Penulis:
Mahasiswa Sosiologi A, B dan C Universitas Trunojoyo
Angkatan 2017
Editor:
Hisnuddin Lubis, S.Sos., M.A
Layouter:
Ipunk Wardoyo
Cover Design:
Shufa10
Diterbitkan oleh:
Elmatera Publishing
Jl. Waru 73 Kav. 3, Sambilegi Baru Maguwoharjo
Yogyakarta Hp. 085293437797
email: penerbitelmatera@yahoo.co.id
bekerjasama dengan
ISBN: 978-623-2230-50-7
Cetakan Pertama
Juli 2019, vi + 245 / 14.5 x 21 cm
HAK CIPTA PADA PENULIS DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
LATAR BELAKANG
Saat ini perempuan tidak hanya berperan dalam satu pem
bangunan saja, tetapi sudah dihadapkan dengan berbagai macam
peran dimana perempuan dapat berperan dalam pembangunan,
peran perempuan di dalam pembangunan saat ini hanya bisa dilihat
di tempat-tempat yang sudah bisa dikatakan mampu menyerap
dan menerima kebudayaan dari luar, tetapi tidak dengan sebagian
masyarakat lainnya, masyarakat masih menganggap bahwa perem
puan tidak bisa dipisahkan dengan perannya sebagai ibu dalam
lingkungan keluarga yakni sebagai ibu rumah tangga, fungsi ibu
rumah tangga lebih dikaitkan pada tugas nya sebagai pendamping
suami, pengasuh anak, dan peran domestik lainnya seperti memasak,
membereskan rumah, mencuci dan lain sebagainya, wanita jadi
LITERATUR REVIEW
Dalam artikel ini menggunakan teori feminisme liberal,
feminisme liberal membahas penindasan wanita yang disebabkan
PERMASALAHAN
Budaya patriarki masih kental di Dusun Du’alas. Desa Kelapayan
Kecamatan sepulu. Budaya ini berlaku secara turun temurun dan
tetap berlaku sampai sekarang, walaupun modernisasi dan emansipasi
wanita sudah marak dilakukan. Artikel ini membahas bagaimana
stereotip Demmaah jhek Ni’ Bini’ Gun Deddiye Buk Depor Keyah
yang merupakan bagian dari budaya patriarki mempengaruhi
Pendidikan dan perekonomian masyarakat Dusun Du’alas Desa
Kelapayan Kecamatan Sepulu.
PEMBAHASAN
Di era yang serba modern ini, kesetaraan gender bukanlah hal
yang tabu, di tengah-tengah Masyarakat. Persamaan hak-hak yang
dimiliki oleh perempuan dan laki-laki di tempatkan pada satu posisi
sejajar di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, pendidikan dan
lain-lain. Pada umumnya masyarakat menganggap bahwasanya
semua perempuan dan laki-laki sudah memiliki hak yang sama dan
adil menurut masyarakat yang melihatnya, tetapi kesetaraan antara
Faktor Ekonomi
Masyarakat Dusun Du’alas sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Bagi masyarakat yang
bekerja sebagai buruh tani, dengan latar belakang mengelola ladang
milik orang lain pasti penghasilan tidak akan mencukupi kebutuhan
untuk jangka panjang, sedangkan yang bekerja sebagai tukang
bangunan tidak berbeda jauh dengan seseorang yang bekerja sebagai
kuli bangunan dan juga buruh tani, bisa dilihat dari penghasilan,
jika tukang bangunan pendapatan lebih tinggi sedikit dari kedua
pekerjaan tersebut, penghasilan kuli bangunan memiliki pengasilan
lebih tinggi dari buruh tani karena penghasilannya tidak lebih
berbeda jauh dengan tukang bangunan dan pekerjaan serabutan
lainnya, penghasilan yang mereka dapatkan hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Sedangkan untuk warga
yang menginginkan penghasilan yang lebih tinggi dari buruh tani
mereka lebih memilih bekerja sebagai TKI, mayoritas Negara yang
dituju adalah Negara Malaysia. Masyarakat yang bekerja sebagai
buruh tani, tukang dan kuli bangunan memiliki alasan tersendiri
mengapa mereka tetap bertahan dengan pekerjaan tersebut, karena
memang kebanyakan warga masyarakat tidak memiliki biaya untuk
berangkat ke Malaysia, untuk bekerja sebagai TKI, karena penghasilan
dari buruh tani, tukang, dan kuli bangunan hanya cukup untuk biaya
hidup sehari-hari saja.
Penghasilan yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan
beban yang harus mereka penuhi dikarenakan jumlah anggota
keluarga yang banyak, dalam satu keluarga paling sedikit mempunyai
Faktor pergaulan
Faktor pergaulan juga memiliki pengaruh terhadap pendidikan
perempuan di Dusun Du’alas Desa Klapayan. Seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin pesat di era saat ini membuka
ruang bebas terbuka untuk semua kalangan baik bagi kalangan laki-
laki maupun kalangan perempuan, kalangan muda maupun tua untuk
menjalin komunikasi teknologi di era modern ini mempermudah
manusia dalam menjalani kehidupan, namun tidak semua masyarakat
Faktor Lingkungan
Selain dua faktor diatas, faktor lingkungan juga mempengaruhi
perempuan tidak dapat menempuh pendidikan tinggi. Karena
masyarakat di Dusun Du’alas Desa Klapayan sendiri solidaritas antar
masyarakat masih kuat, religiusitas masih tinggi dan juga masyarakat
Buku
Munir, Misbahul. 2010. Produktifitas perempuan. Malang: UIN-
Maliki PRESS
Ollenburger, Jane C, Helen A. Moore. 2002. Sosiologi Wanita. Jakarta
: PT Asdi Mahasatya
Sastriani, Siti Hariti. 2005. Women in Public Sector. Yogyakarta : Tiara
Wacana
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Umar, Nasaruddin. 2010. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-
Qur’an. Jakarta: Dian Rakyat.
Walby, Sylvia. 2014. Teorisasi Patriarki. Yogyakarta: Jalasutra.
Jurnal
Hidayati, Tatik. 2009. Perempuan Madura Antara Tradisi dan
Industrialisasi. Volume XVI Nomor2.
Hika, Ira Rambu Teba. 2015. Menuju keadilan gender: Perempuan
dalam budaya patriarki di Indonesia. Jakarta: London School
of Public Relations
Putri, Risca Yunike. Fajar Muharram. 2016. Perempuan Madura
Tradisi Lokal dan Gender. Bangkalan.
