Anda di halaman 1dari 27

Peran Usaha Pengrajin Batik Madura Center Dalam

Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif


Ekonomi Islam Di Desa Badung Kecamatan Palengaan
Kabupaten Pamekasan

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:
NUR SILFIA
NIM. 20383032030

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal skripsi dengan judul “Peran Usaha Pengrajin Batik Madura


Center Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif
Ekonomi Islam Di Desa Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten
Pamekasan” yang ditulis oleh Nur Silfia (20383032030) ini telah
disetujui untuk diujikan dalam ujian proposal skripsi.

Pamekasan, 24 Mei 2023


Pembimbing

DR. H. ZAINAL ABIDIN, MEI


NIP. 198007012006041005

DAFTAR ISI

2
HALAMAN
SAMPUL.........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
A. Judul Penelitian........................................................................................
B. Konteks Penelitian...................................................................................
C. Fokus Penelitian.......................................................................................
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................
E. Kegunaan Penelitian................................................................................
F. Definisi Istilah..........................................................................................
G. Penelitian Terdahulu................................................................................
H. Kajian Teori...........................................................................................
I. Metode Penelitiaan..................................................................................
1. Pendekan dan Jenis Penelitian...........................................................
2. Kehadiran peneliti..............................................................................
3. Lokasi peneliti....................................................................................
4. Sumber data.......................................................................................
5. Prosedur Pengumpulan data...............................................................
6. Analisis data.......................................................................................
7. Tahap-tahap Penelitian......................................................................
J. Sistematika Pembahasan.........................................................................
K. Outline Penelitian..................................................................................
L. Daftar Pustaka........................................................................................

3
A. Judul Proposal
Peran Usaha Pengrajin Batik Madura Center Dalam Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam Di Desa Badung
Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan.
B. Konteks Penelitian
Kegiatan ekonomi termasuk sebuah langkah dalam peningkatan kualitas hidup
masyarakat, sebab melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi maka mampu memenuhi
keperluan masyarakat. Guna memenuhi keperluan ini, diperlukan lapangan kerja yang
mampu menampung tiap tersedianya angkatan kerja. Indonesia yang termasuk Negara
yang mempunyai kekayaan alam yang begitu banyaknya, tapi belum bisa
mengoptimalkan potensi yang ada. Masyarakat diharapkan agar senantiasa kian dapat
mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri atau yang terdapat dalam daerahnya
sendiri supaya keperluan senantiasa mampu dipenuhi. Peningkatan kualitas hidup
masyarakat mampu dijalankan melalui pengembangan potensi lokal yang tersedia
potensi lokal termasuk kekayaan alam, kebudayaan, dan sumber daya manusia yang
ada disebuah daerah.1
Potensi lokal merupakan kemampuan yang dimiliki suatu desa yang mungkin
untuk dikembangkan tetap selamanya akan menjadi potensi bila tidak diolah, atau
didayagunakan menjadi suatu realita berwujud kemanfaatan kepada masyarakat.
Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu untuk membuatnya
bermanfaat kepada masyarakat. Dapat dikatakan bahwa untuk mencapai tingkat
kesejahteraan masyarakat desa perlu mengolah potensi lokal yang dimiliki baik sumber
daya manusia dalam pemberdayaan masyarakat sebagai subjek pembangunan yang
mengetahui permasalahan masyarakat sendiri sedangkan sumber daya alam merupakan
kekayaan dimanfaatkan untuk meningkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat
desa sendiri.2 World Bank mendefinisikan potensi ekonomi lokal sebagai suatu proses
dimana masyarakat, lembaga usaha, dan organisasi nonpemerintah bekerja sama untuk

1
Lilik Nor Cholidah, Mochamad Chobir Sirad, “Peran Industry Batik Tulis Rahayu Dalam Meningkatkan
Pendapatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam Di Desa Sumber Gedong,”
Jurnal Manajemen Dan Pendidikan 3, no 2 (Februari, 2023): 75,
https://ejournal.penerbitjurnal.com/index.php/JMPI/article/view/171/144
2
Kiki Endah, “Pemberdayaan Masyarakat: Menggali Potensi Lokal Desa” Jurnal Moderat 6, no 1 (Februari 2020):
138-139, https//jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat

4
menciptakan kondisi yang lebih baik guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan
tersedianya lapangan pekerjaan pada tingkat lokal, dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup yang lebih baik bagi semua.3 Dengan mengetahui potensi lokal, maka
ekonomi dan sumber daya manusia dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan
perekonomian daerah.
Upaya dalam meningkatkan potensi ekonomi lokal, harus dimulai dengan
pengembangan potensi desa yang berbasis pada kearifan lokal, potensi sumber daya,
dan keunikannya. Desa yang memiliki kemampuan dalam memanfaatkan kearifan
lokal, potensi sumber daya dan keunikannya dapat dikembangkan menjadi desa inovatif
atau biasa disebut dengan desa wisata. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu
faktor dalam meningkatkan ekonomi desa. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu
proses memberikan daya, kekuatan, dukungan serta dorongan motivasi kepada
masyarakat agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Untuk itu,
pemberdayaan penting dilakukan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada
masyarakat dalam memperoleh haknya sebagai masyarakat. Suharto berpendapat
bahwa pemberdayaan pada intinya adalah memampukan seseorang menjadi lebih maju
dan mandiri. Dalam arti lain, mampu seseorang menjadi sejahtera.4
Pemberdayaan dalam bentuk menyediakan sumberdaya, kesempatan,
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan kemampuan warga yang
kurang mampu untuk menentukan masa depannya dan berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat. Dengan adanya peluang usaha tersebut diharapkan dapat membantu
pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar agar menjadi lebih baik sehingga akan dapat
mengurangi tingkat pengangguran. Selain itu, dengan adanya peluang usaha tersebut
dapat menjadi ciri khas dari daerah tersebut.
Untuk pengembangan potensi ekonomi local dilakukan dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat yang di realisasikan dalam bentuk usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). UMKM merupakan cabang bisnis dan bermanfaat secara
mandiri, dilaksanakan oleh perseorangan maupun golongan bisnis pada semua area
ekonomi. Pemerintah ikut serta atas pemberdayaan produk UMKM secara efektif yang
3
Rojaul Huda, “Pengembangan Ekonomi Local Melalui Sector Pariwisata Di Deesa Serang,” Jurnal Masalah-
Masalah Sosial 11 no. 2 (Desember, 2020): 161, https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/1470/pdf
4
Ika Silviana, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Produksi Batik Di Kampong Batik Pesindon
Kota Pekalongan” (Disertasi, UNNES, Semarang, 2019),1.

