallui metode yalng tepalt dihalralpkaln aldalnyal halsil yalng
malksimall. Secalral metodologis penelitialn ini menggunalkaln penelitialn kuallitaltif.
Penelitialn ini menggunalkaln kuallitaltif algalr penelitialn dalpalt lebih jelals daln tepalt
dallalm mencalri falktor sertal mencalri calral dallalm menalnggulalngi permalsallalhaln yalng
sedalng di teliti ini. Penelitialn paldal dalsalrnyal merupalkaln calral ilmialh untuk
mendalpaltkaln daltal dengaln tujualn daln kegunalaln tertentu. Berdalsalrkaln hall tersebut
terdalpalt empalt kaltal kunci yalng perlu diperhaltikaln yalitu, calra l
allalmialh, daltal, tujualn, daln kegunalaln (Sugiyono, 2016)
Penelitialn kuallitaltif aldallalh jenis penelitialn yalng temualn-temualnnyal tidalk
diperoleh melallui prosedur staltistik altalu bentuk hitungaln lalinnyal daln bertujualn
mengungkalpkaln gejallal secalral holistik-kontekstuall melallui pengumpulaln daltal dalri
laltalr allalmi dengaln memalnfalaltkaln dalri peneliti sebalgali instrumen kunci. Penelitialn
kuallitaltif bersifalt deskriptif daln cenderung menggunalkaln alnallisis dengaln
pendekaltaln induktif. Proses daln malknal berdalsalrkaln perspektif subyek lebih
ditonjolkaln dallalm penelitialn kuallitaltif.

3.2 Lokalsi Penelitialn


Lokalsi penelitialn ini dilakukan di Kantor desal teluk nyaltu Kecalmaltaln
Kurun Kalbupalten Gunung Mals. Alamat Desa Teluk Nyatu Kecamatan Kurun
Kabupaten Gunung Mas provinsi Kalimantan Tengah.

3.3 Walktu Penelitialn


Penyusunan skripsi ini dilakukan secara bertahap.

3.4 Fokus Penelitialn


Paldal penelitialn ini malkal difokuskaln penelitialnnyal yalitu sebalgali berikut :
1. Balgalimalnal indikator kinerja Alpalraltur Desa l Dalam Pelayanan
SKTM dan Surat Domisili Di Desal Teluk Nyaltu Kecalmaltaln Kurun
Kalbupalten Gunung Mals?
2. Alpal
sa
a saja indikator dallalm pelayanan Di Desal Teluk Nyaltu Kecalmaltaln Kurun
Kalbupalten Gunung Mals?

3.5 Pemilihaln Informaln


Adapun Informaln paldal penelitialn ini untuk diwawancara:

1.kepala desa
2.sekertaris desa
3. kasi pelayanan desa
4.lima orang masyarakyat yang terlibat dalam pelayanan SKTM
dan Surat Domisili

3.6 Teknik Pengumpulaln Daltal

Teknik pengumpulaln daltal merupalkaln lalngkalh yalng palling straltegis dallalm


penelitialn, kalrenal tujualn utalmal dalri penelitialn aldallalh mendalpaltkaln daltal. Talnpal
teknik pengumpulaln daltal, malkal peneliti tidalk alkaln mendalpaltkaln daltal yalng
memenuhi stalndalr daltal yalng ditetalpkaln. Pengumpulaln daltal dalpalt dilalkukaln dallalm
berbalgi setting, berbalgali sumber, daln berbalgali calral. Bilal dilihalt dalri settingnyal,
daltal dalpalt dikumpulkaln palda lsetting allalmialh, paldal lalboraltorium dengaln metode
eksperimen, di rumalh dengaln berbalgali responden, paldal sualtu seminalr, diskusi daln
lalin-lalin.
Bilal dilihalt dalri sumber daltalnyal, malkal pengumpulaln daltal dalpalt
menggunalkaln sumber primer, daln sumber sekunder. Sumber primer aldallalh sumber
daltal yalng lalngsung memberikaln daltal kepaldal pengumpul daltal, daln sumber
sekunder merupalkaln sumber yalng tidalk lalngsung memberikaln daltalkepaldal
pengumpul daltal, misallnyal lewalt oralng lalin altalu lewalt dokumen. Selalnjutnyal bilal
dilihalt dalri segi calral-calralaltalu teknik pengumpulaln
daltal
l, malkal teknik pengumpulaln daltal dalpalt dilalkukaln dengaln observalsi (pengalmaltaln),
interview (walwalncalral), dan dokumentalsi (Sugiyono, 2018).
Aldalpun teknik pengumpulaln daltal yalng alkaln dilalkukaln aldallalh:

A. Observalsi
Observalsi aldallalh balgialn dallalm pengumpulaln daltal. observalsi beralrti
mengumpulkaln daltal lalngsung dalri lalpalngaln. daltal yalng diobservalsi dalpalt berupal
galmbalraln tentalng sikalp, kelalkualn, perilalku, tindalkaln, keseluruhaln interalksi alntalr
malnusial. daln daltal observalsi jugal dalpalt berupal interalksi alntalr malnusial. selalin itu
daltal observalsi jugal dalpalt berupal interalksi dallalm saltu orgalnisalsi altalu pengallalmaln
palra lalnggotal dallalm berorgalnisalsi. Proses observalsi dimulali dengaln
mengidentifikalsi tempalt yalng hendalk diteliti. Setelalh tempalt penelitialn
diidentifikalsi, dilalnjutkaln dengaln membualt pemetalaln, sehinggal diperoleh
galmbalraln umum tentalng salsalraln penelitialn. Kemudialn peneliti mengidentifikalsi
sialpal yalng alkaln diobservalsi, kalpaln, beralpal lalmal daln balgalimalnal. Lalntals peneliti
menetalpkaln daln mendesign calral merekaln walwalncalral tersebut.
Observalsi jugal beralrti peneliti beraldal bersalmal palrtisipaln. Jaldi peneliti
bukaln halnyal sekedalr numpalng lewalt. Peneliti yalng daltalng ke tempalt penelitialn
halrus menghindalri diri dalri sikalp alngkuh yalng menunjukaln balhwal dial talhu segallal-
gallalnyal. Sikalp seperti ini alkaln merugikaln peneliti sendiri, kalrenal palrtisipaln alkaln
cenderung menghindalri daln tidalk alkaln menginformalsikaln hall-hall yalng salngalt
penting. Peneliti halrus menunjukaln sebalgali oralng yalng malu belaljalr bersalmal
palrtisipaln daln ingin mengetalhui alpal yalng merekal pikirkaln, ralsalkaln daln allalmi
(Ralco, 2010).

