KABUPATEN LANDAK
PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
DISUSUN OLEH:
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri
Sipil Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CLII yang berjudul “Meningkatkan
Deteksi Dini Penyakit Hipertensi oleh Masyarakat Dengan Menumbuhkan Kesadaran
Pemeriksaan Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak”.
Rancangan Aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Samuel, S.E., M.Si. selaku Pejabat Bupati Kabupaten Landak beserta
jajarannya yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk berpartisipasi dalam
pembangunan Kabupaten Landak, khususnya di lingkungan Dinas Kesehatan,
2. Bapak Marsianus, S.IP selaku Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Kabupaten Landak yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil di Pemerintah Kabupaten Landak tahun 2022,
3. Bapak Manok, SKM selaku Kepala Puskesmas Sebangki dan Mentor yang telah
banyak memberikan masukan dan arahan selama merancang kegiatan aktualisasi,
4. Ibu Yuni Djuachiriaty, S.Psi., M.Si. Psikolog selaku coach yang telah memberikan
bimbingan, masukan, dan pengarahan dalam merancang kegiatan aktualisasi,
5. Para Widyaiswara yang telah memberikan pembelajaran bekal saat melaksanakan
tugas pokok dan fungsi di tempat tugas,
6. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan serta doa,
7. Teman-teman peserta Diklat Pelatihan Dasar Golongan III angkatan CLII yang telah
memberikan bantuan dan saran.
i
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 2
C. Waktu dan Tempat Aktualisasi .................................................................. 3
ii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Luas Wilayah Kecamatan Sebangki ....................................................... 15
Tabel 3.2. Jumlah Desa dan Dusun ...................................................................... 15
Tabel. 3.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Sebangki Tahun 2020 ........................... 16
Tabel 4.1 Penapisan APKL ................................................................................... 21
Tabel 4.2 Penapisan USG .................................................................................... 22
iii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Peta wilayah Kecamatan Sebangki ................................................... 15
Gambar 3.2 Struktur Organisasi ........................................................................... 17
Gambar 4.1 Observasi Hewan Liar ....................................................................... 20
Gambar 4.2 Observasi Penerapan Standar PPI .................................................... 21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perwujudan cita-cita bangsa serta tujuan negara, berdasarkan Undang Undang
Nomor 5 tahun 2014 menyatakan Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki sikap
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. ASN merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Dalam meninkatkan kinerja ASN yang professional khususnya untuk PNS,
pemerintah mengupayakan diklat strategis berupa Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (Latsar CPNS).
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (PerLAN-RI) Nomor
10 tahun 2021 pengganti PerLAN Nomor 1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS
mengatakan bahwa pelaksanaan kurikulum pendidikan karakter terdiri dari Pelatihan
klasikal dan Blended Learning. Pelatihan klasikal dilaksanakan tatap muka di tempat
penyelenggara pelatihan. Sedangkan Blanded Learning terdiri dari pelatihan mandiri
(asynchronous), Distance Learning melalui e-learning dengan metode daring secara
langsung (synchronous) dan daring tidak langsung (asynchronous) serta aktualisasi.
Dengan pelatihan dasar yang dilakukan diharapkan terbentuknya ASN berkualitas
dengan memiliki nilai-nilai dasar (core values). Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri
PANRB Nomor 20 Tahun 2021 bahwa core values ASN adalah BerAKHLAK. Kata
BerAKHLAK adalah singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nilai-nilai dasar ini menjadi dasar penguatan
budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja. Untuk
menerapkan core values BerAKHLAK selama kegiatan Latsar, peserta diberi
kesempatan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN itu dengan waktu 30 hari
kerja. Dalam aktualisasi ini, peserta akan mencari dan menemukan isu-isu yang terdapat
di tempat masing-masing peserta ditugaskan kemudian isu yang ditemukan diberikan
solusi berupa kegiatan-kegaiatan yang dapat membantu menyelesaikan isu
permasalahan yang aktual tersebut. Kegiatan aktuaisasi diharapkan mampu menjadi
habit atau kebiasan dan dapat dijalankan secara konsisten dan berlanjut (Habituasi),
1
sehingga peserta akan terbiasa menjalankan peran dan tugasnya dengan menanamkan
nilai-nilai ASN itu sendiri yaitu BerAKHLAK sehingga peserta ASN dapat menajdi ASN
yang berkarakter dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran tersebut, seluruh peserta Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III melakukan best practice dengan cara menetapkan isu yang terdapat
pada lokasi orientasi lapangan CPNS kemudian menentukan suatu gagasan dan
menyusun rancangan aktualisasi dengan mengacu pada materi pembelajaran yang
telah diterima untuk diaktualisasikan guna menangani isu yang terjadi. Dalam hal ini,
penulis mengangkat isu yang sedang berkembang di Puskesmas Sebangki Kabupaten
Landak dan melakukan analisa terhadap isu tersebut untuk dibuat pemecahan masalah
sesuai dengan ilmu yang telah peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dapatkan
selama masa pelatihan on campuss. Dengan aktuliasasi selama 30 hari, diharapkan