Sumijati, As. 2001. Manusia dan Dinamika Budaya, dari Kekerasan
sampai Barata Yuda. Yokyakarta : BPPF Fakultas Sastra UGM
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sebuah hal yang penting dan mendasar
yang harus ditempuh oleh setiap kalangan di masyarakat sebagai
pembuka pengetahuan baru akan sebuah bidang keilmuan.
Diharapkan dengan adanya tingkat pendidikan yang mampu
dijalankan bagi masyarakat luas sehingga mampu memandang suatu
hal dari sudut pandang yang berbeda.
Namun, meski pemerintah sudah mencanangkan pendidikan
yang merata di Indonesia, tetapi masih banyak diketemukan
masyarakat Indonesia belum mengenyam pendidikan formal sesuai
dengan ketentuan yang dianjurkan oleh pemerintah. Hal tersebut
dominanya terjadi pada masyarakat tradisional, juga masyarakat
yang letak geografis jauh dari pusat pemerintahan atau kota, serta hal
itu juga terjadi pada masyarakat dengan tingkat perekonomian yang
rendah.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat tidak
bisa menikmati jenjang pendidikan salah satunya yakni menyangkut
PERMASALAHAN
Stigma lama yang tertanam sangat kuat di kalangan masyarakat
desa Geger, dusun Lher Ghunung merupakan masalah mendasar
yang menyebabkan perekonomian masyarakat dusun Lher Ghunung
sulit berkembang, lantaran para pemuda dan pemudi desa tersebut
masih minim pengetahuan dan skill karena tingkat pendidikan
yang masih rendah. Yang menjadi pokok pembahasan dalam
artikel ini adalah bagaimana stigma masyarakat kelas bawah yang
terdapatdi desa Geger, dusun Lher Gunung, serta korelasi nya dengan
kemiskinan yang terdapat pada desa tersebut. Dan bagaimana strategi
untuk bisa mengatasi stigma – stigma pendidikan yang terdapat di
desa Geger, dusun Lher Ghunung, untuk upaya peningkatan tingkat
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa Geger, dusun Lher
Ghunung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dekriptif
untuk mengkaji, dan mendeskripsikan mengenai stigma masyarakat
kelas bawah mengenai pendidikan serta pengaruh nya dengan
PEMBAHASAN
Letak Gerografis Dusun Lher Ghunung sendiri terletak di Desa
Geger, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan Pulau Madura.
Lher Ghunung terletak tepat berada dikaki bukit Gunung Geger
yang memiliki ketinggian 100-200 kaki diatas permukaan laut.Desa
tersebut terdiri dari beberapa dusun, diantaranya adalah Dusun Tenjuy
dan Dusun Trehgi. Masyrakat di wilayah sana sendiri mayoritasnya
berprofesi sebagai petani dan tukang kuli batu, karena letak geografis
desa tersebut berada didataran yang tinggi yakni berada di kaki bukit
Geger, akibatnya akses keluar masuk ke luar wilayah lain terbilang
cukup susah artinya ada kecenderungan terisolasi dengan wilayah
lain, oleh karenanya terbukanya akses mobilitas dengan tujuan
pendidikan, kesehatan maupun perekonomian terbilang cukup
susah.
Dari letak geografis tersebut yang terletak di wilayah dataran
tinggi dan dekat dengan Gunung Geger menjadikan masyarakat
disana lebih memilih untuk mengelola kebutuhan sumber daya
alamnya yakni dengan pemanfaatan batu yang dominanya banyak
ditemukan pada Dusun Lher Gunung, dengan modal tersebut
masyarakat disana berprofesi sebagai kuli batu untuk menunjang
kebutuhan perekonomian kemudian dijual kepada tengkulak lalu
didistribusikan ke luar wilayah sebagai penunjang bahan bangunan.
Masyarakat Kecamatan Geger Dusun Lher Gunung rata-rata
berprofesi sebagai kuli batu, petani, pedagang, dan beternak dan
CARA PEMBERDAYAAN
Sebelum melakukan pemberdayaan kita perlu mengetahui
Prinsip dasar pemberdayaan untuk mewujudkan masyarakat yang
berdaya atau mandiri :
b. Pelatihan
Pendidikan di sini bukan hanya belajar membaca,menulis
dan berhitung, tetapi juga meningkatkan ketrampilan-
ketrampilan bertani, kerumahtanggaan, industri dan cara meng
gunakan pupuk. Juga belajar dari sumber-sumber yang dapat
diperoleh untuk mengetahui bagaimana memakai jasa bank,
bagaimana membuka rekening dan memperoleh pinjaman.
Belajar tidak hanya dapat dilakukan melalui sekolah, tapi juga
melalui pertemuan-pertemuan informal dan diskusi-diskusi
kelompok tempat mereka membicarakan masalah-masalah
mereka.
c. Pengorganisasian
Agar menjadi kuat dan dapat menentukan nasibnya
sendiri, suatu masyarakat tidak cukup hanya disadarkan dan
dilatih ketrampilan, tapi juga harus diorganisir.
Organisasi berarti bahwa segala hal dikerjakan dengan
cara yang teratur, ada pembagian tugas diantara individu-
individu yang akan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
tugas masing-masing dan ada kepemimpinan yang tidak
hanya terdiri dari beberapa gelintir orang tapi kepemimpinan
diberbagai tingkatan.
Tugas-tugas harus dibagikan pada berbagai kelompok,
termasuk kaum muda, kaum wanita, dan orangtua. Pembukuan
yang sehat juga sangat penting. Semua orang harus mengetahui
penggunaan uang dan berapa sisanya. Pembukuan harus
dikontrol secara rutin misalnya setiap bulan untuk menghindari
adanya penyelewengan.
d. Pengembangan kekuatan
Kekuasaan berarti kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain. Bila dalam suatu masyarakat tidak ada penyadaran,
latihan atau organisasi, orang-orangnya akan merasa tak
e. Membangun Dinamika
Dinamika masyarakat berarti bahwa masyarakat itu sendiri
yang memutuskan dan melaksanakan program-programnya
sesuai dengan rencana yang sudah digariskan dan diputuskan
sendiri. Dalam konteks ini keputusan-keputusan sedapat
mungkin harus diambil di dalam masyarakat sendiri, bukan
diluar masyarakat tersebut.