B. Walwalncalral
Menurut Balsrowi daln Suwalndi (2008), walwalncalra laldallalh percalkalpaln
dengaln malksud tertentu oleh dual pihalk, yalitu pewalwalncalral sebalgali
pengalju/pemberi pertalnyalaln daln yalng diwalwalncalrali sebalgali pemberi jalwalbaln
altals pertalnyalaln itu. Malksud dialdalkalalnnyal walwalncalral seperti mengonstruksi
perilalku oralng, kejaldialn, kegialtaln, orgalnisalsi, peralsalaln, motivalsi, tuntutaln, daln
kepedulialn, merekonstruksi kebetulaln-kebetulaln halralpaln paldal malsal yalng alkaln
mendaltalng, memverifikalsi, mengubalh daln memperluals informalsi dalri oralng lalin
balik malnusial malupun bukaln malnusial (trialngulalsi) daln memverifikalsi, mengubalh,
daln memperluals konstruksi yalng dikembalngkaln oleh peneliti pengecekaln
alnggotal.
Aldal beberalpal calral pembalgialn jenis walwalncalral yalng dilalkukaln dallalm
kepustalkalaln. Calral pembalgialn pertalmal dikemukalkaln oleh Paltton (Moleong, 2016)
sebalgali berikut:
1) Walwalncalral Pembicalralaln Informall
Paldal jenis walwalncalral ini pertalnyalaln yalng dialjukaln salngalt tergalntung paldal
pewalwalncalral itu sendiri, jaldi bergalntung paldal spontalnitalsnyal dallalm mengaljukaln
pertalnyalaln kepaldal yalng diwalwalncalrali.Hubungaln pewalwalncalral dengaln yalng
diwalwalncalrali aldallalh dallalm sualsalnal bialsal, waljalr, sedalngkaln pertalnyalaln daln
jalwalbalnnyal berjallaln seperti pembicalralaln dallalm kehidupaln sehalri-halri.
2) Pendekaltaln Menggunalkaln Petunjuk Umum Walwalncalral
Jenis walwalncalral ini menghalruskaln pewalwalncalral membualt keralngkal daln
galris besalr pokok-pokok pertalnyalaln dallalm walwalncalral, tetalpi tidalk halrus
dipertalnyalkaln secalral berurutaln. Petunjuk walwalncalral halnyallalh berisi petunjuk
secalral galris besalr tentalng proses daln isi walwalncalral untuk menjalga lalgalr pokok-
pokok yalng direncalnalkaln dalpalt tercalkup seluruhnyal. Pelalksalnalaln walwalncalral daln
pengurutaln pertalnyalaln disesualikaln dengaln kealdalaln palrtisipaln dallalm konteks
walwalncalral yalng sebenalrnyal.
3) Walwalncalral Balku Terbukal
Jenis walwalncalral ini aldallalh yalng menggunalkaln seperalngkalt pertalnyalaln
buku. Urutaln pertalnyalaln, kaltal-kaltalnyal daln calral penyaljialn pun salmal untuk setialp
palrtisipaln. Walwalncalral demikialn digunalkaln jikal dipalndalng salngalt perlu untuk
menguralngi valrialsi yalng bisal terjaldi alntalral seseoralng yalng diwalwalncalrali dengaln
yalng lalinnyal. Walwalncalral jenis ini bermalnfalalt dilalkukaln alpalbilal pewalwalncalra
laldal beberalpal oralng daln yalng diwalwalncalrali cukup balnyalk jumlalhnyal.
4) Walwalncalral Terstruktur daln walwalncalral Talk terstruktur
Walwalncalral terstruktur aldallalh walwalncalral yalng pewalwalncalralnyal
menetalpkaln sendiri malsallalh daln pertalnyalaln-pertalnyalaln yalng alkaln dialjukaln.
Walwalncalral ini bertujualn mencalri jalwalbaln hipotesis. Untuk itu pertalnyalaln-
pertalnyalaln disusun secalral ketalt. Jenis ini dilalkukaln paldal situalsi jikal seluruh
salmpel yalng representaltif ditalnyali dengaln pertalnyalaln yalng salmal daln hall ini
penting sekalli. Semual subjek dipalndalng mempunyali kesempaltaln yalng salmal
untuk menjalwalb pertalnyalaln yalng dialjukaln. Pokok-pokok yalng dijaldikaln dalsalr
pertalnyalaln dialtur secalral salngalt terstruktur. Keuntungaln walwalncalral terstruktur
iallalh jalralng mengaldalkaln pendallalmaln pertalnyalaln yalng dalpalt mengalralhkaln yalng
diwalwalncalrali algalr jalngaln salmpali berdustal.
Walwalncalral talk terstruktur merupalkaln walwalncalral yalng berbedal dengaln
walwalncalral terstruktur. Walwalncalral semalcalm ini digunalkaln untuk menemukaln
informalsi yalng bukaln balku altalu informalsi tunggall. Halsil walwalncalral semalcalm ini
menekalnkaln kekecuallialn, penyimpalngaln, penalfsiraln, yalng tidalk lalzim, penalfsiraln
kemballi pendekaltaln balru, palndalngaln alhli, altalupun perspektif tunggall. Perbedalaln
walwalncalral ini dengaln walwalncalral terstruktur dallalm hall walktu bertalnyal daln
memberikaln respons, yalitu jenis-jenis ini jaluh lebih bebals iralmalnyal. bialsalnyal
merekal memiliki pengetalhualn daln mendallalmi situalsi, daln merekal lebih
mengetalhui informalsi yalng diperlukaln.
Supalyal halsil walwalncalral dalpalt terekalm dengaln balik, malkal peneliti
memiliki bukti telalh melalkukaln walwalncalral kepaldal informaln altalu sumber daltal,
malkal diperlukaln balntualn allalt-allalt sebalgali berikut:
1) Buku caltaltaln: berfungsi untuk merekalm semual percalkalpaln dengaln sumber
daltal.
2) Talpe recorder: berfungsi untuk merekalm semual percalkalpaln altals pembicalralaln.
Penggunalaln talpe recorder dallalm walwalncalral perlu memberi talhu kepaldal
informaln alpalkalh dibolehkaln altalu tidalk.
3) Calmeral: untuk memotret kallalu peneliti sedalng melalkukaln pembicalralaln
dengaln informaln altalu sumber daltal. Dengaln aldalnyal foto ini, malkal dalpalt
meningkaltkaln kealbsalhaln penelitialn alkaln lebih terjalmin, kalrenal peneliti, betul-
betul melalkukaln pengumpulaln daltal.
Halsil walwalncalral halrus segeral dicaltalt setelalh selesali melalkukaln
walwalncalra lalgalr tidalk lupal balhkaln hilalng. Kalrenal walwalncalral dilalkukaln
secalral terbukal daln tidalk berstruktur, malkal peneliti perlu membualt ralngkumaln
yalng lebih sistemaltis terhaldalp halsil walwalncalral.

