Anda di halaman 1dari 53

EKSISTENSI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA ALAM


ENDAH KABUPATEN BANDUNG
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
Dosen Pembimbing : Dr.H.Asep Kusdiman Jauhari,M.SI
Aswin,S.Sos.,M.AP

Disusun oleh :

KELOMPOK 2
Derizki Ayuni 222010068
Rina Karlina 222010057
M.Farhan Rasyidin 222010091
Ibnu sena 222010083
Erin Nur komariah 222010059

Rismawati 222010082

UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ADMINISTRASI PUBLIK

2023
ABSTRAK

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan

usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Sebagai upaya

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.

Desa Alamendah Ditetapkan sebagai Desa Wisata melalui Keputusan Bupati Bandung

No. 556.42/kep.71-Dispopar/2011 pada tanggal 2 Februari 2011. Pada masa awal berdiri,

Desa Wisata Alamendah (Dawala) belum memiliki produk dan paket wisata yang dapat

ditawarkan pada calon wisatawan. Pada periode pertama, Dawala hanya sedikit menerima

kunjungan wisatawan. Pada awal tahun 2019, tim pengelola Dawala mulai berfokus pada

pengembangan Inovasi Produk dan Paket Wisata dengan memanfaatkan potensi yang ada

di desa.

Makalah ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif

yang digambarkan dengan kata-kata tertulis dan lisan serta menggunakan pendekatan

naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang

fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus. Data diperoleh dari hasil dokumen-

dokumen Desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), observasi, studi dokumentasi serta

wawancara dengan Pemerintah Desa dan Pengurus BUMDes Alamendah. Sumber data

i
yang digunakan adalah Data Primer dan Data Sekunder. Teknik analisis data yang

digunakan adalah Reduksi Data, Data Display dan Kesimpulan/Verifikasi.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa dalam upaya pengelolaan BUMDes Alamendah

bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) guna peningkatan kehidupan

masyarakat melalui pengembangan usaha dan ekonomi masyarakat sudah baik. Hal ini

terlihat bahwa aset yang dimiliki BUMDes Alamendah mengalami peningkatan disetiap

tahunnya. Selain itu, BUMDes Alamendah juga berperan dalam meningkatkan semangat

masyarakat untuk dapat kreatif dan inovatif dalam berwirausaha. Hanya saja masih

terdapat kendala dalam proses operasional BUMDes Alamendah yaitu limbah sampah

yang menumpuk. Hal ini dikarenakan pengelola BUMDes Alamendah masih belum

memiliki sumber daya manusia yang ahli dibidang pengelolaan daur ulang sampah.

Kata Kunci: Eksistensi, Badan Usaha Milik Desa

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmatnya,Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul eksintensi badan usaha

milik desa BUMDES dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa alamendah

kabupaten bandung Makalah ini merupakan tugas untuk melengkapi mata kuliah

kewirausahaan,penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini terwujud adanya

dukungan atau dorongan dari pihak tertentu.

Oleh karna itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tak

terhingga kepada rekan-rekan dan teman-teman dalam menyelesaikan makalah ini

dengan usaha-usaha maupun waktu yang telah dikorbankan untuk menyukseskan

makalah ini. Dan tak lupa pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen

pengampu yakni bapak Aswin S.sos,M.AP yang telah senantiasa membagikan ilmu

kepada kami sehingga makalah ini tersusun

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat kepada semua pihak. Tidak ada

ilmu yang memiliki kebenaran mutlak, tidak ada kekuatan dan kesempurnaan semuanya

hanya milik Allah SAW.

Bandung,10 mei 2023

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK………………………………………………………….…………....…….i

KATA PENGANTAR…………………………………………………….….….........iii

DAFTAR ISI………………………………………………………….……...….…….iv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...…….………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………...........…….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...………5

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………….....….……..5

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………...…..………..6

2.1 Kajian Tentang Administrasi……………………………………….……….8

2.2 Kajian Tentang Organisasi……………………………………..….……….18

2.3 Pengertian Desa…………………………………………………...………..21

2.4 Bumdes…………………………………………………………...………...24

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………………………...….……26

3.1 Objek Penelitian………………………………………………………….…….26

iv
3.1.1 Waktu Dan Lokasi…………………………………………………………26

3.1.2 Objek Penelitian…………………………………………………………...26

3.2 Metode Penelitian………………………………………………………………..26

3.2.1 Jenis Dan Tipe Penelitian………………………………………………….26

3.2.2 Sumber Data……………………………………………………………….27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………………29

4.1 Hasil Penelitian………………………………………………………………….29

4.1.1 Hasil Wawancara Dengan ketua BUMDes Alamendah…………………..30

4.1.2 Hasil Wawancara Dengan Kepala Desa…………………………………..31

4.1.3 Hasil Wawancara Dengan Masyarakat……………………………………32

4.2 Pembahasan……………………………………………………………………...33

4.2.1 Potensi Sumber Daya Alam……………………………………………….33

4.2.2 Potensi Sumber Daya Manusia…………………………………………….44

4.2.3 Eksistensi Badan Usaha Milik Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat...44

v
BAB V PENUTUP………………………………………….....................................45

5.1 Kesimpulan…………………………………………………….…………45

5.2 Saran………………………………………………………….…………..45

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….………..46

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan lembaga usaha desa yang

dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian

desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. BUMDes merupakan pilar

kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan

komersial (commercial institution).bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran

sumber daya lokal ke pasar.

1. Pendirian BUMDes dilandasi oleh UU No. 32 tahun 2004 jo. UU No. 23 tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa serta PP No. 72

tahun 2005 tentang Desa. Dalam UU No. 32 tahun 2004 juncto UU No. 23 tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 213 ayat (1) disebutkan bahwa, “Desa dapat

mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa”.

2. Dalam pasal 1.Badan Usaha Milik Desa, BUMDes diartikan sebagaimana yang

berbunyi: Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah usaha

desa yang dibentuk/ didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan

pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.

3. Pendirian BUMDes juga didasari oleh UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa

dalam Pasal 87 ayat (1) yang berbunyi, “Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa

1
yang disebut BUMDes,” dan ayat (2) yang berbunyi, “BUMDesa dikelola dengan

semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan,” dan ayat (3) yang berbunyi, “BUMDesa

dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan atau pelayanan umum sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan.

4. Potensi yang dimiliki BUMDes sebagai lembaga usaha mandiri masyarakat

desa dalam memberikan kesejahteraan masyarakat desa sendiri.

5. Agar rakyat pedesaan dapat mengembangkan potensi, sehingga tidak dirugikan

dan lebih diuntungkan, maka diperlukan arus balik dalam pemerataan sumber daya alam

dan kebijakan.

Pembangunan desa saat ini merupakan poros kemandirian yang dapat membuat

perekonomian di suatu bangsa dapat dikatakan baik. Dengan mengoptimalkan

pembangunan desa akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.Dalam

mendorong pembangunan di tingkat desa, pemerintah memberikan kewenangan kepada

pemerintah desa untuk mengelola daerahnya secara mandiri, salah satunya adalah melalui

lembaga ekonomi yang berada ditingkat desa yakni Badan Usaha Milik Desa yang

selanjutnya disingkat menjadi BUMDES.

Keberhasilan BUMDES sangat ditentukan oleh strategi yang diambil oleh

pengelola atau pengurus BUMDES. Tiga fokus utama dalam strategi BUMDES adalah

ekonomi, efektivitas, efisiensi. Ekonomi berfokus pada biaya yang paling efektif

memperoleh sumber daya (manusia, material, mesin dan uang). BUMDES adalah badan

hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna mengelola usaha,

2
memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa

pelayanan, dan atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesarbesarnya

kesejahteraan masyarakat Desa.