Lebih jauh lagi, keputusan-keputusan harus diambil dari
dalam masyarakat sendiri. Semakin berkurangnya kontrol dari
masyarakat terhadap keputusan-keputusan itu, semakin besarlah
bahaya bahwa orang-orang tidak mengetahui keputusan-
keputusan tersebut atau bahkan keputusan-keputusan itu keliru.
Hal prinsip bahwa keputusan harus diambil sedekat mungkin
dengan tempat pelaksanaan atau sasaran (Nuryassin, 2011).
Pendidikan yang rendah pada masyarakat Dusun Lher Gunung,
Desa Geger, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan menjadi suatu
permasalahan dasar sehingga mempengaruhi setiap aspek kehidupan,
seperti pekerjaan dan orientasi kehidupan di masa mendatang. Hal
ini yang seharusnya dapat dientaskan oleh pemegang kewenangan
terkait, agar permasalahan tersebut tidak menjadi budaya turun-
temurun. Pendidikan mestinya harus digalakan untuk menciptakan
masyarakat yang berwawasan dan melek akan percepatan
pembaharuan informasi dunia global. Metode pendekatan persuasif
memang semestinya diterapkan oleh berbagai pihak dengan
memberikan pemahaman bahwa pendidikan merupakan salah satu
faktor terpenting bagi masa depanya, tentu pendekatan tersebut tidak
ANALISIS
Jika data – data diatas di kaitakan dan di analisis menggunakan
teori dari james. S. Coleman, yakni tentang pilihan rasional, dimana
teori ini membahas mengenai setiap pilhan, yakni berupa tindakan
perilaku yang dilakukan oleh setiap individu pasti memiliki tujuan,
dimana tujuan tersebut di raih atau di dapat melalui sumberdaya
yang dimiliki, sumberdaya tersebut bisa berupa moral, budaya,
social, dan material. Sama hal nya dengan kasus atau permaslahn
yang kita kaji dalam artikel ini, dimana dalam pilihan yang di ambil
oleh para pemuda dan pemudi di desa geger, dusun lher ghunung
memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan nya, dan memilih
untuk bekerja, lantaran mereka memiliki tujuan yakni berupa tujuan
material untuk bisa membantu kehidupan keluarga mereka dibidang
perekonomian, melalui sumberdaya yang mereka miliki, diaman
pilihan – pilihan yang diambil oleh para pemuda dan pemudi desa
lherghunung tersebut di dasarkan oleh beberapa factor, yakni factor
KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa,
stigma tentang pendidikan pada kalangan kelas bawah masyarakat
desa Geger, dusun Lher Ghunung masih sangat kental sekali, baik
itu stigma yang mengikatkaum laki – laki, maupun stigma yang
LATAR BELAKANG
Kemiskinan merupakan fenomena ekonomi yang sering
dijumpai dalam negara berkembang. Kemiskinan menjadi sebuah
penghambat bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semakin
miskin negara tersebut maka hal itu juga akan berbanding terbalik
dengan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Di Indonesia,
kemiskinan juga merupakan suatu masalah pokok yang terus menerus
ada sampai sekarang. Permasalahan kemiskinan masih saja menjadi
salah satu masalah yang belum bisa terselesaikan hingga sekarang.
Kondisi kemiskinan ini terjadi di berbagai daerah di Indonesia tanpa
terkecuali, dari Sabang sampai Merauke permasalahan kemiskinan
belum menemukan jalan keluar hingga saat ini.
Kemiskinan ditandai dengan keterbelakangan dan ketertinggal
an, rendahnya produktivitas, selanjutnya meningkat menjadi rendah
nya pendapatan yang diterima. Hampir di setiap negara kemiskinan
selalu terpusat di tempat-tempat ter tentu, yaitu biasanya di pedesaan
atau di daerahdaerah yang kekurangan sumber daya. Menurut
PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas.
Maka permasalahan yang ada pada artikel ini memfokuskan pada
pembahasan tentang streotip pendidikan non formal sehingga
membatasi ruang pendidikan formal dan dampaknya terhadap
generasi muda di masa depan.
TINJAUAN PUSTAKA
Artikel ini menggunakan teori fakta sosial yang dikemuka
kan oleh Emile Durkheim. Teori faktasosial digunakan untuk
menggambarkan bagaimana nilai, budaya, dan norma mengendalikan
tindakan dan kepercayaan individu dan masyarakat secara
keseluruhan. Agar memenuhi syarat sebagai fakta sosial, fenomena
yang dibutuhkan untuk memenuhi hal ini terdapat dua kriteria, yaitu
mereka harus ada diluar indvidu, dan mereka harus ada sebelum
individu. Fakta sosial adalah alasan mengapa orang-orang dalam
masyarakat tampaknya melakukan hal-hal dasar yang sama, seperti
dimana mereka tinggal, apa yang mereka makan, dan bagaiman
PEMBAHASAN
Masyarakat Desa Klapayan
Desa Klapayan merupakan desa yang kami teliti sebagai obyek
dari artikel yang akan dibahas, alasan memilih desa kalpayan sebab
karakter desa klapayan yang religius relevan dengan tema yang
diangkat pada artikel ini yakni tentang pendidikan non formal dan
Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Desa Klapayan merupakan
desa yang berada di kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan,
dengan religiusitas masyarakat yang tinggi,Dari religusitas tersebut
masyarakat Klapayan secara tidak langsung membentuk stereotip
masyarakat bahwa hal yang berkaitan dengan agama lebih diutamakan
KESIMPULAN
Desa Klapayan yang diulas pada pembahasan diatas,
memaparkan bahwasanya terdapat perbedaan porsi dalam bidang
pendidikan, yakni porsi pendidikan non formal lebih besar daripada
porsi pendidikan formal sendiri, jika kita berkaca pada zaman
yang semakin maju juga membutuhkan pengembangan sumber
daya manusia agar dapat mengimbangi perkembangan teknologi
yang tidak terkendali, Di desa Klapayan di temukan fakta bahwa
mondok lebih penting daripada pendidikan formal, sehingga
pemikiran yang demikian menghambat pertumbuhan sumber daya
manusia. Mereka beranggapan apabila mereka menyekolahkan
disekolah formal maka akan mendapatkan pengaruh nakal dari
teman pergaulannya, anggapan yang demikian secara tidak langsung
menjadi hambatan bagi generasi muda yang mempunyai motivasi
untuk memajukan desanya dan hal lain yang mempengaruhi
mereka untuk menyekolahkan anaknya yakni faktor ekonomi, sebab
menyekolahkan di sekolah formal cukup sulit dijangkau mereka.