pula kegiatan-kegiatan yang telah menjadi solusi pemecahan isu dapat diterapkan
secara terus menerus, berlanjut dan berkembang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Angka kunjungan pasien hipertensi dan laporan program Penyakit Tidak Menular
(PTM) di Puskesmas Sebangki masih menjadi tinggi. Maka dari itu, saya mengambil isu
tentang kurangnya deteksi dini penyakit hipertensi oleh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sebangki” yang disebabkan oleh kurangnya pemeriksaan tekanan darah
yang dilakukan oleh masyarakat. Dari isu dan penyebab yang saya ajukan, maka
gagasan pemecahan isu yaitu “Meningkatkan Deteksi Dini Penyakit Hipertensi oleh
Masyarakat Dengan Menumbuhkan Kesadaran Pemeriksaan Tekanan Darah Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak”. Adapun tempat
pelaksanaan kegiatan gagasan pemcahan isu yaitu di Wilayah Kerja Puskesmas
Sebangki Kabupaten Landak.
2
c. Dapat mengusulkan gagasan kreatif sebagai solusi untuk menangani isu-isu yang
berkembang melalui kegiatan-kegiatan yang memberikan kontribusi kepada
Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak
2. Manfaat
a. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
1) Mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif), Smart ASN serta Manajemen ASN
2) Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat dan pemersatu bangsa yang
memiliki integritas dan professional dalam bidang keperawatan.
b. Bagi Puskesmas Sebangki
Mendukung visi dan misi serta menerapkan nilai-nilai organisasi Puskesmas
Sebangki dengan meningkatkan pelayanan ke masyarakat.
c. Bagi Masyarakat
Dapat menjadi solusi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
kegiatan-kegiatan yang telah dijadwalkan.
3
BAB II
4
pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark. Seluruh ASN
dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai dasar orientasi mutu dalam
memberikan layanan kepada publik. Setiap individu aparatur turut memikirkan
bagaimana langkah perbaikan yang dapat dilakukan sesuai tupoksinya.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak
dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih
luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku
yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas,
perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
3. Kompeten
Menurut Pasal 1 PermenpanRB No.38 Tahun 2017, Kompetensi adalah
deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas jabatan. Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan
pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki
kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk
mewujudkannya dalam kinerja. Perilaku kompeten ini menjadi bagian dasar
penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja
individu dan tujuan organisasi/instansi.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat
Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 disebutkan bahwa panduan perilaku
(kode etik) kompeten yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
5
4. Harmonis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna dan tulisan kata
“harmonis” yang benar: HAR-MO-NIS bersangkut paut dengan (mengenai) harmoni;
seia sekata. Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti
terikat secara serasi/sesuai). Penerapan sikap yang menunjukkan ciri-ciri sikap
harmonis. Tidak hanya saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga
berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
Toleransi, Empati, dan Keterbukaan terhadap perbedaan. ASN diharapkan bekerja
baik di tempat bekerja juga menjadi role model di lingkungan masyarakat. Dengan
menegakkan nilai etika maka suasana harmonis dapat terwujud dimanapun ASN
berada.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat
Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 disebutkan bahwa panduan perilaku
(kode etik) harmonis yaitu:
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi
timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Bagi ASN, kata loyal dapat dimaknai
sebagai kesetiaan baik terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
Adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan
6
tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Ketidakmampuan dalam beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat
mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan.
Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya
keberlangsungan kehidupan.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat
Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 disebutkan bahwa panduan perilaku
(kode etik) adaptif yaitu:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerja sama yang sinergis. Terkait dengan
perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PANRB
Nomor 20 Tahun 2021 disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) Kolaboratif
yaitu:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
7
b. Pilar Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu:
1) Masyarakat digital, seperti: aktivitas penggunaan aplikasi dan penggunan
infrastruktur digital;
2) Pemerintah digital, seperti: regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital
3) Ekonomi digital. aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan
riset inovasi digital
Sedangkan kompetensi yang harus dimiliki dalam literasi digital yaitu:
1) Digital skill : Kemampuan individu mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Digital safety : Kemampuan individu mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data
pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
3) Digital culture : Kemampuan individu membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan
melalui pemanfaatan TIK.
