Anda di halaman 1dari 37

TANGGUNG JAWAB MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DESA DALAM

PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BAAMPAH

KECAMATAN MENTAYA HULU KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana hukum(SH)

Oleh:

DESI RATNA SARI


1802140071

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

TAHUN AKADEMIK 2022 M/1443 H


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................7

C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................7

D. Kegunaan Penelitian................................................................................................7

E. Sistematika Penulisan..............................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................9

A. Penelitian Terdahulu................................................................................................9

B. Kerangka Teoretik..................................................................................................11

C. Deskripsi Teoretik..................................................................................................13

1. Tanggung Jawab...............................................................................................13

2. Pengertian pemberdayaan masyarakat..............................................................15

3. Dasar Hukum Pemberdayaan Masyarakat........................................................17

4. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat......................................................18

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan Masyarakat.....................20

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................24

ii
A. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................24

1. Waktu Penelitian...............................................................................................24

2. Tempat Penelitian.............................................................................................25

B. Jenis penelitian.......................................................................................................25

C. Pendekatan Penelitian............................................................................................26

D. Data dan Sumber Data...........................................................................................26

E. Objek dan Subjek Penelitian..................................................................................27

F. Teknik Penentuan Subjek Penelitian......................................................................28

F. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................28

G. Teknik Triangulasi Data.........................................................................................29

H. Teknik Analisis Data..............................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Strategi pembangunan di Indonesia merupakan upaya peningkatan

pemerataan pembangunan beserta hasil-hasilnya melalui arah kebijakan

pembangunan sektoral dan kinerja masyarakat terutama di pedesaan.

Pembangunan desa adalah subjek pembangunan dan sebagai gerakan masyarakat

dalam melaksanakan pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran untuk

meningkatnya kehidupan yang lebih baik. Pembangunan pedesaan yang

dilaksanakan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki,

aspirasi masyarakat dan prioritas pembangunan pedesaan yang telah ditetapkan.

Bentuk kepedulian pemerintah terhadap pengembangan wilayah pedesaaan

adalah adanya anggaran pembangunan secara khusus yang dicantumkan dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan wilayah

pedesaan, yakni dalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD). Diketahui bahwa

hampir semua penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan dan setiap

desa akan mendapatkan aset melalui ADD.1

Dalam pengalokasian dana desa dijelaskan bahwa penggunaan anggaran

Alokasi Dana Desa adalah sebesar 30% (tiga puluh persen) untuk belanja

aparatur dan operasional pemerintah desa, 6 dan sebesar 70% (tujuh puluh

persen) untuk biaya pemberdayaan masyarakat yang digunakan diantaranya

untuk biaya perbaikan sarana publik dalam skala kecil, penyertaan modal usaha
1
Rouzi Amsyal, “ Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat menurut
Perspektif Ekonomi Islam” (Skripsi-Universitas Islam Negeri Ar - Raniry, Banda Aceh, 2020), 1.

1
masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), biaya untuk

pengadaan ketahanan pangan, perbaikan lingkungan dan pemukiman, teknologi

tepat guna, perbaikan kesehatan dan pendidikan, pengembangan sosial budaya,

dan sebagainya yang dianggap penting. Besaran porsi ADD sebesar 70% yang

digunakan untuk memberdayakan masyarakat seharusnya menjadi hal penting

pemerintah desa dalam berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.2

Pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi”, bukan sebuah “proses

instan”. Dapat dikatakan bahwa pemberdayaan adalah proses menyeluruh, suatu

proses aktif antara motivator, fasilitator, dan kelompok masyarakat yang perlu

diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, pemberian

berbagai kemudahan, serta peluang untuk mencapai akses sistem sumber daya

kesejahteraan sosial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. masyarakat

merupakan manusia yang hidup bersama, hidup bersama dapat diartikan sama

dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan keadaan ini akan tercipta

apabila manusia melakukan hubungan. Pemberdayaan masyarakat merupakan

modal pembangunan berakar kerakyatan adalah upaya untuk meningkatkan

harkat serta martabat sebagian dari masyarakat kita yang terperangkap pada

kemiskinan dan keterbelakangan.3 Anggaran dana desa diperkuat dengan

berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai

sektor departemen dan pemerintah daerah. Pelaksanaannya juga diprioritaskan

pada desa-desa tertinggal. Dengan pengintegrasian berbagai program

pemberdayaan masyarakat kedalam kerangka kebijakan program, cakupan

pembangunannya diharapkan dapat diperluas didaerah-daerah terpencil.


2
Ibid
3
Munawar Noor, Pemberdayaan Masyarakat, CIVIS,(Vol.1, No. 2, 2011), 89

2
Dari sekian banyak Undang-Undang yang mengatur tentang Desa sejak

Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 memang Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 (UU Desa) adalah yang terbaik. Amanah Undang-Undang No. 6 Tahun

2014 tentang Desa, dimana dalam pasal 78 dinyatakan bahwa tujuan dari

pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan

kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan

kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan

ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan dan dalam pasal 83 dinyatakan bahwa Pembangunan Kawasan

Perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas

pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan

Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. UU Desa juga

memberi amanah kepada Pemerintah, Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/

Kota untuk memberdayakan masyarakat Desa, yang dilaksanakan dengan

pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pembangunan

Desa dan Kawasan Perdesaan (pasal 122, pemberdayaan masyarakat Desa dan

pendampingan masyarakat Desa diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah

(PP) No. 43/2014 khususnya pasal 126 s.d 131).

Melalui pemberdayaan masyarakat Desa diharapkan mampu membawa

perubahan nyata sehingga harkat dan martabat mereka pulih kembali.

Pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan yang memperhatikan seluruh

aspek kehidupan masyarakat dengan sasaran seluruh lapisan masyarakat,

bermotifkan pemandirian (keberdikarian), sehingga mampu membangkitkan

kemampuan self-help. untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat

3
(modernisasi) yang mengacu pada cara berpikir, bersikap, berperilaku untuk

maju. Maka bidang pemberdayaan merupakan titik strategis yang harus

diperbarui dan diperluas. Sehingga esensi pemberdayaan masyarakat di

pedesaan adalah pendayagunaan sumberdaya (potensi) lokal, meningkatkan

partisipasi, memupuk kepedulian semua pihak untuk kemandirian(berdikari)

masyarakat.4

Desa Baampah Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin

Timur merupakan salah satu desa tertinggal. Sebelum adanya anggaran dana

desa, pembangunan fasilitas umum, sarana dan prasarana belum begitu

memadai. Pembangunan didesa pun sangatlah terbatas,pembangunan jalan

belum bisa terpenuhi karena sulit untuk mengatur dan membagi anggaran

sementara yang sangat diperlukan masyarakat adalah pembangunan jalan.

Setelah adanya anggaran dana desa pembangunan jalan bisa terpenuhi. ADD

tersebut sudah berjalan selama beberapa tahap dan sudah terdapat perubahan

pada masyarakatnya 30-40% ( tiga puluh sampai empat puluh persen) atau lebih

baik dari sebelumnya dan program-program yang sudah dilaksanakan adalah

seperti pembangunan jalan, pembangunan poskamling, pembangunan balai desa,

pembinaan posyandu, karang taruna, PKK dan lain-lain. Pengelolaan dana Desa

Baampah Kecamatan Mentaya Hulu tahun 2015 sampai dengan 2019 itu lebih

diprioritaskan ke pembangunan sesuai dengan visi dan misi kepala desa yang

telah diatur dalam RPJMDes( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa).

Dana desa yang diterima juga tidak sampai 1(satu) Miliar rupiah sekitar 800

(delapan ratus juta rupiah) pertahun. Beberapa tahun anggaran dana desa ada
4
Suharto, “pemberdayaan masyarakat desa dalam implementasi uu desa”,( Skripsi-Universitas
Wahid Hasyim, Semarang , 2018), 49.

4
pemotongan dan mengalami penurunan berdasarkan informasi dari perangkat

desa. Dana desa bisa mengalami kenaikan atau penurunan melihat dari ke

aktivitas desanya dan kecepatan dari pelaporan.5

Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa pasal 1 ayat 12

pemberdayaan masyarakat desa adalah upya mengembangkan kemandirian dan

kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,

keterampilan dan perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber

daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang

sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.6

Setelah adanya pandemi Covid-19, penggunaan dana desa tahun 2020

sampai sekarang diprioritaskan untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan

ekonomi nasional. Pemulihan ekonomi nasional itu meliputi BLT DD dan

pemberdayaan masyarakat seperti tambak ikan dan peternakan. Setelah adanya

pemberdayaan masyarakat tersebut harusnya memperbaiki perekonomian

masyarakat setempat tapi fakta dilapangan pemberdayaan tersebut tidak

membuahkan hasil sama sekali.7

Berdasarkan hasil observasi penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat mengingat kewajiban dan tanggung jawab sebagai

pemerintah desa dan masyarakat setempat dalam mengelola anggaran dana desa

sebagai langkah untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan dan

pembangunan. Peneliti melaksanakan penelitian berjudul “ Tanggung Jawab

5
Ciming,wawancara ( Desa Baampah,16 Desember 2021).
6
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 pasal 1 ayat 12.
7
Ryan, wawancara, ( Desa Baampah,10 Oktober 2021).

5
Pemerintah dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa di Desa

Baampah Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur.

6
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada dalam latar belakang, rumusan masalah

ini adalah sebagai berikut yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh

pemerintah desa di Desa Baampah Kecamatan Mentaya Hulu kabupaten

Kotawaringin Timur?

2. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan

masyarakat di Desa Baampah Kecamatan Mentaya Hulu kabupaten

Kotawaringin Timur?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian dari penulisan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

yang dilakukan oleh pemerintah desa di Desa Baampah Kecamatan Mentaya

Hulu kabupaten Kotawaringin Timur.

2. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung

dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di Desa Baampah Kecamatan

Mentaya Hulu kabupaten Kotawaringin Timur.

4. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini mengandung dua manfaat yaitu :

1. Secara Teoretis

7
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi perbandingan bagi peneliti

lainnya yang mengkaji tentang pemberdayaan masyarakat desa.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya wawasan bagi peneliti,

pembaca dan sebagainya tentang program pemberdayaan masyarakat desa.

Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan dampak baik bagi

keberlangsungan masyarakat Desa Baampah Kecamatan Mentaya Hulu

Kabupaten Kotawaringin Timur.

5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,rumusan masalah,tujuan

penelitian,kegunaan penelitian serta sistematika penulisan untuk menghindari

salah pemahaman dalam judul.

b. Bab II. Kajian Pustaka yang memuat penelitian terdahulu, kerangka

teoretik, sub judul yang berisi tentang teori-teori umum yang berkaitan

dengan judul penelitian. Yang menjadi acuan dalam menganalisis data yang

diperoleh secara umum mengenai dana desa yang referensi atau literaturnya

diperoleh dari buku, hasil penelitian terdahulu, jurnal ilmiah, dan situs

internet.