Efisiensi berfokus pada penggunaan sumber daya terbaik otensi lokal adalah

kekayaan alam, budaya, dan SDM pada suatu daerah potensi alam disuatu daerah

tergantung pada kondisi geografisnya iklim dan bentang alam daerah tersebut Kondisi

alam yang berbeda tersebut menyebabkan perbedaan dan ciri khas potensi lokal setiap

wilayah. kekhasan bentang alam, perilaku dan budaya masyarakat setempat, dan

kesejahteraan.Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2010, BUMDes

adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal

dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola

oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan

dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.sementara, dalam No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah, didirikan antara lain dalam rangka peningkatan Pendapatan

Asli Desa (PaDesa). Jika pendapatan asli desa dapat diperoleh dari BUMDes, maka

kondisi itu akan mendorong setiap pemerintah desa untuk mendirikan badan usaha ini.

Sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi di perdesaan, BUMDes harus

memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar

keberadaan dan kinerja BUMDes dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

3
peningkatan kesejahteraan warga desa. Disamping itu agar tidak berkembang sistem

usaha kapitalis di perdesaan yang dapat mengganggu nilai-nilai kehidupan masyarakat

BUMDes dalam pendiriannya bertujuan untuk peningkatan badan usaha milik desa

(BUMDes) Alamendah memiliki fungsi terhadap kesejahteraan masyarakat dalam bidang

pasar wisata, pertanian, perkembunan, PAM dan tempat wisata.

Menurut ketua BUMDES desa Alam Endah bapak Wediansyah mengakatakan pada

saat ini desa Alam Endah telah memiliki 3 BUMDES yaitu pasar wisata yang

memanfaatkan SDM di desa ini, PAM semacam jasa air bersih dan tempat wisata yang

berkolaborasi dengan masyarakat dan pihak swasta. Kondisi Internal Kondisi Sumber

Daya Manusia meskipun dengan kondisi SDM yang apa adanya tapi dengan semangat

yang menggebu-gebu untuk membangun desa yang tertanam dalam diri pengurus

BUMDes kami sampai sejauh ini masih bisa mengatasi berbagai permasalahan yang

menghampiri kami,namun kami juga mempunyai tekad untuk memperbaiki SDM kami

yaitu dengan mengikuti dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah setempat melalui dinas-dinas dan juga yang

diselenggarakan oleh universitas universitas melalui bidang pengabdian masyarakat

maupun oleh pihak perusahaan yang membantu dan menolong kami untuk meningkatkan

kualitas sdm yang kami miliki. Adapun uraian Perkembangan Usaha BUMDes dan Unit

Usaha BUMDes yang kami ambil yaitu Desa Wisata.

4
Uraian Perkembangan Desa Wiasata

usaha dalam bidang pengelolaan desa wisata mengalami peningkatan baik dari segi

pendapatan maupun akselerasi yang berujung dengan meningkatnya pendapatan asli desa

yang diberikan dari sektor usaha pengelolaan desa wisata, juga berencana kedepannya

akan menjadikan desa ini sebagai desanya para wisatawan yang berkunjung ke Desa

kami. Yaitu dengan menjadikan desa wisata dan souvenir dan tempat belanja oleh-oleh

khas daerah kami yang memiliki potensi UMKM yang cukup mumpuni dengan berbagai

produk baik kuliner maupun cendramatanya tutur kepala desa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana eksistensi BUMDes Alamendah bagi masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi masyarakat terhadap BUMDes di desa

Alamendah ?

2. Untuk mengetahui bagaimana timbal balik BUMDes di desa Alamendah terhadap

masyarakat?

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

konsep Dan Teori Administrasi

Administrasi telah ada sejak zaman dahulu kala, yaitu sejak adanya dua orang manusia

yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka sepakati. Sejak adanya peradaban

manusia (nabi-nabi dan nenek moyang kita), sudah berkumpul, bekerja bersama-sama

mempertahankan eksistensi hidupnya. Dengan adanya kerjasama yang dilakukan pada

saat itu, maka sejak itu sudah ada manusia yang menjalankan administrasi. Administrasi

sebagai ilmu pengetahuan (science), baru berkembang sejak akhir abad yang lalu (abad

XIX), tetapi administrasi sebagai suatu seni (art) atau administrasi dalam praktek, timbul

bersamaan dengan timbulnya peradaban manusia. Sebagai ilmu pengetahuan,

administrasi merupakan suatu fenomena masyarakat yang baru, karena baru timbul

sebagai suatu cabang dari ilmu-ilmu sosial, termasuk perkembangannya di Indonesia.

Sekalipun administrasi sebagai ilmu pengetahuan baru berkembang di Indonesia, dengan

membawa prinsip-prinsip yang universal, akan tetapi dalam prakteknya harus disesuaikan

dengan situasi dan kondisi Indonesia dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mempunyai pengaruh (impact) terhadap perkembangan ilmu administrasi sebagai suatu

6
disiplin ilmiah yang berdiri sendiri. Adanya tuntutan akan pemenuhan kebutuhan

manusia yang semakin meningkat dan kompleks, serta sulit dipenuhi secara individual,

dan keterbatasan sumber daya manusia, mewarnai perkembangan kehidupan manusia

dewasa ini. Hal ini mendorong manusia melakukan kerjasama, baik secara individual,

maupun secara organisasi. Itu sebabnya dikatakan bahwa dunia modern adalah dunianya

kerjasama, sebab tanpa kerjasama, t iap individu, organisasi, bahkan negara dan

pemerintahan, tidak akan dapat survive. Meskipun aktivitas kerjasama sudah ada sejak

adanya peradaban manusia, namun pada zaman sekarang ini bentuk kerjasama tersebut

semakin menunjukkan kompleksivitas dan menyangkut hampir semua aspek kehidupan

dan memerlukan sistem peadministrasian yang kompleks pula. Ada kecenderungan

dalam masyarakat luas di Indonesia, bahwa administrasi dipersepsikan dalam pengertian

yang sempit sebagai aktivitas aktivitas kantor, urusan surat-menyurat yang sering

disebut dengan tata usaha. Tetapi pada kajian ilmiah menunjukkan bahwa administrasi

memiliki cakupan arti yang luas, yaitu sebagai proses, sebagai fungsi dan sebagai

institusi dari tiap kegiatan kerjasama. Secara definitif juga dengan tegas dinyatakan

bahwa administrasi adalah organisasi dan manajemen dari setiap kerjasama untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Demikian pula dalam penyelenggaraan suatu

negara dan pemerintahan, tentu saja diperlukan suatu sistem administrasi yang sangat

kompleks yang sering disebut dengan administrasi negara. Sejalan dengan

perkembangannya, istilah “Negara” digantikan dengan “Publik” untuk menekankan

bahwa administrasi tersebut bertujuan untuk pelayanan publik (public service).

7
Administrasi adalah sebuah istilah yang bersifat generik, yang mencakup semua bidang

kehidupan. Karena itu, banyak sekali definisi mengenai administrasi. Sekalipun

demikian, ada tiga unsur pokok dari administrasi. Tiga unsur ini pula yang merupakan

pembeda apakah sesuatu kegiatan merupakan kegiatan administrasi atau tidak. Dari

dimensi administrasi yang ada, kita dapat mengelompokkan administrasi dalam

pengertian proses, tata usaha dan pemerintahan atau administrasi negara. Sebagai ilmu,

administrasi mempunyai berbagai cabang, yang salah satu diantaranya adalah

administrasi negara

2.1 Kajian Tentang Administrasi

Konsep Pelayanan Publik

Pelayanan Umum Moenir (2010) mengemukakan bahwa pelayanan umum adalah

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atas sekelompok orang dengan landasan faktor

material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi

kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian

kegiatan, karena itu ia merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara

rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.