4) Digital ethics : Kemampuan individu menyadari, mencontohkan, menyesuaikan
diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan urgensi Penerapan etika bermedia digital:
1) Kebutuhan internet yang sangat tinggi, baik dari segi jumlah, akses dan durasi
penggunaan
2) Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke
media digital yang serba cepat dan serba instan, dalam hal belajar, bekerja,
bertransaksi, hingga berkolaborasi
3) Intensitas gawai semakin tinggi, saat pandemi COVID-19 yang menyebabkan
intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga
memunculkan berbagai isu dan gesekan (aktivitas tanpa batas).
8
Indonesia menjadi lebih positif dan demokratis. Program ini bahkan telah
mendapatkan beberapa kali penghargaan, baik dari lembaga nasional dan
internasional, dikarenakan upaya ICT Watch yang konsisten dan gigih dalam
mendorong agenda literasi digital di Indonesia. Guna mendukung upaya tersebut,
pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika,
meluncurkan gerakan literasi digital berskala nasional yang disebut Siberkreasi
pada tahun 2017.
Literasi digital di dunia Pendidikan di Indonesia sudah diwacanakan sejak
lama. Dampak pandemic merupakan salah satu factor pendorong untuk
mewujudkan literasi digital tsb. Sejalan dengan perkembangan ICT (Information,
Communication and Technology), muncul berbagai model pembelajaran secara
daring. Selanjutnya, muncul pula istilah sekolah berbasis web (web-school) atau
sekolah berbasis internet (cyber-school), yang menggunakan fasilitas
internet. Bermula dari kedua istilah tersebut, muncullah berbagai istilah baru dalam
pembelajaran yang menggunakan internet, seperti online learning, distance
learning, web-based learning, dan e- learning (Kuntarto dan Asyhar, 2016).
Gerakan Literasi Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari
Kemendikbud 2017 (Kemendikbud, 2017) juga telah menggariskan beberapa
indikator terkait penguatan literasi digital di basis sekolah, masyarakat dan
keluarga, yaitu:
No Basis Indikator
1 Kelas a. Jumlah pelatihan literasi digital yang diikuti oleh
kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan;
b. Intensitas penerapan dan pemanfaatan literasi
digital dalam kegiatan pembelajaran; dan
c. Tingkat pemahaman kepala sekolah, guru,
tenaga kependidikan, dan siswa dalam
menggunakan media digital dan internet.
2 Budaya Sekolah a. Jumlah dan variasi bahan bacaan dan alat
peraga berbasis digital;
b. Frekuensi peminjaman buku bertema digital;
c. Jumlah kegiatan di sekolah yang memanfaatkan
teknologi dan informasi;
d. Jumlah penyajian informasi sekolah dengan
menggunakan media digital atau situs laman;
e. Jumlah kebijakan sekolah tentang penggunaan
dan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi di lingkungan sekolah; dan
f. Tingkat pemanfaatan dan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi dan komunikasi dalam
hal layanan sekolah
9
3 Masyarakat a. Jumlah sarana dan prasarana yang mendukung
literasi digital di sekolah; dan
b. Tingkat keterlibatan orang tua, komunitas, dan
lembaga dalam pengembangan literasi digital.
c. Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan
literasi digital yang dimiliki setiap fasilitas publik;
d. Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan
literasi digital setiap hari;
e. Meningkatnya jumlah bahan bacaan literasi
digital yang dibaca oleh masyarakat setiap hari;
f. Meningkatnya jumlah partisipasi aktif komunitas,
lembaga, atau instansi dalam penyediaan bahan
bacaan literasi digital;
g. Meningkatnya jumlah fasilitas publik yang
mendukung literasi digital;
h. Meningkatnya jumlah kegiatan literasi digital
yang ada di masyarakat
i. Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam
kegiatan literasi digital;
j. Meningkatnya jumlah pelatihan literasi digital
yang aplikatif dan berdampak pada masyarakat;
k. Meningkatnya pemanfaatan media digital dan
internet dalam memberikan akses informasi dan
layanan publik;
l. Meningkatnya pemahaman masyarakat terkait
penggunaan internet dan UU ITE;
m. Meningkatnya angka ketersediaan akses dan
pengguna (melek) internet di suatu daerah; dan
n. Meningkatnya jumlah pelatihan literasi digital
yang aplikatif dan berdampak pada masyarakat.