c. Bab III. Metode Penelitian memuat waktu dan tempat penelitian, jenis

penelitian, pendekatan penelitian, sumber data atau subjek dan objek

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik triangulasi data dan teknik

analisis data.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian dahulu ini digunakan alat untuk membandingkan bagi peneliti

dalam sebuah penelitian yang diteliti atau sedang diteliti dengan melihat

penelitian terdahulu, maka penulis dapat melihat kelebihan dan kekurangan,

persamaan dan perbedaan berbagai teori yang digunakan oleh peneliti lain dalam

penelitianya. Dari judul dan juga objek penelitian dari penulis terdapat beberapa

penelitian terdahulu yang sedikit mirip terhadap objek yang menjadi

permasalahan, dalam permasalahan jauh berbeda dan juga studi penelitan

berbeda, namun dapat penulis jadikan bahan bacaan sebagai referensi. Penelitian

terdahulu yang sesuai atau sejalan dengan penelitian penulis yaitu:

1. Nunuk Riyani dengan judul penelitian Analisis pengelolaan dana Desa

(studi kasus di Desa Singapuran Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukahrjo

Tahun 2016) Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah

pendekatan yuridis empiris pendekatan masalah yang diteliti dengan sifat hukum

yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat harus

dilakukan di lapangan dengan menggunakan metode dan teknik penelitian

lapangan, mengadakan kunjugan kepada masyarakat dan berkomunikasi dengan

para anggota masyarakat. Persamaan dengan yang penulis bahas yaitu mengenai

pengelolaan dana desa sedangkan mengenai perbedaan antara penulis sekarang

9
lebih dititik fokuskan ke pemberdayaan masyarakat sedangkan dengan penelitian

terdahulu Nunuk Riyani bagaimana penggunaan dan evaluasi dana desa(umum).8

2. Okta Suciati Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Social Universitas

Sebelas Maret Surakarta tahun 2009, dengan judul pemberdayaan kelompok

industry rumah tangga emping garut di desa kunti, kecamatan andong,

kabupaten boyolali. Penelitian ini membahas tentang strategi pemberdayaan

yang dilakukan oleh pihak pemberdaya yang ditambah dengan adanya

pemberdayaan indicator pemberdayaan kelompok pada akhirnya mampu

mengubah wawasan dan pendapatan kelompok sehingga dinamika

perekonomian mereka bisa berkelanjutan. Perbedaan antara penelitian terdahulu

dengan penulis sekarang adalah penelitian terdahulu melakukan pemberdayaan

home industry rumah tangga bukan di desanya dan persamaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti sama-sama tentang permberdayaan masyarakat.9

3. Tyas Arma Rindi Institut Agama Islam Negeri Metro tahun 2019 dengan

judul skripsi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Desa Wisata

penelitian ini tentang pengembangan desa wisata dan bagaimana langkah yang

harus dilakukan (Desa Wonokarto Kec, Sekampung Kab. Lampung Timur).

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penulis sekarang adalah pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan adalah dalam bidang perwisataan yang ada di desa

8
Nunuk Riyani “Analisis pengelolaan dana desa studi kasus di Desa Singapuron Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukaharjo ( universitas Muhammadiyah Surakarta 2016).

9
Okta suciati, ”pemberdayaan kelompok industry rumah tangga emping garut di desa kunti,
kecamatan andong, kabupaten boyolali,”skripsi jurusan sosiologi fakultas ilmu social (universitas
sebelas maret Surakarta, 2009).

10
sedangkan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penulis sekarang sama-

sama tentang pemberdayaan masyarakat.10

B. Kerangka Teoretik

Dalam penelitian ini penulis akan memuat teori-teori yang sesuai atau

teori yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini, dalam hal ini penulis

mengambil beberapa teori yang digunakan untuk mengkaji permasalahan yang

ada dalam penelitian penulis. Maka dari itu beberapa teori yang penulis ambil

dalam penelitian ini

Penelitian ini menggunakan beberapa teori yaitu teori tanggung jawab,


pengelolaan, kesejahteraan negara.

Teori pengelolaan digunakan untuk mengkaji pelaksanaan suatu program

kegiatan dibutuhkan konsep manajemen(pengelolaan) yang tepat sesuai dengan

tujuan akhir yang ingin dicapai. Karena dalam pengelolaannya pengintegrasian

antara kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki visi dan misi yang sama

didukung sarana dan prasarana yang dimiliki agar tercapai tujuan akhir yang

diharapkan. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik (good

governace) dalam penyelenggaraan desa, pengelolaan keuangan desa dilakukan

berdasarkan prinsip tata kelola yaitu transparan, akuntabel dan partisipatif serta

dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Pengelolaan keuangan desa,

dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 januari

sampai dengan tanggal 31 Desember (Permendagri No 37 Tahun 2007 Pasal

2).11
10
Tyas Arma Rindi, pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata, (Institut
Agama Islam Negeri Metro, 2019).
11
Teori pengelolaan, https://www.academia.edu/12213778/teori_pengelolaan ( 12 Maret 2022).

