PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Penelitian tentang Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa (Studi Kasus
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Budidaya Ikan Lele Beserta Pengolahannya
Di Desa Plandaan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung).
Proposal penelitian ini diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah
Metode Penelitian di Progam Studi S1 Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial Dan Hukum Universitas Negeri Surabaya. Dengan diselesaikannya
proposal penelitian ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada Bapak Badrudin Kurniawan S.AP, M.AP selaku dosen
pengampu mata kuliah Metode Penelitian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Desa memiliki hak otonomi asli berdasarkan hukum adat, dapat menentukan
susunan pemerintahan, mengatur dan mengurus rumah tangga, serta memiliki
kekayaan dan aset.Oleh karena itu, eksistensi desa perlu ditegaskan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa. Namun, deregulasi dan penataan
desa pasca beberapa kali amandemen terhadap konstitusi negara serta peraturan
perundangannya menimbulkan perspektif baru tentang pengaturan desa di
Indonesia. Dengan di undangkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang
Desa , sebagai sebuah kawasan yang otonom memang diberikan hak-hak
1
istimewa, diantaranya adalah terkait pengelolaan keuangan dan alokasi dana desa,
pemilihan kepala desa serta proses pembangunan desa.
Otonomi desa merupakan otonomi asli, bulat, dan utuh serta bukan
merupakan pemberian dari pemerintah.Sebaliknya pemerintah berkewajiban
menghormati otonomi asli yang dimiliki oleh desa tersebut.Sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak istimewa, desa
dapat melakukan perbuatan hukum baik hukum publik maupun hukum perdata,
memiliki kekayaan, harta benda serta dapat dituntut dan menuntut di muka
pengadilan.
Bagi desa, otonomi yang dimiliki berbeda dengan otonomi yang dimiliki
oleh daerah propinsi maupun daerah kabupaten dan daerah kota. Otonomi yang
dimiliki oleh desa adalah berdasarkan asal-usul dan adat istiadatnya, bukan
berdasarkan penyerahan wewenang dari pemerintah. Desa atau nama lainnya,
yang selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem
pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. Landasan pemikiran yang
perlu dikembangkan saat ini adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokrasi, dan pemberdayaan masyarakat.
2
5. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, atau pemerintah.
Dari kewanangan tersebut berbagai cara serta inovasi dilakukan oleh desa-
desa untuk mngembangkan serta memberdayakan masyarakatnya. Salah satunya
yaitu di Desa Plandaan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, desa
ini melakukan program pemberdayaan masyarakat dengan cara
membudidayakan Ikan Lele beserta pengolahannya. Mulai dari tahap penebaran
benih hingga kemudian diproseslah daging ikan lele menjadi berbagai olahan
yang cukup bernilai jual.Selain itu juga, desa ini memiliki Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) dimana produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat
disalurkan.Walaupun memang pemberdayaan masyarakat ini tergolong masih
baru di Desa Plandaan,sehingga perlunya strategi terkait tata kelola dan
pengembanganprogram ini supaya manfaat dari program ini dapat dirasakan tidak
3
hanya bagi pemerintah desa itu sendiri melainkan juga dapat dirasakan
masyarakat luas.
Dari uraian diatas, maka perumusan masalah ini adalah bagaimana dan
strategi apa yang diambil Pemerintah Desa Plandaan dalam melaksanakan
Program Pembudidayaan Ikan Lele beserta Pengolahannya ini?
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
2.1.3 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Suharto (2004) mendefinisikan pemberdayaan masyarakat
sebagai suatu proses dimana masyarakat, terutama mereka yang miskin sumber
daya, kaum perempuan, dan kelompok terabaikan lainnya, didukung agar mampu
meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Dalam proses ini, lembaga
berperan sebagai fasilitator yang mendampingi proses pemberdayaan masyarakat.
Pada prinsipnya masyarakatlah yang menjadi aktor dan penentu
pembangunan.Usulan-usulan masyarakat merupakan dasar bagi program
pembangunan lokal, regional, bahkan menjadi titik pijak bagi program nasional.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki
taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Pada awalnya kata ini dipergunakan
untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang
yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis),
catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dll.
6
Tahapan demi terwujudnya suatu strategi adalah sebagai berikut:
1. Tahap perumusan.
Tahap pertama diartikan sebagai keseluruhan keputusan-keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan-tindakan yang harus dijalankan
guna menghadapi setiap keadaan yang mungkin terjadi di masa depan.