4 Keluarga a. Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan
literasi digital yang dimiliki keluarga;
b. Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan
literasi digital dalam keluarga setiap harinya;
c. Meningkatnya jumlah bacaan literasi digital yang
dibaca oleh anggota keluarga;
d. Meningkatnya frekuensi akses anggota keluarga
terhadap penggunaan internet secara bijak;
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
10
a. Kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN)
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas.
11
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN
disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga
wajib memberikan perlindungan berupa:
1) jaminan kesehatan;
2) jaminan kecelakaan kerja;
3) jaminan kematian; dan
4) bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya
diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
13
BAB III
A. Profil Organisasi
Puskesmas Sebangki mulai beroperasi pada tanggal 11 Januari 2003 dan diberi
nama Puskesmas Sambeh. Puskesmas Sambeh ini merupakan pemekaran dari
Puskesmas Pahauman, pemekaran ini di maksudkan untuk lebih mendekatkan
pelayanan kesehatan pada masyarakat yang tinggal jauh dari jangkauan pelayanan
kesehatan.
Wilayah kerja Puskesmas Sebangki meliputi 5 desa yang terdiri dari 3 desa di
daerah darat dan 2 desa didaerah bantaran sungai Landak dan Sungai Mandor. Karena
terletak di desa Sebangki, maka Puskesmas Sambeh ini kemudian lebih dikenal dengan
sebutan Puskesmas Sebangki dan sebutan itu melekat hingga saat ini
Pada awalnya Puskesmas ini hanya memberikan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat, hal tersebut dikarenakan tenaga yang ada di Puskesmas Sebangki
pada saat itu hanya berjumlah 3 orang, terdiri dari 2 orang perawat dan 1 orang
nutrisionis serta dibantu oleh jaringan pelayanan yang terdiri dari 1 unit pustu dan 3 unit
polindes.
Akhir tahun 2018 Puskesmas Sebangki direhap total dan puskesmas baru yang
ada sepeti sekarang ini mulai beroperasi sejak tanggal 7 Mei 2020. Saat ini wilayah kerja
Puskesmas Sebangki meliputi 5 desa yang terdiri dari 27 dusun. Untuk memudahkan
jangkauan pelayanan kepada masyarakat Puskesmas Sebangki saat ini didukung oleh
jaringan pelayanan yang terdiri dari 5 unit Pustu, 3 unit Polindes dan 5 Poskesdes.
Semua polindes dan poskesdes sudah terisi dengan tenaga bidan semuanya. Namun
tidak demikian halnya dengan pustu, karena masih ada 2 pustu yang masih kosong/tidak
ada petugasnya.
B. Geografis
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki adalah meliputi seluruh Kecamatan
Sebangki yaitu seluas 833, 74 Km2 dengan batas –batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila
Sebelah Selatan : Kecamatan Kuala Mandor B, Kecamatan Kubu Raya
Sebelah Timur : Kecamatan Kuala Mandor B, Kecamatan Kubu Raya
Sebelah Barat : Desa Aur Sampuk, Kecamatan Sengah Temila
14
Gambar 3.1 Peta wilayah Kecamatan Sebangki
Kecamatan Sebangki terletak diantara 00 6’53,1” lintang utara dan 109O 36’41,9
bujur timur dengan ketinggian ibukota kecamatan berkisr pada 50 meter dari permukaan
laut. Secara administratif Kecamatan Sebangki terdiri atas 5 desa dan 27 dusun. Desa-
desa tersebut adalah:
1. Desa Sebangki, terdiri dari 5 dusun
2. Desa Agak, terdiri dari 8 dusun
3. Desa Kumpang Tengah, terdiri dari 5 dusun
4. Desa Sungai Segak, terdiri dari 5 dusun
5. Desa Rantau Panjang, terdiri dari 4 dusun.
Pembagian luas wilayah berdasarkan desa dapat dilihat seperti pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.1 Luas Wilayah Kecamatan Sebangki
NO DESA LUAS WILAYAH PERSENTASE
1 Rantau Panjang 63,8 7,66
2 Sei. Segak 282,42 33,89
3 Sebangki 106,3 12,76
4 Kumpang Tengah 185,16 22,22
5 Agak 195,56 23,47
JUMLAH 833,24 100,00
Sumber: Kecamatan Sebangki dalam angka tahun 2020.