Kebanyakan sekolah yang ada di desa klapayan merupakan sekolah
swasta sehingga biaya yang harus dikeluarkan cukup banyak. Sebab
mayoritas sekolah di Klapayan merupakan sekolah swasta dengan
tenaga pengajar yang dari luar desa juga perlu biaya tambahan dan
membuat angka biaya sekolah di Klapayan mahal. Sebab dari hal
tersebut orang tua enggan untuk menyekolahkan anaknya setelah
lulus SMP, sebab alasan ekonomi dibaliknya. Meskipun ada sebagian
anak yang lulus SMA, anak-anak tersebut harus melalui pondok
LATAR BELAKANG
Kemiskinan merupakan masalah yang sudah sering diper
bincangkan ketika dikaitkan dengan negara berkembang seperti
Indonesia. Kemiskinan merupakan penghambat bagi pertumbuhan
ekonomi suatu negara, yang mana kesejahteraan masyarakat
identik diukur dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian.
Kemiskinan sendiri menurut S. Munandar (Cica dkk, 2016) menya
takan bahwa kemiskinan adalah kurangnya pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, mereka dikatakan berada
dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, pakaian dan tempat
berteduh. Kemiskinan menjadi hal yang sangat riskan sekali karena
kemiskinan dapat menghambat perkembangan suatu wilayah
untuk maju. Sehingga kemiskinan menyebabkan potensi yang
ada dimasyarakat cenderung tidak ada, hal itulah yang membuat
masyarakat terus menurus merasakan kemisikinan dan merasa
kurang dalam segi ekonomi atau pendapatan. Kemiskinan merupakan
PERMASALAHAN
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan salah
satu upaya dan juga cara pemberdayaan untuk mengentas kemiskinan
yang ada pada suatu wilayah tertentubisa dilakukan dengan melalui
pendidikan, dengan harapan dapat menciptakan dan menjadikan
sumber daya manusia yang berkualitas. Masyarakat Madura indentik
dengan pendidikan pesantrennya, karena kebanyakan masyarakat
Madura masih bersifat religius dan agamis yang memegang teguh
nila-nilai agama. Namun ada juga sebagian masyarakat desa yang
sudah memillih jalur pendidikan formal untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusianya, seperti yang ada di Desa Buluh
Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, dimana masyarakatnya
lebih mempercayakan dan memilih lembaga pendidikan formal
sebagai cara yang dipilih masyarakat untukmeningkatkan kualitas
sumber daya manusia dalam rangka mengentas kemiskinan yang
ada dalam masyarakat Desa Buluh Kecamatan Socah Kabupaten
Bangkalan.
PEMBAHASAN
Kemiskinan
Berdasarkan data dari badan pusat statistic (BPS) Jawa Timur,
empat kabupaten di Pulau Madura masuk di enam besar daftar
kabupaten / kota termiskin. Kabupaten Bangkalan berada di urutan
nomor dua kabupaten termiskin di Pulau Madura setelah Kabupaten
Sampang dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 205.710 orang
(Radar Madura, 2016). Kemiskinan sendiri menurut P. Suparlan
Pendidikan Di Madura
Di Madura sendiri terdapat dua jenis lembaga pendidikan
yang ditempuh oleh masyarakatnya, pertama lembaga pendidikan
formal dan kedua lembaga pendidikan non-formal. Dalam jurnal
yang berjudul Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia oleh Ibrahim
Bafadhol menyebutkan pengertian lembaga pendidikan formal
sesuai dengan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi (2017). Dalam jurnal yang sama, pengertian
lembaga pendidikan non-formal sesuai dengan undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara berstruktur dan
berjenjang, seperti halnya pondok pesantren.
Masyarakat Madura pada umumnya memilih lembaga pen
didikan non-formal atau pendidikan di pondok pesantren sebagai
sarana menempuh pendidikan. Sebagian besar masyarakat madura
masih bersifat tradisional dan religius yang memiliki pendapat
bahwa pendidikan di pesantren adalah pendidikan yang terbaik
untuk mereka. Memiih lembaga pondok pesantren sebagai sarana
menempuh pendidikan seakan menjadi sebuah tradisi di kalangan
masyarakat Madura. Sikap religius masyarakat membuat mereka
berpendapat bahwa yang paling penting di dalam kehidupan mereka
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan
bahwa, pemberdayaan masyarakat di Desa Buluh dapat dilakukan
Jurnal:
Annur Rezaattabiurrobbi.2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kemiskinan Di Kecamatan Jekulo Dan Mejobo Kabupaten
Kudus. Universitas Negri Semarang.
Bafadhol, Ibrahim. 2017. Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia.
STAI Al-Hidayah Bogor.
Deni setya budi. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui
Pendidikan Non Formal Dan Pengembangan Desa Sesuai
Prespektif Ekonomi Islam. Universitas Islam Indonesia (UII).
Hasiani, Freshka. 2015. Analisis Kualitas Sumberdaya Manusia Dan
Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten
Pelalawan. Universitas Riau.
Lubis, Hisnuddin, 2015 Membangun Madura : Strategi Menuju
“Madura Madani”. DIMENSI Volume 8 nomor 2
Itang. 2015. Faktor-faktor penyebab kemiskinan. Fakultas Ekonomi
dan Bissnis Islam.16(1).
LATAR BELAKANG
Indonesia mempunyai banyak sekali potensi untuk berkembang
salah satunya dalam sektor ekonomi, melalui Pariwisata, kekayaan
budaya lokal, dll, menjadikan indonesia sebagai Negara yang
sangat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Banyak sekali
pariwisata-pariwisata Indonesia yang dikenal oleh manca Negara
karena keindahannya. Namun, tak hanya itu, Indonesia juga mampu
berkembang dalam sektor ekonomi melalui industri-industri
rumahan yang seharusnya mampu dikembangkan hingga menjadi
industri besar dan menghasilkan produk yang tidak kalah bersaing
dengan lainnya. Melalui program pemerintah yakni UMKM (Usaha
Mikro Kecil Menengah) seharusnya usaha-usaha kecil itu mampu
berkembang dan menunjang perekonomian masyarakat. UMKM
perlu dijadikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan
Ekonomi Nasional dalam jangka panjang.