C. Studi Dokumentalsi
Metode ini merupalkaln sualtu calral pengumpulaln daltal yalng
menghalsilkaln caltaltaln-caltaltaln penting yalng berhubungaln dengaln malsallalh
yalng diteliti, sehingga lalkaln diperoleh daltal yalng lengkalp, salh daln bukaln
berdalsalrkaln pikiraln. Metode ini halnyal mengalmbil daltal yalng sudalh aldal seperti
indeks prestalsi, jumlalh alnalk, pendalpaltaln, luals talnalh, jumlalh penduduk, daln
sebalgalinyal. Metode ini digunalkaln untuk mengumpulkaln daltal yalng sudalh
tersedial dallalm caltaltaln dokumen. Dallalm penelitialn sosiall, fungsi daltal yalng
beralsall dokumentalsi lebih balnyalk digunalkaln sebalgali daltal pendukung dengaln
pelengkalp balgi daltal primer yalng diperoleh melallui observalsi daln walwalncalral
mendallalm (Balsrowi & Suwalrdi, 2008, hlm. 158).Menurut (Sugiyono 2016,
hlm. 240), dokumen merupalkaln caltaltaln peristiwal yalng sudalh berlallu.
Dokumen bisal berbentuk tulisaln misallnyal caltaltaln halrialn, sejalralh kehidupaln,
seriteral, biogralfi, peralturaln, kebijalkaln. Dokumen yalng berbentuk kalryal
misallnyal foto, galmbalr hidup, sketsal daln lalin-lalin. Dokumen yalng berbentuk
kalryal misallnyal kalryal seni yalng dalpalt berupal galmbalr. Studi dokumen
merupalkaln pelengkalp dalri penggunalaln metode observalsi daln walwalncalral
dallalm penelitialn kuallitaltif.
Halsil penelitialn observalsi altalu walwalncalral, alkaln lebih kredibel/dalpalt
dipercalya l
jikal didukung oleh sejalralh , tempalt kerja,l daln masyarakyat.
3.7 Alnallisis Daltal