Kecamatan Sebangki terdiri dari 5 desa yang terbagai menjadi 27 dusun, adapun
penyebaran dusun-dusun tersebut dapat diliha pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2. Jumlah Desa dan Dusun
No Desa Dusun
1 Rantau Panjang 1. Rantau Panjang
2. Kuala Sambeh
3. Sungai Pogok
4. Kuala Mandor
15
2 Sungai Segak 1. Sungai Segak
2. Sungai Layang 1
3. Sungai Layang 2
4. Retok Majo
5. Tanjung Sosor
3 Sebangki 1. Sebangki
2. Pakliung
3. Setaik
4. Ibul 1
5. Ibul 2
4 Kumpang Tengah 1. Kumpang Tengah
2. Kumpang Hulu
3. Belangiran
4. Pancur
5. Panampe
5 Agak 1. Agak
2. Senunuk
3. Sahek
4. Sindur
5. Belimbing
6. Layar
7. Kerekng
16
3. Motto
“Sehat adalah kebutuhan, bukan pilihan”
4. Nilai Organisasi
T Terjangkau
A Aman
R Ramah
I Integritas
U Unggul
D. Struktur Organisasi
Puskesmas Sebangki adalah Puskesmas Rawat Inat kawasan sangat terpencil
yang dipimpin oleh seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat, adapun struktur organisasi
Puskesmas Sebangki adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Struktur Organisasi
17
E. Tugas dan Fungsi Perawat Ahli Pertama
Uraian tugas dan fungsi Perawat Ahli Pertama Jabatan Fungsional Perawat-
Sesuai dengan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019 yaitu :
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko
infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada
pelayanan kesehatan
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan
tindakan)
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan)
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/intra/post operasi
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.
18
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Berdasarkan pengamatan selama bertugas sesuai nilai-nilai dasar peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI, dan berkonsultasi bersama mentor didapatkan identifikasi
isu terkait tugas dan fungsi perawat ahli pertama di puskesmas Sebangki sebagai
berikut:
1. Kurangnya deteksi dini Penyakit hipertensi oleh masyarakat wilayah kerja Puskesmas
Sebangki
Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg setelah dilakukan dua kali
pengukuran dalam waktu yang berbeda. Data World Health Organization (WHO)
tahun 2019 memperkirakan terdapat 1,13 milyar orang dengan hipertensi di seluruh
dunia, dua pertiga kasus berada di negara dengan penghasilan menengah ke bawah.
Jumlah ini akan terus meningkat setiap tahunnya dan pada tahun 2025 diperkirakan
akan mencapai 1,5 Miliar kasus, serta angka kematian akibat hipertensi dan
komplikasinya diperkirakan dapat mencapai 9,4 juta orang setiap tahunnya.
Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 melaporkan sebesar 34,1% angka
hipertensi pada usia lebih dari 18 tahun. Dari 34,1% masyarakat dengan hipertensi,
hanya 8,8% masyarakat yang terdiagnosis hipertensi, sebanyak 13,3% orang yang
terdiagnosis hipertensi tidak mengkonsumsi obat, dan 32,3% orang yang menderita
hipertensi tidak mengkonsumsi obat secara rutin. Hal ini menunjukkan bahwa masih
terdapat banyak penderita hipertensi yang belum mendapatkan pengobatan yang
seharusnya didapatkan (Astuti, Tasman & Amri, 2021).
Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena potensinya yang
mampu mengakibatkan kondisi komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner,
dan gagal ginjal. Penegakkan diagnosa dapat dilakukan melalui pengukuran tekanan
darah oleh tenaga kesehatan atau kader kesehatan yang telah dilatih dan dinyatakan
layak oleh tenaga kesehatan (Pusdatin, 2019). Hipertensi disebut sebagai silent killer
artinya dapat menyebabkan kematian secara diam-diam. Hal ini disebabkan karena
tanda dan gejala mirip dengan penyakit lainnya sehingga sebagian besar penderita
hipertensi tidak menyadari bahwa itu hipertensi. Hal ini dapat dicegah dengan deteksi
dini yaitu dengan pengukuran tekanan darah (Astuti, Tasman & Amri, 2021).