LATAR BELAKANG
Madura adalah salah satu pulau di Indonesia yang terbagi
menjadi 4 wilayah yakni, Kabupaten Bangkalan , Kabupaten Sampang,
Kabupaten Pamekasan dan terakhir adalah Kabupaten Sumenep.
Madura merupakan salah satu pulau dengan beragam kebudayaannya
dan juga beragam pula mata pencaharian masyarakatnya. Mulai
dari petani, pedagang, nelayan dan masih banyak lagi.Seiring
berkembangnya teknologi dibidang industri yang ditandai dengan
Revolusi indutri 4.0 membuat masyarakat harus berpikir keras
dalam menghadapi hal ini, guna meningkatkan perekonomian
mereka. Revolusi industri 4.0 membawa dampak yang begitu pesat
dalam sektor perekonomian terlebih pada sektor ekonomi kreatif,
perkembangan dan kemajuan teknologi menjadikan semua aktifitas
menjadi lebih mudah dan praktis (Ahmad Maghfuri, 2019)
LITERATURE REVIEW
Dalam Artikel yang kami buat terdapat dua penelitian terdahulu
yang sebelumnya dinilai cukup relevan dengan artikel ini.Maka dari
itu penulis menjadikan penelitian terdahulu ini sebagai acuan yang
terkait dengan fenomena yang terjadi dilapangan.
Penelitian Pertama dilakukan oleh Ika Wahyu Yuni Asri dengan
penelitiannya tentang Analisis Usaha Industri Emping Melinjo
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
berada di asia tenggara, ukuran kemajuansuatu Negara dapat
dilihat berdasarkan gross national product GNP suatu Negara.
Perkembangan tidak hanya itu namun juga berasal dari faktor lain
seperti pemerataaan pendidikan, ekonomi, pembangunan pada
setiap daerah dan pemerataan dalam hal kesehatan untuk menjamin
mutu dan gizi dari warga Negara.Tidak hanya itu kebebasan individu
untuk berpendapat, dalam menentukan kehidupannya sendiri dan
kebebasan dalam memilh agama. (Hapsari , 2014).
Dalam kebijakan pemberdayaan UMKM secara umum
diarahkan untuk penaggulangan kemiskinan di suatu negara
dengan tujuan untuk menciptakan lapangan pekeerjaan sehingga
masyrakat tidak terfokus pada maslah pertanian saja . mendukung
upaya penaggualangan kemiskinan dan kesenjangan, penciptaan
kesempatan kerja, penigkatan ekspor dan daya saing, serta revitalisasi
LITERATURE REVIEW
Teori structural fungsional Talcott parsons dimulai dengan
empat fungsi penting untuk semua sistem “tindakan” yang biasa di
sebut dengan AGIL. Agil merupakan suatu “fungsi” dengan kum
Kekurangan
Peluanguntuk pasar jamu cukup besar dengan masyarakat masih
meyakini khasiat yang ada pada minuman jamu. Akan tetapi, produk
jamu masih belum bisa dikenal masyarakat luas khusunya jamu
Madura, kekurangan dari strategi ini yaitu Masyarakat yang belum
bisa menerima dengan teknologi yang ada dengan masyarakat yang
tidak mau berubah dari system yang sudah ada sejak zaman dahulu
dengan sistem baru, seperti penjualan yang masih tradisional, dengan
Pembahasaan
Pemanfaatan jamu tradisional sebagai obat tradisional baik di
dalam maupun di luar negeri sebenarnya sudah ada sejak ribuan
tahun yang lalu, adanya pernyataan yang menunjukkan bahwa pada
tahun 100 SM penduduk Asia Tenggara berimigrasi ke kepulauan
Polinesia dan membawa pengaruh besar sebagai tanaman obat. Sejak
saat itu di Madura dengan meracik berbagai jenis tanaman obat yang
langka dan banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat, baik
untuk kesehatan wanita maupun laki-laki.
Strategi yang ditawarkan untuk mengurangi masalah diatas
dengan memberikan pelatihan-pelatihan manajaemen pengelolaan
usaha kecil dan keuangan sederhana, pendampingan merancang
bungkus produk (packing) yang lebih menarik dan meningkatkan
daya awet produk serta memberikan teknologi yang tepat guna.
sebelum adanya pelatihan untuk menigkatkan perekonomian
masyarakat melalui penjualan jamu, kami terlebih dahulu menanya
kan permasalahan yang ada. Setelah itu kami menawarkan solusi,
KESIMPULAN
Indonesia memiliki keanekaragamaan hayati lebih kurang
30.000 jenis tanaman, dimana 2.500 jenis diantaranya tanaman obat.
Indonesia sebagai Negara agraris juga memiliki hutan dan lahan
yang luas serta menyimpan kekayaan alam yang besar.Tanaman yang
berkhasiat obat dalam masyarakat biasa dikenal dengan sebutan
jamu. Pemasaran jamu di bangkalan masih dilakukan secara manual,
sepertimenjual jamulebih banyak menuggu pelanggan datang
untuk membeli dari pada memanfaatkan teknologi yang ada secara
maksimal.
Salah satu permasalahan pengusaha jamu di bangkalan,
sehingga perlu adanya strategi baru untuk mendongkrak pemasaran
jamu melalui pemanfaatan teknologi yaitu membuat branding
produk jamu, membuat desain kemasan yang lebih menarik,
membuat surat perizinan produksi, sertifikat halal dari MUI yang di
cantumkan dalam kemasan produk jamu, bekerja sama dengan toko
dan swalayan untuk membantu pendistribusian sekaligus sebagai
media promosi, sampai dengan pemasaran melalui media sosial dan
aplikasi whatsapp sebagai sarana komunikasi untuk memperluas
jaringan pemasaran,mahasiswa pemerintah maupun pemuda
bekerjasama untuk penigkatan mutu dan kualitasdari produk jamu,
dan mendampingi pengusaha yang masih gagap teknologi, yang
diawali melalui observasibaru sosialisasi dan pelaksaan program
atau strategi yang sudah di rencanakan.Dengan adanya stategiini
diharapkan mampu meningkatan penjualan jamudi Desa Bare-Ele,
Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan.