5
pertama yaitu sebagai fasilitator. Terkait hal tersebut pemerintah harus mampu
memberi fasilitas, wadah terhadap pemilik UMKM untuk mengembangkan produk
lokal yaitu dengan memberikan fasilitas, Salah satu UMKM yang mendapat perhatian
oleh Pemerintah Daerah yaitu UMKM yang bergerak di bidang batik. Batik telah
menjadi warisan budaya asli Indonesia setelah ditetapkannya oleh UNESCO pada 2
Oktober 2009 lalu, sehingga pada setiap tanggal tersebut diperingati sebagai hari batik
Nasional. Seperti yang diungkapkan oleh Wulandari bahwa batik merupakan kain
tertentu yang sengaja dibuat khusus, yang mana didalamnya terdapat ciri khas sehingga
dapat dikenali langsung oleh publik. 5
Keberadaan UMKM tidak dapat dihapuskan ataupun dihindarkan dari
masyarakat bangsa saat ini. Karena keberadaanya sangat bermanfaat dalam hal
hpendistribusian pendapatan masyarakat. Selain itu juga mampu mencipkatan
kreativitas yang sejalan dengan usaha untuk mempertahankan dan mengembangkan
unsur-unsur tradisi dan kebudayaan masyarakat setempat. Pada sisi lain, UMKM
mampu menyerap tenaga kerja dalam skala yang besar mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang besar sehingga hal ini dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dari
sinilah terlihat bahwa keberadaan UMKM yang bersifat padat karya, menggunakan
teknologi yang sederhana dan mudah dipahami mampu menjadi sebuah wadah bagi
masyarakat untuk bekerja.6
Dalam pengembangan UMKM, langkah ini tidak semata-mata merupakan
langkah yang harus diambil oleh pemerintah dan hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah. Pihak UMKM sendiri sebagai pihak internal yang dikembangkan, dapat
mengayunkan langkah bersama-sama dengan pemerintah. Karena potensi yang mereka
miliki mampu menciptakan kreatifitas usaha dengan memanfaatkan fasilitas yang
diberikan oleh pemerintah.7
Kabupaten Pamekasan merupakan satu dari empat kabupaten di Pulau Madura,
Jawa Timur yang sebagian bergantung pada penghasilan batik tulis. Jumlah pengrajin
5
Anisa Ramadhanti, Sri Wahyuni, Makhamad Zulianto, “Peran Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan UMKM
Batik Di Kabupaten Banyuangi,” Jurnal Pendididkan Ekonomi, 16 no. 1 (2022): 48,
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPE/article/view/23452/11022
6
Admin Nuansa, “Peran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Dalam Perekonomian Indonesia,”diakses dari
https://nuansa.nusaputra.ac.id, pada tanggal 30 maret 2021
7
Dicky agus wiranto, “pengembangan UMKM melalui fasilitas internal dan eksternal,” seminar nasional
HUBISINTEK 2, no. 1(2022): 1155. https://ojs.udb.ac.id

6
batik tulis di kabupaten ini, tercatat sebanyak 38 sentra batik, dengan 933 unit usaha,
dan 6.526 orang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha kreatif ini. Pemkab
Pamekasan berupaya mendorong berkembangnya industry batik di Kabupaten
Pamekasan, dengan melakukan pembinaan, peningkatan sumber daya manusia (SDM),
dan pengembangan alat bantu berupa teknologi, dan upaya memperluas akses
pemasaran melalui kegiatan promosi sistematik. Membangun kesadaran masyarakat
untuk menggunakan batik, dengan cara berupaya menanamkan rasa cinta terhadap batik
tulis Pamekasan sebagai produk lokal, serta mempromosi batik Pamekasan ke level
nasional, maupun internasional. Batik Pamekasan yang sudah turun-temurun beririsan
dengan masyarakat Pamekasan, harus terus kita pertahankan dan bahkan harus
dikembangkan, agar batik dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat
Pamekasan. Batik merupakan identitas kita. Batik merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Pamekasan. Batik adalah kita.8
Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa Indonesia yang merupakan warisan
asli budaya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain ataupun Negara tetangga. Namun,
kurangnya kesadaran masyarakat akan budaya bangsa menyebabkan beberapa tahun
belakangan ini batik diklaim dan diakui sebagai budaya bangsa lain. Oleh karena itu,
perlu adanya perhatian serius untuk mencegah terjadinya hal tersebut. industri batik
saat ini bukan hanya berkembang di pulau jawa tetapi sudah menyebar ke berbagai
wilayah di Indonesia. Saat ini kita mengenal adanya batik Cirebon, batik Jawa Tengah,
batik Bali, batik Kalimantan, batik Sumatera, dan lain sebagainya. Dalam hal ini,
berbagai daerah mengembangkan corak batiknya sesuai dengan khas daerah masing-
masing.
Meskipun bukan daerah penghasil batik yang terkenal, Kabupaten Pamekasan
adalah salah satu daerah yang memiliki batik dengan ciri khasnya sendiri. Salah satu
usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mencerminkan ciri khas kedaerahan ialah usaha
industri batik tulis Batik Madura Center yang berada di Desa Badung Kabupaten
Pamekasan. Keunikan motif batik tulis Batik Madura Center tersebut sebenarnya
adalah salah satu kekayaan budaya yang harus dilestarikan dan dikenal oleh masyarakat
luas. Ciri khas batik tulis Batik Madura Center terlihat dari corak-corak batik yaitu
8
Slamet Hadi Purnomo, “Menguatkan Identitas Pemekasan Sebagai Kota Batik,” diskses dari
https://jatim.antaranews.com, pada tanggal senin, 14 Januari 2019 pukul 05:50 WIB