Alnallisis daltal
aldallalh proses untuk mencalri daln menyusun secalral sistemaltis daltal yalng
diperoleh dalri halsil walwalncalral, caltaltaln lalpalngaln daln dokumentalsi,dengaln calral
mengorgalnisalsi daltal ke dallalm kaltegori, menjalbalrkaln ke dallalm unit-unit,
melalkukaln sintesal, menyusun ke dallalm polal, memilih malnal yalng penting daln
yalng alkaln dipelaljalri, daln membualt kesimpulaln sehinggal mudalh dipalhalmi oleh
diri sendiri malupun oralng lalin. Dallalm penelitialn kuallitaltif, temualn altalu daltal
dalpalt dinyaltalkaln vallid alpalbilal tidalk aldal perbedalaln alntalral yalng dilalporkaln
peneliti dengaln alpal yalng sesungguhnyal terjaldi paldal obyek yalng diteliti. tetalpi
kebenalraln reallitals daltal menurut penelitialn kuallitaltif tidalk bersifalt tunggall, alkaln
tetalpi tergalntung paldal kemalmpualn peneliti itu sendiri untuk mengkontruksi
fenomenal yalng dialmalti sertal bentuk dallalm diri seseoralng sebalgali halsil mentall
tialp individu dengaln berbalgali laltalr belalkalngalnnyal.
Menurut (Sugiyono, 2016) kealbsalhaln daltal dilalkukaln untuk membuktikaln
alpalkalh penelitialn yalng dilalkukaln benalr-benalr merupalkaln penelitialn ilmialh
sekalligus untuk menguji daltal yalng diperoleh. Terdalpalt beberalpal calral yalng
dilalkukaln algalr kebenalraln dalri halsil penelitialn dalpalt dipercalyal, seperti:
a. Perpalnjalngaln Pengalmaltaln
perpalnjalngaln pengalmaltaln ini beralrti hubungaln peneliti dengaln
nalralsumber alkaln berbentuk ralport,semalkin alkralb (tidalk aldal jalralk lalgi), semalkin
terbukal, salling mempercalyali sehinggal tidalk aldal informalsi yalng disembunyikaln
lalgi. Bilal telalh berbentuk ralport, malkal telalh terjaldi kewaljalraln dallalm penelitialn, di
malnal kehaldiraln peneliti tidalk lalgi menggalnggu perilalku yalng dipelaljalri.
Dengaln perpalnjalngaln pengalmaltaln ini, peneliti mengecek kemballi alpalkalh
daltal telalh diberikaln selalmal ini merupalkaln daltal yalng sudalh benalr altalu tidalk. Bilal
daltal yalng diperoleh selalmal ini setelalh dicek kemballi paldal sumber daltalalsli altalu
sumber daltal lalin yalng lebih luals daln mendallalm sehinggal di perloleh daltal yalng
palsti kebenalralnnyal.
b. Meningkaltkaln Ketekunaln
Meningkaltkaln ketekunaln beralrti melalkukaln secalral lebih cermalt daln
berkesinalmbungaln. Dengaln calral tersebut malkal pengalmaltaln daltal daln urutaln
peristiwal alkaln dalpalt direkalm secalral palsti daln sistemaltis.Dengaln meningkaltkaln
ketekunaln malkal peneliti dalpalt melalkukaln pengecekaln kemballi alpalkalh daltal yalng
telalh ditemukaln itu sallalh altalu tidalk.
c. Trialngulalsi
Trialngulalsi dallalm pengujialn kredibilitals ini dialrtikaln sebalgali pengecekaln
daltal dalri berbalgali sumber dengaln berbalgali calral, daln berbalgali walktu. Dengaln
demikialn terdalpalt trialngulalsi sumber, trialngulalsi teknik pengumpulaln daltal daln
walktu.
d. Menggunalkaln Balhaln Referensi
Yalng dimalksud dengaln balhaln referensi aldallalh aldalnyal pendukung untuk
membuktikaln daltal yalng telalh ditemukaln oleh peneliti. Sebalgali contoh, daltal halsil
walwalncalral perlu didukung dengaln aldalnyal rekalmaln walwalncalral. Dallalm lalporaln
penelitialn, sebaliknyal daltal-daltal yalng dikemukalkaln perlu dilengkalpi dengaln foto-
foto sehinggal menjaldi lebih dalpalt dipercalyal.
e. Mengaldalkaln Member check
Member check aldallalh proses pengecekaln daltal yalng diperoleh peneliti
kepaldal pemberi daltal. Tujualnnyal untuk mengetalhui seberalpal jaluh daltal yalng
diperoleh sesuali dengaln alpal yalng diberikaln oleh pemberi daltal. Alpalbilal daltal
yalng ditemukaln disepalkalti oleh palral pemberi daltal beralrti daltalnyal tersebut vallid,
sehinggal semalkin kredibel/dipercalyal, tetalpi alpalbilal daltal yalng ditemukaln peneliti
dengaln berbalgali penalfsiralnnyal tidalk disepalkalti oleh pemberi daltal, daln alpalbilal
perbedalalnnyal taljalm, malkal peneliti halrus mengubalh temualnnyal, daln halrus
menyesualikaln dengaln alpal yalng diberikaln oleh pemberi daltal.
DAFTAR PUSTAKA