Selanjutnya Moenir mengemukakan bahwa pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh

karena itu dapat ditetapkan standar yang baik dalam hal waktu yang diperlukan maupun

hasilnya. Dengan adanya standar manajemen dapat merencanakan, melaksanakan,

mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pelayanan, agar supaya hasil akhir memuaskan

8
pada pihak-pihak yang mendapatkan layanan. Menurut Fitzsimmons dalam Inu Kencana

(2003) mengatakan bahwa “customer satisfaction with service quality can be defined

perception of received with expectation of service desired” (maksudnya rasa puas orang

yang memerlukan pelayanan bisa diartikan dengan memperbandingkan bagaimana

pandangan antara pelayanan yang diterima dengan harapan pelayanan yang diharapkan).

Jada dalam pelayanan pemerintah, rasa puas masyarakat terpenuhi bila apa yang

diberikan oleh pemerintah kepada mereka sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Ketika masyarakat menghendaki pembuatan kartu tanda penduduk, izin mengemudi, izin

mendirikan bangunan, dan lain-lain dikerjakan dalam kurun waktu yang singkat, dengan

biaya relatif murah serta mutu yang yang baik. Jadi, bila yang mereka terima adalah

pembuatannya dikerjakan berlarut-larut, biaya yang dikeluarkan cukup tinggi dan tidak

transparan, serta kemudian mutu surat izin tersebut buruk, tidak bisa dibaca, salah tanggal

dan nama, atau keliru lokasi, maka masyarakat tidak puas, jadi, yang namanya pelayanan

terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut:

a. Biayanya relatif harus lebih rendah, b. Waktu untuk mengerjakan relatif cepat, dan c.

Mutu yang diberikan relatif lebih bagus. 2. Pelayanan Publik Pelayanan publik adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara

negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang- undang untuk

9
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk

kegiatan pelayanan publik. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara

pelayanan publik akan berakibat rusaknya tatanan hukum dan aturan yang menjadi

prasyarat bagi suatu kedaulatan negara. Peraturan dan keteraturan (rule and order)

menjadi modal dasar bagi terbangunnya demokrasi dan keadilan dalam masyarakat.

Mahmudi (2010) mengemukakan bahwa pelayanan publik adalah segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal ini, yang dimaksud penyelenggara pelayanan publik adalah instansi

pemerintah yang meliputi: a. Satuan kerja/satuan organisasi kementerian; b. Departemen;

c. Lembaga pemerintah non departemen; d. Kesekretariatan lembaga tertinggi dan tinggi

negara, misalnya; sekretariat dewan (setwan), sekretariat negara (setneg), dan sebagainya;

e. Badan usaha milik negara (BUMN); f. Badan hukum milik negara (BHMN); g. Badan

usaha milik daerah (BUMD) h. Instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah

termasuk dinas-dinas dan badan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, aparatur

pemerintah bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat berhak

untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik dari pemerintah karena masyarakat telah

memberikan dananya dalam bentuk pembayaran pajak, retribusi, dan berbagai pungutan

10
lainnya. Namun demikian, meskipun kewajiban pemberian pelayanan publik terletak

pada pemerintah, pelayanan publik juga dapat diberikan oleh pihak swasta dan pihak

ketiga, yaitu organisasi nonprofit, relawan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Jika

penyelenggaraan publik tertentu diserahkan kepada swasta atau pihak ketiga, maka yang

terpenting dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan regulasi, jaminan, keamanan,

kepastian hukum, dan lingkungan yang kondusif. Dalam memberikan pelayanan publik,

instansi penyedia pelayanan publik harus memperhatikan asas pelayanan publik

(Mahmudi, 2010) yaitu :

a. Transparansi, yaitu pemberian pelayanan publik harus bersifat terbuka, mudah dan

dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta

mudah dimengerti.

b.Akuntabilitas, yaitu pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

c. Kondisional, yaitu pemberiayan pelayan publik harus sesuai dengan kondisi dan

kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip

efisiensi dan efektivitas.

d. Partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

11
e. Tidak diskriminatif (kesamaan hak), yaitu pemberian pelayanan publik t idak boleh

bersifat diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender,

status sosial dan ekonomi.

f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pemberi dan penerima pelayanan publik harus

memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor: 63/ KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik Point V

A prinsip pelayanan publik, yaitu: a. Kesederhanaan, pelayanan publik tidak berbelit-

belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. b. Kejelasan, (a) persyaratan teknis dan

administratif pelayanan publik; (b) unit kerja/pejabat yang berwenang dan

bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; (c) rincian biaya

pelayanan publik dan tata cara pembayaran. c. Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan

pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. d.

Akurasi, yaitu produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah. e.

Keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum. f. Tanggung jawab, yaitu pimpinan penyelenggara pelayanan publik

atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. g. Kelengkapan

sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan

12
pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi

dan informatika (telematika) h. Kemudahan akses, yaitu tempat dan lokasi serta sarana

pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan

teknologi telekomunikasi dan informatika. i. j. Kedisiplinan, kesopanan, keramahan,

yaitu pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan, santun, ramah, serta memberikan

pelayanan dengan ikhlas. Kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,

disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat

serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat

ibadah, dan lain-lain 3. Konsep Standar Pelayanan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan, Penetapan, dan Penerapan Standar Pelayanan, Bab II Point A

berbunyi bahwa “standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai

kewajiban dan janji Penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang

berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur” Selanjutnya Permen PAN dan

Reformasi Birokrasi, Bab II Point Berbunyi “dalam menyusun, menetapkan dan

menerapkan standar pelayanan dilakukan dengan memperhatikan prinsip : a. Sederhana.

Standar pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah dilaksanakan, mudah

diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi masyarakat maupun

Penyelenggara, b. Konsistensi. Dalam penyusunan dan penerapan standar pelayanan

harus memperhatikan ketetapan dalam mentaati waktu, prosedur, persyaratan, dan

13
penetapan biaya pelayanan yang terjangkau, c. Partisipatif. Penyusunan standar

pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait untuk membahas bersama dan

mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen atau hasil kesepakatan, d. Akuntabel. Hal-

hal yang diatur dalam standar pelayanan harus dapat dilaksanakan dan

dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang berkepentingan, e.

Berkesinambungan. Standar pelayanan harus dapat berlaku sesuai perkembangan

kebijakan dan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan, f. Transparansi. harus dapat

dengan mudah diakses dan diketahui oleh seluruh masyarakat, g. Keadilan. Standar

pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan dapat menjangkau semua

masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi geografis, dan perbedaan

kapabilitas fisik dan mental. Menurut Dwiyanto (2011) bahwa penetapan standar

pelayanan menjadi isu yang sangat penting dalam pengembangan sistem pelayanan

publik di Negara Kesatuan. Standar pelayanan dapat mengatur aspek input, proses, dan

output pelayanan. Input pelayanan penting untuk distandarisasi mengingat kuantitas dan

kualitas dari input pelayanan yang berbeda antara daerah menyebabkan sering terjadinya

ketimpangan akses terhadap pelayanan yang berkualitas. Kemampuan daerah yang

berbeda dalam membiayai pelayanan pendidikan dan kesehatan membuat input dari

sistem pendidikan dan kesehatan berbeda antara daerah. Selanjutnya Dwiyanto (2011)

mengemukakan bahwa standar proses pelayanan juga penting untuk diatur, namun

pengaturannya harus dilakukakan secara hati-hati agar standar proses pelayanan tidak

mencegah atau membatasi kreativitas lokal dalam menyelenggarakan layanan publik.