Kartini Yasiro Ulfa, Muslichatin, Moh. Rasuki, Linda Nur Azizah, Ali
Aulia Sobri, Moh Adfar Istihar, Rico Lidismawan, Dian Pramesti,
Khoirul Anwar: SOSIOLOGI B 2017
LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi informasi,
bertambahan penduduk dan angka pengangguran di Indonesia juga
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Usaha kerajinan batik
merupakan salah satu industri kreatif yang mempunyai peran besar
dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia dikarenakan
menyerap tenaga kerja. Usaha kerajinan batik bertujuan untuk mem
bangun kemandirian dan melahirkan masyarakat yang terampil dan
berkompetisi dan dapat meningkatkan perekonomian lokal.
Pemberdayaan lebih memfokuskan bagaimana kemampuan
seseorang untuk bisa mengolah sesuatu sesuai dengan lingkup
bidang yang ditekuninya, sehingga mereka memiliki akses yang
baik untuk memproduksi dan menghasilkan berbagai jenis karya
dan pada akhirnya mampu ikut berpartisipasi dalam meningkatkan
pembangunan dan berbagai keputusan yang mereka pilih (Suharto,
2005).
PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas
maka permasalahan dalam artikel dalam judul pemberdayaan
masyarakat melalui usaha kerajinan batik Tanjung Bumi Bangkalan
dalam meningkatkan perekonomian lokal, sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui usaha
kerajinan batik Tanjung Bumi Bangkalan dalam meningkatkan
perekonomian lokal?
Masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan orang-orang
yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Ciri-ciri masyarakat menurut Soerjono Soekamto :
1. Masyarakat dicirikan oleh manusia yang hidup bersama di
dalam lingkungan sosial yang tidak ada ukuran mutlak ataupun
angka pasti untuk menentukan jumlah manusia yang harus ada.
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yaitu suatu usaha untuk mem
berdayakan masyarakat di bidang kehidupan ekonomi dan sosial
yang ada dalam masyarakat. Dalam konsep pemberdayaan masya
rakat yaitu dimulai dari bagaimana masyarakat diperlakukan
untuk memperoleh suatu yang dapat meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, memberi kekuasaan atau mendelegasikan kewenangan,
agar masyarakat memiliki kemandirian dalam pengambilan kepu
tusan untuk membangun diri dan lingkungannya. Meningkatkan
kemampuan, melalui pelaksanaan program pemberdayaan agar
kondisi kehidupannya mencapai tingkat kemampuan yang diharap
kan. Tujuan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan daya
dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat mulai dari faktor
ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan (Bahri, 2007).
Pada dasarnya strategi pemberdayaan adalah suatu langkah
atau prosedur yang dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit
dalam melaksanakan proses pemberdayaan, dengan melakukan
strategi-strategi diatas yang akan memiliki tujuan akhir dan adanya
kemandirian dari masyarkat sekitar. Pelaksanaan proses dan
pencapaian tujuan pemberdayaan dapat dicapai melalui penerapan
pendekatan pemberdayaan (Suharto, 2005).
Perekonomian lokal
Perekonomian lokal adalah proses dimana pemerintah lokal
dan organisasi masyarakat bekerjasama satu sama lain untuk terlibat
dalam memberikan suatu dorongan, merangsang, memelihara,
aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Salah
satu kebijaksanaan pembangunan ekonomi lokal didasarkan pada
PEMBAHASAN
Tanjung Bumi merupakan salah satu sentra batik tulis di Madura,
tepatnya terletak di kabupaten Bangkalan. Batik tulis Tanjung Bumi
terkenal dengan coraknya yang lebih unik dibandingkan dengan
batik Madura dari kabupaten yang lain. Corak batik ini cenderung
lebih bernuansa Madura, dan ditandai dengan adanya warna merah,
kuning, hijau, atau salah satu dari ketiganya pada setiap batiknya.
Batik adalah salah satu warisan kebudayaan dari bangsa
Indonesia yang sudah memiliki nama di dalam negeri maupun di luar
negeri. Batik berasal dari gabungan dua kata bahasa jawa : “amba” dan
“tik” yang artinya adalah menulis atau melukis (Ramadhan, 2013).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “batik adalah corak
KESIMPULAN
Batik merupakan budaya asli indonesia berbasis ekonomi kreatif
yang harus tetep kita lestarikan. Batik memiliki banyak jenis, corak
dan ragam sesuai tempat atau daerah dimana batik itu di produksi.
Tidak hanya dalam segi nilai yang menjadi kearifan lokal daerah-
daerah penghasil batik, batik juga merupakan salah satu penunjang
perekonomian bagi masyarakat di daerah penghasil batik tersebut,
khususnya di daerah Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan. Maka dari
itu dirasa penting adanya pemberdayaan dalam mengembangkan
produksi batik, mulai dari proses pembuatan hingga pemasaran,
agar dapat lebih meningkatkan pendapatan dan penghasilan para
pengrajin batik khususnyadi daerah Tanjung Bumi. Tidak hanya
itu dari adanya pemberdayaan tersebut juga akan meningkatkan
sumberdaya manusia yang ada dan terlebih hal tersebut juga sangat
membantu dalam melestarikan budaya batik, mengingat di era
sekarang kebudayaan batik sudah mulai di tinggalkan atau dilupakan
oleh kalangan remaja. Maka dengan diadakannya pemberdayaan
tersebut secara tidak langsung hal tersebut sudah membantu dalam
pelestarian budaya batik.