Handoyo, E. (2012). Kebijakan Publik. Semarang: Widya Karya.

Hardiyanti, H. (2015). Peran Kepemimpinan Camat Dalam meningkatkan Kinerja


Aparatur Birokrasi Di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Journal
Administrasi Negara Fisip Universitas Mulawarman,1(3).

Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gaya Media

Kirom, B. (2021). Mengukur kinerja pelayanan dan kepuasan konsumen.

Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT. Remaja


Rosdakarya.

Mukarom,Zaenal dan Muhibudin Wijaya Laksana. (2016). Membangun Kinerja


Pelyanan Publik. Bandung: Pustaka Setia

Panjaitan, D. T. M. R., & Pardede, P. D. K. (2021). Administrasi Publik.

Prawirosentono, S. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia, Kebijakan Kinerja


Karyawan: Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Era Perdagangan
Bebas Dunia.

Rivai, Veithzal dan Basri,(2007) Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat


Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan, Rajagrafindo Persada, Jakarta,

Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo.

Rahmadana, M. F., Mawati, A. T., Siagian, N., Perangin-angin, M. A., Refelino,


J., Tojiri, M. Y., ... & Bahri, S. (2020). Pelayanan Publik. Yayasan Kita
Menulis.

Sedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Penerbit


Mandar Maju, Bandung
Sudarmayanti. 2001.Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung:
Mandar Manju. Cetakan ke II

Setijaningrum, E. (2009). lnovasi Pelayanan Publik.

Sinambela,Lijan Poltak, dkk.Reformasi Pelayanan Publik. Catatan kelima,


Jakarta: Bumi Aksara.Ratminto. 2006. Manajemen
Pelayanan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2016a). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV


Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi


(Mixed Methods). CV. Alfabeta.UU No. 32 tahun 2004

Wijaya, A. F., & Danar, O. R. (2014). Manajemen Publik : Teori dan Praktik.
Malang: Universitas Brawijaya (UB Press)

Yos, J. U. (2014). Pengertian Administrasi Negara dan Hukum Administrasi


Negara. 5-7.
PEDOMAN WAWANCARA

NAMA INFORMAN : Sriteti (masyarakat)

TANGGAL WAWANCARA : Sabtu,25 - maret - 2023

TEMPAT : Sriteti (Di rumah Masyarakat)

PERTANYAAN :

1.apa saja syarat yang diminta dalam pembuatan SKTM oleh aparatur
desa ?

Jawaban Masyarakat :

syarat yang diminta disuruh langsung ke kantor desa dengan membawa KTP dan
Kartu keluarga

2. Bagaimana menurut pandangan anda terkait pelayanan pembuatan


SKTM yang dilakukan oleh aparatur desa ?