7
menjadikan motif budaya dan hasil bumi Pamekasan sebagai motif andalan produk
usahanya. Melihat potensi yang dimiliki warga dan usaha kerajinan batik yang masih
ada, usaha kerajinan batik menjadi salah satu sektor unggulan Desa Badung. Dengan
adanya usaha kerajinan batik tersebut telah merayap tenaga kerja, khususnya pada ibu
rumah tangga sebagai kerja sampingan dan meminimalkan angka pengangguran di
Desa Badung dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu usaha
kerajinan batik juga berperan sebagai pelestarian budaya Indonesia. Usaha kerajinan
batik di Desa Badung menjadi salah satu peningkatan ekonomi sebagian kecil
masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, batik tulis Batik Madura Senter memperlihatkan
perkembangan yang cukup baik yaitu dengan pemindahan tempat produksi serta
pendirian gallery dan melakukan inovasi-inovasi produk yang dapat meningkatkan
pendapatan yang bisa mencapai Rp. 500.000.000 pertahun. Batik Madura Center
memiliki karyawan kurang lebih 10 karyawan, pada karyawan Batik Madura Center
terbagi dari bagian desain, tim batik, dan pewarnaan. Masing-masing gaji tiap
karyawan berbeda sesuai dengan bidang pekerjaan karyawan.
Rata-rata pendapatan masyarakat kurang lebih Rp. 800.000 s/d Rp. 1.000.000
perbulan berdasarkan bidang pekerjaan dan jumlah lembar kain yang dihasilkan. Hal
tersebut tidak menuntut keyakinan bahwa dengan adanya pendapatan tersebut dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat, karena pendapatan perbulan masyarakat
dapat berubah-ubah sesuai dengan minat konsumen dalam membeli, maka yang perlu
dianalisis adalah dengan adanya pengembangan usaha tersebut dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat, kesejahteraan dan menopong ekonomi masyarakat atau justru
pengembangan usaha tersebut tidak mampu menjadi mesin dalam hal pertumbuhan atau
kesejahteraan masyarakat yang memadai. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang masyarakat dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan, maka perusahaan juga dituntut untuk mampu
mengoptimalkan kinerja masyarakat guna mencapai visi misis perusahaan secara
maksimal.
Dengan mengembangkan usaha terdapat factor yang menjadi masalah bagi
pelaku UMKM diantaranya yaitu modal, tenaga kerja, pemasaran, dan promosi

8
penjualan. Saat ini pelaku UMKMdituntut untuk mengembangkan usaha karena
persaingan dunia usaha semakin ketat. Hal tersebut dilakukan supaya usaha dapat maju
dan besar untuk mendapatkan pendapatan yang lebih. Pengembangan usaha sendiri
yaitu tindakan atau proses yang pada dasarnya dilakukan untuk mengalami
pertumbuhan usaha dari yang semula kecil hingga menjadi besar. Hal inilah yang ada
pada Batik Madura Center dimana terus melakukan inovasi untuk menjadikan dari
usaha yang kecil menajdi usaha yang memiliki besar dan menjanjikan.
Berdasarkan pemaparan lakar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian untuk mendalami terkait pengembangan usaha pengrajin batik
tulis terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dalam perspektif ekonomi islam
Batik Madura Center Kabupaten Pamekasan. Hal ini disebabkan pengembangan usaha
memiliki peran penting terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, maka peneliti
merasa penting untuk mendalami terkain hal tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Peran Usaha Pengrajin Batik Madura Center
Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Di Desa Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan”.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan permasalahan pada konteks penelitian di atas, penelitian
mengajukan focus penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana peran usaha pengrajin Batik Madura Center dalam meningkatkan
pendapatan masyarakat di Desa Badung?
2. Bagaimana perspektif ekonomi islam tentang peran usaha pengrajin Batik
Madura Center dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Badung?
D. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana peran usaha pengrajin Batik Madura Center
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di Desa Badung
2. Untuk mengetahui bagaimana perspektif ekonomi islam tentang peran usaha
pengrajin Batik Madura Center dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di
Desa Badung.

9
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diambil ndari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
atau referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peran
usaha pengrajin batik madura center dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian
selanjutnya khususnya mengenai peran-peran usaha pengrajin batik madura center
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Lembaga
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan
kepada pelaku usaha pengrajin batik terkait peran usaha pengrajin batik
madura center dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
b. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan wawasan baru kepada peneliti
tentang peran usaha pengrajin batik terhadap tingkat pendapatan masyarakat
dan sebagai rujukan bagi upaya ilmu pengetahuan, terhadap peran usaha yang
sudah diperoleh.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peneliti
selanjutnya atas bagaimana kondisi semenjak adanya usaha kerajinan batik.
Sebagai referensi mahasiswa dan khalayak umum yang akan melakukan
penelitia ini untuk di kembangkan lebih lanjut serta menjadi bahan acuan bagi
peneliti.
d. Bagi Masyarakat
Penelitian diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan
motovasi bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan wirausaha. Seperti
bisnis di bidang usaha batik tulis.
F. Definisi Istilah

10
Untuk menghindari kesalah pahaman dan guna memperoleh gambaran yang jelas serta
kesamaan pandangan dan memahami maksud dan penelitian ini, maka perlu kiranya
peneliti merumuskan definisi istilah yang terdapat dalam judul penelitian, ada beberapa
istilah yang perlu peneliti paparkan, antara lain.
1. Peran
R. Linton mengartikan bahwa peran adalah seseorang menjalankan perannya
sesuai dengan hak dan kewajibannya.9
2. Usaha Pengrajin Batik
Menurut Undang-Undang N0o.3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan,
usaha adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun dalam bidang
perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha atau individu untuk tujuan
memperoleh laba atau keuntungan. 10 kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan
buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan
melalui keterampilan tangan. Dari sebuah kerajinan akan menghasilkan benda
atau hiasan seni maupun barang pakai.11 Sedangkan batik dalam kamus besar
bahasa indonesia (KBBI) memiliki arti kain bergambar yang dibuat secara
khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada sebuah kain, kemudian
pengelolahannya diproses secara dengan cara tertentu. Menurut teknik
pemuatannya, terdapat tiga jenis kain batik yaitu, batik tulis, batik cap, dan batik
lukis.12 Jadi usaha kerajinan batik adalah sebuah usaha atau bisnis yang bergerak
dibidang batik. Kerajinan batik merupakan seni menggambar di atas kain
menggunakan alat yang dinamakan santing.
3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah salah satu kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan

9
Pauline Pujiastiti, Sosiologi, (Jakarta: Grasindo, 2007), 41.
10
Isail Solihin, Pengantar Bisnis, Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta: Kencana, 2006),27.
11
Doni Oktriyana, Sentra Industri Kerajinan Anyaman Bambu Sebagai Pendorong Perekonomian Pedesaan Di
Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, (Skripsi Geografi Universitas Negeri Semarang,2017),15.
12
Kamus Besar Bahasa Indonesis Tentang Batik

11
peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan
berperan dalam stabilitas nasional. 13
4. Peningkatan Pendapatan
Peningkatan adalah sebuah cara yang dilakukan untuk mendapatkan
keterampilan atau kemampuan untuk manjadi lebih baik. 14 Pendapatan adalah
hasil yang diterima individual maupun rumah tangga yang berupa upah atau gaji
15
dalam waktu tertentu. jadi dapat disimpulkan peningkatan pendapatan adalah
hasil yang diperoleh dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan seseorang.
Besaran pendapatan yang berupa gaji atau upah tergantung dengan jenis
pekerjaan yang telah dilakukan.
Penelitian yang berjudul Peran Usaha Pengrajin Batik Madura Center
Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Di Desa Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan ini merupakan
pemaparan tentang usaha pengrajin batik yang dilaukan masyarakat desa badung
dalam teknik pembuatan serta peran usaha batik dalam meingkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat di desa badung. Dengan adanya sentra industri
batik dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan perekonomian
masyarakat di desa badung.
G. Kajian Peneliti Terdahulu
Kajian peneliti terdahulu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
Dibawah ini peneliti akan memberikan kesimpulan hasil peneliti yang pernah
dilakukan, yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Malisa, dengan judul “Analisis Peran
Industri Batik Tulis Gedong Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, (2018),
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang”.16 Hasil dari penelitian ini
13
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM
14
Moeliono, Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),158
15
Sayekti Suindyah Dwi Ning Warni Dan Ahmad Zuhdi Amrulloh, “Peranan Pengelolaan Dana Desa Untuk
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Jombang Jawa Timur”, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 4. No1 (2020)1-
20
16
Skripsi Rita Nur Malisa Yang Berjudul, “Analisis Peran Industri Batik Tulis Gedog Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban”, (Fakultas Ekonomi Universitas

12
menunjukkan perkembangan industri batik tulis gedog dilihat dari modal,
produksi, tenaga kerja, dan pemasaran mengalami kenaikan yang cukup baik.
Peran industri batik tulis gedog semakin meningkat seiring dengan
perkembangan industri. Peran industri tersebut diantaranya dengan penyerapan
tenaga kerja, pendapatan masyarakat yang meningkat, pelatihan keterampilan
semakin baik dan mundulnya industri bari di Desa Jarorejo. Kesejahteraan
masyarakat meningkat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan sosial ekonominya
sehingga dengan adanya industri batik tulis gedog mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Perbedaan : terletak pada tempat penelitian, penelitian ini berada di Desa
Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, sedangkan penelitian ini dilakukan
di Desa Badung Kecamatan Pelengaan Kabupaten Pamekasan.
Persamaan : yaitu mendeskripsikan peran usaha kerajinan batik dalam
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siska Ariyanti Shofi, “Peran Industri Kecil
Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Menurut Perspektif
Ekonomi Islam” 17 Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran
industri kecil konveksi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa
Pendosawalan dan mengetahui prinsip-prinsip ekonomi islam yang diterapkan di
masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Perbedaan : penelitian diatas meneliti peran industri kecil konveksi dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat, sedangkan penelitian ini menjelaskan
peran usaha batik dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Perbedaan juga
pada tempat penelitian, penelitian Siska Ariyanti Shofi di Desa Pendosawalan.
Sedangkan penelitian ini dilakukan di Desa Badung Kecamatan Palengaan
Kabupaten Pamekasan.
Persamaan : persamaan dari kedua penelitian ini adalah mendeskripsikan peran
suatu industri dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Negeri Malang 2018)


17
Skripsi Siska Ariyanti Shofi Yang Berjudul “Peran Industri Kecil Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam” (Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,2019)

13
H. Kajian Teori
1. Usaha Kerajinan Batik
a. Pengertian Usaha
Pengertian usaha dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu
kegiatan dengan mengerahkan tenaga, fikiran, atau untuk mencapai suatu
maksud. Pekerjaan, perbuatan, prakarsa, ikhtiar, dan daya upaya untuk mencapai
suatu maksud.18 Menurut Undang-Undang No.3 Tahun 1982 tentang wajib daftar
perusahaan, usaha adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun dalam
bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha atau individu untuk
tujuan memperoleh laba atau keuntungan.19
Usaha atau bisnis merupakan pertukaran barang, jasa, uang yang saling
menguntungkan atau saling memberikan manfaat. Pada dasarnya usaha/bisnis
memiliki makna sebagai the buying and seling of goods and services.
b. Usaha Dalam Islam
Islam memposisikan bekerja atau berusaha sebagai kewajiban setelah
shalat, apabila dilakukan dengan iklas bekerja atau berusaha akan bernilai ibadan
dan akan mendapat pahala. Dengan berusaha kita tidak hanya menghidupi diri
kita sendiri, tetapi juga menghidupi orang-orang yang ada dalam tanggung jawab
kita, dan bahkan bila kita sudah berkecukupan kita bisa memberikan sebagian
dari hasil usaha kita guna menolong orang lain yang memerlukan. 20
Usaha merupakan suatu kegiatan untuk meraih keuntungan dan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Seiring dengan perkembangan masyarakat, usaha
terdiri dari usaha kualitatif dan usaha kuantitatif. Usaha kualitatif dapat dilihat
dari pendidikannya sedangkan usaha kuantitatif dapat dilihat dari trend yang
berkembang di masyarakat. Manusia yang unggul adalah manusia yang
melakukan usaha didasari dengan ajaran islam dan bertaqwa kepada Allah SWT

18
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi
Ke-3, 1254
19
Isail Solihin, Pengantar Bisnis, Pengenalan Praktis Dan Studi Kasus, (Jakarta: Kencana, 2006), 27.
20
Ibid.