11
Teori tanggung jawab merupakan teori yang menganalisis tentang

tanggung jawab subjek hukum atau pelaku yang telah melakukan perbuatan

melawan hukum atau perbuatan pidana yang memikul biaya atau kerugian atau

melaksanakan pidana atas kesalahannya ataupun kealpaannya. 12


Teori tanggung

jawab hukum, teori ini untuk mengkaji bagaimana tanggung jawab pemerintah

desa bagai mana tanggung jawab yang di berikan oleh pemerintah kepada

aparatur desa dan masyarakat terkait permasalahan yang ada dalam penelitian

penulis. Pengertian tanggung jawab atau verantwoordelijkhied yakni kewajiban

memenuhi tanggung jawab dan memikul kerugian yang di derita (bila di tuntut),

baik dalam hukum’. Tanggung jawab hukum merupakan jenis tanggung jawab

yang di bebankan kepada subjek hukum atau pelaku yang melakukan perbuatan

melawan hukum. Sehingga yang berkaitan data di tuntut membayar ganti rugi,

jadi teori tanggung jawab hukum merupakan teori yang mengkaji dan

menganalisis mengenai kesediaan dari subjek hukum atau pelaku memikil biaya

kerugian.13

Teori kesejahteraan negara merupakan model kebijakan negara yang

mengarah kepada pelindungan sosial atau kesejahteraan publik melalui berbagai

program seperti kesehatan masyarakat, kesejahteraan para pensiunan,

kompensasi pengangguran, perumahan sederhana dan lain sebagainya.teori

negara sejahtera atau welfare state yaitu suatu negara yang memberikan

tanjangan jaminan sosial (social security behefits) yang luas seperti pelayanan

12
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Disertasi dan
Tesis, Buku Kedua, Rajawali Pres, Jakarta, 7.
13
Ryan Arafaldy, “Pertanggungjawaban pelaku usaha terhadap penjualan produk yang tidak
Standar Nasional Indonesia (SNI) ditinjau dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014”, dalam
https://scholar.google.com.co.id (10 Juni 2022).

12
kesehatan kesehatan negara,pensiun negara, tunjangan sakit dan pengangguran,

dan lain sebagainya. Negara kesejahteraan atau walfare state yaitu suatu negara

yang memberikan tunjangan jaminana sosial yang luas seperti pelayanan

kesehatan negara, pensiunan negara, tunjangan sakit dan pengangguran, dan lain

sebagainya. Perspektif ekonomi negara kesejahteraan yaitu sistem ekonomi yang

dipraktekkan suatu pemerintahan tentang program-program kesejahteraan sosial

seperti dalam pelayanan kesehatan,pendidikan, tenaga kerja, dan jaminan

sosial.14

C. Deskripsi Teoretik

1. Tanggung Jawab

a. Definisi Tanggung Jawab

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tanggung jawab adalah

kewajiban menanggung segala sesuatunya bila terjadi apa-apa boleh dituntut,

dipersalahkan, dan diperkarakan. Dalam kamus hukum, tanggung jawab

adalah suatu keseharusan bagi seseorang untuk melaksanakan apa yang telah

diwajibkan kepadanya.15 Menurut Titik Triwulan pertanggungjawaban harus

mempunyai dasar, yaitu hal yang menyebabkan timbulnya hak hukum bagi

seorang untuk menuntut orang lain sekaligus berupa hal yang melahirkan

kewajiban hukum orang lain untuk member pertanggungjawabannya.16

b. Tanggung Jawab Pemerintah desa dan Masyarakat dalam pembangunan

desa
14
Ahmad Dahlan, Santosa ‘Irfaan, “Menggagas Negara Kesejahteraan”, ( 01januari 2014), 03
15
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, 2005.
16
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum bagi Pasien, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2010) , 48.

13
Berdasarkan hasil penelitian tanggung jawab pemerintah desa dan

masyarakat dapat dideskripsikan tentang tanggung jawab pemerintah desa

dalam memberdayakan masyarakat di desa Baampah dapat dijabarkan

sebagai berikut :

a. Pembinaan terhadap Masyarakat

Kemampuan aparatur pemerintah desa dalam memberdayakan

masyarakat, besar kecilnya partisipasi masyarakat merupakankan faktor

penting dalam proses pembangunan, karena pada kenyataannya pembangunan

desa sangat memerlukan adanya keterlibatan aktif dari masyarakat.

Keikutsertaan masyarakat tidak saja dalam perencanaan tetapi juga

pelaksanaan program-program pembangunan di desa. Sehingga penilaian

terhadap aparatur desa tidak negatif dalam menjalankan tugas utama untuk

memberikan pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.

Persepsi akan timbul bila mana dalam menjalankan tugas tidak sesuai dengan

harapan masyarakat desa. Prosedur yang dipersulit dijadikan kepentingan

pribadi atau komunitas yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi.

b. Pelayanan Dan Pengembangan Terhadap Masyarakat

Pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat diharapkan menjadi

lebih responsive terhadap kepentingan masyarakat itu sendiri,dimana

paradigm pelayanan masyarakat yang telah berjalan selama ini beralih dari

pelayanan yang sifatnya sentralistik ke pelayanan yang lebih memberikan

focus kepada pengelolaan yang berorientasi kepuasaan masyarakat.

Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah dan Undang-

Undang no 6 tahun 2014 tentang desa,masyarakat memiliki kedaulatan yang

14
cukup luas untuk menentukan orientasi dan arah kebijakan pembangunan

yang dikehendaki. Dilain pihak pelayanan yang diberikan oleh aparatur

pemerintahan kepada masyarakat diharapkan juga memiliki :

1. Memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya,

2. Memiliki perencanaan dalam pengambilan keputusan

3. Memiliki tujuan sosial dalam kehidupan bermasyarakat

4. Dituntut untuk akuntabel dan transparan kepada masyarakat

5. Memiliki standarisasi pelayanan yang baik kepada masyarakat.17

2. Pengertian pemberdayaan masyarakat

a. Definisi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan tidak mempunyai pengertian model tunggal.

Pemberdayaan dipahami sangat berbeda menurut cara pandang orang maupun

konteks kelembagaan, politik, dan sosial budayanya. Ada yang memahami

pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan,

menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan

bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor

kehidupan. Ada pihak lain yang menegaskan bahwa pemberdayaan adalah

proses memfasilitasi warga masyarakat secara bersama-sama pada sebuah

kepentingan bersama atau urusan yang secara kolektif dapat mengidentifikasi

sasaran, mengumpulkan sumber daya, mengerahkan suatu kampanye aksi dan

oleh karena itu membantu menyusun kembali kekuatan dalam komunitas.

17
Gleydis Susanti Oroh, “peranan pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat di bidang
pertanian di desa tumaratas kecamatan langowan barat kabupaten minahasa” , dalam
https://media.neliti.com/media/publications/1037-ID-peranan-pemerintah-desa-dalam-pemberdayaan-
masyarakat-di-bidang-pertanian-di-des.pdf ( 14 Juni 2022).