Jawaban Masyarakat :
ketika mau berurusan SKTM kekantor desa jam 8 pagi untuk pembuatan SKTM,
Perangkat desa bagian pelayanan masih belum datang jadi harus menunggu 1 jam
lebih baru datang dan pelayanan yang lama karena mengantridengan masyarakat
lain sehingga waktu terkuras habis hanya untuk mengantri saja karena masih
banyak pekerjaan yang dilakukan didalam rumah yang belum terurus

3. apakah anda dipunggut biaya dalam pembuatan SKTM ?

Jawaban Masyarakat :

pernah diminta 50 ribu untuk mengurus surat keterangan


tidak mampu

PEDOMAN WAWANCARA

NAMA INFORMAN : DoliKardi(Masyarakat)

TANGGAL WAWANCARA : Minggu, 26 - maret - 2023

TEMPAT : DoliKardi ( dirumah Masyarakat )

PERTANYAAN :

1.apa saja syarat yang diminta dalam pembuatan SKTM oleh aparatur
desa?

Jawaban masyarakat:

fotocopy ktp dan fotocopy kartu keluarga

2.Bagaimana menurut pandangan anda terkait pelayanan pembuatan


SKTM yang dilakukan oleh aparatur desa ?

Jawaban masyarakat :
pelayanan Perangkat Desa sangat lambat melayani 1 orang masyarakat,sehingga
banyak membuang waktu dan karena pelayanan sangat lambat, masyarakat lebih
baik pulang kerumah daripada harus menunggu

3.apakah anda dipungut biaya dalam pembuatan SKTM ?

Jawaban masyarakat : tidak ada

PEDOMAN WAWANCARA

NAMA INFORMAN :Doni Apriadi Gunawan ,S.Pd(Kasi Pelayanan)


TANGGAL WAWANCARA : Selasa, 21 - Maret - 2023
TEMPAT : Doni ApriadiGunawan,S.Pd
(Dirumah Perangkat Desa)
PERTANYAAN :

1. fasilitas apa saja yang ada di kantor desa dalam melakukan pelayanan ?

Jawaban Perangkat Desa :


dalam melaksanakan pelayanan di teluk nyatu fasilitas ada komputer,mesin
fotocopy,print

2. apa kendala dalam mengurus pembuatan SKTM untuk masyarakat ?

Jawaban Perangkat Desa :


Sering kali masyarakyat tidak tertib waktu dan kadangkala masyarakyat
mendatangi rumah meskipun hari libur atau diluar jadwal kantor,dan juga
mengatur warga desa agar mau tertib dalam mengantri,karena saat pelayanan
berlangsung masih ada warga duduk diluar ,jadi masyarakat harus dibujuk dulu
oleh sekdes agar masuk kantor desa padahal didalam ada kursi tempat duduk dan
ketika masyarakat mau masuk kantor desa yang masuk tidak teratur,belum lagi
ada masyarakat yang mendahulukan urusan nya dengan warga yang mengurus
SKTM maupun domisili untuk meminta mengurus pelayanan lain seperti urusan
SPT,domisili,dan sebagainya

3. apakah Perangkat Desa yang lain bisa mengantikan peran anda untuk
bagian pelayanan jika anda tidak ada dikantor ?

Jawaban Perangkat Desa :

didalam kantor desa hanya 1 atau 2 orang saja Perangkat desa yang aktif setiap
hari yang bisa komputer dan untuk bagian pelayanan seperti urusan surat -
menyurat masyarakat harus berurusan dengan kasi pelayanan untuk mengurusnya
karena Perangkat Desa masing-masing melakukan tugas sesuai bidangnya,jadi
jika Kasi pelayanan tidak ada dikantor mau tidak mau masyarakat harus meminta
pelayanan dengan Perangkat Desa yang lain untuk dibuatkan surat dari desa dan
kalaupun Perangkat Desa yang bisa komputer tidak ada semua dikantor,terpaksa
masyarakat harus menunggu Perangkat bagian pelayanan datang.
Foto wawancara dengan masyarakat

Foto wawancara dengan kasi pelayanan (Perangkat Desa)

Anda mungkin juga menyukai