14
dan membawa keseimbangan hidupnya seperti yang sudah diajarkan oleh
Rasulullah SAW yang terdapat dalam Al-Quran dan As-Sunnah (Al-Hadist). 21
c. Kerajinan Batik
Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan
yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan. Dari
sebuah kerajinan akan menghasilkan benda atau hiasan seni maupun barang
pakai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerajinan adalah barang yang
dihasilkan melalui keterampilan tangan seperti tikar, anyaman, dan lain
sebagainya yang memiliki nilai seni. 22
Berdasarkan etimologinya pengertian batik menurut Asti M dan Ambar B.
Arini, batik berasal dari kata ,bat dan tik. Mbat dalam bahasa jawa dapat
diartikan ngembat atau melempar berkali-kali sedangkan tik berasal dari kata
titik. Sehingga dapat diartikan sebagai melempar titik berkali-kali pada kain. Ada
juga yang mengatakan kata batik berasal dari kata amba yang memiliki kain
yang lebar dan kata titik yang artinya merupakan titik-titik yang digambarkan
diatas kain sehingga menghasilkan pola-pola yang indah. 23 Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, batik memiliki arti kain bergambar yang dibuat secara khusus
dengan menuliskan atau menerakan malam pada sebuah kain, kemudian
pengelolahannya diproses secara dengan cara tertentu. Menurut teknik
pemuatannya, terdapat tiga jenis batik yaitu, batik tulis, batik cap, dan batik
lukis.
2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Pengertian Usaha Mikro Kedil dan Menengah (UMKM)
Secara umum, UMKM merupakan sebuah istilah yang mengacu pada
suatu jenis usaha yang didirikan oleh pribadi dan memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp. 200.000.000,00 (belum termasuk tanah dan bangunan). 24
Yang termasuk usaha kecil menengah adalah semua pedagang kecil dan
menengah, penyedia jasa kecil dan menengah, peternak kecil, dan lain

21
Ariyadi, Bisnis Dalam Islam, Jurnal Hadratul Madaniyah, 5, No. 1 (2018),13.
22
Doni Oktriyana, Sebtra Industri Kerajinan Anyaman Bambu Sebagai Pendorong Perekonomian Pedesaan Di
Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, (Skripsi Gegrafi Universitas Negri Semarang, 2017), 15.
23
Asti M Arini dan Ambar B, Batik Warisan Adiluhung Nusantara, (Yogyakarta: Andi Offset, 2011)
24
Akifa P. Nayla, Komplet Akuntansi Untuk UKM Dan Waralaba, (Jogjakarta: Laksana, 2014),12.

15
sebagainya. Seperti warung kecil di kampung, koperasi serba usaha, toko
kelontong, usaha batik, dsb.
Usaha atau bisa disebut juga kewirausahaan. Istilah kewirausahaan
menurut Peggy A. Lambing dan Charles R. Kuel dalam bukunya yang berjudul
Enterpreneurship usaha atau yang bisa disebut dengan kewirausahaan adalah
tindakan kreatif yang membangun suatu value dari sesuatu tidak ada.
Enterpreneurship merupakan sebuah proses untuk menangkap dan mewujudkan
suatu peluang tidak terlepas dari sumber daya yang ada, serta membutuhkan
keberanian untuk mengambil resiko yang telah diperhitungkan. 25
b. Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM)
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia mempunyai
potensi yang besar untuk dikembangkan karena pasar yang luas, bahan baku
yang mudah didapat dan sumber daya manusia yang besar merupakan variabel
pendukung perkembangan dari UMKM tersebut akan tetapi perlu dicermati
beberapa hal seiring perkembangan usaha kecil rumahan seperti perkembangan
usaha harus diikuti dengan pengelolaan manajemen yang baik. Perencanaan yang
baik akan meminimalkan kegagalan, penguasaan ilmu pengetahuan akan
menunjang keberlanjutan usaha tersebut, mengelola sistem produksi yang efisien
dan efektif serta melakukan terobosan dan inovasi yang menjadikan pembeda
dari pesaing merupakan langkah menuju keberhasilan dalam mengelola usaha
tersebut.
Dalam buku Panji Anoraga menjelaskan secara umum bahwa sektor
usaha memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Sistem pembukuan yang relatif administrasi sederhana cenderung tidak
mengikuti kaidah asministrasi pembukuan standar. Kedangkala tidak di up
to date sehingga sulit menilai kerja usahanya.
2) Margin usaha yang cenderung tipis persaingan yang sangat tinggi
3) Modal terbatas
4) Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masil sangat terbatas

25
Tejo Nurseton, Strategi Menumbuhkan Wirausaha Kecil Menengah Yang Tangguh, Dalam Jurnal Ekonomi &
Pendidikan 1, No. 1 (Februari, 2004), 3.