Handinis, Anggi Eva listiyani, Siti Wahyu Nur Lail, Faiv Fakhrillah,
Mohammad Faruq, Rizal Jeri Oktava, Moh. Yani : SOSIOLOGI C 2017
LATAR BELAKANG
Madura merupakan salah satu pulau yang ada di Jawa Timur yang
terdiri dari empat Kabupaten diantarnya yaitu, Bangkalan, Sampang,
Pamekasan dan Sumenep. Potensi penggaraman secara nasional
seluas 34,731 Ha, tetapi pengusahaannya masih relatif terbatas yaitu
sebesar 20,089 ha sebagi lahan penggaraman produktif. Luas lahan
penggaraman produktif sekitar 60% berada di pulau Madura yang
terdiri dari kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. (Azmi
Faiz Nur,2011) Vol 9 No. 1
Dari total potensi lahan garam seluas 16,421 Ha dari ketiga
kabupaten tersebut diusahakan mencapai 11,625 Ha. Dapat diketahui
Madura juga merupakan pulau penghasil garam terbesar di Indonesia
sehingga sebagian masyarakat Madura berprofesi sebagai petani garam
dalam memproduksi garam dengan hal tersebut menjadi penghasilan
strategis pada masyarakat umumnya namun, kenyataannya tingkat
perekonomian Madura masih tergolong rendah. Penggunaan garam
LITERATUR REVIEW
Ada lima macam prinsip utama dalam mengenbangkan konsep
pemberdayaan masyarakat menurut Drijver dan Sajise dalam
Sutrisno (2005:18) yaitu sebagai berikut:
a. Pendekatan dari bawah (buttom up approach) pada kondisi
ini pengelolaan dan para stakeholder setuju pada tujuan yang
ingin dicapai untuk kemudian mengembangkan gagasan dan
Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan adalah sebuah tata kehidupan dan penghidupan
sosial, material, maupun spiritual yang diikuti dengan rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketentraman diri, rumah tangga serta
masyarakat lahir dan batin yang memungkinkan setiap warga negara
dapat melakukan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan
sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, rumah tangga, serta
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi (Rambe, 2004).
PEMBAHASAN
Berdasarkan dari data sekunder yang peneliti dapatkan dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Yunita Ratnasari mengenai
LATAR BELAKANG
Salah satu bahan pangan yang utama di Indonesia adalah
jagung, bahan pangan yang utama setelah beras. Selain untuk pangan,
jagung juga digunakan dalam sektor lain, yakni pakan dan energi.
Dengan adanya perubahan pola permintaan jagung di sektor pakan
dan energi alternaif, akhirnya permintaan jagung baik di Indonesia
maupun di dunia internasional pun menjadi dinamis. Di Indonesia
sendiri peningkatan permintaan jagung adalah karena peningkatan
jumlah penduduk dan sektor industri yang semakin pesat. Hal itu
menjadi pendorong akan peningkatan produktivitas jagung dalam
negeri. Peningkatan produksi jagung umumnya pada jenis hibrida
yang mana lebih unggul dibanding jagung lokal. Produktivitas jagung
meningkat pada 3 tahun terakhir, yakni sebesar 4,5% dari 4,23 ton/ha
pada 2009 menjadi 4,43 ton/ha pada 2011. (BPS 2011). Dari data dinas
daerah setempat, jagung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
secara signifikan. Total produksi jagung di Madura setiap tahunnya
LITERATUR REVIEW
STRATEGI
Strategi merupakan keseluruhan caratentang apa saja yang
berhubungan dengan halrencana, dan implementasi suatu kegiatan
yang mempunyai batas waktu. Strategi yang baik mempunyai
koordinasis terhadap kerja tim, memiliki ide dan mengimple
mentasikan kesesuaian prinsip pelaksanaan ide bersifat dari akal
sehat di dalam melakukan identifikasi faktor pendukung, bersikap
efektif serta efisien dalam melakukan pendanaan dan cara pencapaian
sesuatu tujuan. Strategi memiliki ketidak samaan dalam cara yang ada
dalam bagiannya, cakupan wilayah lebih sempit dan juga waktu yang
PENYULUHAN
Peran penyuluh yaitu membantu petani untuk memecahkan
permasalahannya sendiri dengan kemampuan yang dimiliki
KESIMPULAN
Penggunaan bibit jagung lokal di wilayah Pulau Madura
masih bertahan sampai sekarang, permasalahan penggunaan alat,
keterbatasan bibit unggul hibrida yang diberikan pemerintah dan
lain- lain menjadi alasan masyarakat Madura masih menggunakan
bibit jagung lokal, selain itu juga keunggulan penanaman dan
perawatan bibit jagung lokal lebih mudah dari pada bibit jagung
hibrida. Sudah banyak solusi yang ditawarkan oleh pemerintah,
namun keterbatan sumber daya manusia dan sumber daya alam,
serta faktor lahan membuat hambatan semakin besar.
(Enok Kurniawati, Berti Mustika Fajar, Ikke Mutia Devi, Yuli Yatin,
Habib Mansyur, Abdul Gofur, Achmad Fajar Puji Harsono, Abd
Syakur, Lukmanul Hakim, SOSIOLOGI C 2017)
LATAR BELAKANG
Pembangunan merupakan upaya dalam meningkatkan kese
jah
teraan masyarakat. Kemandirian dan peningkatan pereko
nomian secara merata pada suatu masyarakat merupakan indikator
pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam suatu masya
rakat memiliki sumber daya yang diunggulkan. Kekayaan sumber
daya menjadi sumber kekuatan untuk memberdayakan masyarakat.
Dalam pembangunan berbasis button-up masyarakat menjadi
subyek dan obyek pembangunan. Hal ini membuat masyarakat dapat
menentukan arah pembangunan berdasarkan kekayaan sumber daya
atau kearifan lokal yang dimiliki.
Indonesia merupakan negara agraris, dimana mayoritas masya
rakatnya bekerja dalam bidang pertanian. Salah satu bentuk kea
rifan lokal masyarakat adalah dibidang pertanian. Hasil pertanian
beragam dapat dikategorikan menjadi tanaman pagan dan tanaman
non-pangan. Salah satu tanaman non pangan adalah tembakau.
LITERATURE REVIEW
Pemberdayaan
Program pembangunan masyarakat ke arah desentralisasi
mengharuskan tumbuhnya kesadaran peran serta masyarakat dalam
proses pemberdayaan (Jamaludin: 2016). Masyarakat ditempatkan
sebagai subyek dan obyek dalam pemberdayaan. Keterlibatan
masyarakat secara aktif dibutuhkan dalam program pemberdayaan.
Semua program dan proyek pemberdayaan yang dibuat pemerintah
menyasar kearifan yang dimiliki oleh masyarakat.
Pemberdayaan sendiri adalah upaya dalam memberikan daya
dengan mendorong dan membangkitkan kesadaran kelompok
agar dapat mengembangkan potensi sekitarnya (Jamaludin: 2016).