19
Berdasarkan laporan poli rawat jalan bulan Februari – Juni tahun 2022
Puskesmas Sebangki, hipertensi masih menjadi kunjungan terbanyak kategori
penyakit tidak menular yakni rata-rata sebanyak 20 – 40 pasien. Sedangkan
berdasarkan Laporan program Penyakit Tidak Menular (PTM), masyarakat yang
terdeteksi mengidap hipertensi dari bulan Januari hingga Juni tahun 2022 sebanyak
4.833 dengan persentase laki-laki sebanyak 2.524 kasus dan perempuan sebanyak
2.309 kasus. Sedangkan pada tahun 2021 terdapat 4.833 kasus dengan pasien lama
yang mendapatkan pelayanan kesehatan hanya 6 kasus serta pasien baru yang
mendapat pelayanan kesehatan hanya sebanyak 19 orang.
20
Hasil wawancara yang saya lakukan dengan rekan kerja yang pemegang
program Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) pada tanggal 15 Juli 2022 bahwa
masih banyak masyarakat yang tidak menerapkan aturan tentang pengendalian
hewan peliharaan untuk di masukan ke dalam kandang (tempat penampungan).
Dengan masih banyaknya hewan yang berkeliaran di jalanan, maka masih seringnya
terjadi kasus gigitan khususnya oleh hewan anjing. Beberapa laporan kasus, masih
banyaknya masyarakat yang melakukan pertolongan pertama seperti melakukan
pembersihan pada area gigitan serta melakukan Vaksin Anti Rabies (VAR).
21
Penentuan isu aktual prioritas dilakukan dengan menggunakan skala Likert
dengan rentang angka dari 1-5 yang menyatakan bahwa isu tersebut yaitu “(1) Tidak
Penting”, “(2) Kurang Penting”, “(3) Cukup Penting”, “(4) Penting” dan “(5) Sangat
Penting”.Skala penilaian ini berpedoman pada 4 (empat) kriteria isu yaitu isu yang
bersifat Aktual (Sedang terjadi), Problematik (Masalah), Khalayak (Menyangkut hidup
orang banyak) dan Layak (Logis/ dapat diselesaikan) atau biasa di singkat APKL.
Adapun penentuan isu aktualnya sebagai berikut :
Tabel 4.1 Penapisan APKL
No Isu Aktual Kriteria Total Ranking
A P K L
1 Kurangnya deteksi dini Penyakit 5 5 5 4 19 I
hipertensi oleh masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten
Landak
2 Kurangnya Pemahaman Masyarakat 5 5 4 3 17 III
tentang Bahaya Gigitan Hewan Penular
Rabies (GHPR) di wilayah kerja
Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak
3 Kurangnya Penerapan Kewaspadaan 5 4 5 4 18 II
Standar PPI (Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi) oleh Petugas
Kesehatan di Lingkungan Puskesmas
Sebangki Kabupaten Landak
Berdasarkan tabel APKL diatas, maka isu aktual yang menjadi prioritas adalah
“Kurangnya deteksi dini Penyakit hipertensi oleh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sebangki”. Adapun hasil diskusi dengan mentor, penyebab kurangnya
deteksi dini hipertensi di masyarakat yaitu:
1) Kurangnya edukasi lengkap dan tepat tentang hipertensi yang diperoleh masyarakat
2) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini hipertensi
3) Kurangnya Pemeriksaan Tekanan Darah yang dilakukan masyarakat.
22
Tabel 4.2 Penapisan USG
No Penyebab Prioritas Jumlah Peringkat
U S G
1 Kurangnya edukasi lengkap dan tepat 5 4 4 13 II
tentang hipertensi yang diperoleh
masyarakat
2 Kurangnya pengetahuan masyarakat 4 4 4 12 III
tentang pentingnya deteksi dini hipertensi
3 Kurangnya Pemeriksaan Tekanan Darah 5 5 4 14 I
yang dilakukan masyarakat
23
C. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak
Identifikasi Isu 1. Kurangnya deteksi dini Penyakit hipertensi oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sebangki
Kabupaten Landak
2. Kurangnya Pemahaman Masyarakat tentang Bahaya Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di wilayah
kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak
3. Kurangnya Penerapan Kewaspadaan Standar PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) oleh Petugas
Kesehatan di Lingkungan Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak
Isu Prioritas Kurangnya deteksi dini Penyakit hipertensi oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten
Landak
Gagasan Pemecah Isu Meningkatkan deteksi dini Penyakit hipertensi oleh masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran
pemeriksaan tekanan darah di wilayah kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Bukti Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