16
5) Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk
mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang
6) Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat
terbatas
7) Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal terendah, mengingat
keterbatasan sistem administrasinya, untuk mendapatkan dana dipasar
modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar
dan harus transparan. 26
Dari uraian diatas dapat disimpulkan karakteristik yang dimiliki oleh
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menyiratkan adanya kelemahan-
kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah, hal ini
menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan dengan
pendanaan yang tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
3. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendapatan merupakan
hasil kerja atau usaha yang diperoleh.27 Sedangkan dalam kamus manajemen,
pendapatan merupakan uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan serta
organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.28
Sadono Sukirno menyatakan bahwa pendapatan merupakan uang yang
diterima serta diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi
yang diberikan, yaitu berupa pendapatan dari profesi yang telah dilakukan
sendiri serta usaha perorangan dan pendapatan atas kekayaan yang dimiliki.
Besarnya pendapatan yang diperoleh seseorang tergantung dari jenis pekerjaan
yang dilakukan.29
Mauna Naga menyatakan pendapatan adalah berupa sejumlah uang yang
diterima oleh seseorang atau lebih anggota keluarga dari jerih payah kerjanya.
Secara umum pendapatan di artikan sebagai masukan yang diperoleh masyarakat

26
Panji Anoraga, Ekonomi Islam Kajian Makro Dan Mikro, (Yogyakarta: PT Dwi Chabdara Wacana, 2011), 88.
27
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), 185.
28
B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), 230.
29
Sadno Sukirno, Teori Pengantar Mikro Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),47.

17
atau negara dari keseluruhan aktivitas yang dijalankan, termasuk pendapatan
yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.30
Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan
merupakan satu jenis kegiatan terhadap total pendapatan rumah tangga
tergantung pada produktivitas faktor produksi yang digunakan dari jenis kegiatan
yang bersangkutan dengan stabilitas pendapatan rumah tangga yang cenderung
dipengaruhi dan didominasi dari luar sektor pertanian, umumnya terkait dengan
musim dan dapat dilakukan setiap saat sepanjang tahun.
b. Sumber-Sumber Pendapatan
Pendapatan merupakan total penerimaan berupa uang dan bukan uang
seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Secara garis besar
pendapatan digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1) Gaji dan Upah
Gaji dan upah adalah imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut
melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu
hari, satu minggu atau satu bulan.
2) Asset Produktif
Asset produktif merupakan asset yang memberikan pemasukan atas balas
jasa penggunanya. Terdapat dua kelompok asset produktif yaitu asset
finansial (financial asset) dan asset bukan finansial (real asset). Asset
finansial adalah jenis aset atau aktifa yang tidak berwujud, seperti depsito
yang menghasilkan pendapatan saham yang akan mendapatkan dividen
dan keuntungan atas modal (capital gain) bila diperjual belikan.
Sedangkan asset bukan finansial merupakan aset yang dapat dilihat fisik
atas wujudnya, meliputi properti, tanah, gedung, rumah, emas, berlian, dll.
3) Pendapatan dari Pemerintah
Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer (transfer payment)
yaitu pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas imput yang
diberikan. Negara yang telah maju memerikan penerimaan transfer
(transfer payment) dalam bentuk tunjangan penghasilan bagi yang

30
Mauna Naga, Makro Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), 200.

18
menganggur, jaminan sosial bagi orang-orang yang kurang mampu dan
berpenghasilan rendah.31
Menurut boediono, pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya yaitu:
1) Faktor yang pertama yaitu dari jumlah faktor yang dimiliki, yang
bersumber pada hasil-hasil tabungan atau simpanan per tahun dan warisan
atau pemberian
2) Faktor yang kedua yaitu dari hasil kegiatan anggota keluarga sebagai
pekerjaan sampingan
3) Faktor yang ketiga yaitu dari harga per unit masing-masing faktor
produksi, harga ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar
faktor produksi
Tingkat pendapatan seseorang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi
pada masyarakat. Konsumsi dan pendapatan mempunyai hubungan yang saling
berkaitan, yaitu suatu hal yang sangat penting dalam permasalahan ekonomi.
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang dapat menunjukkan tingkat pengeluaran
konsumsi dengan naiknya pendapatan. Begitu pula sebaliknya, ketika
pendapatan seseorang mengalami penurunan maka jumlah pengeluaran
komsumsi akan turun. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat bergantung pda
kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan dan pendapatan.32
c. Pendapatan dalam Islam
Dalam islam, pendapatan masyarakat merupakan perolehan barang, uang
yang diterima atau yang dihasilkan oleh masyarakat berdasarkan aturan-aturan
yang bersumber dari syariat islam. Pendapatan masyarakat yang merata
dijadikan sebagai suatu sasaran yang merupakan masalah yang sulit dicapai,
namun berkurangnya kesenjangan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan
pembangunan. Bekerja dapat membuat seseorang memperoleh pendapatan atas
kegiatan yang telah dilakukan. Setiap kepala keluarga mempunyai
ketergantungan hidup terhadap besarnya pendapatan yang diterima untuk

31
Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, (Jakarta: LP, FE-UI,2010),293.
32
Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi (Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Bupati
Kabupaten Biteuen)”, Jurnal Ekonometrika Universitas Almuslim Bireuen Aceh, 1. No.5, 7-9.

19
memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan sandang, pangan, papan, dan
berbagai kebutuhan lainnya.
I. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian memilih jenis penelitian metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Penggunaan metode tersebut peneliti akan mengungkapkan
peneliti ini dengan penggambaran dan mendeskripsikan suatu keadaan yang terjadi
sesuai data yang diperoleh mengenai tentang peran usaha pengrajin Batik Madura
Center dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dalam perspektif ekonomi
silam di Desa Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan
Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang lebih
menekankan pada spek pemahaman yang secara mendalam terhadap suatu masalah
dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini
menggunakan teknik analisi mendalam, yaitu mengkaji masalah secara kasus
perkasusan karena metodelogi kualitatif yakin bahwa masalah akan berbeda dengan
sifat masalah lainnya. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif karena pendekatan ini tidak memakai analisis statistik. 33
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan sangatlah penting dan sangat diperlukan
dalam penelitian kualitatif, dengan demikian peneliti berkedudukan sebagai
instumen peneliti yang utama. Keharusan keterlibatan peneliti dan penghayatan
terhadap permasalahan dan subjek penelitian, maka dapat dikatakan bahwa peneliti
melekat erat dengan subjek penelitian.
Dalam melakukan penelitian, peneliti menjalin koneksi dan komunikasi
dengan beberapa informasi sebgai sumber informasi, hal ini dilakukan untuk
mempermudah peneliti dalam melakukan kajian dan mengumpulkan data. Jadi,
kehadiran peneliti di lapangan sudah diketahui statusnya sebagai peneliti oleh
informan.
3. Lokasi Penelitian