14
Proses penyelenggaraan layanan harus memenuhi prinsip-prinsip tata pemerintahan yang

baik. Standar proses perlu perlu dirumuskan untuk menjamin pelayanan publik di daerah

memenuhi prinsip-prinsip penyelenggaraan layanan yang transparan, non-partisan,

efisien, dan akuntabel. Standar transparansi, misalnya; mengatur kewajiban

penyelenggara layanan untuk menyediakan informasi dan menjelaskan kepada warga

pengguna layanan mengenai persyaratan, prosedur, biaya, dan waktu yang diperlukan

untuk mendapatkan pelayanan, termasuk yang harus ada dalam standar transparansi

adalah keharusan bagi penyelenggara untuk memberitahukan hak-hak warga pengguna

untuk mengadu dan memprotes ketika mereka merasa diperlakukan secara tidak wajar

oleh penyelenggara layanan. Standar juga harus mengatur secara proporsioanl hak dan

kewajiban antara penyelenggara dan pengguna layanan 4. Faktor Pendukung Pelayanan

Umum Pelayanan umum kepada masyarakat akan dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan apabila faktor-faktor pendukungnya cukup memadai serta dapat difungsikan

secara berhasil guna dan berdaya guna. Menurut Moenir (2010) mengemukakan bahwa

dalam pelayanan umum terdapat beberapa faktor pendukung yang penting, diantaranya;

a. Faktor kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam pelayanan

umum; b. Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan; faktor organisasi yang

merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan

pelayanan; c. Faktor pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum; faktor

keterampilan petugas, dan d. Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Keenam

faktor itu masing-masing mempunyai peranan yang berbeda tetapi saling memengaruhi

15
dan secara bersama-sama akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan secara optimal baik

berupa pelayan verbal, pelayanan tulisan atau pelayanan dalam bentuk gerakan/tindakan

dengan atau tanpa tulisan. Menurut Parasuraman, dkk dalam Fandy Tjiptono (1997)

mengidentifikasi lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas jasa; a. Bukti

langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana

komunikasi b. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu

keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan

tanggap. d. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan

sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, resiko atau keragu-

raguan. e. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan 5. Konsep Dasar

Penyelenggaran Pelayanan Publik Sangkala (2012) bahwa bila reformasi pemerintahan

dilakukan, maka pada dasarnya reformasi tersebut mampu mencapai tujuan-tujuan

ekonomi dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, namun harus disadari bahwa

pemerintahan tidak hanya sekedar mencapai tujuan efisiensi, tetapi juga terkait dengan

hubungan akuntabilitas antara negara dengan warga/ masyarakatnya. Selanjutnya,

Sangkala (2012) mengemukakan bahwa paling tidak terdapat empat prinsip dasar yang

termuat dalam sebuah charter yaitu kualitas, pilihan, standar, dan nilai, namun dalam

16
perkembangannya mengalami penambahan. Prinsip dasar yang termaktub didalam citizen

charter pada dasarnya memuat adanya pengakuan hak-hak publik atas pelayanan yang

harus diterima, karena mereka telah membayar atau melaksanakan kewajibannya melalui

pajak, baik langsung maupun tidak langsung. Karena itu, keseluruhan layanan yang

diberikan harus dalam keadaan berkualitas tinggi, responsif terhadap kebutuhan warga,

serta tersedia dengan biaya yang rasional. Lebih lanjut prinsip dasar tersebut mencakup;

a. Terdapat standar yang jelas, artinya setting dan monitoring diungkapkan secara

eksplisit bagi pengguna sesuai dengan apa yang mereka harapkan, b. Informasinya jelas

dan terbuka, artinya isi dari informasi yang diberikan harus akurat, tersedia setiap saat

dalam bahasa yang sederhana, misalnya; mengenai bagaimana cara masyarakat

melakukannya dan siapa yang bertanggungjawab/ petugasnya, c. Terdapat kesamaan,

artinya informasi yang diberikan sama bagi setiap pengguna, d. Tidak memihak, artinya

dalam memberikan pelayanan petugas tidak boleh membeda-bedakan, e. Kontinyu,

artinya pelayanan yang diberikan baik kuantitas maupun mutunya berkelanjutan atau

tetap konsisten, f. Teratur, artinya mekanisme pelaksanaan pelayanan diberikan runut dan

jelas, g. Pilihan, artinya pemerintah membuka peluang bagi pihak ketiga untuk

memberikan layanan yang sama (contracting out), h. Konsultasi, artinya konsultasi

dilaksanakan secara regular dan sistematis dengan para pengguna. Pandangan pengguna

layanan dan prioritasnya harus dapat dijadikan sebagai patokan, standar yang diterapkan

dalam pelayanan publik, i. Sopan dan penolong, artinya sopan dan suka membantu

memberi pelayanan kepada pengguna merupakan ciri para pegawai yang bertugas

17
memberikan pelayanan. Layanan yang diberikan harus adil bagi siapa saja yang

memerlukan pelayanan serta dalam suasana kondisi yang menyenangkan semua pihak, j.

k. l. Perbaikan, artinya jika diarasa pelaksanaannya salah, maka seger diperbaiki.

Prosedur keberatan dijelaskan kepada masyarakat sehingga mudah dilakukan, Ekonomis,

artinya pelayanan publik yang diselenggarakan seyogyanya ekonomis dan efisien di

dalam konteks kemampuan sumberdaya dan kemampuan keuangan negara, Pengukuran,

artinya pelayanan mesti yang diberikan harus didasarkan atas standar dan target yang

dapat diukur kinerjanya. Hasil pengukuran tersebut dapat menjadi sumber perbaikan agar

mutu pelayanan tetap dapat dijaga dn bahkan ditingkatkan. (Sangkala, 2012)

2.2 Kajian Tentang Organisasi

Konsep Organisasi

Definisi dan hakikat organisasi Ada beberapa definisi tentang

organisasi, antara lain :

a. Organisasi adalah satu kebersamaan dan interaksi serta saling ketergantungan

individu-individu yang bekerja kearah tujuan yang bersifat umum dan hubungan

kerjasamanya telah diatur sesuai dengan struktur yang telah ditentukan.

b. Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui

pembagian tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang bersifat umum. Unsure-unsur yang

dimaksud tersebut merupakan hakikat yang mempunyai nilai serta makna.

18
c. Organisasi sebagai Birokrasi Birokrasi adalah satu bentuk ideal organisasi yang

mempunyai ciri-ciri seperti yang dirumuskan oleh seorang pakar sosiologi Jerman,Max

Weber. Menurut Max Weber, birokrasi merupakan kemungkinan bentuk yang paling baik

untuk suatu organisasi, walaupun banyak orang yang berpendapat bahwa konsep suatu

birokrasi sering dianggap sebuah kata atau ucapan remeh (disparaging remark).

d. Organisasi sebagai Sistem Terbuaka Pandangan tentang organisasi sebagai system

terbuka sebenarnya merupakan satu kelompok baru dalam ajaran studi organisasi, serta

merupakan suatu revolusi di dalam pemikiran manajemen terhadap pandangan tradisional

yang lebih dikenal dengan sebutan scientifmanagement. Pandangan baru ini

menghasilkan sejumlah hal-hal yang inovatifserta penenitian penelitian yang penuh arti.

1. Organisasi sebagai sistem terbuka ditandai dengan ciri-ciri dimana terjadi transformasi

/ perubahan sumber input menjadi produk output dan pemeliharaan sumber daya manusia.

Sebagai sitem terbuka organisasi mentransformasikan sumber daya manusia dan sumber-

sumber material lain, kemudian yang diterima sebagai input dari lingkungan untuk

menghasilkan berbagai produksi berupa barang atau pelayanan yang kemudian

dikembalikan kelingkungan menjadi konsumsi.