2. Tahap pemutusan.
Tahap ini mencakup pengambilan keputusan terkait dengan semua potensi
yang dimiliki.
3. Tahap pelaksanaan.
Tahapan ini mencakup pelaksanaan strategi yang ada dengan
menggunakan semua kemampuan yang dimiliki untuk pencapaian tujuan.
4. Tahap penilaian.
Pada tahapan ini dilakukan penelitian atas apa yang sudah dilakukan pada
tahap-tahap selanjutnya.
7
1. Dapat memberikan kemampuan secara dasar sehingga dapat berperan aktif
dalam pembangunan, dalam memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi
kelompok-kelompok masyarakat.
2. Karena adanya upaya pembangunan yang akan memberikan suatu
kapasitas dan dapat menggerakan berlangsungnya roda perekonomian.
3. Dengan adanya upaya pemberdayaan dapat mewujudkan pembangunan
masyarakat yang menekankan pada unsur manusia sebagai subjek
pembangunan.
4. Dengan adanya proses perubahan sosial, maka dapat memberikan
pengaruh yang lebih besar memungkinkan orang-orang baik secara lokal
maupun nasional.
5. Dengan adanya pemberdayaan maka dapat memberi kekuatan kepada
masyarakat lemah.
8
3. Identifying the local leaders
Segala usaha pemberdayaan masyarakat akan sia-sia apabila tidak
memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk
itu, faktor
the local leadersharus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai
pengaruh yang kuat di dalam masyarakat.
Kata desa berasal dari bahasa sansekerta yakni desa, dusun yang berarti
tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada
suatu kesatuan hidup, dengan kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1993:200), disebut bahwa desa adalah:
1. Kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan kampung, atau dusun.
2. Udik atau dusun (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan kota).
9
3. Tempat, tanah dan daerah.
Inayahullah (Ibrahim 2003:182) mengemukakan bahwa desa suatu
kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa dan
mengadakan pemerintahan sendiri, desa terjadi bukan hanya dari satu tempat
kediaman masyarakat saja.
Roucek (Ibrahim, 2003:182) mendefinisikan desa sebagai bentuk yang
diteruskan antara penduduknya dengan lembaga mereka diwilayah setempat
dimana mereka tinggal, yaitu diladang-ladang, berserak dan dikampung biasanya
menjadi pusut segala aktivitaas mereka bersama.
10
tani lele di Kabupaten Guningkidul, merumuskan alternatif strategi dan
menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkandalam mengembangkan
Usaha tani lele di Kabupaten Guningkidul.Alternatif strategi yang dapat
diterapkan dalam mengembangkan usahatani leledi Kabupaten Karanganyaryaitu
memaksimalkan pendapatan pembudidaya ikan lele, maka dilakukan penambahan
jumlah dan luas kolam dan mengembangkan usaha budidaya, menerapkan cara-
cara pemeliharaan dan budidaya yang baik, serta memperluas jangkauan pasar
mulai dari konsumen perorangan, pasar tradisional rumah makan dan restoran
hingga ke pasar modern.
PenelitianAfrilyadi Eko Wibowo(2011), dengan judulStrategi
Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus
strain sangkurian) (Kasus UKM Budidaya Lele) di Kecamatan Ciampea
Kabupaten Bogorbertujuan untukmenganalisis faktor-faktor internal dan eksternal
yang menjadi kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan
usaha ikan lele di kecamatan Ciampea, merumuskan alternatif strategi
pengembangan usaha yang tepat untukditerapkan oleh masyarakat kecamatan
Ciampea, dan merumuskan prioritas strategi dalam pengembangan usaha oleh
masyarakatkecamatan Ciampea.Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan usahatani lele di Kecamatan Ciampea yaitu meningkatkan
produksi dengan menambah area budidaya.
11
(BUMDes).Sedangkan realisasi dari Pemberdayaan Masyarakat yaitu dengan
diadakannya program pelatihan, pembudidayaan serta pengolahan ikan lele untuk
warga Desa Plandaan.Disini terdapat keterkaitan antara Pembangunan Desa
dengan Pemberdayaan Masyarakat Desa, dimana hasil dari pengolahan yang
berupa produk (krupuk, abon, nugget) dipasarkan melalui BUMDes.Sehingga
diharapakan program-program ini dapat membantu perekonomian yang ada di
Desa Plandaan.