33
Sandu Siyonto, Dasar Motodelogi Penelitian, (Jakarta: Literasi Media, 2015),28.

20
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu dilakukan. Lokasi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran usaha pengrajin Batik Madura
Center dalam meningkatkan pendapatan masyarakat perspektif ekonomi silam di
Desa Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data utama dimana peneliti memperoleh dan
mengumpulkan data tersebut secara langsung dari sumber data utama. 34 Data
primer dalam penelitian ini diperoleh melalui suvei secara langsung ke lapangan
dengan teknik wawancara dan melakukan observasi mengenai situasi dan
kondisi di lokasi penelitian yaitu usaha kerajinan batik yang terdapat di Desa
Badung. Adapun yang menjadi informasi dalam penelitian ini adalah ibu Kur
selaku pemilik usaha kerajinan batik, dan beberapa masyarakat yang menjadi
karyawan di usaha batik tersebut. Peneliti memilih para informasi tersebut
karena beliau-beliau lah yang mengetahui tentang tema yang telah diambil
peneliti dan juga mampu memberikan informasi serta data-data yang dibutuhkan
peneliti.
b. Data Primer
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber data yang
telah disajikan oleh pihak lain dan diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti
yang dapat berupa dokumen, buku, hasil penelitian lainnya, dan sebagainya.
Adapun data sekunder dalam penelitian ini berasal dari penelitian-penelitian
terdahulu, dokumen-dokumen penting yang mendukung penelitian seperti
dokumentasi saat pelaksanaan wawancara, dan lain-lain.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ada 3 (tiga),
yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi

34
Sugiyono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006),175.

21
Observasi adalah kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan yaitu menjawab pertanyaan dalam penelitian. 35
Adapun dalam penelitian ini, kegiatan observasi ini dilaukan untuk
mendapatkan data terkain tema penelitian dan untuk mengatahui bagaimana
hasil peran usaha kerajinan batik dalam meningkatkan pendapatan masyarakat
di Desa Badung.
b. Wawancara
Wawancara adalah satu proses yang dilaukan peneliti untuk memperoleh data
yaitu dengan menggunakan cara tanya jawab baik secara tatap muka maupun
melalui media telekomunikasi.36 Adapun tujuan dari diadakannya kegiatan
wawancara ini adalah untuk mengkonstruksi mengenai seseorang, peristiwa,
organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dll.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara peneliti mengumpulkan dokumen melalui catatan,
data-data, buku, arsip foto, dll.37 Tekhnik dokumentasi dalam penelitian
kualitatif bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas atau derajat kepercayaan
dari hasil penelitian yang dapat berupa gambar maupun catatan-catatan
lapangan yang penting menyangkut dengan objek penelitian yaitu pada usaha
kerajinan batik di Desa Badung Kecamatan Pelengaan Kabupaten Pamekasan.
6. Analisi Data
Noeng Muhadjir mengemukakan pengertian analisis data sebagai “upaya
mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan
lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.38 Dalam penelitian ini yang
dianalisis adalah data yang diperoleh dari hasil catatan lapangan dan observasi,
wawancara, juga memulai dokumentasi yang ada, dimana analisis tersebut dilaukan
saat proses pencarian data dan sesudahnya.
7. Tahap-Tahap Penelitian

35
Wiratna Sujarweni, Metodelogi Penelitian Bisnis & Ekonomi, (Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS,2015), 31.
36
Ibid, 32.
37
Sandu Siyoto, Dan M. Ali Sodik, Dasar Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015),
78.
38
Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif” Jurnal Alhadharah, 17. No.33 (Juni, 2018),84.

22
Penetian ini menggunakan tiga tahap penelitian : tahap pra lapangan, tahap
pekerjaan lapangan, analisis data dan tahap penyelesaian.
Tahap penelitian adalah langkah-langkah penelitian yangb dilakukan
peneliti,mulai dari sebelum melakukan penelitian hingga selesai meneliti. Dalam
hal ini terdiri dari empat tahapan, yaitu:
a. Tahap Pra Lapangan
Tahap persiapan yang terdiri dari penjajakan lapangan, mengurus izin
peneliti, penyusunan proposal, ujian proposal, dan revisi proposal.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti memahami fenomena yang terjadi di lapangan untuk di
rekam sebagai data penelitian, terlibat langsung dalam penelitian karena ini
penelitian kualitatif sehingga peneliti sebagai pengumpul data langsung.
c. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini membutuhkan ketekunan dalam observasi dan wawancara
untuk mendapatkan data tentang berbagai hal yang dibutuhkan dalam
penelitian, pengecekan keabsahan data menggunakan tiga triangulasi yaitu
sumber data, metode dan waktu.
d. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dari sebuah penelitian data yang
sudah diolah, disusun, disimpulkan, diversifikasi, selanjutnya disajikan dalam
bentuk penulisan laporan penelitian. Kemudian peneliti melakukan
pengecekan, agar hasil penelitian mendapat kepercayaan dari informan dan
benar-benar valid. Langkah terakhir yaitu penulisan laporan penelitian yang
mengacu pada buku panduan tentang penulisan karya ilmiah yang diatur oleh
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura.39
J. Sistemasi Pembahasan
Sistemasi pembahasan terdapat pengungkapan dalam pembahasan penelitian.
Peneliti mencoba menjelaskan mengapa peneliti ini ditulis sebagai berikut.
Bab pertama yaitu pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, fokus
penelitian, tujuan penelitian, kegunaan pebelitian.