2. Konsep Organisasi a. Definisi dan Hakikat Organisasi Ada definisi tentang organisai,

antara lain :

1) Organisasi adalah satu kebersamaan dan interaksi serta saling ketergantungan

individu-individu yang bekerja kearah tujuan yang bersifat umum dan hubungan

19
kerjasamanya telah diatur sesuai dengan struktur yang telah ditentukan.

2) Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui

pembagian tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang bersifat umum. Unsure-unsur yang

dimaksud tersebut merupakan hakikat yang mempunyai nilai serta makna.

3) Organisasi sebagai birokrasi Birokrasi adalah satu bentuk ideal organisasi yang

mempunyai ciri-ciri seperti yang dirumuskan oleh seorang pakar sosiologi Jerman, Max

Weber. Menurut Max Weber, birokrasi merupakan kemungkinan bentuk yang paling baik

untuk suatu organisasi, walaupun banyak orang yang berpendapat bahwa konsep suatu

birokrasi sering dianggap sebuah kataatau ucapan remeh (disparaging remark). 2 4)

Organisasi sebagai sistem terbuka Pandangan tentang organisasi sebagai system terbuka

sebenarnya merupakan satu kelompok baru dalam ajaran studi organisasi, serta

merupakan suatu revolusi di dalam pemikiran manajemen terhadap pandangan tradisional

yang lebih dikenal dengan sebutan scientifmanagement. Pandangan baru ini

menghasilkan sejumlah hal-hal yang inovatif serta penenitian-penelitian yang penuh arti.

Organisasi sebagai sistem terbuka ditandai dengan ciri-ciri dimana terjadi transformasi /

perubahan sumber input menjadi produk output dan pemeliharaan sumber daya manusia.

Sebagai sitem terbuka organisasi mentransformasikan sumber daya manusia dan sumber

sumber material lain, kemudian yang diterima sebagai input dari lingkungan untuk

menghasilkan berbagai produksi berupa barang atau pelayanan yang kemudian

20
dikembalikan kelingkungan menjadi konsumsi.

5) Organisasi sebagai agen perubahan Organisasi mempunyai pengaruh yang kaut

terhadap tatanan sosial. Pengaruh yang kuat organisasi terhadap masyarakat,

menyebabkan pula pengaruh organisasi terhadap sumber daya manusia sebagai anggota

organisasi, sehingga mendorong anggota organisasi tersebut aktif terlibat dalam proses

perubahan sosial.

2.3 Pengertian Desa

Desa

Desa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa (kata benda) adalah kesatuan wilayah

yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintah sendiri

(dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau kelompok rumah diluar kota yang merupakan

kesatuan.

1,Desa atau perdesaan berasal dari bahasa Sansekerta secara denotatif desa berarti

organisasi yang mandiri atau suatu kawasan permukiman yang mengatur dirinya sendiri,

sedangkan secara konotatif mengandung arti sebagai wilayah jajahan, dalam arti

keberadaan desa tidak terlepas dari organisasi yang lebih tinggi yakni negara, baik pada

bentuk negara modern maupun kerajaan.

2.Desa merupakan hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dan

lingkungannya, perwujudan atau kenampakan geografis yang ditimbulkan oleh faktor-

21
faktor alamiah maupun sosial seperti fisiografis, sosial ekonomi, politik dan budaya yang

saling berinteraksi antar unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-

daerah lain.

3 Dalam Permendagri nomor 113 tahun 2014 dijelaskan desa merupakan kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4 Desa memiliki kepentingan politik, ekonomi, social, keamanan, dan memiliki susunan

pengurus yang dipilih bersama serta memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan berhak

menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri. Sehingga, dalam UU No 6 tentang Desa,

pendekatan pembangunan dilakukan melalui dua konsep yaitu desa membangun dan

membangun desa. Fokus pembangunan dalam desa membangun bertujuan untuk

peningkatan kualitas pelayanan pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa

melalui pendekatan partisipatif perencanaan pembangunan Kabupaten dan Kota menjadi

acuan dalam desa membangun.

2. Tipologi Desa 5 Pemetaan tipologi desa berdasarkan tingkat kemajuan desa

digunakan untuk penyusunan prioritas penggunaan dana desa. untuk mengetahui tipologi

desanya pemerintah harus menggunakan data indeks desa membangun (IDM) yang

ditetapkan oleh Kementerian Desa, pembangunan daerah tertinggal, dan trasmigrasi.

22
Indeks desa membangun disusun dengan landasan bahwa pembangunan merupakan

proses akumulasi dari dimensi social, ekonomi, dan deimensi ekologi. Ketiganya menjadi

mata rantai yang saling memperkuat yang mampu menjalin keberlanjutan pembangunan

dan pemberdayaan masyarakat desa. Berdasarkan permendes PDTT nomor 2 tahun 2016

tentang indeks dea membangun (IDM) status kemajuan dan kemandirian desa yang

ditetapakan berdasar IDMdi kasifikasiakan menjadi 5 (lima) status desa, diantaranya: 6

a. Desa Mandiri atau disebut desa Sembada adalah desa maju yang memiliki kemampuan

melaksanakan pembangunan desa untuk peningkatkan kualitas hidup dan kehidupan

sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa dengan ketahana social, ketahanan

ekonomi, dan ketahanan ekologi yang berkelanjutan. b. Desa Maju atau desa Pra-sembada

adalah desa yang memiliki potensi sumber daya social, ekonomi dan ekologi, serta

kemampuan mengelolanya untuk peningkatan kesejahateraan masyarakat desa, kualitas

hidup manusia, dan penanggulangan kemiskinan. c. Desa Berkembang atau disebut desa

Madya adalah desa potensial menjadi desa maju, yang memiliki sumber daya social

ekonomi, dan ekologi tetapi belum mengelolanya secara optimal untuk peningkatan

kesejahteraan mayarakat desa, kualitas hidup manusia, dan menanggulangi kemiskinan.

d. Desa Tertinggal atau yang disebut desa Pra-madya adalah desa yang memiliki potensi

sumberdaya social, ekonomi,dan ekologi tapi belum atau kurang mengelolanya dalm

upaya peingkatan kesejahteraan desa, kualitas manusia, serta mengalami kemiskinan

dalam berbagai bentuk.

e. Desa Sangat Tertinggal atau disebut desa Pratama adala desa

23
yang mengalami kerentanan karena masalah bencana alam, gocangan ekonomi, dan

konflik social sehingga tidak berkemampuan mengelola potensi sumber daya social,

ekonomi, dan ekologi, serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuk.

2.4 Bumdes

Profil BUMDes Alamendah

Desa Alamendah merupakan bagian dari pemerintahan Desa Ciwidey, Kecamatan

Ciwidey, namun sejak tahun 1978 Desa Alamendah memisahkan diri. Kepala desa

pertama di Desa Alamendah adalah Bapak Ohan Burhanuddin yang terpilih dari hasil

pemilihan umum. Dalam Bahasa Indonesia Alamendah artinya adalah alam yang indah.

Sejak terbentuknya desa, telah terjadi 6 kali pergantian kepala desa dan saat ini jabatan

tersebut dipangku oleh H. Awan Rukmawan yang terpilih 2 periode beturut-turut. Adapun

visi dan misi yang dimiliki oleh BUMDes Alamendah, dengan visi “Terwujudnya Desa

Alamendah yang lebih maju melalui peningkatan ekonomi dan sumber daya manusia

dengan kepedulian sosial masyarakat, melalui pemantapan pembangunan di berbagai

bidang berlandaskan Religius, Kultural dan Kearifan Lokal”. Dan untuk misinya,

1. Meningkatkan profesional pelayanan kepada masyarakat.

2. Peningkatan dan percepatan 2 ekonomi masyarakat.

3. Gaji Kepala Desa selama 6 (enam) tahun kedepan akan diberikan untuk modal

usaha masyarakat desa.