Tujuan dari pemberdayaan sendiri adalah untuk memberikan power
atau kekuasaan pada masyarakat yang mengalami kendala dalam
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Konsep pemberdayaan
dibuat untuk mengoptimalkan kearifan lokal dan mencegah
kemiskinan lebih lanjut. Setiap masyarakat diyakini memiliki potensi
Modal Sosial
Modal sosial ialah sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat
dalam suatu bentuk norma atau nilai yang memfasilitasi dan
membangun kerja sama melalui jaringan interaksi dan komunikasi
yang harmonis dan kondusif. Modal sosial dapat memberi sebuah
kekuatan atau daya dalam beberapa kondisi-kondisi sosial dalam
masyarakat.
Menurut Prusak L (Field, 2010:26), modal sosial adalah
hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust),
saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama
(shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk membuat
kemungkinan aksi bersama secara efisien dan efektif.
Terdapat tiga unsur penting dalam sebuah modal sosial
yaitu kepercayaan (trust), nilai dan norma (norms) dan jaringan
(networks).
Kepercayaan dapat berfungsi untuk mereduksi atau memi
nimalisasi bahaya yang bisa terjadi atau bahaya yang berasal dari
aktivitas tertentu. Kepercayaan biasanya selalu terikat dangan
berbagai suatu kemungkinan. Kerjasama tidak mungkin terjalin
kalau tidak didasarkan atas adanya saling percaya di antara sesama
pihak yang terlibat dan kepercayaan dapat meningkatkan toleransi
terhadap ketidakpastian (Damsar, 2009:202).
Menurut Horton dan Hunt, nilai adalah gagasan tentang apakah
pengalaman itu berarti atau tidak. Nilai merupakan bagian penting
dari kebudayaan, suatu tindakan dianggap sah apabila harmonis
dan selaras dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh
PEMBAHASAN
Tembakau merupakan komuditas yang memiliki nilai ekonomis
tinggi. Para petani membudidayakan tembakau karena komuditas ini
dinilai sangat menguntungkan. Namun pada kenyataannya julukan
emas hijau sepertinya tidak berlaku bagi tembakau lagi karena petani
KESIMPULAN
Permasalahan yang dihadapi oleh para petani tembakau di
Madura sangat banyak baik faktor internal maupun eksternal. Kendala
yang disebabkan oleh faktor alam, yaitu keadaan alam, cuaca, dan
pengairan. Kendala yang disebabkan oleh faktor internal membuat
petani belum berproduksi secara efisien, karena mereka tergantung
kondisi alam yang menentukan kualitas tembakau. Sedangkan
kendala petani tembakau yang disebabkan oleh faktor eksternal
disebabkan oleh sistem tata niaga tembakau dan pertentangan
kelompok anti rokok. Dari permasalahan ini maka muncul strategi
pemberdayaan melalui penguatan modal sosial sebagai upaya
menanggulangi bargaining position petani tembakau.
Penguatan modal sosial menjadi alternatif pemberdayaan
petani tembakau dalam meningkatkan daya tawarnya yang selama
ini sering kali menjadi pihak yang dirugikan. Dalam hal ini, strategi
penguatan modal sosial dilakukan dengan mengaktifkan dan meng
optimalkan kembali kelompok petani dilingkungan pertanian
LATAR BELAKANG
Socah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bangkalan,
Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Daerah ini terletak di Pulau Madura.
Letak socah sendiri sangat berdekatan dengan Universitas Trunojoyo
Madura. Terdapat Pembagian Wilayah Admistrasi di kecamatan
socah sendiri, pembagian wilayah administrasi terdapat 11 Desa di
Kecamatan Socah: Bilaporah, Buluh, Dakiring, Jaddih, Junganyar,
Keleyan, Parseh, Pernajuh, Petaonan, Saggra Agung, Socah. Letak
geografi socah adalah paling barat pulau Madura yang berdekatan
dengan laut.Masyarakat socah mempunyai berbagai macam pekerjaan
yaitu dari sector pertaniaan, sectorperikanan, sector perkebunan
(Jagung), pedagang, dan juga ada yang sebagai TKI (Tenaga
Kerja Indonesia). Tetapi yang palingmenddominasi pekerjaan di
socah adalah sector pertanian. Kesejahteraan di kecamatan socah
masih dibilang tergolong rendah. Karena banyaknya masyarakat
mengandalkan pertaniaan yang musim panennya bisa 2x setahun.
PEMBAHASAN
Setelah adanya pembangunan tambak udang buatan di Socah
sekitar 2-3 tahun lalu adapun dampak sosial ekonomi di desa socah
adalah sebagai berikut:
Peningkatan ekonomi
Setelah adanya pembangunan tambak buatan udang di desa
socah tingkat perekonomian masyarakat sekitar meningkat, dengan
adanya budidaya tambak udang mereka bisa memperoleh penghasilan
yang tinggi di bandingkan sebelumnya yang hanya mengandalkan
hasil panen padi yang tidak menentu, warga masyarakat yang bekerja
sebagai buruh tambak dengan adanya peningkatan ekonomi tersebut
adanya harapan bisa mensejahterakan keluarga dan mempunyai
tambak sendiri agar kehidupan ekonomi bisa lebih sejahtera dari
sebelumnya sedangkan warga yang memiliki tambak udang berharap
agar tambak udang buatannya semakin bekembang pesat dan dapat
di jual sampai keluar daerah.
KESIMPULAN
Dengan demikian kehidupan sosial ekonomi masyarakat Socah
menjadi lebih sejahterah setelah adanya pembangunan tambak udang
buatan, dari yang semenjak banyak pengangguran tapi setelah adanya
tambak bisa menekan sedikit pengangguran dan menyediakan
lapangan pekerjaan sebagai buruh tambak, tanah yang awalnya
hanya di garapsaat musim penghujan menjadi lebih bermanfaat
setelah di bangun tambak buatan, kehidupan ekonomi masyarakat
Socah berubah lebih sejahterah dilihat pada saat musim panen udang
setelah udang di jual pada pengepul dengan harga jual udang tinggi di
pasaran dengan perawatan dan budidaya yang mudah dan tergantung
dengan kualitas bibit yang tinggi masyarakat Socah lebih bisa
menghidupi kebutuhan primer bahkan bisa membeli barang-barang
yang termasuk kebutuhan sekunder. Adanya pembangunan tambak
udang buatan di socah selain meningkatkan ekonomi masyarakat
berdampak juga pada tingkat sosial masyarakat yang semakin erat
setelah pembangunan tambak udang buatan itu penerangan di desa
sudah semakin banyak dan tingkat solidaritas juga semakin tinggi