39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011): 245

23
Pada bab kedua membahas tentang kajian teori. Kajian teori ini berisikan
tentang penjabaran mengenai literatur yang digunakan dan menjadi dasar penyusun
instrumen penelitian. Kajian teori yang diibahas pada bab ini adalah peran usaha
kerajian, UMKM, pendapatan masyarakat dan penelitian terdahulu.
Pada bab ketiga memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti
beserta dustifikasi atau alasannya meliputi : Pendekatan Dan Jenius Penelitian,
Kehadiran Peneliti, Lokasi, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data (Metode
Observasi, Metode Wawancara, Metode Dokumentasi), Analisi Data, Pengecekan
Keabsahan Data (Ketekunan Penelitian Dan Triangulasi), Dan Yang Terakhir Tahap-
Tahap Penelitian Yang Meliputi : Tahap Pra Lapangan, Tahap Pekerjaan Lapangan
Pelaksanaan, Tahap Analisis Data, Tahap Penyelesaian.
Pada bab terakhir berisi tentang sistematika pembahasan yang digunakan oleh
peneliti dalam melaukan penelitian, Outline Penelitian atau gambaran umumdari awal
hingga akhir isi dari proposal skripsi, Daftar Rujukan yang berisi seluruh rujukan atau
referensi yang digunakan oleh penelitian.
K. Outline Penelitian
1. Judul Proposal Penelitian
2. Konteks Penelitian
3. Fokus Penelitian
4. Tujuan Penelitian
5. Kegunaan Penelitian
6. Definisi Istilah
7. Kajian Pustaka
8. Kajian Peneliti Terdahulu
9. Metode Penelitian
a. Pendekatan Dan Jenis Penelitia
b. Kehadiran Peneliti
c. Lokasi Penelitian
d. Sumber Data
e. Prosedur Pengumpulan Data
f. Analisis Data

24
10. Sistematika Pembahasan
11. Outline Penelitian
12. Daftar Pustaka
L. Daftar Rujukan
Admin Nuansa, “Peran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Dalam
Perekonomian Indonesia,”diakses dari https://nuansa.nusaputra.ac.id, pada
tanggal 30 maret 2021
Agus Wiranto Dicky, “Pengembangan UMKM Melalui Fasilitas Internal Dan
Eksternal,” Seminar Nasional HUBISINTEK 2, no. 1(2022):
https://ojs.udb.ac.id
Anoraga Panji, Ekonomi Islam Kajian Makro Dan Mikro, (Yogyakarta: PT Dwi
Chabdara Wacana, 2011)
Ariyadi, Bisnis Dalam Islam, Jurnal Hadratul Madaniyah, 5, No. 1 (2018)
B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003)
Cholidah Lilik Nor, Mochamad Chobir Sirad, “Peran Industry Batik Tulis Rahayu
Dalam Meningkatkan Pendapatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Ditinjau
Dari Perspektif Ekonomi Islam Di Desa Sumber Gedong,” Jurnal
Manajemen Dan Pendidikan 3, no 2 (Februari,
2023)https://ejournal.penerbitjurnal.com/index.php/JMPI/article/view/
171/144
Danil Mahyu, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi (Pegawai
Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Biteuen)”, Jurnal Ekonometrika
Universitas Almuslim Bireuen Aceh, 1. No.5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2008)
---------, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),
Edisi Ke-3.
Endah Kiki, “Pemberdayaan Masyarakat: Menggali Potensi Lokal Desa” Jurnal
Moderat 6, no 1 (Februari 2020):
https//jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat
Huda Rojaul, “Pengembangan Ekonomi Local Melalui Sector Pariwisata Di Deesa

25
Serang,” Jurnal Masalah-Masalah Sosial 11 no. 2 (Desember,
2020):https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/1470/pdf
M Arini Asti dan Ambar B, Batik Warisan Adiluhung Nusantara, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2011)
Malisa Rita Nur Yang Berjudul, “Analisis Peran Industri Batik Tulis Gedog Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Jarorejo Kecamatan
Kerek Kabupaten Tuban”, (Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
2018)
Moeliono, Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988)
Naga Mauna, Makro Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010)
Nayla Akifa P., Komplet Akuntansi Untuk UKM Dan Waralaba, (Jogjakarta:
Laksana, 2014)
Ning Warni Sayekti Suindyah Dwi Dan Ahmad Zuhdi Amrulloh, “Peranan
Pengelolaan Dana Desa Untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di
Jombang Jawa Timur”, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 4. No1 (2020)
Nurseton Tejo, Strategi Menumbuhkan Wirausaha Kecil Menengah Yang Tangguh,
Dalam Jurnal Ekonomi & Pendidikan 1, No. 1 (Februari, 2004)
Oktriyana Doni, Sebtra Industri Kerajinan Anyaman Bambu Sebagai Pendorong
Perekonomian Pedesaan Di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, (Skripsi
Gegrafi Universitas Negri Semarang, 2017)
Pujiastiti Pauline, Sosiologi, (Jakarta: Grasindo, 2007)
Purnomo Slamet Hadi, “Menguatkan Identitas Pemekasan Sebagai Kota Batik,”
diskses dari https://jatim.antaranews.com, pada tanggal senin, 14 Januari
2019 pukul 05:50 WIB
Rahardja Prathama & Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar,
(Jakarta: LP, FE-UI,2010)
Ramadhanti Anisa, Sri Wahyuni, Makhamad Zulianto, “Peran Pemerintah Daerah
Dalam Pemberdayaan UMKM Batik Di Kabupaten Banyuangi,” Jurnal
Pendididkan Ekonomi, 16 no. 1 (2022):
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPE/article/view/23452/11022
Rijali Ahmad, “Analisis Data Kualitatif” Jurnal Alhadharah, 17. No.33 (Juni, 2018)

26
Shofi Siska Ariyanti Yang Berjudul “Peran Industri Kecil Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam” (Jurusan
Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2019)
Silviana Ika, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Produksi Batik
Di Kampong Batik Pesindon Kota Pekalongan” (Disertasi, UNNES,
Semarang, 2019),
Siyonto Sandu, Dasar Motodelogi Penelitian, (Jakarta: Literasi Media, 2015)
Solihin Isail, Pengantar Bisnis, Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta:
Kencana, 2006)
Sugiyono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006)
---------, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011)
Sujarweni Wiratna, Metodelogi Penelitian Bisnis & Ekonomi, (Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS,2015)
Sukirno Sadno, Teori Pengantar Mikro Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM

27

Anda mungkin juga menyukai