15
Ada juga yang memahami pemberdayaan secara makro sebagai upaya

mengurangi ketidakmerataan dengan memperluas kemampuan manusia

(melalui, misalnya, pendidikan dasar umum dan pemeliharaan kesehatan,

bersama dengan perencanaan yang cukup memadai bagi perlindungan

masyarakat) dan memperbaiki distribusi modal-modal yang nyata (misal

lahan dan akses terhadap modal). Berdasarkan hal itu maka inti dari

pemberdayaan adalah:

a. Suatu upaya atau proses pembangunan yang berkesinambungan, yang

berarti dilaksanakan secara terorganisir, dan bertahap dimulai dari tahap

permulaan hingga tahap kegiatan tindaklanjut dan evaluasi (follow-up

activity and evaluation).

b. Suatu upaya atau proses memperbaiki (to improve) kondisi ekonomi,

sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang

lebih baik.

c. Suatu upaya atau proses menggali dan memanfaatkan potensi-potensi yang

dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka,

sehingga prinsip to help the community to help themselves dapat menjadi

kenyataan

d. Suatu upaya atau proses memandirikan masyarakat, dengan cara

menggalang partisipasi aktif dalam masyarakat berupa bentuk aksi

bersama (group action) di dalam memecahkan masalah dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.18

18
Arif Purbantara, Modul KKN Tematik Desa membangun pemberdayaan masyarakat desa,
2019

16
3. Dasar Hukum Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat desa merupakan upaya untuk

mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan

meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,

kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan,

program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan

prioritas kebutuhan masyarakat desa.19 Pemerintah desa di dalam program

pembangunan diharuskan melakukan pemberdayaan masyarakat. Apabila

pemerintah desa tidak melakukan program pemberdayaan, maka masyarakat

dapat menyampaikan aspirasinya untuk mendorong terciptanya program

pemberdayaan yang harus dilakukan oleh pemerintah desa. Desa dapat

mendayagunakan lembaga kemasyarakatan desa yang ada dalam membantu

pelaksanaan fungsi pemberdayaan masyarakat.20

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 1 Ayat (12)

Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian

dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,

keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber

daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan

yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat

Desa.21

Peraturan hukum dari desa itu meliputi

a. Peraturan Desa

19
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pasal 1 ayat 1
20
Undang-Undang Republik indonesia Nomor 6 tahun 2014 pasal 94 ayat 1
21
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 pasal 1 ayat 12

17
Peraturan ini merupakan peraturan yang tertinggi yang ada di

desa yang dibuat secara bersama-sama oleh kepala desa dan BPD

yang mendasarkan diri pada partisipasi masyarakat. Peraturan dibuat

untuk mengatur urusan rumah tangga di desa. Ruang lingkup

berlakunya hanya pada desa dimana peraturan desa itu dibuat.

b. Peraturan Kepala Desa

Peraturan ini merupakan peraturan materi yang muatan

merupakan penjabaran dan peraturan Desa atau peraturan materi

muatannya berdasarkan aspirasi masyarakat.

c. Peraturan Bersama kepala Desa

Peraturan ini merupakan peraturan yang materi muatan

merupakan kesepakatan bersama antara dua desa atau lebih

d. Keputusan kepala Desa

Keputusan yang dibuat oleh kepala desa yang bersifat individual

artinya menetapkan penjabaran teknis seperti penetapan jabatan

menjadi kaur pembangunan.

e. Keputusan badan permusyawaratan desa

4. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Terdapat empat prinsip yag digunakan untuk suksesnya program

pemberdayaan, yaitu prinsip kesetaraaan, partisipasi, keswadayaan atau

kemandirian dan berkelanjutan. 22 Adapun lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Prinsip Kesetaraan

22
Sri Najiati “ Pemberdayaan Masyarakat di lahan Gambut” (Bogor: Wetland Internatisonal
2005), 54

18
Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan

masyarakat adalah adanya kesetaraan kedudukan antara masyarakat

dengan lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan

masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Dinamika yang dibangun

adalah hubungan kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme berbagai

pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing

saling mengakui kelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling

belajar.

b. Partisipasi

Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat

adalah rpogram yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan,

diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun, untuk sampai pada

tingkat tersebut perlu waktu dan proses pendampingan yang melibatkan

pendamping yang berkomitmen tinggi terhadap pemberdayaan

masyarakat.

c. Keswadayaan atau Kemandirian

Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan kemampuan

masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang

orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan melainkan sebagai

subjek yang memiliki kemampuan sedikit. Mereka memiliki kemampuan

untuk menabung, pengetahuan yang mendalam tentang kendala-kendala

usahanya, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan

kemauan, serta memiliki norma-norma bermasyarakat yang sudah lama

dipatuhi. Semua itu harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses

19
pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materil harus

dipandang sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tidak justru

melemahkan tingkat keswadayaan.

d. Berkelanjutan

Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun

pada awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat

sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan makin

berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu

mengelola kegiatannya sendiri.

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan Masyarakat

Peran masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan di Desa merupakan

faktor yang sangat penting.Peran masyarakat bukan sekedar pelengkap, tetapi

merupakan faktor yang mutlak diperlukan bagi keberhasilan pembangunan

Desa, khususnya dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat

a. Faktor Pendukung

1. Kebijaksanaan Pemerintah Desa

Kebijaksanaan–kebijaksanaan pemerintah, baik yang dikeluarkan

melalui perundang-undangan, peraturan- peraturan pemerintah, surat-

surat keputusan menteri dan pejabat pemerintah, dan sebagainya

adalah merupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh organisasi

dalam pengembangan sumber daya manusia.23

2. Keaktifan dari LPMD

23
Soekidjo Notoadmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia(Jakarta: PT. Rineka
Cipta,2003),9

20
Lembaga Permusyawaratan Masyarakat Desa bertugas

melakukan pemberdayaan masyarakat Desa, ikut serta merencanakan

dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan

masyarakat Desa. Keaktifan LPMD menjadi salah satu faktor

pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat karena

LPMD mempunyai peran yang penting.

3. Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal

dalam diri seorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan

minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, pengharapan

dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat

seseorang bertindak. 24

b. Faktor Penghambat

1. Anggaran

Menyediakan anggaran merupakan kewajiban dari pemerintah

desa untuk membiayai kegiatan pemberdayaan masyarakat. Oleh

karena itu agar penyediaan anggaran tersebut sungguh-sungguh dapat

dibenarkan,perlu adanya jaminan terlebih dahulu bahwa kegiatan

pemberdayaan masyarakat atau pelatihan tersebut memang

diperlukan. Artinya program itu diselenggarakan karena memang

dibutuhkan demi untuk kemajuan desa. Penentuan kebutuhan itu

mutlak perlu didasarkan pada analisa yang tepat. Analisa kebutuhan

itu harus mempu mendiagnosa paling sedikit dua hal, yaitu masalah-
24
Hamzah Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif. (Jakarta: Bumi Aksara,2007)

21
masalah yang dihadapi sekarang dan berbagai tantangan baru yang

diperkirakan akan timbul dimasa depan.

Anggaran dana untuk meningkatkan pengembangan masyarakat

dalam hal ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat telah

dianggarkan oleh pemerintahan desa. Dana untuk kegiatan

pemberdayaan masyarakat tersebut telah disusun berdasarkan

kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat dalam kegiatan tersebut.

Dengan demikian,pemerintahan desa telah berupaya mendukung

pengembangan kegiatan atau pelatihan dengan menyediakan anggaran

untuk kegiatan masyarakat.

2. Sarana dan Prasarana

Keterbatasan sarana dan prasarana yang dapat disediakan oleh

pemerintahan desa adalah peralatan pendukung dalam pelatihan-

pelatihan yang diselenggarakan di desa karena peralatan tersebut

belum dimiliki. Namun demikian kekurangan tersebut bukan menjadi

penghalang dalam meningkatkan pelatihan dan kegiatan masyarakat,

buktinya pelaksanaan kegiatan dan pelatihan yang diselenggarakan

tetap berjalan dengan lancer yaitu dengan jalan meminjam peralatan

dari masyarakat yang kebetulan dari masyarakat sendiri sudah

memiliki alat yang lebih baik.

3. Partisipasi Masyarakat

Bentuk partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan atau

pembangunan adalah bentuk bagian dan keikutsertaan masyarakat

dalam progam pemberdayaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

22
Partisipasi masyarakat dapat diketahui melalui keaktifan menghadiri

sosialisasi, musyawarah, penyuluhan, dan pelatihan yang diadakan

pemerintah desa. Kurangnya partisipasi masyarakat menjadi sebuah

penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan yang mana dalam

pelaksanaan tersebut dilakukan oleh masyarakat tersebut.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Alokasi waktu untuk penelitian ini diagendakan dimulai pada Oktober

2021- januari 2022. Urutan waktu pelaksanaan disajikan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

N Jenis Bulan Pelaksanaan (2021-2022)

o Kegiatan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022

1. Pengajuan

Judul

2. Revisi

Judul

3. Observasi

4. Sidang

Judul

6. Penyusunan

Proposal

24
2. Tempat Penelitian

Kabupaten Kotawaringin Timur Kecamatan Mentaya Hulu Desa

Baampah, adalah tempat penelitian sesuai dan sejalan dengan permasalahan

yang penulis sampaikan pada latar belakang masalah, waktu penelitian akan

dimulai setelah beberapa waktu dari judul penelitian diterima, jenis penelitian

adalah penelitian hukum empiris, mengenai pendekatan yang penulis gunakan

yakni pendekatan kualitatif dalam pendapatan data dan sumber data diperoleh

penulis melalui data primer dan sekunder diikuti oleh perolehan data dari

responden.

Subjek dan objek dalam penelitian penulis yaitu masyarakat dan pemberdayaan

masyarakat. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi dan

dokumentasi. Dalam penelitian penulis analisis data yakni menggunakan strategi yang

tersusun agar permasalah dari penelitian dapat diselesaikan dengan baik, diantaranya

menggunakan pendekatan terhadap sumber masalah.

B. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian Hukum Empiris yang

merupakan tipe jenis penelitian yuridis sosiologis “penelitian hukum yang

mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta bekerjanya di masyarakat. 25

Dengan maksud menemukan fakta-fakta yang dijadikan data penelitian yang

kemudian data tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi masalah yang akhirnya

menuju pada penyesuaian masalah”. Dikarenakan dalam penelitian hukum

empiris ini ialah meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka di

metode penelitian yuridis empiris dapat juga dikatakan sebagai penelitian yuridis
25
TIM, , Pedoman Penulisan Makalah, Proposal, Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Palangka Raya,
(Palangka Raya: Fakultas Syari’ah IAIN Palangka Raya, 2021). 12

25
sosiologis. Penelitian Yuridis Empiris adalah suatu metode penelitian hukum

yang menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia, baik

secara verbal yang di dapat dari hasil wawancara maupun perilaku nyata yang

dilakukan melalui pengamatan langsung. Penelitiann hukum empiris didasarkan

pada bukti yang diperoleh dari pengamatan dan dianalisis baik secara kualitatif

maupun kuantitatif.26

Berdasarkan uraian di atas bahwa hukum empiris atau penelitian hukum

empiris atau penelitian hukum yuridis empiris adalah salah satu jenis penelitian

hukum yang dilakukan dengan cara mengkaji keadaan sebenarnya terjadi di

masyarakat yakni mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan permasalahan

dalam penelitian, dengan langsung terjun ke masyarakat (penelitian lapangan).

C. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian terkait dengan jenis peneltian, dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, yang merupakan

metode atau cara untuk mengadakan penelitian dari segi tujuannya akan

memperoleh jenis atau tipe yang diambil.

D. Data dan Sumber Data

a. Data Primer
Data Primer adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya.

Dan dikumpulkanya hanya untuk tujuan penyelidikan, data primer mengacu

pada data yang berasal dari peneliti untuk pertama kalinya, data primer

didapatkan dengan melibatkan partisipasi aktif dari peneliti biasanya data

26
Nor Alimy, “Penanganan Kasus Pencemaran Nama Baik di Polresta Palangka Raya”. (Skripsi-
IAIN Palangka Raya, Pakangka Raya, 2021). 40

26
primer dikumpulkan melalui kegiatan survei, observasi, eksperimen,

kuesioner, wawancara pribadi media lain yang digunakan untuk memperoleh

data lapangan. Data primer biasanya didapatkan dengan membutuhkan

banyak sumber daya yang digunakan seperti waktu, biaya, dan tenaga. Data

primer selalu spesifik sesuai dengan kebutuhan peneliti, data primer adalah

data yang pertama kali dikumpulkan oleh peneliti melalui upaya pengambilan

data di lapangan langsung.karena hal inilah data primer dinamakan data

pertama atau data mentah.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah ada yang dikumpulkan oleh

lembaga atau organisasi, proses pengumpulan data sekunder lebih cenderung

mudah dan cepat dilakukan, dam dapat didapatkan dengan memanfaatkan

sumber publikasi pemerintah situs, buku, artikel jurnal, dan catatan internal

suatu organisasi atau lain sebagainya. Data sekunder biasanya merupakan

data yang berhubungan dengan masa lalu atau tetap. Perbedaan data primer

dan data sekunder menurut beberapa ahli menurut Uma Sekaran, data primer

dari tangan peneliti yang pertama kalinya dengan melakukan spesifik studi

untuk mendapatkan tujuan informasi dari data itu. Sedangkan data sekunder

mengumpulkan data berdasarkan data yang ada. Menurut Sugiyono data

primer merupakan sumber data dalam pemberian informasi dilakukan secara

langsung pengumpul penelitian sedangkan data sekunder yang digunakan

hanya untuk pendukung dari data primer. Menurut Umi Marinawati, data

primer merupakan sebuah informasi asal usulnya dari sumber asli, data

27
sekunder merupakan sumber data yang diperoleh tidak langsung atau bukan

asli seperti majalah, buku, atau surat kabar.27

E. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian ini adalah topic permasalahan yang dikaji dalam

penelitian, adapun objek penelitian penulis yakni tanggung jawab masyarakat

dan pemerintah desa dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. Subjek

penelitian adalah orang yang dijadikan sebagai sumber informasi atau data yang

didapatkan oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya. Adapun subjek

penelitian yaitu sumber utama data penelitian yang mana dalam penelitian ini

adalah pihak masyarakat. Dan juga penulis gunakan informan dalam peneltian

informan dari penelitian ini yakni dari pemerintah desa.

F. Teknik Penentuan Subjek Penelitian

Dalam menentukan subjek penelitian, penulis menetapkan kriteriakriteria

tertentu berdasarkan informasi yang dibutuhkan adapun kriterianya yang penulis

tetapkan untuk subjek penelitian antara lain:

Dari kriteria tersebut, ditentukan subyek penelitiannya adalah :

1. Kasi Pemerintahan

2. Bendahara Desa

3. Masyarakat

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari penelitian penulis yakni menggunakan teknik

wawancara dan observasi maka dari beberapa teknik yang digunakan penulis
27
Nor Alimy, “Penanganan Kasus Pencemaran Nama Baik di Polresta Palangka Raya”. (Skripsi-
IAIN Palangka Raya, Palangka Raya, 2021). 42-44.

28
dapat memperoleh data yang diperlukan untuk memenuhi perumusan masalah

penelitian.

1. Wawancara

Adapun dalam penelitian ini metode wawancara yang digunakan adalah

teknik wawancara semi-terstruktur dimana dalam pelaksanaannya peneliti

tidak terpaku pada pedoman wawancara, sehingga peneliti lebih leluasa

dalam menggali informasi secara lebih terbuka dari informan. Wawancara ini

untuk mendapatkan keterangan-keterangan atau informasi dari beberapa

perangkat desa dan juga masyarakat di Desa Baampah Kecamatan Mentaya

Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur yang berkaitan dengan pemberdayaan

masyarakat desa.

2. Observasi

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana

penelitian atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan selama penelitian. Dari pengertian di atas metode observasi dapat

dimaksudkan suatu cara pengambilan data melalui pengamatan langsung

terhadap situasi atau peristiwa yang ada dilapangan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

seperti catatan, sejarah kehidupan, serita, biografi, praturan serta kebijakan.

Dan yang gambar seperti foto, gambar hidup, patung, film dan lain lain.28

Maka dokumen atau dokumentasi sebagai pelengkap dari penggunaan metode

28
Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif, 82.