4. Memiliki objek wisata desa untuk peningkatan pendapatan desa

24
5. kesejahteraan masyarakat.

6. Membuka peluang usaha bagi kaum milenial.

7. Memfasilitasi lapangan pekerjaan bagi kaum milenial.

8. Memantapkan pembangunan di segala bidang.

9. Melaksanakan amanah dari masyarakat dengan jujur, adil, dan bijaksana serta

tanggung jawab.

Selain visi dan misi ada juga kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran BUMDes

Alamendah yaitu sebagai berikut:

1. Memperbaiki managemen dengan digitalisasi.

2. Inovasi layanan manajemen dalam bentuk digitalisasi mitra.

3. Merambah pasar di marketplace.

4. Mempermudah regulasi aturan investor local untuk bekerjasama dengan

BUMDes Alamendah.

25
BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) kali survei yaitu, survei pertama pada tanggal

7 Maret 2023 dan survei kedua pada tanggal 22 Mei 2023. Berdasarkan judul penelitian,

maka penelitian berlokasi di Desa Alamendah Kabupaten Bandung.

3.1.2 Objek Penelitian

1. Pasar Wisata yang beroperasi pada hari selasa

2. PABM (Pengelolaan Air Bersih Untuk Masyarakat)

3. Tempat – Tempat Wisata

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisis data kualitatif dalah

proses memilih, memilah dan mengorganisasikan data yang terkumpul dari catatan

lapangan, hasil observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Penelitian kualitatif

yang bertujuan untuk memahami makna dan keunikan obyek yang diteliti, memahami

26
proses dan atau interaksi sosial, menggunakan analisis data yan bersifat deskriptif.

2. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif yang dilakukan untuk mendapat

gambaran atau deskripsi tentang fenomena sosial yang diteliti.

3.2.2 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara lansung dari hasil observasi maupun

wawancara oleh narasumber atau informan pada objek atau lokasi penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu, data yang diperoleh secara tidak lansung untuk mendukung

penulisan pada penelitian ini melalui dokumen atau catatan yang ada serta tulisan-tulisan

karya ilmiah dari berbagai media dan arsip-arsip resmi yang dapat mendukung

kelengkapan data primer yang berkaitan dengan judul penelitian penulis.

3.2.3 Struktur Pengelola Desa Wisata Alamendah

1. Pembina : Disbudpar Kab. Bandung

2. Pengawas : Pendi Eko Mardiana

3. Penasehat Kepala Desa: H Awan Rukmawan

4. Direktur : H. Ayi Tardi Sutisna

5. Ketua : Wediansyah

27
6. Sekretaris : Putri Meisya Hartini

7. Wakil Sekretaris : Apep Dadan M

8. Bendahara : Aep Wiguna

9. Wakil Bendahara : Ahmad Sutisna

10. Manager Resto : H Asep Haedi Wibowo

11. Manager Wisata : Ijang Usep Surahman

12. Manager Perdagangan Barang dan Jasa: Asep Hasrat S.H

13. Manager Sumber Daya Manusia : Ir Agus Sumarna

14. Manager Produksi : Dede Kurniawan

15. Humas : Warsid Nasrudin S.P.di

28
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti akan memaparkan data dan temuan yang ada di lapangan terkait
eksistensi desa wista yang ada di desa alamendah terhadap kondisi masyarakat.
Mengenai data yang ada pada bab ini merupakan hasil wawancara kami kepada kepala
direktur DUMDes Alamendah, Kepala Desa Alamendah, dan Masyarakat Alamendah.
Kami melakukan observasi dan juga dokumentasi di BUMDes tersebut. Oleh karena itu
seperlunya peneliti memaparkan temuan dari lapangan mengenai penelitian Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes).
Desa Alamendah merupakan salah satu dari 5 desa yang terletak di Kecamatan
Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Desa ini dikenal dengan daya tarik Wisata
Alam, Wisata Religi, dan Agrowisatanya. Luas 505,6 Ha 1.200- 1.550 mdpl 7.329
Kepala Keluarga 22.541 Jiwa 5 dusun 30 RW dan 122 RT Secara umum Desa
Alamendah merupakan desa agronomi, dimana mayoritas lahan digunakan untuk
kegiatan pertanian. Desa ini terletak di ketinggian 1.200 – 1.550 mdpl dengan suhu rata-
rata 19 – 20 ℃ dan memiliki curah hujan 2.150 mm/tahun

29
4.1.1 Hasil wawancara dengan ketua BUMDes Alamendah

Gambar 4.1.1 Dengan Ketua BUMDes Alamendah

Pada awalnya desa wisata dikelola oleh kelompok kelompok tertentu, namun pada
tahun 2014 dewa wisata menjadi salah satu program Badan Usaha Milik Desa
Alamendah. Namun, pada saat ini desa wisata tengah dikelola oleh tiga desa, yaitu desa
Alamendah, desa Patengan dan desa Panundaan. Selain tiga desa tersebut desa wisata
juga berkolaborasi dengan P.T Geo Dipa Energi.
Pengelolaan desa wisata tentunya sangat berpengaruh pada masyarakat, selain
pengurangan pengangguran, penmabahn dan auntuk penggunaan dan pembangunan desa,
adanya desa wisata ini juga ternyata menjadi salah satu factor penyebab penumpukan
sampah di desa wisata tidak terkontrol.
Solusi dari penumpukan sampah, ketua BUMDes sedang mengadakan program
sampah keluarga, yang dimana sampah sampah itu akan dipisahkan secara tiga kategotri.
Kategori pertama adalah sampah botol-botolan yang akan diberikan kepada para
pemulung setiap hari jumat, yang kedua yaitu sampah sisa makanan yang akan dijadikan
pupuk, dan yang ketiga yaitu sampah plastik yang harus dibakar dua hari sekali.
Selain desa wisata, BUMDes Alamendah juga memiliki dua badan usaha milik desa
yang lain, yaitu pasar wisata yang diadakan setiap hari selasa, dan PABM (Pengelolaan
Air Bersih untuk Masyarakat).
30
4.1.2 Hasil wawancara dengan kepala desa

Menurut kepala desa Alamendah bpk. H Awan Rukmawan dengan adanya bumdes
desa wisata masyarakat dengan mudah bisa mengeksplor usaha stowberry, kopi, teh,
dan sayuran lain dengan mudah. Dan tentunya keuntungan untuk masyarakat dan desa
juga tidak sedikit. Keuntungan desa wisata pertahun bisa mencapai 15M danuntuk para
pedagang perbulan menghasilkan laba kurang lebih sebesar 10 juta.
Menurut bpk. H Awan Rukmawan meskipun kondisi keuangan desa dan masyarakat
dapat dibilang stabil, masyarakat desa Alamendah masih memiliki mindset yang kurang
dalam berbisnis, karena belum mampu untuk mengekspor lebih jauh hasil dari ternak
dan berkebun. Desa Alamendah juga masih memiliki kekurangan dalam berbagai
penggunaan Teknologi untuk desa Alamendah dan desa wisata. Maka dari itu desa
Alamendah kini tengah bekerjasama dengan Telkon University dalam pengembangan
teknologi.

Gambar 4.1.2 Dengan Kepala Desa Alamendah

31
4.1.3 Hasil wawancara dengan masyarakat

Menurut beberapa masyarakat di desa Alamendah mengatakan bahwa penjualan di


pinggir jalan sama halnya dengan berjualan di desa wisata. Kenapa? Karena bedanya
pedagang yang berjualan di pinggir jalan menyediakan program “petik sendiri” jadi
pengunjung yang ingin merasakan sensasi petik strawberry sendiri bisa langsung datang
tanpa memasuki desa wisata, namun harganya tergantung hasil panen dan ada pajaknya.
Sedangkan di desa wisata pengunjung hanya bisa langsung membeli stowberry tersebut
tanpa memilah milihnya terlebih dahulu tapi harus registrasi dulu untuk memasuki desa
wisata tersebut.