APBN
Dana Desa
Pembanguan Pemberdayaan
Desa Masyarakat Desa
BUMDes Pembudidayaan
dan Pengolahan
Ikan Lele
Produk:
1. Krupuk Lele
2. Abon Lele
3. Nugget Lele
4. Bakso Lele
12
BAB III
METODE PENELITIAN
13
3.2 Lokasi Penelitian
Fokus dari penelitian ini terpusat pada strategi dan kebijakan yang diambil
Pemerintah Desa Plandaan dalam melakukan pemberdayaan masyarakatnya yang
efektif dan efisien di program pembudidayaan ikan lele hingga pengolahannya.
Sehingga program ini dapat membantu dan menunjang perekonomian masyarakat
di Desa Plandaan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Fokus yang
ingin diteliti adalah:
14
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian Arikunto (2006 : 145) adalah subjek yang dituju untuk
diteliti oleh peneliti. Jadi, subjek penelitian itu merupakan sumber informasi yang
digali untuk mengungkap fakta-fakta di lapangan.Subjek penelitian dapat berupa
benda, hal atau orang. Dengan demikian subjek penelitian pada umumnya
manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia. Adapun yang menjadi subjek
dari penelitian ini adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa Plandaan beserta
masyarakat Desa Plandaan yang berkontribusi dalam pembudidayaan ikan lele,
pengolahan ikan lele serta pegawai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa
Plandaan.
Terdapat tiga teknik yang dapat digunakan pada saat melakukan penelitian, yaitu :
15
2. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat dari dokumen yang
berkaitan dengan penelitian yang ada di lokasi penelitian.
3. Observasi
Pengamatan langsung secara informal yaitu melakukan kunjungan dengan
mengamati situasi berbagai hal yang bertujuan untuk mengerti ciri-ciri dan
luasnya signifikansi dari interelasi elemen-elemen tingkah laku manusia
pada fenomena sosial yang serba kompleks, dalam pola-pola kultural
tertentu (Kartono, 1996:157).Peneliti tidak memerankan suatu objek
penelitian, melainkan hanya mengamati saja.
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulasi dar
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bag penelitian.
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
16
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia
dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan
arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan
(Sugiono 2009:308).
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif (interactive model of analysis). Miles dan Huberman
(1992:23) menjelaskan model analisis ini terdiri dari tiga komponen analisis yaitu
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan
kesimpulan (conclusion/varifiying) yang dilakukan dalam bentuk interaktif
dengan pengumpulan data sebagai suatu siklus. Secara sederhana proses analisis
ini dapat dijelaskan melalui gambar sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
17
Keterangan:
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Deskripsi Lokasi
19
Desa Plandaan dalam pemberdayaan ikan lele yang dilakukan untuk
masyarakatnya, desa hanya mewadai masyarakat untuk mengelola
dengan memberikan modal kepada masyarakat berupa satu kolam
berisis lele untuk 1 orang yang harapannya modal tersebut dapat
dikelola dengan sebaik mungkin.
Dalam strategi ini kepala desa akan membawahi 6 orang
sebagai pelaksananya dan tiap-tiap pelaksana nantinya diharapkan
mampu mengajak warga yang lain untuk melakukan budidaya ikan
lele.
Mekanismenya adalah 6 orang tadi diberikan modal oleh
pemerintah Desa, lalu ketika pembudidayaan ikan lelenya panen
hasil dari panen tersebut harus digunakan untuk membiayai warga
lain yang ingin membudidayaakan ikan lele dan itu strateginya
berlanjut sehingga membentuk mata rantai. Dan 6 orang yang
menjadi pioneer tersebut nantinya diharapkan menjadi pembudidaya
mandiri. Sedangkan untuk rekruitmen dilakukan dengan cara
mencari dan mengambil orang-orang yang mempunyai keinginan
sungguh-sungguh yang nantinya akan memegang suatu
tanggungjawab dalam pelaksanaan pemberdayaan tersebut.