29
observasi dan wawancara. Dan teknik yang digunakan penulis dalam hal ini

yakni berbentuk potret selama proses pengumpulan data antara lain:

a. Gambaran umum lokasi lapangan

b. Foto-foto fakta lapangan

c. Foto-foto saat wawancara

7. Teknik Triangulasi Data

Triangulasi atau pengabsahan adalah teknik pengumulan data yang

bersifat mengabungkan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah

ada triangulasi berarti melakukan pengecekan ulang atau semacam cek audit

atas data-data dan bahan-bahan yang telah berhasil dikumpulkan dengan tujuan

untuk menjaga kebenaran dan kemurnian data.29 Triangulasi yang digunakan

dalam peneltian ini adalah triangulasi sumber yaitu membandingkan data dan

mengecek balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang disebut metode kualitatif.30

8. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton dalam Lexi J. Meoeong adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan

satuan uraian dasar.31

Teknik yang digunakan penulis berdasarkan undang-undang yang

mengatur tentang Dana Desa sebagai batasan, patokan atau acuan, untuk

mengetahui bagaimana tanggung jawab pemerintah desa dan masyarakat

29
Nor Alimy, “Penanganan Kasus Pencemaran Nama Baik di Polresta Palangka Raya”. (Skripsi-
IAIN Palangka Raya, Pakangka Raya, 2021). 48-49
30
Ibid 50
31
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 178

30
setempat dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat. penulis melakukan

pendekatan terlebih dahulu terhadap sumber data yang nantinya akan menjadi

objek dan meminta beberapa keterangan serta informasi sesuai dengan

kebutuhan dari penelitian, maka akan merujuk pada beberapa pertanyaan dan

dokumentasi, dengan demikian beberapa pertanyaan sesuai kebutuahan dalam

penelitian akan terjawab hingga menjawab permasalahan yang ada.

Persoalan mengenai pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa

dianalisis dengan menggunakan teori pengelolaan. Hal-hal yang dianalisis

yakni bagaimana pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa yang bertujuan

untuk mendukung terwujudnya tata kelola yang baik dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa dan pengeloaan keuangan desa yang dilakukan berdasarkan

prinsip tata kelola yaitu transparan,akuntabilitas dan partisipasi.

Untuk permasalahan nomor dua menggunakan teori tanggung jawab dan

kesejahteraan negara(walfare state) yang mana kita dapat melihat bagaimana

tanggung jawab masyarakat dan pemerintah desa dalam melaksanakan

pemberdayaan masyarakat apakah sudah sesuai dengan tanggung jawab yang

berdasarkan undang-undang yang mengatur tentang taanggung jawab

pemerintah desa dan masyarakat.

31
DAFTAR PUSTAKA

Amsyal, Rouzi “ Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pemberdayaan


Masyarakat menurut Perspektif Ekonomi Islam”. Skripsi-Universitas Islam
Negeri Ar - Raniry, Banda Aceh, 2020

Alimy, Nor. “Penanganan Kasus Pencemaran Nama Baik di Polresta


Palangka Raya”. Skripsi-IAIN Palangka Raya, Palangka Raya, 2021.

Arafaldy, Ryan. “Pertanggungjawaban pelaku usaha terhadap penjualan


produk yang tidak Standar Nasional Indonesia (SNI) ditinjau dari Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2014”, dalam https://scholar.google.com.co.id 10 Juni
2022.

Arma, Tyas. “Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa


wisata”. Institut Agama Islam Negeri Metro, 2019.

Ciming,wawancara Desa Baampah,16 Desember 2021.

Suciati, Okta. ”Pemberdayaan kelompok industry rumah tangga emping


garut di desa kunti, kecamatan andong, kabupaten boyolali,”skripsi jurusan
sosiologi fakultas ilmu social”. Universitas sebelas maret Surakarta, 2009

Dahlan, Ahmad. “Menggagas Negara Kesejahteraan”. 01januari 2014.

Hamzah, Andi. Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, 2005.

HS, Salim. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Disertasi dan Tesis,
Buku Kedua, Rajawali Pres, Jakarta,

Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Noor, Munawar. Pemberdayaan Masyarakat, CIVIS,Vol.1, No. 2,


2011.

Notoadmojo, Soekidjo. “Pengembangan Sumber Daya Manusia”.


Jakarta: PT. Rineka Cipta,2003

Purbantara, Arif. Modul KKN Tematik Desa membangun


pemberdayaan masyarakat desa, 2019

Ryan, wawancara, Desa Baampah,10 Oktober 2021.

32
Riyani, Nunuk. “Analisis pengelolaan dana desa studi kasus di Desa
Singapuron Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukaharjo”. universitas
Muhammadiyah Surakarta 2016.

Suharto. “Pemberdayaan masyarakat desa dalam implementasi uu desa”.


Skripsi-Universitas Wahid Hasyim, Semarang , 2018.

Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif.

Susanti, Gleydis. “Peranan pemerintah desa dalam pemberdayaan


masyarakat di bidang pertanian di desa tumaratas kecamatan langowan barat
kabupaten minahasa”. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/1037-
ID-peranan-pemerintah-desa-dalam-pemberdayaan-masyarakat-di-bidang-
pertanian-di-des.pdf 14 Juni 2022.

Sri Najiati. “ Pemberdayaan Masyarakat di lahan Gambut” . Bogor:


Wetland International 2005.

Teori pengelolaan,
https://www.academia.edu/12213778/teori_pengelolaan 12 Maret 2022.

Triwulan, Titik. Perlindungan Hukum bagi Pasien. Jakarta, Prestasi


Pustaka, 2010

TIM, Pedoman Penulisan Makalah, Proposal, Skripsi Fakultas Syari’ah


IAIN Palangka Raya. Palangka Raya: Fakultas Syari’ah IAIN Palangka Raya,
2021.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa


pasal 1 ayat 1

Undang-Undang Republik indonesia Nomor 6 tahun 2014 pasal 94 ayat


1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 pasal 1 ayat


12

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 pasal 1 ayat


12.

Uno, Hamzah. “ Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar


Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara,2007

33
34

Anda mungkin juga menyukai