Gambar 4.1.3 Dengan Salah Satu Masyarakat Alamendah

32
4.2 Pembahasan

Pada bab ini peneliti akan memaparkan potensi potensi yang ada di desa wisata dan

eksistensi badan usaha milik desa terhadap kesejahteraan masyrakat di desa Alamendah

mulai dari:

4.2.1 Potensi Sumber Daya Alam

potensi alam yang dijadikan pariwisata yang terdapat di dalam lingkup

Pada awalnya desa Alamendah merupakan salah satu desa yang masuk ke kecamatan

Ciwidey, namun kepala desa pertama desa Alamendah memutuskan untuk memisahkan

diri dan masuk ke kecamatan Rancabali dikarenakan Desa Alamendah merupakan salah

satu desa yang memiliki Potensi Keindahan Alam yang luar biasa. Seperti nama desa

yang diartikan Alam yang indah. Potensi alam mulai dari hutan, Sungai, Air terjun, dan

keaneka ragaman hayati yang ada di dalamnya.Area Desa Alamendah seperti;

1. Kawah Putih

Kawah Putih merupakan sebuah danau yabg terbentuk akibat dari letusan gunung

patuha.sesuai dengan namanya,tanah yang ada di kawasan ini berwarna putih akibat dari

pencampuran unsur belerang.selain tanahnya yang berwarna putih air danau kawasan

kawah putih juga mempunyai warna yang putih kehijauan dan dapat berubah warna sesuai

kadar belerang yang terkandung, suhu dan cuaca.

33
Kawah Putih Bandung berada di kawasan pegunungan yang mempunyai ketinggian

lebih dari 2.400 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut, suhu udara di

tempat wisata ini tentu saja dingin dengan suhu 8 derajat Celsius sampai dengan 22

derajat Celsius, oleh karena itu jangan lupa membawa jaket atau memakai pakaian yang

tebal,selain untuk dinikmati keindahannya oleh para wisatawan, Kawah Putih Bandung

juga sering kali menjadi tempat kegiatan lain, misalnya pengambilan gambar film,

melukis, foto pengantin, sampai dengan kegiatan mendaki dan berkuda.

Gambar.1 Tempat Wisata Kawah Putih


Sumber: https://www.jawapos.com/wisata-kuliner/amp/01409307/kawah-putih-
ciwidey-bandung-danau-indah-dari-letusan-gunung-patuha

34
2.Ranca Upas

Ranca Upas atau Kampung Cai Ranca Upas adalah salah satu bumi perkemahan
di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Terletak di Jalan Raya Ciwidey Patenggang KM.
11, Alam Endah, Ciwidey Kabupaten Bandung, dengan jarak sekitar 50 km dari
pusat Kota Bandung.
Memiliki luas area sekitar 215 Hektar, berada pada 1700 meter di atas permukaan laut,
dengan suhu udara sekitar 17 °C - 20 °C. Sekitar area, oleh hutan lindung dengan
beragam flora seperti Pohon Huru, Hamirug, Jamuju, Kihujan, Kitambang, Kurai,
Pasang dan Puspa. Sedangkan fauna terdiri dari beragam jenis burung,

serta beberapa satwa jinak lainnya.

Gambar.2 Ranca Upas


Sumber: https://www.indozone.id/travel/M7sk586/6-tempat-wisata-alam-di-ciwidey-
ini-suasananya-menenangkan

3. Arboretum Park (Curug Awi Langit)


Alamendah Arboretum Park ini merupakan salah satu objek wisata di kabupaten
bandung, west java. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah Curug Awi langit.

35
selain bisa menikmati wisata alamnya kita bisa Camping bersama keluarga.

Gambar.3 Arboretum Park (Curug Awi Langit)


Sumber: https://www.ciwideyoutbound.com/alamendah-arboretum-park.html

4. Patuha Pinus Land

Patuha Pinus Land adalah sebuah Tempat Wisata Baru di Bandung Selatan dekat
kawasan Wisata Ciwidey yang baru saja dibuka sekitar bulan Maret 2020.
Lokasinya Sekitar kurang lebih 10 KM menempuh perjalanan dari jalan utama
menuju jalur Ciwidey – Patuha dan 10 KM sebelum Lokasi perusahaan sumur gas
milik BUMN ( PT. Geodipa Energi )

Patuha Pinus Land terletak di ketinggian sekitar 1200 Mdpl berada di dalam
kawasan hutan alam milik Perhutani yang suasana hutan pinusnya sangat indah
dengan kicauan burung-burung bersahutan masih terdengar. Penglola Patuha Pinus
Land adalah Pokdarwis RW. 05 Cibodas melalui LMDH ( Lembaga Masyarakat
Daerah Hutan ) Desa Alamendah Kecamatan Rancabali, yang kemudian mereka
membuat Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan pihak Perhutani KPH Bandung
Selatan untuk pengelolaan lahan hutan miliknya sebagai tempat pariwisata alam.

36
Gambar.4 Patuha Pinus Land

Sumber: https://tempatwisatadibandung.info/patuha-pinus-land/

5, Punceling Pass

Pasir Punceling atau terkenal dengan sebutan Punceling Pass Ciwidey


adalah bumi perkemahan yang berlokasi di Bandung Selatan. Tempat ini
berada di ket inggian sekit ar 1.200 mdpl sehingga menjadikannya sangat
cocok untuk camping.

Selain itu, di kawasan wisata ini juga terdapat kolam air panas yang
menyegarkan. Air hangatnya mampu meregangkan otot tegang sehingga
dapat memberikan efek relaksasi yang menenangkan. Tak jauh dari
pemandian air panas, ada Puncak Keraton yang menjadi sp ot favorit untuk
menyaksikan fenomena sunset dan sunrise.

37
Gambar.5 Punceling Pass

Sumber: https://www.ciwideyoutbound.com/puncelling -pass.ht ml

6. Curug Pajajaran (Curug Bentang)

Curug Bentang atau curug Padjajaran merupakan salah satu wisata baru peninggalan
sejarah Dimasa Kolonial Belanda. Curug ini biasanya didatangi oleh komunitsas pecinta
alam seeprti komunitas-komunitas hiking.untuk lokasinya curug bentang terletak di kp.
Cibodas desa Alamendah kec. Rancabali kab. Bandung.

38
Gambar.6 Curug Pajajaran (Curug Bentang)

Sumber: https://www.portalbaraya.com/wisata/amp/pr-5375559376/curug-bentang-
padjajaran-destinasi-wisata-di-bandung-dengan-pemandangan-alam-memukau

7.Ciwidey Valley

Ciwidey Valley Resort Hot Spring Water Park adalah sebuah kawasan wisata yang
mengangkat konsep nuansa alam. Memadukan unsur modern alami membuat Ciwidey
Valley Resort Hot Spring Water Park jadi salah satu Tujuan Utama Wisata ke Ciwidey
Bandung Selatan. Ciwidey Valley Resort Hot Spring Water Park beralamat lengkap di
Jl. Barutunggul KM. 17, Ciwidey, Alamendah, Rancabali, Alamendah, Kec. Rancabali,
Bandung, Jawa Barat 40973, Indonesia.

Ciwidey Valley Resort dilengkapi fasilitas kolam renang air panas (Ciwidey Hot Spring
Waterpark), kids zone, labirin, spot swa foto mini zoo, area lapangan outbound yang
nyaman serta area meeting room dengan berbagai kapasitas mulai dari 50-300 Orang,
Restoran dengan city view dan pegunungan patuha yang sangat sejuk. Selain itu
kawasan ciwidey valley resort ini dekat dengan tempat wisata yang ada di ciwidey

39
seperti 3 Km Menuju kawah putih ciwidey, 8 Km Glamping Lakeside Rancabali,
3 Km eMTe Highland Resort Ciwidey, 3 Km Happy Farm Ciwidey, Rancaupas
Ciwidey ( Penangkaran Rusa), Patuha Resort, dan tempat wisata ciwidey lainnya.