Fisik Pelatihan Visi-Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6
1 Pembuatan Media 1. Melakukan Output: Saya akan melakukan konsultasi Pelaksanaan kegiatan ini
Pendidikan kesehatan konsultasi dengan Tayangnya media bersama mentor tentang mendukung Visi
menggunakan Video mentor tentang pendidikan pembuatan media pendidikan Puskesmas Sebangki
Edukasi Hipertensi pembuatan media kesehatan dengan sopan, ramah, tutur kata “Menjadikan puskesmas
pendidikan Hipertensi di akun yang baik ( Sebangki sebagai pusat
kesehatan Instagram Loyal, Nilai Perilaku: Menjaga pelayanan kesehatan
Puskesmas nama baik Sesama ASN, yang profesional,
Sebangki Pimpinan, Instansi dan terjangkau dan
Negara, melibatkan peran aktif
Bukti Fisik: Kolaboratif, Nilai Perilaku: masyarakat menuju
- Video Eedukasi Terbuka dalam kerjasama kecamatan Sebangki
hipertensi untuk mengahasilkan nilai sehat dan mandiri” , serta
- Foto tambah) Misi puskesmas Sebangki:
penayangan Meningkatkan
2. Membuat rancangan video di akun Saat membuat rancangan pelayanan kesehatan
konsep isi materi instagram konsep materi video saya akan yang berkualitas
video yang akan Puskesmas menyesuaikan dengan
disampaikan Sebangki kebutuhan kesehatan
24
masyarakat dan sesuai dengan
kompetensi ilmu (Berorientasi
Pelayanan, Nilai Perilaku:
Memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat,
Kompeten, Nilai Perilaku:
Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik)
25
cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi,
Adaptif, Nilai Perilaku: Terus
berinovasi dan
mengembangkan kreativitas)
26
Pimpinan, Instansi dan Meningkatkan
Negara) pelayanan kesehatan
yang berkualitas
2. Melakukan Saat melakukan konsultasi
konsultasi dengan dengan mentor tentang draft isi
mentor tentang draft materi leaflet, saya
isi materi di leaflet akan menyesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat
(Berorientasi Pelayanan, Nilai
Perilaku: Memahami dan
memenuhi kebutuhan
masyarakat)
27
jujur dan bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi)
28
3. Berkoordinasi Saat berkoordinasi dengan
dengan perangkat perangkat desa, saya
desa, dan mendengarkan masukan tanpa
memberikan jadwal interupsi dan menggunakan
pelaksanaan masukan untuk memudahkan
kegiatan berjalannya kegiatan
(Kolaboratif, Nilai Perilaku:
Terbuka untuk kerjasama
untuk menghasilkan nilai
tambah,
Berorientasi Pelayanan, Nilai
Perilaku: Melakukan
Perbaikan tiada henti)
29
4 Melakukan 1. Melakukan Output: Pada saat konsultasi dengan Pelaksanaan kegiatan ini
Pemeriksaan Tekanan konsultasi dengan Terlaksananya mentor tentang kegiatan mendukung Visi
Darah mentor tentang pemeriksaan pemeriksaan tekanan darah, Puskesmas Sebangki
kegiatan tekanan darah saya akan mendengarkan “Menjadikan puskesmas
pemeriksaan arahan, menerima serta Sebangki sebagai pusat
tekanan darah Bukti Fisik: mencatat saran/ masukan yang pelayanan kesehatan
- Foto bersifat membangun yang profesional,
pemeriksaan (Kolaboratif, Nilai Perilaku: terjangkau dan
Tekanan Darah Terbuka dalam kerjasama melibatkan peran aktif
- Notulen untuk menghasilkan nilai masyarakat menuju
tambah) kecamatan Sebangki
sehat dan mandiri” , serta
2. Mendata peserta/ Saat mendata peserta, saya Misi Puskesmas
warga tidak akan membeda-bedakan Sebangki:
warga dan mendahului Meningkatkan
kepentingan umum (Loyal, Nilai pelayanan kesehatan
Perilaku: Memegang teguh yang berkualitas
ideologi Pancasila, UUD 1945,
Setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang Sah)
30
pemeriksaan menyalahkan budaya pasien,
tekanan darah bisa mengambil celah untuk
memberikan edukasi serta
terbuka dan proaktif dengan
pertanyaan yang diajukan pasien
(Harmonis, Nilai Perilaku:
Menghargai setiap orang
apapun latar belakangnya,
Adaptif, Nilai Perilaku:
Bertindak Proaktif)
31
- Foto Loyal, Nilai Perilaku: Menjaga Memberdayakan
pengoperasian nama baik sesama ASN, masyarakat (individu
alat Pimpinan, Instansi dan dan keluarga) untuk
pemeriksaan Negara) memiliki kemauan dan
2. Mengedukasi kepada tekanan darah kemampuan hidup sehat