Kepala Desa
I II III IV V VI
I I I I I I I I I I I I
Selain itu juga terkait dengan harga pasaran ikan lele yang naik
turun, pemerintah Desa Plandaan mempunyai strategi khusus jika
sewaktu-waktu harga pasaran ikan lele menurun. Jika harga normal
ikan lele biasa dijual seharga Rp. 14.000,-/kg, jika harga ikan lele
20
menurun bisa mencapai harga Rp. 10.000,-. Penurunan harga
tersebut akan berdampak langsung kepada pembudidaya dikarenakan
akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, pihak Pemerintah Desa
Plandaan memilik strategi dengan cara membeli ikan lele tersebut
dengan harga normal lalu dijuallah ikan lele tersebut di BUMDES.
Sehingga tidak akan membuat para pembudidaya mengalami
kerugian bahkan tidak dapat melanjutkan usahanya.
21
4.2 Pembahasan
22
Pembudidayaan ikan lele ini dikembangkan melalui dana yang
diperoleh dari Dana Desa yang dianggarkan pada tahun 2016 lalu. Kegiatan
ini dapat diarealisasikan pada bulan September 2016 sehingga sampai saat
inisudah mengalami 1 kali panen menuju panen yang kedua. Kepala
pengelolanya merupakan Kepala Desa Plandaan sendiri. Program ini gencar
disosialikan kepada masyakat yang benar benar ingin mengelola budi daya
ikan lele tersebut dengan maksimal, dikarenakan strategi awal dari program
ini adalah mencari orang orang yang mempunyai dedikasi tinggi untuk
pengelolaan budi daya ikan lele ini. Apabila ada pihak yang tidak sanggup
untuk meneruskan program budi daya ini maka akan di operasikan kepada
orang lain yang berminat. Setiap kepala (orang yang mengelola budi daya
ikan lele) diberikan pelatihan dan juga sarana dan prasarana yang berkaitan
dengan pengelolaan budi daya di setiap rumah mereka masing masing.
Terkait dengan sarana dan prasarana yang diberikan yaitu peralatan
yang digunakan dalam pembudidayaan ikan lele seperti terpal, tali, besi.
Selain itu juga diberikan bibit sebanyak 6000 ekor dan juga uang tunai
sebesar Rp. 3.000.000,- yang digunakan untuk biaya pembudidayaan selama
2,5 bulan hingga ikan lele dapat di panen.
Lalu hasil panen ikan lele akan dialokasikan yang pertama untuk
langsung dijual kepada pengepul ikan lele dengan harga Rp. 12.000,-. Dan
dari hasil panen yang diperoleh nantinya akan dibagi hasil antara anggota
dan juga desa. Dan yang kedua, ikan lele hasil panen akan diolah oleh warga
khususnya ibu rumah tangga yang bersedia untuk mengolahnya. Hasil
pengolahan ikan lele itu berupa produk krupuk lele, Abon lele, Nuged lele,
dan Bakso lele yang dapat dipasarkan melalui BUMDes. Selain itu
pemasaranya juga sudah mulai meluas dengan dipasarkannya ke Dewan
Kerajinan Nasional Daerah (Dekransda) yang dijadikan sebagai tempat
pemasaran produk ikan lele. Kemudian dana hasil dari penjualan ini
kemudian dijadikan modal untuk memperluas dan mengembangkan
pembudidayaan ikan lele. Selain itu juga dana tersebut juga digunakan
untuk mengembangkan usaha lain yang ada di Desa Plandaan yaitu
mengembangkan produk sayuran organik.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Menurut Suharto (2004) mendefinisikan pemberdayaan masyarakat sebagai
suatu proses dimana masyarakat, terutama mereka yang miskin sumber daya,
kaum perempuan, dan kelompok terabaikan lainnya, didukung agar mampu
meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Pemberdayaan adalah sebuah
proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam,
berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta
lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Akhirnya budi daya ikan lele ini merupakan program yang dipilih karena
mudah dikembangkan sebab sarana prasarana yang mudah dan juga pelatihan dan
anggaran yang dapat dijangkau oleh pemerintah desa plandaan.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diharapkan strategi ini
dapat dijadikan langkah untuk lebih mengembangkan dan memeperluas
pembudidayaan ikan lele utamanya bagi masyarakat desa plandaan sehingga dapat
meningkatkan perekonomian di desa plandaan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Jatnika. (2014). Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Lele (Clarias sp.) di Lahan
Jatinangor.
Bandung:Refika Aditama
25
Lampiran
26
Dokumentasi Observasi lapangan :
27