Gambar.7 Ciwidey Valley

Sumber: https://sikidang.com/ciwidey-valley-resort/

8.Emte Highland

Emte Highland Resort merupakan kawasan yang sangat menarik karena pemandangan
alamnya yang masih asri. Termasuk penginapan yang cukup bagus lengkap dengan
fasilitas terbaik bagi para pengunjung. Lokasinya berada di kawasan Ciwidey yang
dekat dengan lokasi wisata Ranca Upas.

Penginapan tersebut semakin populer dengan adanya pesona pemandangan yang


eksotis. Tak hanya pengunjung dari kawasan tersebut yang datang untuk bermalam,
tetapi juga dari wisatawan luar negeri. Hal ini membuktikan bahwa resort tersebut
memiliki fasilitas yang memadai.

Letaknya yang berada di dataran tinggi menjadikan suasananya sangat nyaman. Banyak
pepohonan besar yang asri menambah indahnya hamparan perbukitan yang menawan.
Dengan begitu sangat cocok bagi Anda yang ingin mengabadikan setiap momen.

40
Gambar.8 Emte Highland

Sumber:https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Flookaside.fbsbx.co
m%2Flookaside%2Fcrawler%2Fmedia%2F%3Fmedia_id%3D507983007998946&tbni
d=huTEZwhkJm1tiM&vet=12ahUKEwj3y5-
46I__AhV1T3wKHTstAZ8QMygJegUIARDPAQ..i&imgrefurl=https%3A%2F%2Fww
w.facebook.com%2Femtehighlandciwidey%2F&docid=ynvPBvrrK3rV7M&w=2048&
h=1536&q=emte%20highland&ved=2ahUKEwj3y5-
46I__AhV1T3wKHTstAZ8QMygJegUIARDPAQ

41
9.Cigadog Lestari

Cigadog lestari berlokasikan di Alamendah Kec.ciwidey,Rancabali.Keindahan


alam Kawasan ini membuat pengunjung yang datang tertarik untuk menginap
karena kawasan alam yang bersih,sehat,indah,dan lestari.

Gambar.9 Cigadog Lestari

Sumber:https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fqxx.bstatic.
com%2Fxdata%2Fimages%2Fhotel%2F840x460%2F268366179.jpg%3Fk%3D
eac711c743c64746d22ced34f816783438a4096a33a0e750e5db51fb51af8457%2
6o%3D&tbnid=XjMW0mKuXjl1dM&vet=12ahUKEwiFkvLr6Y__AhV_i9gFH
TBEBhoQMygAegQIARA7..i&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.agoda.com
%2Fid-id%2Foyo-3772-cigadog-residence%2Fhotel%2Fpurwakarta-
id.html&docid=YHGCAjQXusptrM&w=840&h=460&q=deskripsi%20cigadog
%20residence%20ciwidey%20foto&ved=2ahUKEwiFkvLr6Y__AhV_i9gFHTB
EBhoQMygAegQIARA7

1o,Patuha Bike Park


Lokasinya di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, atau
sekitar 1 jam 40 menit berkendara dari Alun-alun Kota Bandung. Kamu bisa
mengarahkan kendaraan ke arah Alun-alun Ciwidey, kemudian teruskan perjalanan via
Jalan Raya Ciwidey-Rancabali sejauh 9 km hingga tiba di Patuha Bike Park.

42
Berada di kaki Gunung Patuha dengan ketinggian 1.500-1750 mdpl, Patuha Bike Park
menawarkan jalur bersepeda yang sebagian besar berada di kawasan hutan pinus.
Treknya bervariatif dengan berbagai obstacle, sehingga menjadi sebuah tantangan
tersendiri.

Pesepeda bisa menjumpai lintasan flowy yang panjang dan berupa tanah merah, daerah
berbatu, akar-akar yang merambat, hingga melintasi sungai, drop, berm, dan berbagai
rintangan lainnya. Saking seru dan menantangnya lintasan ini, seri akhir Indonesia
Enduro Championship 2021 pun digelar di sini.

Gambar.10 Patuha Bike Park


Sumber: https://getlost.id/wp-content/uploads/2022/05/Eka-Prasetia.jpg

Selain sumber daya alam BUMDes Alamendah juga memiliki potensi sumber daya
manusia yang diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip keberlanjutan pembangunan nasional dimasa yang
akan datang. Ketersediaan sumber daya manusia juga mampu memberikan sumbangan
yang cukup berarti terhadap pembangunan ekonomi termasuk untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat di pedesaan.

43
4.2.2 Potensi Sumber Daya Manusia
Pengelolaan potensi sumber daya manusia dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dapat dilakukan dengan cara pendekatan subyektif, dengan cara
meningkatkan peran masyarakat lokal dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan
yang berkaitan dengan usaha ekonomi. Disamping itu adanya pengembangan sumber
daya manusia, melalui pelatihan keterampilan. Pengelolaan sumber daya manusia desa
Alamendah itu berupa pertanian, perkebunan dan peternakan.
Hasil pertanian dan perkebunan masyarakat 80% adalah buah stowberry, karena bisa
dipanen dalam 2 hari sekali. Dan untuk 20% nya lagi masyarakat biasanya menanam
kentang, bawang, dan seledri. Namun pada setiap tahun sekali tanah yang dipakai untuk
menanam stowberry harus ditanami dulu padi untuk menstabilkan ph tanahnya dan
mengusir hama. Sedangkan untuk peternakan masyarakat di desa Alamendah berfokus
pada sapi, dan ayam.

4.2.3 Eksistensi Badan Usaha Milik Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat


Keberadaan Badan Usaha Milik Desa sebagai sarana bisnis bagi masyarakat dan desa
Alamendah tentunya bertujuan untuk menstabilkan keuangan, memajukan perkembang
dan pembangunan desa serta terpenuhinya kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di
desa Alamendah.

44
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dalam Bab IV, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Pengelolaan desa wisata tidak hanya dilakukan oleh desa Alamendah melainkan

oleh tiga desa, yaitu desa Alamendah, desa Panundaan dan desa Patengan.

2) Melihat dari adanya desa wisata tentunya sangat membantu masyarakat dalam

pengurangan pengangguran di desa Alamendah.

3) Keuntungan dari desa wisata tentunya dapat menjadi timbal balik yang baik bagi

masyarakat dan pihak desa.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti ajukan berupa rekomendasi

yang sebagai berikut:

1). Disarankan kepada pengelola BUMDes “desa wisata” di Desa Alamendah agar lebih

memaksimalkan potensi-potensi di desa Alamendah.

45
2). Disarankan untuk pihak BUMDes melakukan Sosialisasi di Masyarakat Desa

Alamendah tentang program, cara kerja maupun sistem pengelolaannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://wartaparahyangan.com/beranda/alam-endah-salah-satu-desa-wisata-di-

kabupaten-bandung-kaya-pemandangan-memesona/

http://repository.untag-sby.ac.id/10732/8/JURNAL%20PENELITIAN.pdf

https://www.academia.edu/5485760/Pelayanan_Publik_SKRIPSI

https://www.jojonomic.com/blog/bumdes/

https://bumdes.co.id/

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161841/pp-no-11-tahun-2021

https://kolomdesa.com/2023/02/08/bumdes-alenda-sulap-desa-alamendah-jadi-

desa-wisata-terindah-di-jawa-barat/

46

Anda mungkin juga menyukai