peserta pentingnya - Notulen Saat memberikan penjelasan dan mandiri)
melakukan “Home kepada peserta, saya akan
Blood Pressure menjelaskan dengan bahasa
Monitoring (HBPM)” yang mudah dimengerti, ramah
dan proaktif dengan pertanyaan
atau kendala yang dialami
peserta (Berorientasi
Pelayanan, Nilai Perilaku:
Ramah, cekatan, solutif dan
dapat diandalkan,
Adaptif, Nilai Perilaku:
Bertindak proaktif)
3. Memberikan edukasi
seputar alat cek Saat menjelaskan cara
tekanan darah pengoperasian alat cek TD, saya
menjelaskan secara jujur, detail
dan bahasa yang mudah
dimengerti serta memberikan
ilmu yang dibutukan (Akuntabel,
Nilai Perilaku: Melaksanakan
tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas
tinggi,
Kompeten, Nilai Perilaku:
Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik)
32
4. Memberikan Saat memberikan demonstrasi,
demonstrasi saya bersikap ramah, sopan,
pengoperasian alat dan penjelasan jelas
cek Tekanan darah (Beorientasi Pelayanan, Nilai
kepada peserta Perilaku: Ramah, cekatan ,
solutif dan dapat diandalkan)
33
3. Memasukkan Saya akan memasukan berkas
berkas hasil hasil pelaporan ke dalam map
pelaporan ke dalam dengan rapi agar memudahkan
map rekan sejawat mencari informasi
yang diperlukan untuk
kepentingan puskesmas
(Harmonis, Nilai Perilaku:
Membangun lingkungan kerja
yang kondusif)
34
D. Jadwal Implementasi
Jadwal dalam melakukan kegiatan-kegiatan aktualisasi dijlaskan pada tabel
dibawah ini.
Nama Peserta Agung Triputra, S.Kep., Ners
Unit Kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten Landak
Tempat Aktualisasi Wilayah Kerja Puskesmas Sebangki Kabupaten
Landak
No Kegiatan Waktu Output Bukti Fisik
1 Pembuatan Media 1-5 Tayangnya media 1. Video Eedukasi
Pendidikan kesehatan Agustus pendidikan hipertensi
menggunakan Video 2022 kesehatan Hipertensi 2. Foto
Edukasi Hipertensi di akun Instagram penayangan
Puskesmas video di akun
Sebangki
2 Pembuatan media 8-10 Tersedianya leaflet 1. Leaflet
pendidikan kesehatan Agustus di meja pendaftaran 2. Foto leaflet di
menggunakan Leaflet 2022 meja
tentang Hipertensi pendaftaran
3 Mengadakan Kegiatan 11-20 Terlaksananya 1. Daftar Hadir
Pendidikan Kesehatan Agustus kegiatan Pendidikan Peserta
tentang hipertensi 2022 Kesehatan tentang 2. Dokumentasi
hipertensi foto kegiatan
35
BAB V
PENUTUP
Dalam rancangan kegiatan ini diterapkan nilai – nilai dasar PNS dalam melakukan
tugasnya sebagai pelayan publik yang profesional. Nilai-nilai dasar tersebut terkandung
didalam BerAKHLAK yakni: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Kegiatan aktualisasi yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
38
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, W.A., Tasman., Amri, L.F. (2021). Prevalensi Dan Analisis Faktor Risiko Hipertensi
Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Berkala Ilmiah
Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia, Vol. 9, No. 1, Juni 2021
Matsiliza, N., & Zonke, N. (2017). Accountability and Integrity as Unique Column of Good
Governance. Public and Municipal Finance, 6(1), 75–82.
https://doi.org/10.21511/pmf.06(1).2017.0 8. Di akses pada tanggal 17 Juli 2022.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (PerLAN-RI) Nomor 10 tahun
2021. Tentang Pengganti PerLAN-RI Nomor 1 tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Pelatihan Dasar CPNS.
Puskesmas Sebangki. (2021). Profil Puskesmas Sebangki Tahun 2020
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014. Tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN)
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
20 Tahun 2021. Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2017. Tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur
Sipil Negara.
Kuntarto, E., & Asyhar, R. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning
pada Aspek Learning Design dengan Platform Media Sosial Online Sebagai
Pendukung Perkuliahan Mahasiswa. In Repository Unja (pp. 1–26).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Infodatin Hipertensi 2018. Jakarta:
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional.
Jakarta: Kemendikbud. (Online): diakses pada 19 Juli 2022.
39